Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


llmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dan modernisasi
dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini harus di dukung
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan bermutu. Untuk
meningkatkan kualitas dan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bisa dilakukan
dengan cara peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan sendiri merupakan
suatu hal yang sangatpenting bagi setiap individu, karena dengan adanya
pendidikan manusia akan memperoleh kesejahteraan didalam hidupnya.
Menurut Brown (dalam Abu Ahmadi, 2016: 85) Pendidikan adalah proses
secara sadar dimana perubahan-perubahan didalam tingkah laku dihasilkan
di dalam dirimelalui kelompok. Pendidikan juga sebagai salah satu upaya untuk
menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berguna bagi
bangsa dan negara. Secara umum tujuan pendidikan juga adalah untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai
dalam UUD 1945 pada alenia ke-4, melalui bidang pendidikan dapat membantu
memajukan kesejahteraan,terutama dalam dunia pendidikan, karena setiap
individu memiliki hak untuk memperoleh pendidikanyang layak, sesuai yang
tercantum di UUD 1945 pada bab XA tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
merupakan salah satu hak dasar sebagai warga Negara.
Terciptanya suatu pendidikan yang berkualitas tentu perlu memperhatikan
beberapa aspek, diantaranya mengikuti sesuai program yang dikeluarkan
pemerintah, khusus di dunia pendidikan begitu banyak program-program
yang di gagas diantaranya Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan
Siswa Miskin (BSM), Program Bina Lingkungan. Tidak hanya program bantuan
saja, namun pembaruan kurikulum juga dilakukan oleh pemerintah untuk
menunjangmutu pendidikan di Indonesia, dianataranya Kurikulum 2006

1
(KTSP), Kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 revisi. Pemerintah melakukan
perubahan kurikulum tersebut guna meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak
hanya itu, belum lama ini pemerintah juga mengeluarkan program pendidikan
baru yaitu 5 hari sekolah atau disebut Full Day School, berdasarkan
Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 Tahun 2017 pasal 2 yang berbunyi
“Hari Sekolah dilaksanakan 8 jam dalam 1 hari atau 40 jam selama 5 hari dalam 1
minggu”.
Peluncuran program Full Day School oleh pemerintah pada awal tahun ajaran
baru 2017/2018 ini awalnya menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu Full Day School perlahan-lahan mulai diterima
masyarakat khususnya di Kabupaten Gianyar di SMA Negeri 1 Gianyar.
Penerapan Full Day School di SMA Negeri 1 Gianyar dimulai pada pertengahan
tahun ajaran 2018/2019. Program Full Day School ini tentunya menambah jam
belajar siswa di sekolah. Program Full Day School dan pelaksanaan Kurikulum
2013 yang dirancang pemerintah ini tentunya menuntut siswa untuk memahami
materi pembelajaran lebih awal disekolah. Dari hal tersebut, banyak siswa
memanfaatkan waktu pulang sekolah untuk mengikuti bimbingan belajar diluar
sekolah dan mengerjakan tugas sekolah. Kegiatan siswa yang begitu padat ini
tentunya berpengaruh pada keadaan fisik siswa khususnya kualitas kesehatannya.
Jika kegiatan siswa berlangsung seperti itu berlangsung periodik tentunya akan
mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan siswa yang nantinya akan
berdampak pada keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah
khususnya absensi pelajar dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Di era globalisasi sekarang ini, sekolah memiliki banyak fungsi. Sekolah tidak
hanya dijadikan tempat menuntut ilmu, tetapi juga sebagai media ataupun wadah
organisasi. Dengan adanya organisasi ini, tentunya pelajar dapat menjadinya
sebagai wadah untuk mengembangkan kreatifitasnya, sehingga banyak
berkembang berbagai organisasi disekolah. Diera sekarang ini, banyak siswa yang
merasa dirinya tidak berguna ketika tidak dapat berprestasi, sehingga banyak
siswa mengikuti berbagai lomba maupun kompetisi untuk menguji
kemampuannya. Banyaknya kegiatan organisasi dan perlombaan ini tentunya

2
akan mengganggu kiikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dari
pertimbangan di atas, penulis memilih judul karya tulis yaitu “Kegiatan Pelajar
dan Kualitas Kesehatan Pelajar Berpengaruh Pada Kegiatan Belajar Mengajar
di Kelas X Mipa 7 SMA Negeri 1 Gianyar”

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang telah ditulis, kami memberikan identifikasi masalah
yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:
1. Pertambahan jam belajar pelajar disekolah akibat dilaksanakannya sistem Full
Day School.
2. Pertambahan jam belajar pelajar mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan
pelajar.
3. Banyaknya kegiatan siswa dan kualitas kesehatan siswa yang tidak baik
menganggu keikutsertaaan pelajar dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

1.3 Batasan Masalah


Mengingat banyaknya perkembangan yang bisa ditemukan dalam
permasalahan ini, maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang jelas
mengenai apa yang dibuat dan diselesaikan dalam masalah ini. Adapun batasan-
batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Banyaknya kegiatan siswa yang berpengaruh pada penurunan kualitas
kesehatan peserta didik.
2. Absensi pelajar dan keikutsertaan pelajar dalam kegiatan belajar mengajar
akibat penurunan kesehatan pelajar.

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh kegiatan siswa terhadap keikutsertaan pelajar dalam
kegiatan belajar pelajar di kelas ?
2. Bagaimanakah pengaruh kualitas kesehatan siswa terhadap keikutsertaan
pelajar dalam kegiatan belajar mengajar pelajar di kelas ?
3. Bagaimanakah dampak kedepannya bagi pelajar karena ketidakefektifan
kegiatan belajar mengajar disekolah ?

1.5 Tujuan Penelitian


1. Sebagai pemenuhan tugas akhir pembelajaran Sosiologi pada bab Metode
Penelitian Sosial Sederhana dalam Mengkaji Gejala Sosial di Masyarakat.

3
2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelajar terhadap kualitas kesehatan
siswa.
3. Untuk mengetahui kualitas kesehatan terhadap keikutsertaan pelajar dalam
kegiatan belajar mengajar.
4. Untuk mengetahui future impact bagi pelajar karena ketidakefektifan kegiatan
belajar mengajar disekolah.

1.6 Manfaat Penelitian


Pembuatan penelitian ini tentunya untuk menambah pengetahuan kami
sebagai penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, sehingga pembuatan
makalah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kepusan
apapun yang berkaitan dengan isi makalah ini.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kegiatan Sekolah


Menurut H. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001:70) pendidikan pada
hakikatnya suatu kegiatan yang secara sadra dan disengaja, serta penuh tanggung
jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak anak sehingga timbul
interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan dan dapat
menggapai cita-citanya. Pendidikan diera modern ini tentunya terdapat berbagai
macam kegiatan sekolah yang tentunya menunjang soft skil yang dimiliki oleh
pelajar. Kegiatan sekolah lainnya pun dapat menunjang anak untuk mencapai cita-
citanya, seperti kegiatan ekstrakurikuler, OSIS, dll. Tujuan lain dari kegiatan
tersebut pun juga untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat
peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreatifitas tinggi dan penuh
dengan karya.

4
Kegiatan ini juga untuk melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan
tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Juga untuk mengembangkan etika dan
akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, manusia, alam semesta,
bahkan diri sendiri, juga mengembangkan sensivitas peserta didik dalam melihat
persoalan-persoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif
terhadap permsalahan sosial keagamaan, Memberikan bimbingan dan arahan serta
pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat,
cekatan, dan terampil. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan
untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.
Kegiatan sekolah juga memberikan manfaat, diantaranya siswa terlatih dalam
satu organisasi, terlatih menjadi pemimpin, terlatih berinteraksi dengan kegiatan
luar sekolah, terlatih mempunyai suatu ketrampilan, sebagai benih untuk
berkembang ke depan, terlatih menghargai kelebihan orang lain, terlatih
menghadapi tantangan yang datang, terlatih membuat relasi yang
langgeng(interpersonal), peserta didik juga termotivasi akan cita-citanya/karir
yang akan ia raih, tanpa disadari peserta didik merasa bertanggung jawab atas
kemajuan sekolahnya, peserta didik dapat menghargai jerih payah orang tuanya,
dan juga peserta didik akan berwawasan internasional. Kegiatan seperti yang telah
disebut tersebut juga membantu peserta didik untuk mencapai cita-citanya melalui
pengalaman dan tanggung jawab yang mereka dapatkan dari kegiatan tersebut.
Jika kegiatan yang dilakukan peserta didik tersebut tidak terkontrol dengan
baik maka kegiatan tersebut dapat menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan
tubuh yang memengaruhi kinerja tubuh peserta didik yang kemudian
menyebabkan ketidakhadiran peserta didik tersebut dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas dan juga memengaruhi prestasi peserta didik tersebut.

