Anda di halaman 1dari 11

R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 19

RISET DI BAWAH KEMENRISTEK-DIKTI (PROSPEK DAN TANTANGAN)

* Yudi Hartono

Abstrak
Dipisahkannya Kemendikbud mengandung prospek dan tantangan. Di bawah payung
Kemenristek-Dikti, perguruan tinggi lebih memiliki peluang untuk menghasilkan inovasi melalui
riset lebih serius yang dapat menjadi terobosan inovatif dalam iptek. PT perlu mengembangkan
diri dari ”PT pengajaran (teaching university)” menjadi PT berbasis riset (research-based
university). Sementara itu, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah juga
bisa lebih fokus untuk menyiapkan peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi tanpa dibebani lagi
dengan urusan pendidikan tinggi. Tantangannya adalah sinergi dengan lembaga-lembaga riset
seperti LIPI, Lapan, BPPT. Kemauan politik dari pemerintah untuk menggunakan hasil riset yang
dihasilkan lembaga-lembaga penelitian juga perlu didorong. Tantangan lain adalah rendahnya
alokasi dana riset, kurangnya kebebasan menjalankan otonomi kampus dan mimbar akademik,
serta posisi pendidikan tinggi keagamaan. Tidak kalah penting adalah tantangan bagi LPTK
dalam menjalin sinergi dengan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
dalam program-program praktek pendidikan.

Kata kunci: riset, kemenristek-dikti

Pendahuluan problem utama penelitian yang ada saat


Pemerintahan Presiden Joko ini dinilai tidak terakomodasi dengan
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla baik sehingga manfaat hasil penelitian
memisahkan Kementerian Pendidikan tidak dapat dirasakan oleh masyarakat.
dan Kebudayaan menjadi dua, yaitu Riset selama ini tidak terkonsolidasi
Kementerian Kebudayaan dan dengan baik. Anggaran ada di mana-
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan mana, tetapi hasilnya tidak kelihatan.
Kementerian Riset Teknologi dan Sebagai contoh tidak diaplikasikannya
Pendidikan Tinggi. hasil penelitian yang dilakukan
Presiden Joko Widodo Kementrian Pertanian tampak pada hasil
mengungkapkan alasan penggabungan padi di Indonesia sehingga tidak bisa
kementerian pendidikan tinggi dan ristek swasembada.
bahwa ke depan riset atau penelitian Sebelumnya, wacana pemisahan
yang berhubungan dengan teknologi, Kementerian Pendidikan dan
riset sosial dan riset pertanian, dan yang Kebudayaan sempat menimbulkan pro
berkaitan dengan maritim bisa dan kontra. Sejumlah pakar pendidikan
diaplikasikan oleh masyarakat. yang tergabung dalam Education Forum
Pemerintahan Jokowi-JK melihat (EF) menolak pemisahan Direktorat

* Yudi Hartono adalah Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
20 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015

Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dari untuk terus berusaha menyempurnakan


