Anda di halaman 1dari 1

a.

Dampak yang ditimbulkan dari pelanggaran terhadap nilai-nilai PNS pada kasus di
atas adalah :
tidak adanya nilai akuntabilitas yang dimiliki oleh mantan Bupati tersebut,
dimana dalam niali akuntabilitas terdapat nilai kepemimpinan, transparansi,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan
konsistensi. Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas mencakup
beberapa hal antara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas
berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas
memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Selain itu,
tidak adanya nilai nasionalisme yang dimiliki oleh mantan Bupati tersebut yang
merujuk pada nilai-nilai dasar Pancasila terutama sila pertama yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa. Kemudian daripada itu juga tidak terdapatnya nilai-nilai etika publik
yang dimiliki oleh mantan Bupati tersebut, yaitu : Memegang teguh nilai-
nilai dalam ideologi Negara Pancasila, Setia dan mempertahankan UUD 1945,
Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, Membuat keputusan
berdasarkan prinsip keahlian, Menciptakan lingkungan kerja yang non-
diskriminatif, Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur,
Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik, Memiliki
kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah, Memberikan layanan
publik secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat, berdaya guna, dan santun,
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi, Menghargai komunikasi,
konsultasi dan kerjasama, Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai, Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, Meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

b. Gagasan pemecahan masalah yang dapat diberikan terkait dengan manajemen ASN
adalah :
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun
dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya, ASN terdiri atas pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Kedudukan ASN
berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN merupakan satu
kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai