Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LAPORAN AUDIT INDEPENDEN

Diajukan Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah : AUDITING 1

Dosen Pengampu: Imam agus faisol,SE.,M.AK

DISUSUN OLEH :

1. BUSADIN 4. SALMAN ALFARIZI


2. MOH KHIDIR 5. ALI WAFA
6. KHOIRUNISA

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM MADURA (UIM)

PAMEKASAN

2019

1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “LAPORAN AUDIT
INDEPENDEN”

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantan semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis juga menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
dari pembaca agar kami dapat memberikan yang lebih baik untuk yang selanjutnya.
Semoga Makalah ini dapat memberi manfaat yang berkelanjutan bagi pembaca
ataupun penulis. Amien 1

Pamekasan, 15 November 2019

Kelompok, 2

AUDITING 1
Laporan Audit Independen

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................. 4
1.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 4
1.3. TUJUAN .................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Laporan Audit ..................................................................................... 5
2.2. Jenis Opini Audit .................................................................................................... 7
1. Laporan Audit Standar Dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified
Opinion) ............................................................................................................................ 7
b. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)................................................................... 9
c. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclainer Opinion) ................................. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 11
2.3. KESIMPULAN ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Laporan penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena
laporan menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor
dan kesimpulan yang diperolehnya. Dari sudut pandang pemakai, laporan dianggap
sebagai produk utama dari proses atestasi.
Profesi menyadari arti penting keseragaman pelaporan sebagai suatu cara
untuk menghindari kerancauan. Para pemakai bisa mengalami banyak kesulitan
dalam menafsirkan laporan auditor jika masing-masing mengikuti caranya sendiri.
Oleh karenanya, telah ditetapkan standar profesional yang merinci dan merumuskan
berbagai jenis laporan audit yang harus disertakan pada laporan keuangan, pemakaian
kata-kata dalam laporan tersebut diseragamkan, tetapi dapat dibuat laporan audit yang
berbeda untuk situasi dan kondisi yang berbeda pula. (Arens & Loebbecke, 1997)
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Arti Wajar Dalam Auditing?
2. Bagaimana Laporan Auditor Bentuk Baku?
3. Apa Saja Jenis Opini Audit?
4. Apa Saja Syarat Yang Harus Dipenuhi Untuk Masing-Masing Jenis Opini?
5. Bagaimana Contoh Laporan Auditor Independen?
1.3. TUJUAN
1. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas klompok dari mata kuliah Auditing 1,
Selain itu makalah ini dibuat guna untuk menambah wawasan,pemahaman serta ilmu
mengenai Laporan Audit Independen.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Laporan Audit
Laporan audit merupakan media yang diapakai oleh auditor dalam
komonikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut
auditor menyatakan pendapatnya menegenai kewajaran laporan keuangan
auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang
umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku terdiri tiga pragraf:
pragraf pendahuluan (introductory paragraph), paragraph lingkup (scope
paragraph) dan paragraph pendapat (opini paragraph)

1. Pragraf pendahuluan (introductory paragraph), paragraf pertama dari laporan


ini ditujukan untuk 3 hal yaitu :
a. Paragraf ini merupakan pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik
bersangkutan telah melaksanakan suatu audit. Hal ini dimaksudkan untuk
membedakan laporan tersebut dari laporan kompilasi atau review.
b. Paragraf ini mencantumkan laporan keuangan yang di audit, termasuk tanggal
neraca, dan periode-periode akuntansi untuk laporan laba rugi dan laporan
arus kas. Kata-kata dalam laporan tersebut harus sama dengan laporan yang
digunakan manajemen untuk laporan keuangan itu.
c. Paragraf pendahuluan yang menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut
merupakan tanggung jawab manajemen dan bahwa tanggung jawab auditor
adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan itu berdasarkan suatu
audit. Pernyataan itu bertujuan untuk menyatakan bahwa manajemen
bertanggungjawab atas pemilihan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
atas pengambilan keputusan pengukuran dan pengungkapan dalam penerapan
prinsip-prinsip itu, dan untuk menjelaskan masing-masing peranan
manajemen dan auditor.
2. paragraph lingkup (scope paragraph), adalah pernyataan aktual mengenai apa
yang dilakukan auditor di dalam audit. Paragraf ini terlebih dahulu