Kementerian Pendidikan dan pengorganisasian pengetahuan begitu
Kebudayaan. Rencana pemisahan rupa hingga menguasai semakin banyak
Kemdikbud dinilai tidak memiliki dasar potensi tersembunyi dalam alam dan
argumen yang kuat. pergaulan (interaksi) manusia. Tanpa
Menurut peneliti pendidikan dari spirit tersebut orang tidak akan menjadi
Kementerian Perencanaan Pembangunan periset, sementara riset diperlukan demi
Nasional/Bappenas, Amich Alhumami, perbaikan serta kemajuan hidup dan
minimnya jumlah riset di Indonesia kehidupan, Rekomendasi Forum Rektor
justru disebabkan karena tidak adanya Indonesia (FRI) agar perguruan tinggi
infrastruktur untuk pengembangan ilmu ditempatkan dalam yurisdiksi
pengetahuan dan teknologi. Fasilitas Kementerian Riset dan Teknologi
riset seperti ketersediaan laboratorium menunjukkan ada kesalahpahaman
untuk dosen dinilainya masih sangat tentang misi pendidikan keilmuan dari
minim. Sementara itu, HAR Tilaar, Guru PT.2
Besar Emeritus Universitas Negeri Sementara itu, Arif Rahman, Guru
Jakarta, mengatakan pendidikan tidak Besar Universitas Negeri Jakarta, tidak
bisa dilepaskan dari kebudayaan. mempersoalkan rencana Presiden Joko
Pendidikan juga berarti satu kesatuan Widodo memecah Kementerian
utuh mulai dari dasar, menengah, dan Pendidikan dan Kebudayaan dalam
tinggi. Perguruan tinggi tidak lepas dari kabinet pemerintahannya. Dulu antara
pembentukan karakter Indonesia pendidikan dasar dan menengah dengan
berdasarkan kebudayaan nasional, sebab pendidikan tinggi juga pernah dipisah
karakter berarti pengembangan nilai- pengelolaannya. Sementara kebudayaan,
nilai kebudayaan.1 bisa masuk ke semua bidang. Ia hanya
Menurut Daoed Joesoef, mantan menekankan agar program-program
Mendikbud, perguruan tinggi memang mengenai pendidikan tidak boleh
menangani riset, tetapi tujuan diabaikan. Tri Dharma perguruan tinggi
esensialnya bukanlah menghasilkan harus kuat. Pendidikan dasar dan
sesuatu yang ”siap pakai” di bidang
kehidupan apapun, melainkan membuat
manusia berspirit ilmiah karena spirit
inilah yang menggerakkan manusia 2Daoed Joesoef , “Misi Perguruan Tinggi
Kita” dalam KOMPAS, Edisi 18 Februari
1DalamSuara Pembaruan, Sabtu 20 2014.
September 2014.
R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 21

menengah meletakkan dasar pendidikan tidak tahu betul rencana di baliknya.


ke tingkat lebih tinggi.3 Permasalahan yang dialami riset di
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Indonesia saat ini adalah kurangnya
Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy komitmen pemerintah untuk mendukung
Suandi Hamid mengapresiasi langkah penelitian dari tahun ke tahun.
Presiden Joko Widodo memisahkan Komitmen negara untuk menudukung
Kementerian Pendidikan Dasar dan riset mengalami penurunan secara
Menengah (Dikdasmen) dengan sistematis dan terstruktur dari tahun
Kementerian Riset, Teknologi, dan 1969 hingga 2000, terlihat dari
Pendidikan Tinggi (Dikti). Dengan komposisi anggaran yang sangat kecil,
pemisahan itu diharapkan pengelolaan yakni tidak sampai satu persen dari
lebih fokus dan terarah, sehingga bisa APBN setiap tahunnya. Peneliti
lebih memperbaiki pendidikan di tanah Universitas Mulawarman, Samarinda,
air, baik pendidikan dasar dan menengah Kalimantan Timur, Aji Sofyan Effendi
(dikdasmen) maupun pendidikan tinggi juga menyambut baik, dan berharap
(dikti). Menurutnya, lingkup pendidikan pemerintah yang baru bisa lebih fokus
yang terlalu luas dan cakupan wilayah memperhatikan peneliti Indonesia.
yang sangat besar membuat Pemisahan diharapkan pemerintah akan
Kementerian Pendidikan dan fokus dan peduli dalam mendorong
Kebudayaan (Kemdikbud) kedodoran penelitian di Indonesia. Peneliti lain dari
dalam menangani pendidikan.4 LIPI, Syamsuddin Haris, mengatakan,
Sejumlah peneliti juga menyambut pemisahan akan membuat kementerian
baik rencana pemerintah Jokowi-Kalla lebih fokus dan efektivitas akan tercapai.
yang akan memisahkan kementerian Pemisahan yang dilakukan oleh
pendidikan menjadi dua bagian. Peneliti pemerintah Jokowi-Kalla merupakan
dari Pusat Peneliti Politik (P2P) LIPI, masukan dari berbagai kalangan,
Riefqi Muna mengatakan bahwa rencana termasuk LIPI setelah melihat kinerja
ini akan memberikan keleluasaan bagi pendidikan nasional selama ini. 5 Tentu
riset di Indonesia dan otomatis saja pro dan kontra tersebut segera
meningkatkan anggaran meski dasarnya
5
3Tokoh Pendidikan Tak Persoalkan http://m.jurnas.com/news/149517/Pen
Pemisahan Kemdikbud, Dalam eliti-Sambut-Baik-Rencana-Pemisahan-
http://www.jpnn.com, Jumat, 24 Oktober Kemendikbud---2014/1/Sosial-
2014, diakses 24 November 2014. Budaya/Pendidikan/ diakes 26
4http://www.solopos.com/2014/10/27/dia N\ovember 2014.
kses 24 November 2014.
22 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015

