Anda di halaman 1dari 14

BIOLOGI REPRODUKSI

TIPE PEMBELAHAN ZIGOT, MEKANISME PEMBELAHAN


ZIGOT PADA BEBERAPA VERTEBRATA DAN TIPE SERTA
PROSES PEMBENTUKAN BLASTULA

Oleh :
1. Aneke Lestari (1730801015)
2. Ayu Apryani (1730801017)
3. Kevin Satria Wijaya (1730801027)
4. Yulantia Lorenza (1730801042)

Dosen Pengampu :
Putri Handayani, M.Bmd.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
TIPE PEMBELAHAN ZIGOT, MEKANISME PEMBELAHAN ZIGOT
PADA BEBERAPA VERTEBRATA DAN TIPE SERTA PROSES
PEMBENTUKAN BLASTULA

A. Pembentukan Zigot
` Zigot adalah hasil dari fertilisasi ovum dengan spermatozoa dan bersipat
diploid. Di dalam zigot terdapat satu set kromosom, karena pada waktu
fertilisasi sel sperma membawa setengah informasi genetic dari ayah dan
setengan dari ibu yang sama-sama bersipat haploid (n+n=2n). Zigot memiliki
2 kutub yaitu kutub animal dan kutub vegetal.

Animal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya disebut mikromer dan


banyak mengandung sitoplasma. Vegetal pole, sel-sel yang terdapat di
dalamnya disebut makromer dan banyak mengandung yolk yang berfungsi
sebagai sumber makanan bagi sel-sel yang sedang membelah. Peranan zigot
dalam pembelahan sangatlah penting karena zigot adalah bahan dasar yang
menyebabkan pembelahan itu terjadi, sehingga organism multiseluler ini bisa
terbentuk.
Cleavage merupakan proses pembelahan sel paling awal dan teratur
setelah fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik menuju proses
kedewasaan. Cleavage ini menciptakan embrio multiseluler atau blastula dari
zigot. Pembelahan atau cleavage juga disebut segmentasi dan proses
pembelahannya diaktivasi oleh enzim MPF, dengan pembelahan tersebut zigot
yang mulanya uniseluler berubah menjadi multiseluler.
Gambar 1: Serangkaian pembelahan sel secara mitosis yang mengubah zigot
(unisel) menjadi blastomer (multisel)
Selama proses pembelahan, bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan
ketika zigot mengalami pembelahan berbeda-beda. Ada empat macam bidang
pembelahan, yaitu :
a. Meridian, adalah bidang pembelahan yang melewati poros kutub, yang
mengakibatkan dihasilkannya dua blastomer dengan ukuran yang sama.

b. Vertikal, adalah bidang pembelahan yang cenderung lewat tegak sejak


dari animal pole sampai vegatal pole.

c. Ekuator, adalah bidang pembelahan yang tegak lurus dengan animal pole-
vegatal pole. Bidang pembelahan ini membelah embrio menjadi empat anakan
dan empat blastomer vegetal.
d. Lotitudinal, adalah bidang pembelahan yang mirip dengan bidang ekuator,
tetapi terjadi sejajar.

Gambar 1.1 (a) Meridian; (b) Vertikal; (c) Ekuator; (d) Longitudinal

Macam – macam pembelahan ada 3, yaitu :