2.2 Kualitas Kesehatan


Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor
genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja,
istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut
menjadi rusak bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan

5
kerusakan pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang
mau menyadarinya. (Santoso, 2012: 8)
Menurut definisi yang dirumuskan oleh WHO, kesehatan adalah sebagai : ”a
state of complete physical, mental and social well being and not merely the
absence of disease or infirmity“. (WHO, 1948), adalah keadaan sejahtera fisik,
mental, social tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit). Dalam UU RI
Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental
dan social : “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi “
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi
kebugaran dan penampilan tubuh, sertaharta yang paling berharga yang tidak
pernah bisa ditukar dengan apapun. Oleh karena itu setiap orang tentu
mendambakan hidup sehat bahagia dan ingin selalu tampak sehat, bugar,
penampilan yang bagus dan awet muda, tidak lekas keriput karena menua. Hal
tersebut dapat dirasakan apabila kita pernah sakit. Olahraga dan kesehatan
merupakan kebutuhan bagi setiap orang, karena semua orang pasti ingin sehat,
tidak seorangpun yangingin sakit atau terganggu kesehatannya.
Kesehatan merupakan hal yang sangat vital begi keberlangsungan kegiatan
semua orang khususnya bagi para pelajar. Kualitas kesehatan seseoranglah yang
mampu menentukan bisa atau tidaknya ia melakukan suatu kegiatan. Dilansir dari
laman Times Indonesia, kualitas kesehatan dipengaruhi oleh enem faktor utama,
yaitu udara, air, makanan dan minuman, keseimbangan emosi, olahraga teratur,
dan istirahat yang cukup. Yang pertama adalah udara, Pencemaran udara sudah
tidak bisa dipungkiri lagi sebagai faktor yang mempengaruhi kesehatan. Udara
yang kita hirup setiap hari dapat dipastikan dalam kondisi tercemar. Polusi
kendaraan bermotor, asap pabrik dan asap rokok menjadi faktor dominan
pencemaran udara. Air merupakan zat yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas air. Tentu saja tubuh kita
memerlukan asupan air yang bersih dan sehat untuk menjaga agar semua organ
berfungsi dengan baik. Air yang kotor dan tercemar akan mengakibatkan
menurunnya kualitas kesehatan.

6
Selain itu kualitas kesehatan di tentukan oleh makanan dan minuman yang
dikonsumsi seseorang. Jika makanan tersebut mengantung serat yang diperlukan
oleh tubuh seperti vitamin, mineral, protein, dan lain-lain tentunya aka sangat
berpengaruh pada kualitas kesehatan seseorang. Kualitas kesehatan juga
dipengaruhi oleh keseimbangan emosi, Emosi turut menyumbang dalam perannya
mempengaruhi kesehatan. Emosi seringkali dikaitkan dengan produksi hormon
dalam tubuh. Di masa sekarang telah banyak pakar yang mengemukakan
pentingnya kecerdasan emosi, karena hal itu cukup penting dalam menjaga
kesehatan. Untuk menjaga emosi tetap stabil beraktivitas dan, berekspresi secara
wajar dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor yang paling penting menentukan kesehatan adalah olahraga teratur dan
istirahat yang cukup. Jika pola hidup kita sehat, termasuk berolahraga secara
teratur, tubuh kita dapat dikatakan sehat. Hampir semua orang sadar dan setuju
akan pentingnya berolahraga. Sayang, hanya sedikit dari kita yang mau
melakukannya. Dengan berolahraga, tentunya dapat memperlancar sirkulasi
dalam tubuh, seperti peredaran darah dan pernafasan. Tidur merupakan ritual
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Itulah kenapa Tuhan
menciptakan siang dan malam. Agar sebagian dari hari yang kita lalui itu
digunakan untuk istirahat, dalam hal ini tidur. Tidur dibutuhkan untuk
mengistirahatkan organ-organ tubuh kita setelah lelah bekerja. Saat kita tidur,
metabolisme tubuh bekerja, dari mulai peremajaan sel-sel sampai kepada
pembuangan sejumlah toksin yang ada di dalam tubuh. Jika keenam faktor
tersebut tidak terpenuhi, maka kualitas kesehatan seseorang jauh dari kata sehat.
Dari hal tersebut sebagai seorang pelajar tentunya harus menjaga kesehatannya
seperti mengatur pola makan yang sehat, olahraga secara teratur, dan istirahat
yang cukup, sehingga dapat melakukan aktivitas pembelajaran yang efektif.
Aktivitas pelajar yang begitu banyak dan juga disertai tugas sekolah yang tidak
terhitung jumlahnya, tentunya dapat mengganggu kualitas kesehatan siswa
terutama berkurangnya waktu untuk beristirahat (tidur). Kurangnya tidur ini
tentunya sangat berdampak sangat tidak baik bagi kesehatan seorang pelajar.