berakhir setelah Presiden Joko Widodo Pada Era Demokrasi Liberal (1951-
mengumumkan kabinetnya. Bagaimana 1959) stabilitas politik menjadi sesuatu
prospek dan tantangan ke depan setelah yang langka, demikian halnya dengan
pemisahan Kemendikbud? program yang bisa dijadikan tonggak,
Perspektif Historis Kemdikbud tidak bisa dideskripsikan dengan baik.
Sejak kemerdekaan, Indonesia Selama masa demokrasi liberal, sekitar
sudah mengalami pengalaman panjang sembilan tahun, telah terjadi tujuh kali
kementerian pendidikan. Kementerian pergantian kabinet. Kabinet Natsir yang
pendidikan pertama bernama terbentuk tanggal 6 September 1950,
Kementerian Pengajaran. Organisasinya menunjuk Dr. Bahder Johan sebagai
masih sangat sederhana, tetapi Menteri Pengajaran Pendidikan dan
kesadaran untuk menyiapkan kurikulum Kebudayaan (PP dan K). Mulai bulan
sudah dilakukan. Menteri Pengajaran April 1951 Kabinet Natsir digantikan
yang pertama dalam sejarah Republik Kabinet Sukiman yang menunjuk Mr.
Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Wongsonegoro sebagai Menteri PP dan
Pada Kabinet Syahrir I, Menteri K. Selanjutnya Dr. Bahder Johan
Pengajaran dipercayakan kepada Mr. menjabat Menteri PP dan K sekali lagi,
Mulia. Mr. Mulia melakukan berbagai kemudian digantikan Mr. Mohammad
langkah seperti meneruskan kebijakan Yamin, RM. Soewandi, Ki Sarino
menteri sebelumnya di bidang kurikulum Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono.
berwawasan kebangsaan, memperbaiki Pada periode ini, kebijakan pendidikan
sarana dan prasarana pendidikan, serta merupakan kelanjutan kebijakan menteri
menambah jumlah pengajar. periode sebelumnya. Yang menonjol
Pada Kabinet Syahrir II, Menteri pada era ini adalah lahirnya payung
Pengajaran dijabat Muhammad Sjafei hukum legal formal di bidang pendidikan
sampai tanggal 2 Oktober 1946. yaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4
Selanjutnya Menteri Pengajaran Tahun 1950.
dipercayakan kepada Mr. Soewandi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
hingga 27 Juni 1947. Pada era mengakhiri era demokrasi parlementer
kepemimpinan Mr. Soewandi ini digantikan era demokrasi terpimpin
terbentuk Panitia Penyelidik Pengajaran (1959-1966). Di era demokrasi
Republik Indonesia yang diketuai Ki terpimpin banyak ujian yang menimpa
Hadjar Dewantara. Panitia ini bertujuan bangsa Indonesia. Konfrontasi dengan
meletakkan dasar-dasar dan susunan Belanda dalam masalah Irian Barat,
pengajaran baru.
R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 23

