Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM

ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAT

Hari : Kamis Tanggal : 29 November 2018 Kelas : D2

Dosen Asistensi : Dra. Thin Soedarti, CESA.

Oleh :

1. Eko Wahyudi (081711433002)


2. Sulistyaningsih (081711433003)
3. Ericha Fajar Cahyani (081711433005)
4. Ufairanisa Islamatasya (081711433006)

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAT
Ufairanisa Islamatasya, Eko Wahyudi, Ericha Fajar Cahyani, Sulistyaningsih
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRAK
Praktikum Analisis Vegetatif Metode Kuadrat bertujuan agar mahasiswa dapat
melakukan sampling vegetasi, dapat melakukan analisis vegetasi, dapat menggunakan
variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan cara metode kuadrat, dan dapat
memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting. Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Kamis, 29 November 2018. Lokasi praktikum dilakukan di lapangan rumput
depan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah penggaris dan tali rafia. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah rumput yang ditemukan di area observasi yang
telah ditentukan. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan,
diketahui bahwa Cyperus rotundus memiliki nilai kerapatan relatif pada transek 1 dan
2 sebesar 100% dan pada transek 3 sebesar 43%, nilai kerimbunan relatif pada transek
1 dan 2 sebesar 100% dan pada transek 3 sebesar 47%, nilai frekuensi relatif pada
transek 1 dan 2 sebesar 100% dan pada transek 3 sebesar 50%. Sedangkan untuk
spesies Eulalia amaura pada transek 3 memiliki nilai kerapatan relatif sebesar 57% ,
kerimbunan relatif 53% dan frekuensi relatif 50%. Berdasarkan nilai penting yang
diperoleh maka nama dari komunitas vegetasi rumput di lapangan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas airlangga Kampus C adalah komunitas Cyperus rotundus dan
Eulalia amaura.
PENGANTAR
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat
mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dengan vegetasi di tempat lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Dari segi
floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara random sampling hanya
mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang
rumput dan hutan tanaman (Marsono, 1977).
Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis vegetasi adalah penarikan unit
contoh atau sampel. Dalam pengukuruan dikenal dua jenis pengukuran untuk
mendapatkan informasi atau data yang diinginkan. Kedua jenis pengukuran tersebut
adalah pengukuran yang bersifat merusak (destructive measures) dan pengukuran
yang bersifat tidak merusak (non-destructive measures)
Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survei vegetasi yang sering
digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam
teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal
mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang
diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan
secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling.
Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan
efisiensi sampling pola penyebarannya. Sehubungan dengan efisiensi sampling
banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat
memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk
lingkaran, terutama bila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan
keadaan lingkungan atau habitat (Suwena, 2007).
Penyebaran dari kuadrat dalam suatu kawasan yang akan dipelajari dapat
ditentukan secara statistik (plot acak) atau secara sistematis. Sedangkan besarnya
luas minimum suatu petak contoh dapat dihitung dengan menggunakan sistem
geometrik. Metode kuadrat dibagi menjadi tiga, yaitu: list quadrat, count quadrat,
dan cover quadrat (Hariyanto, 2008).
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk
populasinya, dimana sifat-sifatnya bila dianalisa akan menolong dalam menentukan
struktur komunitas. Sifat-sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar
yang dalam analisanya akan memberikan data bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Analisa kuantitatif meliputi: distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density),
atau banyaknya (abudance). Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat
sifat yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan
mempengaruhi data yang diperoleh dari sampel Menurut Odum (1998) keempat
sifat itu adalah:
1. ukuran petak.
2. bentuk petak.
3. jumlah petak.
4. cara meletakkan petak dilapangan
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam
suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari
seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numeric sebagai
indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas
adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah
bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1995).
Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik
komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan (Hariyanto, 2008). Luas
minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk
menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas
minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang
dianggap prepresentatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang
sedang dipelajari (Sugianto, 1994).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaiamana cara melakukan sampling vegetasi ?


2. Bagaimana cara melakukan analisis vegetasi ?
3. Bagaimana cara menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan
frekuensi dengan metode kuadrat ?
4. Bagimana memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting ?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka praktikum ini bertujuan untuk :

1. Dapat melakukan sampling vegetasi.


2. Dapat melakukan analisis vegetasi.
3. Dapat menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi
dengan metode kuadrat.
4. Dapat memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting.

Sejalan dengan rumusan masalah dan tujuan diatas, maka diajukan hipotesis
sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat korelasi antara besar nilai kerapatan dan kerimbunan di


suatu vegetasi di lapangan rumput depan Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga.

H1 : Terdapat korelasi antara besar nilai kerapatan dan kerimbunan di suatu


vegetasi di lapangan rumput depan Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga.
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Analisis Vegetasi Metoda Kuadrat dilakukan di halaman Fakultas Sains


dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. pada hari Kamis, 29 November 2018 pukul
08.50 WIB sampai dengan 10.40 WIB.

