Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“lunturnya ideologi pancasila dikehidupan generasi muda”

D
I
S
U
S
U
N

oleh kelompok VI:

SITI NURHALIZA
RIKI SAPUTRA
RIKA
XII IPA II

SMAN1
PULAU LAUT SELATAN
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan jarak bukan lagi menjadi pembatas.
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap perubahan nilai-nilai budaya suatu bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak
suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula
yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini
untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi muda Indonesia.

Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas
wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses
akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati
dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu:
munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya
leluhur dari semulanya. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai
asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada
puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan masalah
yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan
ciri luhur bangsa ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahadalah sebagai berikut:

1. Bagaimana definisi Ideologi secara etimologis?

2. Bagaimana definisi Ideologi menurut para ahli?

3. Apa sebab lunturnya nilai-nilai Pancasila?

4. Bagaimana efek globalisasi terhadap Ideologi kaum muda?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan definisi Ideologi secara etimologis.

2. Untuk menjelaskan definisi Ideologi menurut para ahli.

3. Untuk menjelaskan sebab lunturnya nilai-nilai Pancasila.

4. Untuk menjelaskan efek globalisasi terhadap Ideologi kaum muda.


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ideologi Secara Etimologis
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein yang
berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran
atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos
dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy
(1754 – 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat
disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam
pikiran. Dalam tinjauan terminologis, ideologi adalah cara hidup/ tingkah laku atau hasil pemikiran yang
menunjukan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas. Ideologi adalah watak/ ciri-ciri hasil
pemikiran dari pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya. Ideologi ternyata
memiliki beberapa sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua, dari pemikiran
mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga
harus memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila
telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga
merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen
yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai yang terkandungan dalam Pancasila
dilestarikan dari generasi ke generasi.

2.2 Definisi Ideologi Menurut Para Ahli


Karl Marx

Karl Marx memahami paham ideologi ini berlawanan dengan pengertian ideologi yang dikemukakan oleh Destutt
de Tracy. Menurut Karl Marx, ideologi ialah kesadaran palsu. Mengapa kesadaran palsu? Dikarenakan ideologi
tersebut adalah suatu hasil pemikiran yang diciptakan oleh pemikirnya, padahal dari kesadaran para pemikir itu pada
dasarnya ditentukan oleh adanya suatu kepentingannya. Jadi ideologi tersebut menurut Karl Marx adalah
pengandalan-pengandalan spekulatif yang berupa suatu agama moralitas, atau juga keyakinan politik .Meskipun
spekulatif ideologi itu dianggap ialah sebagai kenyataan untuk dapat menyembunyikan atau juga melindungi
kepentingan kelas sosial pemikir itu.

Louis Althuser

Louis Althuser ialah murid dari Karl Marx. Meskipun begitu, ia tidak sejalan dengan gagasan Karl Marx
tentang Ideologi tersebut. Menurutnya, Ideologi adalah suatu gagasan yang spekulatif namun tetapi ideologi tersebut
bukan gagasan palsu dikarenakan gagasan spekulatif itu bukan dimaksudkan untuk menggambarkan suatu realitas
melainkan untuk dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana semestinya manusia itu dapat menjalani
hidupnya. Sesungguhnya pad tiap-tiap orang membutuhkan ideologi, dikarenakan tiap-tiap orang perlu
mempunyai keyakinan mengenai bagaimana semestinya ia dapat menjalankan kehidupannya.

Dr. Alfian

Ideologi adalah pandangan atau juga sistem nilai yang menyeluruh serta juga mendalam mengenai bagaimana
cara yang tepat, yakni secara moral dianggap benar serta juga adil, mengatur adanya tingkah laku bersama didalam
berbagai segi kehidupan.