sampai peristiwa G30S/PKI menjadi Pada era ini tepatnya tahun 1978 tahun
ujian berat bagi bangsa Indonesia. ajaran baru digeser ke bulan Juni.
Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959 Pembangunan infrastruktur pendidikan
– 18 Februari 1960, status kementerian juga berkembang pesat pada era Orde
diubah menjadi menteri muda. Baru tersebut. Menteri pendidikan dan
Kementerian yang mengurusi pendidikan kebudayaan di era Orde Baru antara lain
dibagi menjadi tiga menteri muda. Dr. Daud Joesoef, Prof. Dr. Nugroho
Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil Notosusanto, Prof. Dr. Faud Hassan, Prof.
dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, dan Prof.
dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Dr. Wiranto Aris Munandar.
Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat Pada tahun 1998 Indonesia diterpa
dipegang Sujono. Pada periode 27 krisis politik dan ekonomi. Demonstrasi
Agustus 1964 – 21 Febuari 1966 masa besar-besaran di tahun tersebut berhasil
Kabinet Dwikora terdapat Departemen memaksa Presiden Soeharto meletakkan
Pendidikan Dasar dan Kebudayaan dan jabatannya. Kabinet pertama di era
Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu reformasi adalah kabinet hasil Pemilu
Pengetahuan dengan pejabat menterinya 1999 yang dipimpin Presiden
Letjen TNI Dr. Teuku Syarif Thayeb. Abdurrahman Wahid. Pada masa ini
Setelah Pemberontakan G30S/PKI Departemen Pendidikan dan
berhasil dipadamkan, terjadilah Kebudayaan diubah menjadi Departemen
peralihan dari demokrasi terpimpin ke Pendidikan Nasional dengan menunjuk
demokrasi Pancasila. Era tersebut Dr. Yahya Muhaimin sebagai Menteri
dikenal dengan nama Orde Baru yang Pendidikan Nasional. Pada tahun 2001
dipimpin Presiden Soeharto. Kebijakan di MPR menurunkan Presiden
bidang pendidikan di era Orde Baru Abdurrahman Wahid dalam sidang
cukup banyak dan beragam mengingat istimewa MPR dan mengangkat
orde ini memegang kekuasaan cukup Megawati Soekarnoputri sebagai
lama yaitu 32 tahun. Kebijakan-kebijakan presiden. Di era pemerintahan Presiden
tersebut antara lain kewajiban penataran Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A.
P4 bagi peserta didik, normalisasi Malik Fadjar, M.Sc.
kehidupan kampus, bina siswa melalui Pemilihan Umum 2004 dan 2009
OSIS, ejaan Bahasa Indonesia yang rakyat Indonesia memilih presiden
disempurnakan atau EYD, kuliah kerja secara langsung. Pada dua pemilu
nyata (KKN) bagi mahasiswa, merintis tersebut Susilo Bambang Yudhoyono
sekolah pembangunan, dan lain-lain. berhasil terpilih menjadi presiden.
24 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015

Selama kepemimpinan Presiden Susilo Pendidikan 1999-27


Nasional Oktober 2014
Bambang Yudhoyono, Mendiknas dijabat
7 Kementerian 27 Oktober
Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Dan Kebudayaan dan 2014-sekarang
Pendidikan
Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh. Pada tahun
Dasar dan
2011 istilah departemen diganti menjadi Menengah
kementerian dan pada tahun 2012 Kementerian
Riset dan
bidang pendidikan dan kebudayaan Teknologi dan
disatukan kembali menjadi Kementerian Pendidikan
Tinggi
Pendidikan dan Kebudayaan. Dan saat ini
menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pembelajaran dari Negara Lain

Pendidikan Dasar dan Menengah Di Malaysia, terdapat dua

Kementerian Riset dan Teknologi dan kementerian, yaitu Kementerian

Pendidikan Tinggi. Pelajaran Malaysia (KPM) dan

Sejak kemerdekaan 17 Agustus Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia

1945 kementerian pendidikan Indonesia (KPTM). Kementerian yang pertama

mengalami berbagai perubahan nama berfokus ke pendidikan dasar dan

sebagai berikut. menengah, sedangkan kementerian

No Nama Periode kedua pendidikan tinggi. Bidang


Kementrian pendidikan tinggi di Malaysia diurus
1 Kementerian 19 Agustus
kementerian yang memiliki anggaran
Pengajaran 1945- 29
September memadai untuk riset dan publikasi
1948
internasional. Hasilnya, sejumlah
2 Kementrian 29 September
Pendidikan, 1948-10 universitas di Malaysia menduduki
Pengajaran dan Agustus 1957
posisi terpenting dalam sejumlah survei
Kebudayaan
3 Departemen 10 Agustus publikasi internasional. Cukup banyak
Pendidikan, 1957-6 Maret
putra-putri Indonesia yang
Pengajaran dan 1962
Kebudayaan melanjutkan studi lanjut (S-2/S-3) ke
4 Departemen 6 Maret 1962- Malaysia, salah satu alasannya karena
Pendidikan 27 Maret 1966
Dasar dan bidang risetnya setara dengan negara
Kebudayaan dan maju.6
Departemen
Perguruan Belajar dari dari KPTM, menurut
Tinggi dan Ilmu Sudaryanto (2014), Kementerian
Pengetahuan
5 Departemen 25 Juli 1966-26
Pendidikan dan Oktober 1999 6Sudaryanto, “Quo Vadis Kementerian
Kebudayaan Dikti?” dalam Republika, Edisi Rabu, 16
6 Departemen 26 Oktober September 2014.
R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 25

Pendidikan Tinggi dan Riset perlu utama (key university) dan 1.000
diberi kewenangan dan anggaran disiplin ilmu utama (key diciplines) dari
memadai guna meningkatkan kualitas 1.700 universitas yang ada. Ini menjadi
perguruan tinggi. Para dosennya juga kunci keberhasilan PT di Cina yang
aktif didorong untuk melakukan riset patut dijadikan bahan pembelajaran.7
dan publikasi internasional bersama Prospek dan Tantangan
dosen universitas di luar negeri. Menurut catatan Azyumardi Azra
Bahkan, jika perlu profesor dari luar (2014) gagasan dan wacana tentang
negeri ditarik menjadi pengajar tamu di perlunya pembentukan kementerian
PT di Indonesia. khusus yang menangani pendidikan
Kementerian Pendidikan Tinggi tinggi sesungguhnya tidaklah baru. Wakil
dan Riset perlu melakukan Presiden Jusuf Kalla pada 2008-2009
pengelompokan PT di Tanah Air. Tahun pernah mengumpulkan berbagai pihak
2007, Dikti telah merilis 50 Promising untuk membahas dan merumuskan
Indonesian Universities. Melalui rilis pembentukan Kementerian Pendidikan
tersebut, Dikti mengelompokkan 50 Tinggi dan Ilmu Pengetahuan dan
universitas di Indonesia yang Teknologi (KPT-Iptek). Hasilnya adalah
terkategorikan "terbaik". Bagi kalangan naskah akademis tentang pembentukan
PTS, rilis 50 Promising Indonesian kementerian ini bagi pemerintahan pasca
Universities tidak berpengaruh apa-apa Pemilu 2009. Namun, karena Jusuf Kalla
mengingat Dikti tidak memiliki ikhtiar tidak berhasil menang dalam Pilpres
yang memadai setelahnya. Untuk hal 2009, rencana pembentukan KPT-Iptek
ini, perlu belajar dari Cina. Pada 1998, tidak terlaksana.8
Biro Pelayanan Pendidikan Rakyat Cina Banyak alasan kuat mendasari
mendanai 39 universitas melalui pembentukan kementerian ini, seperti
"Proyek 985". Dari program tersebut, terlalu besarnya Kemdikbud yang
akhirnya Peking University dan menangani pendidikan dasar, menengah,
Tsinghua University berhasil menjadi dan tinggi sehingga keberatan beban dan
universitas kelas dunia, dan sejumlah tidak fokus. Selain itu, berada di bawah
universitas di Cina banyak diincar Kemdikbud, pendidikan tinggi kian
mahasiswa luar negeri, termasuk dari terlihat mengalami resentralisasi.
Indonesia, guna menempuh studi S-1, S- 7Ibid.