7
Aurora Lumbantoruan, seorang psikolog klinis, mengatakan dampak buruk dari
kualitas tidur yang rendah mencakup lama seseorang untuk fokus terhadap
sesuatu, ingatan dan kemampuan belajar. "Dampak buruk kualitas tidur juga bisa
mempengaruhi kondisi psikologis seseorang menjadi lebih rentan mengalami
depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya.” Dengan terpenuhi
faktor penunjang kualitas kesehatan tersebut tentunya pelajar dapat melaksanakan
aktivitasnya dengan sangat baik.
Dilansir dari laman Independent, National Sleep Foundation (NSF) dan panel
yang terdiri dari 18 ilmuwan medis dan para peneliti mengulas lebih dari 300
penelitian tentang tidur. Mereka mencoba menemukan jumlah waktu yang tepat
seseorang harus tidur sesuai dengan usia. Sementara jawaban sederhana
mengatakan tidak ada jumlah waktu tidur sempurna untuk memenuhi setiap
individu, NSF menerbitkan laporan yang memperbarui rekomendasi tidur untuk
segala usia. Jumlah waktu tidur yang ideal adalah sebagai berikut, bayi yang baru
lahir (0-3 bulan): 14-17 jam per hari, bayi (4-11 bulan): 12 – 15 jam per hari,
balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari, anak pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam
per hari , anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam per hari , remaja (14-17): 8-10
jam per hari, orang dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam per hari, dewasa (26-64):
7-9 jam per hari, dan orang dewasa yang lebih tua (di atas 65 tahun): 7-8 jam per
hari.
Dilansir dari laman CNN Indonesia, Kurang tidur tak cuma berpengaruh
terhadap kesehatan tubuh, tapi juga pada nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
pada kalangan mahasiswa. Hal itu ditemukan dalam sebuah penelitian terbaru
yang menyebutkan dampak kurang tidur sama seperti mabuk akibat alkohol dan
narkoba. Studi menunjukkan, mahasiswa yang mengalami gangguan tidur setiap
malam dikaitkan dengan penurunan 0,02 poin dari IPK mereka. Hasil IPK itu
berkebalikan dengan mahasiswa yang tidur dengan cukup.
Selain itu, mahasiswa kurang tidur juga 10 persen lebih mungkin membolos
dari kelas dibandingkan dengan yang tidak. "Seseorang yang secara rutin
beristirahat dengan baik memiliki keuntungan IPK 0,14 lebih tinggi dari
seseorang yang selalu mengantuk," kata penulis penelitian, J. Roxanne Prichard,

8
yang merupakan direktur ilmiah di Center for College Sleep, University of St.
Thomas Amerika Serikat, mengutip Reuters. Prichard menjelaskan, mahasiswa
dengan waktu istirahat yang cukup dapat belajar serta menyelesaikan pekerjaan
dan masalah lebih efisien. Sedangkan saat kurang tidur, tubuh cenderung merasa
cemas, depresi, dan muncul penyakit lain yang dapat mengganggu efektivitas
belajar.