Gambar 1. Halaman Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Analisis Vegetasi Metoda Kuadrat adalah
berbagai jenis rerumputan (vegetasi) yang ditemukan di halaman Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Airlangga.

Gambar 2. Vegetasi yang ada di halaman Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Airlangga.
Alat yang digunakan dalam praktikum Analisis Vegetasi Metoda Kuadrat adalah
meteran dan tali rafia.

Gambar 3. Meteran Gambar 4. Tali rafia

Cara Kerja

Pada praktikum Analisis Vegetasi Metoda Kuadrat, langkah kerja pertama yang
dilakukan adalah membuat segi empat di suatu komunitas rumput seluas 25x25 cm2 di
halaman Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

Gambar 5. Pembuatan bujur sangkar seluas 25x25 cm2

Selanjutnya, dilakukan penambahan luas dengan cara yang sama, yaitu dua kali asalnya,:
(50x50), (50x100), (100x100), dan (200x100) cm2
Gambar 6. Dilakukan penambahan luas

Selanjutnya, membuat plot yang sama ukurannya dengan jarak 1 meter, sampai didaparkan
total 3 plot.

Gambar 7. Pembuatan plot selanjutnya diukur dengan jarak 1 meter

Kemudian, dilakukan pengidentifikasian jenis tumbuhan, serta dilakukan penghitungan


kerapatan dan kerimbunan vegetasi.
Gambar 8. Pengidentifikasian serta penghitungan kerimbunan dan kerapatan vegetasi.
HASIL

Luas Minimum

Tabel 1. Jenis dan jumlah tumbuhan di Lapangan FST transek 1

Luas kuadrat Jumlah


No Plot (m2) Nama Spesies Spesies
1 0,25 m x 0,25 m Cyperus rotundus 39
2 0,25 m x 0,5 m Cyperus rotundus 111
3 0,5 m x 0,5 m Cyperus rotundus 183
4 0,5 m x 1 m Cyperus rotundus 399
5 1mx1m Cyperus rotundus 662

GRAFIK LUAS PLOT TERHADAP JUMLAH


SPESIES
700
600
Jumlah Spesies

500
400
300
200
100
0
0.0625 0.125 0.25 0.5 1
Luas Plot (m2)

Tabel 2. Jenis dan jumlah tumbuhan di Lapangan FST transek 2

Luas kuadrat Jumlah


No Plot (m2) Nama Spesies Spesies
1 0,25 m x 0,25 m Cyperus rotundus 23
2 0,25 m x 0,5 m Cyperus rotundus 51
3 0,5 m x 0,5 m Cyperus rotundus 78
4 0,5 m x 1 m Cyperus rotundus 165
5 1mx1m Cyperus rotundus 300
GRAFIK LUAS PLOT TERHADAP JUMLAH
SPESIES
350
300
Jumlah Spesies

250
200
150
100
50
0
0,0625 0,125 0,25 0,5 1
Luas Plot (m2)

Tabel 3. Jenis dan jumlah tumbuhan di Lapangan FST transek 3

Luas Kuadrat Jumlah Jumlah


No Plot (m2) Jenis Tumbuhan Spesies keseluruhan
Cyperus rotundus 6
1 0,25 m x 0,25 m Eulalia amaura 16 22
Cyperus rotundus 8
2 0,25 m x 0,5 m Eulalia amaura 29 37
Cyperus rotundus 10
3 0,5 m x 0,5 m Eulalia amaura 42 52
Cyperus rotundus 21
4 0,5 m x 1 m Eulalia amaura 89 110
Cyperus rotundus 118
5 1mx1m Eulalia amaura 142 260
GRAFIK LUAS PLOT TERHADAP JUMLAH
SPESIES
300

250
Jumlah Spesies

200

150

100

50

0
0,0625 0,125 0,25 0,5 1
Luas Plot (m2)

Analisis vegetasi metode kuadrat


Tabel 4. Data hasil vegetasi rumput di Lapangan FST transek 1

Plot ke- Jenis Tumbuhan Kerapatan Kerimbunan Jumlah Spesies


1 Cyperus rotundus 1 2 39
2 Cyperus rotundus 5 3 111
3 Cyperus rotundus 5 3 183
4 Cyperus rotundus 5 4 399
5 Cyperus rotundus 5 5 662

Tabel 5. Data analisis vegetasi rumput di Lapangan FST transek 1

Jenis Kerapatan Kerimbunan Frekuensi


No Tumbuhan Kp KpR Kb KbR F FR NP
Cyperus
1 rotundus 4,2 100% 3,4 100% 5/5 100% 100%

Tabel 6. Data hasil vegetasi rumput di Lapangan FST transek 2


Plot ke- Jenis Tumbuhan Kerapatan Kerimbunan Jumlah Spesies
1 Cyperus rotundus 1 2 23
2 Cyperus rotundus 3 3 51
3 Cyperus rotundus 4 3 78
4 Cyperus rotundus 5 5 165
5 Cyperus rotundus 5 5 300