Soerjanto Poespowardoyo

Ideologi ialah sebagai kompleks pengetahuan serta juga macam-macam nilai, yang secara universal menjadi
landasan bagi seseorang atau juga masyarakat untuk dapat memahami jagat raya serta juga bumi seisinya dan
juga menentukan sikap dasar untuk dapat mengolahnya. Dengan berdasarkan pemahaman yang diyakini itu,
seseorang menangkap apa yang dilihat baik serta juga tidak baik.
Machiavelli
Ideologi adalah suatu sistem perlindungan kekuasaan yang dipunyai oleh penguasa.

M.Sastra Prateja

Ideologi ialah sebagai seperangkat gagasan atau juga pemikiran yang berorientasi pada suatu tindakan yang
diorganisir dan menjadi suatu sistem yang teratur. Dalam hal tersebut , ideologi ini mengandung beberapa unsur,
yakni :

1. Adanya suatu penafsiran atau juga suatu pemahaman terhadap kenyataan.

2. Tiap Ideologi memuat seperangkat nilai atau juga suatu persepsi moral.

3. Ideologi adalah suatu pedoman kegiatan atau aktivitas untuk dapat mewujudkan nilai-nilai di dalamnya.

Thomas H

Ideologi adalah suatu cara untuk dapat melindungi kekuasan pemerintah agar dapat bertahan serta juga mengatur
rakyatnya.

Napoleon

Ideologi adalah keseluruhan pemikiran politik serta juga rival-rivalnya.

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, yakni :


Ideologi tersebut dapat menjadi sesuatu yang baik pada saat ideologi tersebut menjadi pendoman hidup menuju yang
lebih baik.
Ideologi tersebut menjadi hal yang tidak baik pada saat ideologi tersebut dijadikan alat untuk dapat
menyembunyikan kepentingan penguasa.

2.3 Sebab Lunturnya Nilai-nilai Pancasila


Jika dibandingkan pemahaman masyarakat tentang Pancasila dengan lima belas tahun yang lalu, sudah sangat
berbeda, saat ini sebagian masyarakat cenderung menganggap Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan
mulai melupakan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Padahal Pancasila yang menjadi dasar negara
dan sumber dari segala hukum dan perundang-undangan adalah nafas bagi eksistensi bangsa Indonesia. Sementara
itu, lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akibat tidak satunya
kata dan perbuatan para pemimpin bangsa, Pancasila hanya dijadikan slogan di bibir para pemimpin, tetapi berbagai
tindak dan perilakunya justru jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Contoh yang tidak baik dari para pemimpin
bangsa dalam pengamalan Pancasila telah menjalar pada lunturnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat.
Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut,
telah mendorong munculnya kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan pegangan hidup
bangsa Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa, di mana kelompok tertentu
menganggap nilai-nilainya yang paling bagus. Lunturnya nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat dapat
berarti awal sebuah malapetaka bagi bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan dengan mulai
terjadinya kemerosotan moral, mental dan etika dalam bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.
Timbulnya persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, perbedaan pendapat yang berujung bermusuhan dan bukan
mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, anti terhadap kritik serta sulit menerima
perubahan yang pada akhirnya cenderung mengundang tindak anarkhis.
2.4 Pengaruh Globalisasi terhadap Ideologi Pancasila di
Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi
terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya
rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa
saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara
semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan
sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-
situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap
masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak
ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka
bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan
yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa
menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa
nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya.
Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme antara lain yaitu
:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya dan seadil-
adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang
dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di era globalisasi yang modern seperti sekarang ini, banyak sekali nilai-nilai yang mempengaruhi nilai budaya
suatu bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-
nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan
sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya
pada generasi muda Indonesia. Jadi kita sebagai generasi muda harus tetap bisa mempertahankan nilai-nilai
Pancasila yang telah menjadi Ideologi bangsa kita ini. Karena di dalam Pancasila ini sudah tertanam nilai-nilai yang
sangat penting untuk menuju ke kehidupan yang teratur, aman, dan tenteram.

Daftar pustaka

http://chayu-21.blogspot.co.id/2012/06/lunturnya-ideologi-pancasila-dalam-era.html

Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli

Anda mungkin juga menyukai