2, dan S-3. Selanjutnya, melalui "Proyek 8Azyumardi Azra, “Kontroversi Kemendikti-


211" Pemerintah Cina kembali Ristek” dalam KOMPAS, Edisi Rabu 26
Februari 2014.
membangun sekitar 100 universitas
26 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015

Kemudian muncul pandangan dari maksimal dalam memajukan iptek.


banyak kalangan bahwa perguruan tinggi Menurut Forum Rektor Indonesia (FRI),
negeri kini cenderung hanya menjadi riset-riset yang dilakukan perguruan
unit pelaksana teknis Kemdikbud. tinggi tidak bersinergi dengan lembaga
Dengan pemisahan pendidikan tinggi riset lainnya. Selain ini perguruan tinggi
menjadi kementerian sendiri, perguruan juga dianggap tidak fokus
tinggi diharapkan bisa lebih mengembangkan riset dan teknologi.
mengembangkan otonominya. Dengan Justifikasi lain untuk memisahkan
begitu, menjadi lebih mungkin bagi PT perguruan tinggi dari domain
untuk memaksimalkan pencapaiannya. Kemendikbud adalah karena negara lain,
Tidak hanya dalam bidang pendidikan, seperti Malaysia, Tiongkok, Korea
tetapi juga penelitian dan pengabdian Selatan, dan India, sudah
masyarakat. mempraktikkannya. Di Indonesia,
Selain itu, perguruan tinggi, semasa pemerintahan Bung Karno
khususnya negeri, memiliki sumber daya pernah ada Kementerian Pendidikan
manusia relatif lebih banyak dan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.
berkualitas tidak hanya untuk Menurut Azumardi Azra (2014),9
pengajaran, tetapi juga dalam penelitian. PT di bawah payung Kemendikti-Ristek
Berbagai survei dan data menunjukkan, lebih memiliki peluang untuk
sejumlah PT papan atas Indonesia menghasilkan inovasi melalui riset lebih
menghasilkan banyak penelitian inovatif serius yang dapat menjadi terobosan
yang dikutip secara internasional inovatif dalam iptek. Karena itu, PT perlu
dibandingkan dengan lembaga khusus meninjau ulang ketentuan tentang tugas
untuk riset dan pengembangan iptek para dosen. Mereka wajib tidak sekadar
seperti LIPI dan BPPT. Namun, karena mengajar, tetapi juga melakukan
dana penelitian relatif sangat minim, PT penelitian. Memang tidak semua dosen
tidak dapat memaksimalkan kapasitas memiliki imajinasi, kreativitas, dan
penelitiannya untuk pengembangan kapabilitas untuk melakukan riset yang
iptek. bermutu. Kebanyakan dosen bahkan
Kegiatan riset di Indonesia cenderung terpaku hanya dalam
terpencar-pencar pada berbagai lembaga pemenuhan salah satu misi pokok PT,
dan instansi, seperti Kemenristek, LIPI, yaitu transmisi ilmu pengetahuan,
dan BPPT. Institusi-institusi ini bergerak pencerdasan, dan pembudayaan para
sendiri-sendiri tanpa koordinasi 9Azyumardi Azra, op.cit.
sehingga tidak mampu mencapai hasil
R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 27