2.3 Kegiatan Belajar Mengajar


Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai (Hamzah, 2009: 54). Oemar Hamalik (2005:
154) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap
berkat latihan dan pengalaman. Belajar menurut Suhaenah Suparno
(2001:2) merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif
permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Mengajar
adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar (JJ. Hasibuan dan Moedjiono, 2002: 3).
Menurut Suryosubroto (2002: 19), mengajar pada hakekatnya adalah
melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Suryosubroto melanjutkan proses belajar
mengajar yaitu meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
pengajaran. Menurut Martinis Yamin (2007: 59), proses belajar mengajar
merupakan proses yang sistematik, artinya proses yang dilakukan oleh guru
dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan sub-sub, bagian, komponen-
komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Menurut Hamzah (2009: 54) sesuai dengan 4 Pilar UNESCO bahwa
dalam proses pembelajaran diperlukan :
a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan
menghayati bagaimana suatupengetahuan dapat diperoleh dari fenomena
yang terdapat dalam lingkungannya.

9
b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati
proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.
c. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya
manusia terdidik yang mandiri.
d. Learning to life together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma
ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan
menyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan
kebahagiaan dalam belajar.
Tentunya kegiatan belajar mengajar yang berkualitas disekolah akan sangat
membantu siswa memahami materi pembelajaran. Tanpa adanya gangguan atau
halangan mengikuti kegiatan pembelajarn dikelas tentunya dapat mencapai 4
tujuan atau pilar yang dinyatakan UNESCO. Dengan terpenuhi empat pilar
tersebut, tentunya pelajar akan sangat merasakan manfaatnya khusunya sangat
berguna untuk menggapai cita-citanya dimasa depan. Jika kegiatan belajar
mengajar ini terganggu, tentunya pelajar tidak akan memperoleh ilmu secara
efektif, sehingga pelajar kurang memahami pembelajaran disekolah.
Ketidakefektifan pembelajaran dikelas tentunya mengakibatkan banyaknya materi
pembelajaran yang tidak tuntas. Banyaknya materi pembelajarn yang tidak tuntas
ini mengakibatkan ketidakpemahaman pelajar terhadap materi yang tidak tuntas
tersebut. Dari hal itu mengakibatkan ketika evaluasi pembelajaran ataupun ujian,
banyak pelajar yang tidak tuntas dalam beberapa materi pembelajarn.

10
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini kami laksanakan di SMA Negeri 1 Gianyar khususnya di Kelas
X MIPA 7. Dalam hal ini penulis melakukan kuisioner pada siswa dan siswi
mengenai penelitian yang kami lakukan. Kami melakukan kuisioner ini pada hari
Jumat, 10 Mei 2019.

3.2 Bentuk Penelitian


Dalam hal ini kami menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan pelajar dan kualitas kesehatan
pelajar yang berpengaruh pada keikutsertaan pelajar dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Dalam hal ini, peneliti menggunakan penelitian lapangan, pada
penelitian ini dilakukan secara langsung dimana obyek yang diteliti yaitu para
siswa dan siswi di kelas X MIPA 7 SMA Negeri 1 Gianyar.

3.3 Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan yang
berupa keterangan-keterangan dari pihak yang terkait. Dalam hal ini,
penulis mengumpulkan data yang menyangkut keikutsertaan pelajar dalam
kegiatan belajar mengajar dikelas akibat pengaruh dari kegiatan siswa dan
kualitas kesehatan siswa, data yang digunakan merupakan data yang
diperoleh langsung dari sumbernya yaitu para siswa dan siswi kelas X
MIPA 7 di SMA Negeri 1 Gianyar
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang
berupa buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan
sebagainya. Sumber data ini merupakan sumber data yang membantu
memberikan keterangan atau data pelengkap sebagai bahan
pembanding.

11
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini, kami sebagai penulis menggunakan teknik penggumpulan data
berupa kuisioner (angket) dan wawancara. Kuisioner yang kami gunakan yaitu
kuisioner tertutup, dimana kami telah menyediakan pilihan jawaban atas
pertanyaan yang kami ajukan, sehingga partisipan hanya perlu memilih jawaban
yang telah kami sediakan tanpa membuat jawaban sendiri. Wawancara yang kami
lakukan dengan sekretaris Kelas X MIPA 7, yaitu Ni Luh Dian Kesumawati
berkaitan dengan absensi pelajar kelas 10 MIPA 7 pada keikutsertaannya di
kegiatan belajar mengajar dikelas.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel


Dalam pengambilan sampel untuk keperluan penelitian ini, kami sebagai
penulis menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana (random),
dimana dari 40 orang siswa di kelas X MIPA 7, kami mengambil 20 orang secara
acak untuk dijadikan sampel untuk memperoleh data untuk keperluan penelitian
kami.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Angket dan Hasil Angket


1. Sepulang sekolah apakah anda mengikuti kegiatan lain seperti les dan belajar
kelompok ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah sepulang sekolah anda belajar kembali (membuat pr, membaca
buku) ?
a. Ya b. Tidak
3. Jam berapakah anda tidur ?