1. Holoblastik
Merupakan pembelahan mengenai seluruh daerah zigot. Terdapat pada telur
homolecithal dan medio lecithal. Dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Holoblastik teratur (equal)
Merupakan pembelahan yang berlangsung secara teratur baik dalam
bidang pembelahan maupun tahap – tahap pembelahan. Terdapat pada
Asterias (bintang laut), Amphioxus, dan Anura (katak).
Pembelahan melewati bidang meridian saling tegak lurus , terbentukalah 4
sel yang sama besar, kemudian melewati bidang latitudinal, diatas bidang
ekuator. Terbentuklah 8 sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil yang disebut
micromere, dan 4 sel sebelah bawah disebut macromore.
Pembelahan keempat lewat bidang- bidang meridian yang secara
serantak membagi dua ke delapan sel. Terbentuklah 16 sel yang terdiri dari
8 micromore dan 8 macromore. Setelah itu pembelahan melewati bidang
latitudianal, atas dan bawah didang ekuator secara serantak.
b. Holoblastik yang tidak teratur (unequal)
Merupakan pembelahan yang tidak sama masa pembelahanya terjadi
pada berbagai zigot. Terdapat pada mamalia. Pembelahan melalui bidang
latitudinal sedikit diatas ekuator. Membagi zigot menjadi 2 sel yang satu
sebelah kutub animal lebih kecil. Kemudian pembelahan yang selanjutnya
melewati bidang meridian, tetapi hanya berlangsung pada micromere kutub
vegetal. Terjadilah tingkat 3 sel kemudian menyusul micromere, lewat
bidang meridian juga.
Terbentuklah tingakat 4 sel. Terjadi pembelahan pada salah satu
macromere sehingga tertbentuk tingkat 5 sel dan 6 sel. Salah satu
micromere membelah terbentuk tingkat 7 sel dan satu lagi membentuk
tingkat 8 sel. Pembelahan selanjutnya tidak serentak, dan akhirnya terbentuk
blastomere yang terdiri dari 60-70 sel yang berupa gumpalan masif, disebut
morula.
2. Meroblastik
Merupakan pembelahan yang hanya pada zigot di sebagian kecil kutub
animal, yakni bagi seluru germinal disc dan mengenai sedikit yolk.
Pembelahan diawali melalui bidang meridian sehingga terbentuklah tumpukan
sel di daerah germinal disc yang dari sekitar 8 sel ditengah dan 12 sel dipinggir
sel tengah masih berhubungan dengan yolk dibawah, sedang sel yang di
pinggir sebagian besar sudah lepas dasri yolk kecuali daerah tepi sekali. Pada
saat ini telur mencapai uterus, dan sudah dilapisi oleh albumen dan shell.
3. Perantaraan Holo dan Meroblastik
Perantaraan holo dan meroblastik, yaitu pembelahan yang tak seluruhnya
mencapai ujung kutub vegetal, tedapat pada telur megalesital.
B. Mekanisme Pembelahan Zigot
Cleavage atau pembelahan merupakan proses pembelahan sel paling
awal dan teratur setelah fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik
menuju proses kedewasaan. Cleavage ini menciptakan embrio multiseluler
atau blastula dari zigot. Pembelahan atau cleavage juga disebut segmentasi.
Pembelahan zigot berbeda dengan pembelahan mitosis biasa yang
berlangsung pada stadium lanjut perkembangan dan pada organisme dewasa.
Pada stadium lanjut perkembangan, sebelum sel membelah mereka mengalami
perubahan ukuran kira-kira sama dengan ukuran sel sebelum membelah. Jadi
pada stadium lanjut perkembangan atau pada organisme dewasa ukuran sel
rata-rata dipelihara pada setiap jaringan. Selama pembelahan zigot, urutan
pembelahan blastomer tidak dipisahkan oleh pertumbuhan, dalam hal ini
ukuran blastomer-blastomer tidak meningkat hingga pembelahan berikutnya
dimulai. Akibatnya setiap pembelahan menghasilkan blastomer-blastomer
dengan ukuran setengah dari blastomer asal. Jadi pembelahan zigot dimulai
dari suatu sel yang ukurannya amat besar, dan berakhir dengan sejumlah sel
dengan ukuran yang kecil. Dengan demikian berbeda dengan sel-sel yang
telah berdiferensiasi pada organisme dewasa, sebab differensiasi seluler
biasanya diiringi dengan peningkatan ukuran sel.
1. Pembelahan pada Manusia
Cleavage pada manusia diawali dengan adanya proses fertilisasi
yaitu penembusan ovum oleh spermatozoa yang mengakibatkan penyatuan
nucleus sperma dengan nucleus ovum untuk menghasilkan zigot. Segera
setelah fertilisasi selesai pembelahan sel secara berulang-ulang terjadi
pada zigot yang dikenal dengan tahap pembelahan sel. Cleavage ini terjadi
melalui serangkaian pembelahan mitosis. Pembelahan sel secara mitosis
meliputi sejumlah tahapan tertentu. Sebenarnya pembelahan mitosis
hanyalah sebagian kecil dari siklus sel. Siklus sel terdiri dari fase
pembelahan mitosis dan fase pertumbuhan yang disebut interfase.
Interfase merupakan bagian terbesar dari siklus sel. Interfase terdiri dari 3
sub fase yaitu fase G1, S, dan G2.
Cleavage sering kali melewatkan fase G1 dan G2. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya proses sintesis protein selama pembelahan terjadi
akibatnya embrio tidak mengalami pembesaran akan tetapi inti dari
pembelahan ini hanya membagi-bagi zigot menjadi banyak sel yang lebih
kecil yang disebut blastomer. Dari satu sel menjadi dua, dua menjadi
empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya yang berlangsung sangat
cepat dan akan menghasilkan sel anakan yang tetap terkumpul menjadi
satu kesatuan menyerupai buah anggur yang disebut morula.
Dalam pertumbuhan selanjutnya morula menjadi blastula. Blastula
adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Blastula di tandai dengan adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan. Pada blastula terdapat cairan sel yang
disebut blastocoel. Selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim
dan sampainya di rahim zigot yang aktif membelah akan menembus
lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim. Proses penembusan
rahim ini berlangsung beberapa hari kemudian blastula akan tertanam pada
dinding rahim yang disebut dengan implantasi. Embrio multiseluler yang
dikenal dengan blastula ini mengakhiri proses cleavage untuk selanjutnya
berlanjut ke tahapan kedua dari pertumbuhan dan perkembangan embrio
yaitu pada fase gastrulasi dan organogenesis.

