Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi Osteoarthritis

Osteoarthritis terbagi menjadi bermacam macam bergantung dengan jenis pembagiannya.

Secara umum osteoarthritis dibagi menjadi 2 yaitu:

Osteoarthritis Primer :

• Idiopatik (belum diketahui penyebabnya)

• tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.

Osteoarthritis Sekunder :

• post-traumatik,

• kelainan kongenital,

• kelainan tulang dan sendi, inflamasi,

• imobilitas yang terlalu lama,

• obesitas,

• operasi yang berulangkali pada struktur-struktur sendi,

Pada kasus yang sering ditemui adalah osteoarthtritis primer lebih banyak ditemukan disbanding
osteoarthritis sekunder

Menurut apley osteoarthris secara clinical terbagi menjadi 4 macam :

• Monarticular and pauciarticular OA

Tersa sakit dan penurunan fungsi pada 1-2 sendi dan ditandai oleh beberapa gejala : dysplasia
multiple epifisiaria, acetabular dysplasia, inflamasi sendi, fraktur atau kerusakan pada ligamen
meniscus.

• Polyarticular (Generalized) OA

OA yang paling umum terjadi. Biasanya terjadi pada wanita lanjut usia dengan keluhan sakit
bengkak dan kaku pada persendian punggung,lutut, dan tangan.

• OA in unusual sites
Terjadi pada persendian pundak,siku, pergelangan tangan dan kaki. Diakibatkan abnormalitas
bawaan, trauma, dan penyakit.

• Rapidly destructive OA

Akibat konsumsi obat peredam nyeri jenis anti inflamasi dan diketahui diderita terutama oleh
wanita lanjut usia. Selain itu dapat juga berasal dari CPPD.

Klasifikasi menurut radiologist terbagi menjadi 4 bedasarkan skala dari Kellgren and Lawrence
(1957) :

• Grade 1: Doubtful narrowing of joint space and possible osteophytic

Lipping.

Pada grade ini terlihat hasil foto x-ray terlihat kemungkinan adanya osteofit dan penyempitan
ruang sendi yang belum terlalu nampak

• Grade 2:Definite osteophytes and possible narrowing of joint space.

Pada grade ini terlihat bentukan osteofit dan kemungkinan adanya penyempitan ruang sendi,
grade termasuk kategori ringan.

• Grade 3 : Moderate multiple osteophytes, definite narrowing of joint space and


some sclerosis and possible deformity of bone ends.

Di grade ini Nampak adanya multiple osteofit, penyempitan ruang sendi semakin parah, nampak
adanya sclerosis dan kemungkinan adanya deformasi pada tulang, grade ini termasuk kategori
sedang.

• Grade 4 : Large osteophytes, marked narrowing of joint space, severe sclerosis and
definite deformity of bone ends

Grade ini tergolong berat karena nampak osteofit yang parah, penyempitan ruang sendi yang
jelas, terlihat beberapa sclerosis dan nampak adanya deformasi tulang

Gejala klinis Osteoathritis


• Pain

gejala sakitnya menyebar. Awal terasa secara pelahan kemudian menjadi pesisten. Rasa sakit
makin bertambah jika digunakan beraktifitas dan berkurang saat beristiirahat. Pada pasien
tingkat akhir akan terasa sakit pada malam hari. Penyebabnya dapat berupa : inflamasi synovial
ringan, fibrosis capsular, kelelahan otot, tekanan tulang akibat kongesti tulang (Apley’s,2010)

• Stiffness

rasa kaku akan terjadi selama beberapa period namun seriring waktu akan menjadi konstan dan
progesif. (Apley’s,2010)

• Swelling

bengkak dapat mucul secara konstinu akibat penebalan capsular,meningkatnya osteofit dan dapat
berselang karena adanya efusi. (Apley’s,2010)

• Deformity

Hasil dari kontraktur kapsular atau ketidakstabilan sendi (Apley’s,2010)

• Loss of function

lemas, kesulitan menaiki tangga, keterbatasan berjalan, kesulitan beraktivitas sehari hari.

• Tell-tale scars

Tanda yang menunjukkan bahwa sebelumnya pernah terjdi keabnormalan, adanya disfungsi
akibat muscle wasting

• Local tenderness

Biasanya terasa di cairan sendi superficial, penebalan synofial at au osteofit

• Limited movement

Akibat adanya bengkak maka akan terjadi penurunan funsi sendi sehingga gerak sendi terbatas.
Mengerakan sendi yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit

• Crepitus
Terdengar suara “krek” saat anggota tubuh bergerak. Akibat pertemuan antar dua tulang karena
penyempitan ruang sendi.

• instability

Terdapat pada tahapan akhir destruksi sendi. Dapat diakibatkan hilangnya kartilago pada
tulang,dan kelemahan otot.

Kellgren JH, Lawrence JS. Radiological assessment of osteo-arthrosis. Ann Rheum Dis
1957;16:494–502.

Solomon L. Osteoarthritis. In: Jamieson G, Naish F, editors. Apley’s system of orthopaedics and
fractures. 9th ed. London: Hodder Arnold; 2010: p. 93–94

Anda mungkin juga menyukai