12
a. 20.00 b. 21.00 c. 22.00 d. >23.00
4. Berapa jamkah anda tidur dalam sehari ?
a. ≤6jam b. 7 jam c. ≥8jam
5. Berapa banyak anda mengikuti ekstrakurikuler atau organisasi ?
a. Tidak ikut b. 1 – 2 c. >3
6. Seberapa sering anda mengikuti lomba mewakili sekolah ?
a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering
7. Pernahkah anda dispensasi disekolah ?
a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering
8. Dalam sebulan berapa kalikah anda tidak masuk sekolah ?
a. Tidak pernah b. 1-5 Kali c. >5 Kali

Tabel 4.1
Hasil Angket Responden

No. a b c D
1. 15 org 5 org
2. 11 org 9 org
3. - 3 org 7 org 10 org
4. 8 org 7 org 5 org
5. - 13 org 7 org
6. 6 org 7 org 7 org
7. 4 org 11 org 5 org
8. 3 org 7 org 10 rg

4.2 Hasil Wawancara


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Hari Jumat, 10 Mei 2019
dengan sekretaris kelas X MIPA 7, Ni Luh Dian Kesumawati, kami memperoleh
beberapa informasi yang berkaitan dengan keiikutsertaan pelajar kelas X MIPA 7
dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu
Tabel 4.2
Hasil Wawancara

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah siswa kelas X MIPA 7 Menurut saya beberapa orang saja
aktif dan antusias dalam yang aktif dalam pemebelajaran dan

13
mengikuti pembelajaran ? sisanya hanya duduk diam termangu
tanpa mengerti apa yang yang
dijelaskan bapak/ibu guru. Mungkin
siswa yang seperti tersebut kecapekan
karena tugas yang diberikan untuk
dirumah juga begitu banyak, jadi
mereka tidak bisa focus dikelas karena
mengalami kelelahan.
2. Apakah sering terdapat jam Saya sebagai seorang siswi di kelas X
kosong di kelas X MIPA 7 ? MIPA 7 mengamati di kelas saya
tentunya sering terdapat jam kosong.
Dalam seminggu biasanya hampir
terdapat 3 pelajaran yang kosong. Dan
ketika jam kosong ini biasanya tanpa
ada pemberitahuan dari guru
bersangkutan.
3. Apakah yang dilakukan pelajar Berdasarkan pengamatan saya pada
kelas X MIPA 7 jika terdapat jam jam-jam kosong, para pelajar biasanya
kosong ? bukan memanfaatkannya untuk belajar,
pelajar justru banyak memanfaatkan
jam kosong tersebut justru untuk
melakukan hal yang kurang
bermanfaat. Pelajar biasanya lebih
banyak tidur dikelas, bermain
handphone, dan beberapa juga ada
yang bernyayi-nyanyi tidak jelas
sehingga menyebabkan kelas rebut,
mungkin mereka melakukan hal
tersebut karena bosan, kelelahan, dan
untuk menghibur diri karena mereka

14
tidak memiliki waktu diluar sekolah
untuk melakukan hal tersebut.
4. Apakah pelajar di kelas X MIPA 7 Keiikutsertaan pelajar dalam kegiatan
selalu hadir lengkap saat belajar mengajar hampir selalu tidak
mengikuti kegiatan belajar lengkap, kadang-kadang beberapa
mengajar ? pelajar dispen mengikuti kegiatan
lomba, OSIS, dan lain sebagainya.
Selain itu dalam satu minggu ada saja
yang sakit, bahkan kadang-kadang
ketika disekolah ketika mengikuti
pelajaran ada yang izin ke UKS karena
sakit. Berdasarkan pengamatan saya
dikelas X MIPA 7 jarang lengkap
formasinya.
5. Apakah anda memiliki Disini narasumber memberi kami
rekapitulasi absensi siswa 3 bulan rekapitulasi absensi siswa kelas X
terakhir ini ? Boleh perlihatkan MIPA 7. Hasil rekapitulasi ini kami
kepada saya ? sajikan pada tabel dibawah.