mahasiswa. Tugas ini terutama benar 25 persen mahasiswa pascasarjana dari


pada tingkat strata 1 (S-1), tetapi mesti jumlah total mahasiswa PT bersangkutan
tidak demikian pada tingkat S-2 dan S-3. (S-1, S-2, dan S-3). Peningkatan jumlah
Karena itu, PT perlu mengembangkan mahasiswa program pascasarjana untuk
diri dari ”PT pengajaran (teaching mencapai persentase seperti itu jelas
university)” menjadi PT berbasis riset bukan dengan memperbanyak program
(research-based university). Dalam nonreguler semacam program eksekutif,
kerangka ini, perekrutan dan promosi program akhir pekan, atau program kelas
dosen wajib lebih didasarkan pada riset jauh.
inovatif untuk memajukan iptek Program-program seperti ini—
daripada sekadar mengajar mahasiswa. yang cenderung lebih berorientasi
Penelitian yang dilakukan para untung (profit making)—sebaliknya
dosen semestinya bukan sekadar riset justru mengakibatkan tergradasinya
rutin untuk kenaikan pangkat dengan program pascasarjana menjadi tempat
dana APBN/DIP/PT terbatas, melainkan memperoleh gelar S-2 dan S-3 secara
juga dengan melibatkan dana melalui mudah dan cepat. Padahal, semestinya
kemitraan, baik dengan lembaga dalam program pascasarjana menjadi pusat
negeri maupun internasional. Hasil pengkajian lanjutan (center for advanced
penelitian juga bukan untuk sekadar studies) yang menghasilkan berbagai
pertanggungjawaban administratif temuan penelitian inovatif untuk
keuangan; lebih penting lagi guna kemajuan iptek.
disebarluaskan melalui jurnal atau Tantangan di bidang pendidikan,
penerbitan lain yang diakui pada tingkat riset, dan teknologi tidak ringan. Terkait
internasional. sinergi lembaga riset, sebenarnya
Langkah sangat urgen adalah PT menjadi tanggung jawab Kementerian
berbasis riset memerlukan Riset dan Teknologi, yakni dengan
pengembangan program pascasarjana mengoordinasikan lembaga pemerintah
untuk menjadi pusat pendidikan yang non kementerian, seperti LIPI, Lapan,
lebih berorientasi pada riset daripada BPPT. Faktanya, selama ini Kemenristek
sekadar pengajaran. Program gagal mensinergikan lembaga-lembaga
pascasarjana semestinya diberdayakan tersebut. Kemauan politik dari
menjadi ”mesin penelitian (engine of pemerintah untuk menggunakan hasil
research)” PT bersama berbagai lembaga riset yang dihasilkan lembaga-lembaga
riset otonom di lingkungan PT. Sebuah penelitian juga masih minim. Saat ini
PT berbasis riset memerlukan sedikitnya hasil riset lembaga penelitian masih
28 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015

sebatas menjadi seperti benda koleksi pada orientasi administratif saja.


perpustakaan dan museum. Tantangan Padahal, orientasi riset adalah ke arah
lain yang masih menjadi musuh besar kemanfaatan dari penelitian tersebut.
pengembangan riset adalah rendahnya Jangan sampai orientasi kenaikan
alokasi dana yang tersedia untuk riset pangkat menjadi tujuan riset di
yang masih di bawah 1 persen dari perguruan tinggi. Sistem mestinya
Produk Domestik Bruto (PDB). Negara- didesain sedemikian rupa, sehingga
negara yang dijadikan kiblat untuk kenaikan pangkat adalah efek dari
membentuk Kementerian Pendidikan kinerja seseorang.
Tinggi, seperti Tiongkok dan India, juga Tantangan lain setelah hadirnya
memiliki anggaran riset yang berkisar di Kemenristek Dikti adalah mengenai
atas 1,2-2 persen dari PDB. nasib lembaga pemerintahan non
Menurut Ketua Forum Rektor kementerian yang sebelumnya berada di
Indonesia (FRI), Ravik Karsidi (2014), bawah koordinasi Kemenristek. Apabila
banyak rektor merasa hanya diposisikan masih menggunakan pola lama, yaitu
sebagai pimpinan satuan kerja (satker), menempatkan lembaga-lembaga itu
sehingga kurang bebas menjalankan sebagai lembaga pemerintahan non
otonomi kampus dan mimbar akademik. kementerian, kehadiran Kemenristek
Hal ini membuat PT tidak bisa berperan Dikti telah keluar dari spirit
maksimum. PT tidak bisa disamakan mensinergikan lembaga-lembaga riset.
dengan SMP atau SMA, karena Hadirnya Kemenristek Dikti juga harus
persamaan PT dan sekolah di bawahnya memperjelas posisi pendidikan tinggi
hanya sama-sama lembaga pendidikan. keagamaan. Apakah akan tetap
Sementara PT mempunyai tridarma memberikan kewenangan mengatur
perguruan tinggi yang mencakup pendidikan tinggi keagamaan oleh
penelitian dan pengabdian masyarakat, Kementerian Agama atau berada di
dua hal ini tidak dimiliki lembaga bawah Kemenristek Dikti. 11
pendidikan di bawah PT.10 LPTK juga menghadapi tentangan
Kemendikbud belum optimal tersendiri. Selama ini program-program
memainkan peranan perguruan tinggi praktek pendidikan di sekolah-sekolah
dalam bidang riset. Bahkan, riset-riset di relatif tidak ada hambatan yang berarti
perguruan tinggi terlihat lebih berbasis karena masih dalam satu kementrian.