5
menyatakan bahwa auditor bersangkutan mengikuti standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Bagian selanjutnya
menerangkan secara singkat mengenai aspek-aspek penting dari suatu audit.
Paragraf lingkup audit menyatakan bahwa audit dirancang untuk dapat
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji yang material. Penyertaan kata material menerangkan bahwa auditor
hanya bertanggungjawab untuk mencari kekeliruan yang signifikan, bukan
salah saji kecil yang tidak berpengaruh pada keputusan pemakai laporan.
Penggunaan istilah “keyakinan memadai” menunjukkan bahwa suatu audit
tidak dapat diharapkan untuk menghilangkan sepenuhnya kemungkinan
adanya salah saji atau ketidakberesan yang material di dalam laporan keangan.
Dengan perkataan lain, audit memberikan suatu tingkat keyakinan yang
tinggi, tetapi bukan merupakan jaminan.

Bagian lain dari paragraf lingkup audit membahas mengenai bahan


bukti audit yang dikumpulkan dan menyatakan bahwa auditor bersangkutan
yakin bahwa bahan bukti yang dikumpulkan mencukupi untuk situasi tersebut
guna membuat pendapat yang disajikan. Kata-kata “atas dasar pengujian”
menunjukkan bahwa yang dilakukan adalah uji petik dan bukan audit atas
setiap transaksi dan setiap jumlah dalam laporan keuangan tersebut. Maka dari
itu, paragraf pendahuluan laporan audit menyatakan bahwa manajemen
bertanggungjawab atas penyusunan dan isi laporan keuangan, sedangkan
paragraf lingkup audit menyatakan bahwa auditor mengevaluasi ketepatan
prinsip akuntansi, estimasi, dan pengungkapan serta penyajian laporan
keuangan. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi :

1) Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang


mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan
2) Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi
signifikan yang dibuat manejemen
3) Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan

6
3. paragraph pendapat (opini paragraph) paragraf terakhir dalam laporan audit
standar memuat kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Bagian ini sangat
penting sehingga seringkali keseluruhan laporan audit hanya disebut sebagai
pendapat auditor. Paragraf pendapat dengan tegas menyatakan bahwa yang
diberikan adalah suatu pendapat dan bukan suatu pernyataan mutlak atau
jaminan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kesimpulan tersebut
didasarkan atas pertimbangan profesional. Dengan memakai istilah ungkapan
“menurut pendapat kami” menunjukkan bahwa terdapat resiko informasi
berkaitan dengan laporan keuangan tersebut, sekalipun laporan tersebut telah
diaudit.
Salah satu bagian laporan audit yang mengandung kontroversi adalah
istilah menyajikan secara wajar. Apakah ini berarti bahwa jika SAK telah
ditaati, laporan keuangan yang bersangkutan telah disajikan dengan wajar,
atau mungkinkah ada sesuatu yang lain diluar prinsip akuntansi yang harus
dipatuhi ? ada kemungkinan pengadilan memutuskan bahwa auditor wajib
melihat kepada hal-hal diluar SAK untuk mempertimbangkan kemungkinan-
kemungkinan lain yang mungkin menyesatkan para pemakai. Pada umumnya,
para auditor merasa yakin bahwa laporan keuangan telah “disajikan dengan
wajar” jika laporan tersebut sesuai SAK, tetapi mereka juga harus memeriksa
kemungkinan salah informasi yang terdapat pada saldo dan catatan transaksi.
2.2. Jenis Opini Audit
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada
lima jenis pendapat akuntan, yaitu :
1. Laporan Audit Standar Dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
(Unqualified Opinion)
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing
yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), seperti yang terdapat
dalam standar profesional akuntan publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan
pembuktian (audit evidence) yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak
menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari prinsip akuntan yang

