* Yudi Hartono
Abstrak
Dipisahkannya Kemendikbud mengandung prospek dan tantangan. Di bawah payung
Kemenristek-Dikti, perguruan tinggi lebih memiliki peluang untuk menghasilkan inovasi melalui
riset lebih serius yang dapat menjadi terobosan inovatif dalam iptek. PT perlu mengembangkan
diri dari ”PT pengajaran (teaching university)” menjadi PT berbasis riset (research-based
university). Sementara itu, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah juga
bisa lebih fokus untuk menyiapkan peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi tanpa dibebani lagi
dengan urusan pendidikan tinggi. Tantangannya adalah sinergi dengan lembaga-lembaga riset
seperti LIPI, Lapan, BPPT. Kemauan politik dari pemerintah untuk menggunakan hasil riset yang
dihasilkan lembaga-lembaga penelitian juga perlu didorong. Tantangan lain adalah rendahnya
alokasi dana riset, kurangnya kebebasan menjalankan otonomi kampus dan mimbar akademik,
serta posisi pendidikan tinggi keagamaan. Tidak kalah penting adalah tantangan bagi LPTK
dalam menjalin sinergi dengan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
dalam program-program praktek pendidikan.
* Yudi Hartono adalah Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
20 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
berakhir setelah Presiden Joko Widodo Pada Era Demokrasi Liberal (1951-
mengumumkan kabinetnya. Bagaimana 1959) stabilitas politik menjadi sesuatu
prospek dan tantangan ke depan setelah yang langka, demikian halnya dengan
pemisahan Kemendikbud? program yang bisa dijadikan tonggak,
Perspektif Historis Kemdikbud tidak bisa dideskripsikan dengan baik.
Sejak kemerdekaan, Indonesia Selama masa demokrasi liberal, sekitar
sudah mengalami pengalaman panjang sembilan tahun, telah terjadi tujuh kali
kementerian pendidikan. Kementerian pergantian kabinet. Kabinet Natsir yang
pendidikan pertama bernama terbentuk tanggal 6 September 1950,
Kementerian Pengajaran. Organisasinya menunjuk Dr. Bahder Johan sebagai
masih sangat sederhana, tetapi Menteri Pengajaran Pendidikan dan
kesadaran untuk menyiapkan kurikulum Kebudayaan (PP dan K). Mulai bulan
sudah dilakukan. Menteri Pengajaran April 1951 Kabinet Natsir digantikan
yang pertama dalam sejarah Republik Kabinet Sukiman yang menunjuk Mr.
Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Wongsonegoro sebagai Menteri PP dan
Pada Kabinet Syahrir I, Menteri K. Selanjutnya Dr. Bahder Johan
Pengajaran dipercayakan kepada Mr. menjabat Menteri PP dan K sekali lagi,
Mulia. Mr. Mulia melakukan berbagai kemudian digantikan Mr. Mohammad
langkah seperti meneruskan kebijakan Yamin, RM. Soewandi, Ki Sarino
menteri sebelumnya di bidang kurikulum Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono.
berwawasan kebangsaan, memperbaiki Pada periode ini, kebijakan pendidikan
sarana dan prasarana pendidikan, serta merupakan kelanjutan kebijakan menteri
menambah jumlah pengajar. periode sebelumnya. Yang menonjol
Pada Kabinet Syahrir II, Menteri pada era ini adalah lahirnya payung
Pengajaran dijabat Muhammad Sjafei hukum legal formal di bidang pendidikan
sampai tanggal 2 Oktober 1946. yaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4
Selanjutnya Menteri Pengajaran Tahun 1950.
dipercayakan kepada Mr. Soewandi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
hingga 27 Juni 1947. Pada era mengakhiri era demokrasi parlementer
kepemimpinan Mr. Soewandi ini digantikan era demokrasi terpimpin
terbentuk Panitia Penyelidik Pengajaran (1959-1966). Di era demokrasi
Republik Indonesia yang diketuai Ki terpimpin banyak ujian yang menimpa
Hadjar Dewantara. Panitia ini bertujuan bangsa Indonesia. Konfrontasi dengan
meletakkan dasar-dasar dan susunan Belanda dalam masalah Irian Barat,
pengajaran baru.
R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 23
sampai peristiwa G30S/PKI menjadi Pada era ini tepatnya tahun 1978 tahun
ujian berat bagi bangsa Indonesia. ajaran baru digeser ke bulan Juni.
Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959 Pembangunan infrastruktur pendidikan
– 18 Februari 1960, status kementerian juga berkembang pesat pada era Orde
diubah menjadi menteri muda. Baru tersebut. Menteri pendidikan dan
Kementerian yang mengurusi pendidikan kebudayaan di era Orde Baru antara lain
dibagi menjadi tiga menteri muda. Dr. Daud Joesoef, Prof. Dr. Nugroho
Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil Notosusanto, Prof. Dr. Faud Hassan, Prof.
dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, dan Prof.
dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Dr. Wiranto Aris Munandar.
Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat Pada tahun 1998 Indonesia diterpa
dipegang Sujono. Pada periode 27 krisis politik dan ekonomi. Demonstrasi
Agustus 1964 – 21 Febuari 1966 masa besar-besaran di tahun tersebut berhasil
Kabinet Dwikora terdapat Departemen memaksa Presiden Soeharto meletakkan
Pendidikan Dasar dan Kebudayaan dan jabatannya. Kabinet pertama di era
Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu reformasi adalah kabinet hasil Pemilu
Pengetahuan dengan pejabat menterinya 1999 yang dipimpin Presiden
Letjen TNI Dr. Teuku Syarif Thayeb. Abdurrahman Wahid. Pada masa ini
Setelah Pemberontakan G30S/PKI Departemen Pendidikan dan
berhasil dipadamkan, terjadilah Kebudayaan diubah menjadi Departemen
peralihan dari demokrasi terpimpin ke Pendidikan Nasional dengan menunjuk
demokrasi Pancasila. Era tersebut Dr. Yahya Muhaimin sebagai Menteri
dikenal dengan nama Orde Baru yang Pendidikan Nasional. Pada tahun 2001
dipimpin Presiden Soeharto. Kebijakan di MPR menurunkan Presiden
bidang pendidikan di era Orde Baru Abdurrahman Wahid dalam sidang
cukup banyak dan beragam mengingat istimewa MPR dan mengangkat
orde ini memegang kekuasaan cukup Megawati Soekarnoputri sebagai
lama yaitu 32 tahun. Kebijakan-kebijakan presiden. Di era pemerintahan Presiden
tersebut antara lain kewajiban penataran Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A.
P4 bagi peserta didik, normalisasi Malik Fadjar, M.Sc.
kehidupan kampus, bina siswa melalui Pemilihan Umum 2004 dan 2009
OSIS, ejaan Bahasa Indonesia yang rakyat Indonesia memilih presiden
disempurnakan atau EYD, kuliah kerja secara langsung. Pada dua pemilu
nyata (KKN) bagi mahasiswa, merintis tersebut Susilo Bambang Yudhoyono
sekolah pembangunan, dan lain-lain. berhasil terpilih menjadi presiden.
24 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
Pendidikan Tinggi dan Riset perlu utama (key university) dan 1.000
diberi kewenangan dan anggaran disiplin ilmu utama (key diciplines) dari
memadai guna meningkatkan kualitas 1.700 universitas yang ada. Ini menjadi
perguruan tinggi. Para dosennya juga kunci keberhasilan PT di Cina yang
aktif didorong untuk melakukan riset patut dijadikan bahan pembelajaran.7
dan publikasi internasional bersama Prospek dan Tantangan
dosen universitas di luar negeri. Menurut catatan Azyumardi Azra
Bahkan, jika perlu profesor dari luar (2014) gagasan dan wacana tentang
negeri ditarik menjadi pengajar tamu di perlunya pembentukan kementerian
PT di Indonesia. khusus yang menangani pendidikan
Kementerian Pendidikan Tinggi tinggi sesungguhnya tidaklah baru. Wakil
dan Riset perlu melakukan Presiden Jusuf Kalla pada 2008-2009
pengelompokan PT di Tanah Air. Tahun pernah mengumpulkan berbagai pihak
2007, Dikti telah merilis 50 Promising untuk membahas dan merumuskan
Indonesian Universities. Melalui rilis pembentukan Kementerian Pendidikan
tersebut, Dikti mengelompokkan 50 Tinggi dan Ilmu Pengetahuan dan
universitas di Indonesia yang Teknologi (KPT-Iptek). Hasilnya adalah
terkategorikan "terbaik". Bagi kalangan naskah akademis tentang pembentukan
PTS, rilis 50 Promising Indonesian kementerian ini bagi pemerintahan pasca
Universities tidak berpengaruh apa-apa Pemilu 2009. Namun, karena Jusuf Kalla
mengingat Dikti tidak memiliki ikhtiar tidak berhasil menang dalam Pilpres
yang memadai setelahnya. Untuk hal 2009, rencana pembentukan KPT-Iptek
ini, perlu belajar dari Cina. Pada 1998, tidak terlaksana.8
Biro Pelayanan Pendidikan Rakyat Cina Banyak alasan kuat mendasari
mendanai 39 universitas melalui pembentukan kementerian ini, seperti
"Proyek 985". Dari program tersebut, terlalu besarnya Kemdikbud yang
akhirnya Peking University dan menangani pendidikan dasar, menengah,
Tsinghua University berhasil menjadi dan tinggi sehingga keberatan beban dan
universitas kelas dunia, dan sejumlah tidak fokus. Selain itu, berada di bawah
universitas di Cina banyak diincar Kemdikbud, pendidikan tinggi kian
mahasiswa luar negeri, termasuk dari terlihat mengalami resentralisasi.
Indonesia, guna menempuh studi S-1, S- 7Ibid.
10http://dok.joglosemar.co/baca/2014/09/ 11Tulus
Santoso, “Ristek dan Pendidikan
18/forum-rektor-dukung-pemisahan- Tinggi”, KOMPAS Edisi Selasa, 4
kemdikbud.html November 2014.
R I S E T D I B A W A H K E M E N R I S T E K D I K T I ………| 29