10http://dok.joglosemar.co/baca/2014/09/ 11Tulus
Santoso, “Ristek dan Pendidikan
18/forum-rektor-dukung-pemisahan- Tinggi”, KOMPAS Edisi Selasa, 4
kemdikbud.html November 2014.
R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 29

Setelah dipisah, maka menjadi tantangan Kementerian Kebudayaan dan


tersendiri dalam menjalin sinergi dengan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam
Kementerian Kebudayaan dan program-program praktek pendidikan.
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Penutup Daftar Pustaka
Dipisahkannya Kemendikbud Azyumardi Azra, “Kontroversi Kemendikti-
Ristek” dalam KOMPAS, Edisi Rabu
mengandung prospek dan tantangan. Di
26 Februari 2014.
bawah payung Kemendikti-Ristek,
Daoed Joesoef , “Misi Perguruan Tinggi Kita”
perguruan tinggi lebih memiliki peluang
dalam KOMPAS, Edisi 18 Februari
untuk menghasilkan inovasi melalui riset 2014
Sudaryanto, “Quo Vadis Kementerian Dikti?”
lebih serius yang dapat menjadi
dalam Republika, Edisi Rabu, 16
terobosan inovatif dalam iptek. PT perlu September 2014.
Suara Pembaruan, Sabtu 20 September
mengembangkan diri dari ”PT
2014.
pengajaran (teaching university)”
Tulus Santoso, “Ristek dan Pendidikan
menjadi PT berbasis riset (research-
Tinggi”, KOMPAS Edisi Selasa, 4
based university). Sementara itu, November 2014.
Kementerian Kebudayaan dan
Internet:
Pendidikan Dasar dan Menengah juga http://www.jpnn.com, Jumat, 24 Oktober
2014, diakses 24 November 2014.
bisa lebih fokus untuk menyiapkan
http://www.solopos.com/2014/10/27/dia
peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi kses 24 November 2014.
http://m.jurnas.com/news/149517/Penelit
tanpa dibebani lagi dengan urusan
i-Sambut-Baik-Rencana-Pemisahan
pendidikan tinggi. Kemendikbud-2014/1/Sosial-
Budaya/Pendidikan/ diakes 26 N\ovember
Tantangannya adalah sinergi
2014.
dengan lembaga-lembaga riset seperti http://dok.joglosemar.com/baca/2014/
09/18/forum-rektor-dukung-
LIPI, Lapan, BPPT. Kemauan politik dari
pemisahan-kemdikbud.html
pemerintah untuk menggunakan hasil
riset yang dihasilkan lembaga-lembaga
penelitian juga perlu didorong.
Tantangan lain adalah rendahnya alokasi
dana riset, kurangnya kebebasan
menjalankan otonomi kampus dan
mimbar akademik, serta posisi
pendidikan tinggi keagamaan. Tidak
kalah penting adalah tantangan bagi
LPTK dalam menjalin sinergi dengan

Anda mungkin juga menyukai