7
berlaku umum di Indonesia, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. (Sukrisno, 2004)
a. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Kondisi tertentu mungkin memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian.
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dengan semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan
yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bilamana :

 Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap


lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak
dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan
tidak menyatakan tidak memberikan pendapat
 Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang
berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat
tidak wajar
 Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecuaian, ia harus
menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf
terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia harus juga
mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf
penjelasan di dalam paragraf pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian
harus berisi kata kecuali atau atau pengecualian dalam suatu frasa seperti
kecuali untuk atau dengan pengecualian untuk. Frasa seperti tergantung atas
atau dengan penjelasan berikut ini memiliki makna yang tidak jelas atau tidak

8
cukup kuat oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari. Karena catatan atas
laporan keuangan merupakan bagian laporan keuangan auditan, kata-kata
seperti disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, jika dibaca
sehubungan dengan Catatan 1 mempunyai kemungkinan untuk disalah
tafsirkan dan oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari
b. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat ini
dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan
tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.

Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam


paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya

 Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar


 Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pandapat tidak wajar
terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas, jika
secara praktis untuk dilaksankan. Jika dampak tersebut tidak dapat
ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu
c. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclainer Opinion)
Suatu pernyatakan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu
pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus
memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.

Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah cocok jika auditor tidak


melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya

9
memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat
harus tidak diberikan karena auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat
penyimpangan material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika
pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor
harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan subtanstif yang mendukung
pernyataan tersebut. Ia harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak harus menunjukkan
prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan karakteristik auditnya dalam
suatu paragraf (yaitu, paragraf lingkup audit dalam laporan auditor bentuk baku).
Jika auditor menjelaskan bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, tindakan ini dapat mengakibatkan
kaburnya pernyataan tidak memberikan pendapat. Sebagai tambahan, ia harus
menjelaskan keberatan lain yang berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan
keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. (Sukrisno,
2004)

JENIS LAPORAN KESIMPULAN AUDITOR

Wajar tampa pengecualian Auditor menyimpulkan bahwa laporan


keuangan disajikan secara wajar
Wajar dengan pengecualian Auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar, kecuali
untuk pos tertentu
Tidak wajar Auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar
Tidak memberikan pendapat Auditor tidak menyimpulkan apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar

10
BAB III
PENUTUP
2.3. KESIMPULAN
Auditing berkonsentrasi pada kewajaran data keuangan yang disajikan dalam
laporan keuangan. Kewajaran data keuangan merupakan cerminan dari kondisi
keuangan yang benar-benar terjadi di sebuah entitas. Istilah untuk menyebut hal
tersebut adalah “presents fairly”. Inti dari auditing adalah jasa yang diberikan oleh
auditor untuk memberikan pendapatnya mengenai penyajian yang wajar dalam data
keuangan. Auditor bertanggung jawab atas opini yang dia berikan, maka dari itu
konsep “fairly presentation” atau penyajian yang wajar sangat penting agar auditor
dapat memberikan opini yang benar.

Laporan auditor bentuk baku harus menyebutkan laporan keuangan yang


diaudit dalam paragraf pengantar, menggambarkan sifat audit dalam paragraf lingkup
audit, dan menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat. Jenis opini audit
terdiri dari Laporan Audit Standar Dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
(Unqualified Opinion), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion),
Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), Pernyataan tidak memberikan pendapat
(Disclainer Opinion), Laporan Audit Dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Dengan Bahasa Penjelasan Yang Ditambahkan Dalam Laporan Audit Bentuk Baku
(Unqualified Opinion With Explanatory Language).

11
DAFTAR PUSTAKA

1ST, A. (2011, October 6). ACCOUNTING 1ST. Retrieved October 10, 2017, from
Wordpress.com:https://accounting1st.wordpress.com/2011/10/01/penyajian-wajar-
dan-pengungkapan/

Arens, A. A., & Loebbecke, J. K. (1997). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Sukrisno, A. (2004). AUDITING (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik jilid
I. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia2

AUDITING 1
Laporan Audit Independen

12

Anda mungkin juga menyukai