Tabel 4.3
Rekapitulasi Absen Kelas X MIPA 7
Bulan Februari, Maret, dan April

No. Bulan S I A D
1. Februari 7 5 - 8
2. Maret 13 4 - 16
3. April 5 7 - 6
Rata-rata 8 5 - 10

4.3 Pembahasan

15
Berdasarkan data-data yang telah kami peroleh dari hasil penelitian yang kami
lakukan, pelajar yang telah melakukan pembelajaran disekolah yang hampir lebih
dari 8 jam memanfaatkan waktu pulang sekolahnya untuk kembali belajar seperti
bimbel dan belajar kelompok hal ini dikarenakan mereka tidak hanya bisa
mengandalakan pemebelajaran disekolah tanpa adanya penjelasan dan latihan soal
yang lebih mendalam. Ketika pulang sekolah pun lebih dari 75% siswa juga
memanfaatkan waktunya untuk belajar kembali materi-materi yang telah
diajarkan disekolah. Hal tersebut dikarenakan banyaknya jam kosong disekolah
yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran disekolah dan juga
dikarenakan kurang efektifnya keikutsertaan siswa dalam pembelajaran.
Pelajar yang lebih banyak memanfaatkan waktu pulang sekolahnya bukan untuk
istirahat tetapi justru untuk belajar. Banyak pelajar yang tidur hampir larut malam
untuk mempersiapkan tugas dan belajar untuk ulangan disekolah sampai larut
malam. Belajar sampai larut malam ini tentunya sangat tidak disarankan yang
tentunya sangat berakibat fatal bagi kesehatan. Belajar sampai larut malam ini
tentunya menyebabkan kebanyakan pelajar yang tidur kurang dari 8 jam.

Waktu tidur pelajar yang kurang dari 8 jam ini tentunya akan sangat berpengaruh
pada kualitas kesehatannya. Jika ini terjadi secara terus menurus maka tentunya
banyak pelajar yang akan jatuh sakit akibat aktivitas yang terlalu padat yang
menyebabkan berkurangnya waktu untuk beristirahat. Hal tersebut tentunya akan

16
sangat mengganggu keikutsertaan pelajar dalam mengikuti kegiatan belajar
disekolahnya yang tentunya menyebabkan absensi pada daftar kehadirannya
dikelas, seperti yang terjadi di kelas X MIPA 7 rata-rata dalam 3 bulan sebanyak 8
orang yang sakit. Selain itu hal tersebut mengakibatkan banyaknya siswa yang
pergi ke UKS sekolah ketika mengikuti pembelajaran dikarenakan badannya
kurang sehat. Kualitas kesehatan tentunya akan menurun seiring berkurangnya
waktu tidur pelajar, sehingga dalam mengikuti pembelajaran di kelas tentunya
pelajar tidak dapat produktif belajar dikelas serta tidak antusias dan aktif dalam
mengikuti pembelajaran dikelas.
Kurangnya waktu pelajar untuk beristirahat tentunya sangat berpengaruh pada
kegiatan pelajar. Ketika terdapat jam kosong disekolah, siswa biasanya bukan
memanfaatkannya untuk belajar, tetapi justru untuk hal lain. Siswa cenderung
memanfaatkan jam kosong tersebut untuk tidur dikelas, karena kurangnya waktu
tidur dirumah. Bahkan banyak dari pelajar yang memanfaatkan jam kosong
tersebut untuk bercanda, bermain gadget, dan lain sebagainya
Dari hasil penelitian diatas juga, pelajar tidak hanya disibukkan tentang urusan
belajar tetapi juga disibukkan dengan urusan ekstra, organisasi, dan lomba.
Tentunya pelajar yang mengikuti ekstra kurikuler ini tentunya bukan tanpa alasan,
pelajar mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi tersebut untuk
menyalurkan hobinya dan memanfaatkan waktu luangnya. Pelajar tidak ada yang
tidak mengikuti ekstrakurikuler maupun organisaso bahkan beberapa pelajar
mengikuti ekstrakulikuler/organisasi lebih dari 3. Ekstrakurikuler maupun
organisas1 yang tentunya memiliki banyak kegiatan ini akan menghabiskan
banyak waktu sehingga dapat mengganggu waktu beristirahat pelajar. Kurangnya
waktu beristirahat ini tentunya juga akan menurunkan kesehatan pelajar yang
akan berdampak pada kesiapan pelajar dalam menerima pembelajaran disekolah.
Tidak hanya disibukkan dengan organisasi dan ekstrakurikuler, pelajar juga
disebukkan dengan berbagai macam perlombaan yang tentunya sangat berguna
untuk menguji ilmu yang dimilikinya dan untuk mengharumkan nama sekolah.
Dari 20 orang responden di kelas X MIPA 7, 16 orang pernah mengikuti
perlombaan untuk mewakili sekolah. Tentunya ketika mengikuti perlombaan ini