2. Pembelahan pada Hewan


Pada dasarnya proses pembelahan sel (cleavage) pada hewan-hewan
multiseluler dan manusia adalah sama karena selalu diawali proses
fertilisasi yang kemudian menghasilkan sel tunggal zigotik. Zigot yang
bersifat uniseluler ini kemudian melakukan pembelahan mitosis berulang-
ulang sehingga menghasilkan sel yang banyak dan berukuran kecil.
Sebagai contoh yaitu tahapan pembelahan pada hewan vertebrata
khususnya katak, dimulai dari hewan betina yang melepaskan sel telur ke
air dan hewan jantan melepaskan sperma ke sekitarnya. Fertilisasi bersifat
eksternal kemudian zigot yang terbentuk mengalami pembelahan mitosis
berulang membentuk blastula yang mengandung ribuan sel.
Cleavage pada hewan-hewan multiseluler mengalami perbedaan
pada pola pembelahan selnya. Detail pembelahan bervariasi antara spesies
ini dimulai pada pembelahan pertama yang menetukan apakah dua sel
pertama pembelahannya merata atau tidak dalam hal ukuran dan jenis
bagian sitoplasma sel yang akan diterimanya. Pola pembelahan sel yang
tidak merata ini disebabkan karena adanya kuning telur yang tersimpan
dalam sel telur. Ketika terdapat sedikit kuning telur maka pembelahannya
sempurna sedangkan pada hewan yang kuning telurnya melimpah maka
pembelahannya menjadi tidak sempurna.
a. Pola pembelahan sel pada sel telur dan zigot bulu babi memiliki
polaritas yang jelas yang dimantapkan saat sel telur berkembang di
dalam tubuh induk betina selama oogenesis. Proses pembelahan pada
organism semacam itu bidang- bidang pembelahannya mengikuti pola
spesifik yang relative terhadap kutub-kutub zigot. Telur bulu babi ini
memiliki yolk dengan konsentrasi sedikit sehingga pembelahannya
termasuk dalam pembelahan yang sempurna artinya semua blastomer
yang dihasilkan ukurannya mirip.
b. Pola pembelahan pada katak dan amphibi juga mengalami pembelahan
sempurna, tetapi prosesnya lebih lambat di kutub vegetal yang kaya
kuning telur daripada di kutub animal akibatnya sel bervariasi sedikit
dalam ukurannya.
c. Pola pembelahan sel pada reptilian, burung, dan beberapa jenis ikan
tidak sempurna karena banyak mengandung kuning telur sehingga
pemotongan sangat lambat atau terblokade seluruhnya kecuali di
daerah lempeng kecil yang mengandung paling sedikit kuning telur.
Pada akhirnya walaupun pola pembelahan pada berbagai hewan
bervariasi, secara kolektif sel yang dihasilkan melalui pembelahan ini
menyusun blastula. Blastula yang terbentuk strukturnya bervariasi menurut
pola pembelahan spesies. Pada hewan dengan telur yang kaya kuning telur
seperti burung dan banyak ikan blastulanya berbentuk lempeng yang
disebut blastodis. Blastula mamalia ialah blastosis dengan sel terluar yang
menyekresikan cairan kerongga bola dan sel lain terkumpul dalam massa
terhadap dinding rongga. Sel bagian dalam kemudian akan berkembang
menjadi embrio.