Tabel 7. Data analisis vegetasi rumput di Lapangan FST transek 2

Jenis Kerapatan Kerimbunan Frekuensi


No Tumbuhan Kp KpR Kb KbR F FR NP
Cyperus
1 rotundus 3,6 100% 3,6 100% 5/5 100% 100%

Tabel 8. Data hasil vegetasi rumput di Lapangan FST transek 3


Plot ke- Jenis Tumbuhan Kerapatan Kerimbunan Jumlah Spesies
Cyperus rotundus 1 4 6
1 Eulalia amaura 1 5 16
Cyperus rotundus 1 4 8
2 Eulalia amaura 1 5 29
Cyperus rotundus 1 4 10
3 Eulalia amaura 2 5 42
Cyperus rotundus 1 5 21
4 Eulalia amaura 3 5 89
Cyperus rotundus 5 5 118
5 Eulalia amaura 5 5 142

Tabel 9. Data analisis vegetasi rumput di Lapangan FST transek 3

Jenis Kerapatan Kerimbunan Frekuensi


No Tumbuhan Kp KpR Kb KbR F FR NP
Cyperus
1 rotundus 1,8 43% 4,4 47% 5/5 50% 140%
Eulalia
2 amaura 2,4 57% 5 53% 5/5 50% 160%
Jumlah 4,2 100% 9,4 100% 2 100% 300%
PEMBAHASAN

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh – tumbuhan, biasanya terdiri dari


beberapa jenis yang hidup bersama – sama pada suatu tempat. Vegetasi di tempat
tersebut mempunyai variasi yang berbeda antara vegetasi satu dengan vegetasi yang
lain. Dengan adanya variasi yang dimiliki oleh suatu vegetasi akan mendukung satu
kehidupan organisme tertentu. Oleh karena itu, untuk menganalisis suatu vegetasi
dalam area tertentu dapat digunakan variabel kerimbunan, kerapatan dan frekuensi
menggunakan metode kuadrat. Pada praktikum ini dilakukan analisis vegetasi
rumput di lapangan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Kampus
C.

Analisis vegetasi diawali dengan menentukan luas minimum untuk


menentukan ukuran plot yang akan digunakan. Dengan membuat bujur sangkar
masing-masing berukuran 0,25 x 0,25 m, 0,25 m x 0,5 m, 0,5 m x 0,5 m, 0,5 m x
1m, dan 1m x 1m. Dari masing-masing ukuran yang dibuat, dicatat jumlah dan jenis
tumbuhan yang ditemukan. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk
mendapatkan luas minimum, disusun sebuah grafik dari data yang diperoleh. Luas
minimum transek yang digunakan adalah 100 cm x 100 cm. Hal tersebut diulang
dengan membuat 3 transek mendatar. Dari masing-masing transek kemudian
dilakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi.

Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan
tertentu. Kerapatan ditentukan berdasarkan skala kelasnya, yaitu kelas 1: jarang
sekali, kelas 2: jarang, kelas 3: cukup rapat, kelas 4: rapat dan kelas 5: rapat sekali.
Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis
tumbuhan. Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada transek 1
spesies Cyperus rotundus memiliki nilai kerapatan relatif sebesar 100% ,
kerimbunan relatif 100%, frekuensi relatif 100% dan nilai penting 100%. Pada
transek 2 spesies Cyperus rotundus memiliki nilai kerapatan relatif sebesar 100% ,
kerimbunan relatif 100%, frekuensi relatif 100% dan nilai penting 100%. Pada
transek 3 spesies Cyperus rotundus memiliki nilai kerapatan relatif sebesar 43% ,
kerimbunan relatif 47%, frekuensi relatif 50% dan nilai penting 140%. Sedangkan
untuk spesies Eulalia amaura memiliki nilai kerapatan relatif sebesar 57% ,
kerimbunan relatif 53%, frekuensi relatif 50% dan nilai penting 160%. Nilai penting
tertinggi dimiliki oleh spesies Eulalia amaura dan Cyperus rotundus , sehingga
dapat dikatakan bahwa nama dari komunitas vegetasi rumput di lapangan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas airlangga Kampus C adalah komunitas Eulalia
amaura dan Cyperus rotundus.

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa spesies Cyperus rotundus


memiliki nilai kerapatan relatif pada transek 1 dan 2 sebesar 100% dan pada transek
3 sebesar 43%, nilai kerimbunan relatif pada transek 1 dan 2 sebesar 100% dan pada
transek 3 sebesar 47%, nilai frekuensi relatif pada transek 1 dan 2 sebesar 100%
dan pada transek 3 sebesar 50%. Sedangkan untuk spesies Eulalia amaura pada
transek 3 memiliki nilai kerapatan relatif sebesar 57% , kerimbunan relatif 53%
dan frekuensi relatif 50%. Berdasarkan nilai penting yang diperoleh maka nama
dari komunitas vegetasi rumput di lapangan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas airlangga Kampus C adalah komunitas Cyperus rotundus dan Eulalia
amaura .

Anda mungkin juga menyukai