17
mau tidak mau pelajar harus dispensasi dari kegiatan belajar mengajar disekolah,
hal ini dibuktikan dengan banyaknya dispensasi pada absensi siswa pada setiap
bulan. Akibat dari dispensasi ini tentunya pelajar akan ketertinggalan pelajaran
sehingga pelajar tidak akan mengerti mengenai pelajaran yang diajarkan dikelas.
Kualitas kesehatan pelajar yang cenderung menurun dan banyaknya kegiatan
pelajar yang mengganggu pembelajaran tentunya akan sangat berdampak
kedepannya. ketidakefektifan kegiatan belajar mengajar akan memberikan
dampak jangka panjang yang tentunya sangat merugikan pelajar. Pelajar yang
jarang mengikuti pembelajaran dikelas tentunya akan tidak terlalu paham
mengenai pelajaran yang diajarkan dikelas, sehingga ketika menghadapi ulangan
seperti ulangan harian, ulangan semester, ujian nasional, maupun tes masuk
perguruan tinggi akan mengalami kesulitan ketika behadapan dengan soal-soal
ulangan atau ujian tersebut. Dari hal tersebut kemungkinan pelajar tersebut akan
tidak lulus (tuntas) dalam mengikuti ulangan atau ujian tersebut
Ketertinggalan pembelajaran dan ketidakefektifan kegiatan belajar mengajar
tentunya akan sangat memengaruhi penilaian guru terhadap pelajar. Dalam
memberi penilaian ini tentu guru akan memantau absensi pelajar, jika seorang
pelajar rajin tentu guru akan sangat bersimpati pada pelajar tersebut karena pelajar
tersebut rajin mengikuti pembelajaran. Berbanding terbalik jika pelajar sering
tidak mengikuti pembelajaran dikelas, guru akan kesulitan untuk memberi nilai
pada siswa tersebut dan membutuhkan banyak pertimbangan ketikan akan
melakukan penilaian

BAB V

18
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Kegiatan pelajar seperti organisasi, ekstrakurikuler dan perlombaan akan
mengganggu keikutsertaan pelajar dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
dikarenakan siswa tersebut akan dispensasi dalam pembelajaran sehingga
tidak dapat mengikuti pembelajaran disekolah.
2. Kualitas kesehatan pelajar akan sangat berpengaruh pada keikutsertaan
pelajar, dikarenakan jika kesehatan pelajar tidak baik maka seorang pelajar
tidak dapat produktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas bahkan
seorang pelajar harus absen mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.
Berbanding terbalik jika kualitas kesehatan pelajar baik, maka seorang pelajar
akan produktif dalam mengikuti pembelajaran.
3. ketidakefektifan kegiatan belajar mengajar dikelas akan berpengaruh
kedepannya seperti pelajar tidak akan paham mengenai pembelajaran dikelas,
pelajar kemungkinan tidak lulus ujian maupun tes karena kurangnya
pemahamannya terhadap pembelajaran, dan seorang guru akan sulit
melakukan penilaian terhadap pelajar

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/31418/20/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/4491/12/BAB%20II.pdf
https://www.timesindonesia.co.id/read/180774/2/20180821/115737/6-faktor-utama-
yang-mempengaruhi-kesehatan-tubuh/

19
http://eprints.uny.ac.id/8466/3/bab%202%20-%20NIM.%2008518241018.pdf
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180912155309-255-329657/studi-
kurang-tidur-bikin-kepandaian-menurun

20

Anda mungkin juga menyukai