C. Blastula
Blastula merupakan bagian dari perkembangan sel yang cikal bakal dari
embrio yang akan melanjutkan proses perkembangan selanjutnya. Distribusi
yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-
bentuk blastula. Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang disebut
rongga blastula (blastosol).
1. Tipe Blastula
a. Coeloblastula
Blastula ini memiliki ciri yang bentuknya bulat lalu rogganya
berpusat pada tengah (centris) ataupun eksentrik arahnya ke kutub
animal. Blastula tipe ini ada pada telur yang betipe isolesital dan
oligolesital. Contoh spesies yang memiliki blstula ini yaitu pada
Synapta sp, Asterias sp, Amphioxus,dan Amphibia.

b. Diskoblastula
Bentuk lain dari blastula adalah tipe cakram, piring atau memiliki
bentuk khusus di bagian tertentu (atasnya). Bentuk mirip cakram
adalah hasil perkembangan diatas yolk dari blastodisk. Blastula tipe
disk adalah proses dari telur telolesital. Contoh pada hewannya antara
lain blastula pada ayam dan ikan.

Harus diketahui tiap blastula mempunyai Rongga kecuali blastula


tipe stereoblastula, rongga pada blastula tipe ini ada pada bagian
bawah cakram yaitu sekitaran blastodisk dan yolk. Pada tahap pertama
dari perembangan. Blastomer adalah sel yang kecil hasil dari
pembagian sitoplasma (besar) dan zigot. Ada dua bagian yang ada
pada Blastomer yaitu jaringan embrio (jaringan yang tumbuh jadi
embrio) dan jaringan periblast (jaringan yang menyalurkan makanan
dari yolk di bawah).
c. Blastokista
Blastokista adalah blastula yang ada pada semua mamalia,
blastula ini hampir mirip dengan kista, dan dihasilkan dari inner cell
mass yang berlokasi pada bagian embrio yang dikelilingi oleh
toploblas. Blastula ini dihasilkan oleh telur tipe isolesital.

d. Stereoblastula
Berlainan dengan blastula tipe sebelumnya yang memiliki rongga
didalamnya dengan karakteristik berbeda, blastula tipe ini tidak
memiliki rongga alias massif (tanpa rongga). Juga sama seperti
sebelumnya Di hasilkan oleh telur sentrolesital .contoh spesiesnya ada
pada kelompok insekta (serangga).

2. Proses Pembentukan Blastula


Blastulasi adalah proses terbentuknya blastula pada embrio. Blastula
adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami perkembangan.
Sementara sel-sel morula mengalami pembelahan terus menerus,
terbentuklah rongga ataupun celah di bawah germinal disc yang
memisahkan dengan yolk. Rongga ini makin lama makin membesar dan
berisi cairan. Embrio yang sudah memiliki rongga ini disebut dengan
blastula, sedangkan cairannya disebut blastosol.
Proses pembentukan blastula
KESIMPULAN

Zigot adalah hasil dari fertilisasi ovum dengan spermatozoa dan bersifat
diploid. Pada proses pembentukan zigot terjadi 4 fase, yaitu fase morula, blastula,
gastrula, dan organogenesis. Pembentukan zigot dimulai dari proses fertilisasi,
kemudian zigot mengalami proses pembelahan (claveage). Pada salah satu fase
pembentukan zigot, terjadi pembentukan blastula yang disebut blastulasi. Blastula
memiliki 4 tipe yaitu,coeloblastula, diskoblastula, blastokista, dan stereoblastula.
DAFTAR PUSTAKA

Price, S.A. 2006. Patofisiologi Edisi Ke- 6. Jakarta : EGC.


Raharjo, S.B. 2006. Biologi. Jakarata : Erlangga.
Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito : Bandung.
http://adamakalahlengkap.blogspot.co.id/2016/01/zigot-dan-embrio.html

Anda mungkin juga menyukai