Saat memutuskan untuk mendirikan klinik, hal penting yang harus diketahui oleh Pemilik/Pendiri adalah menghitung prakiraan kebutuhan dana investasi, prakiraan pendapatan, dan prakiraan biaya. 1 Prakiraan kebutuhan dana investasi Investasi adalah penanaman modal (baik modal tetap maupun modal tidak tetap) yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu perusahaan dimasa yang akan datang Kebutuhan dana investasi dihitung dengan mempertimbangkan kebutuhan pelayanan yang akan dikembangkan (antara lain rencana cakupan, jenis layanan dan fasilitas lain dengan mengacu dari kajian kebutuhan ruang). Tujuan utama investasi yang berorientasi profit adalah memaksimalkan pendayagunaan aktiva sedangkan pada usaha Klinik memiliki tujuan yang berorientasi nirlaba (not for profit). Orientasi nirlaba berarti mengutamakan upaya memperkecil resiko finansial (3). Rencana investasi terdiri atas : 1 Biaya Pre-Operating (konsultan, Perijinan dll) 2 Biaya bangunan : berdasarkan estimasi luas lantai, dan mengacu pada perkiraan biaya konstruksi per m2 bangunan 3 Biaya peralatan medik dan non medik : alat-alat medik, furniture, elektronik, peralatan kantor, dll 4 Biaya operasional (modal kerja) : yaitu biaya awal operasional (+ 3 bulan pertama) . Berikut ini adalah contoh estimasi biaya bangunan klinik : Untuk klinik pratama rawat jalan, luas bangunan diperkirakan minimal 125m2, dengan luas tanah ideal 200- 450m2. Di bawah ini adalah tabel estimasi biaya bangunan klinik pratama rawat jalan . Tabel 1 Estimasi biaya bangunan klinik rawat jalan Estimasi biaya klinik pratama rawat jalan adalah sbb (tidak termasuk harga tanah) Tabel 2 Estimasi biaya investasi klinik pratama rawat jalan
2 Prakiraan biaya dan pendapatan
Prakiraan biaya dengan mempertimbangkan proyeksi biaya tidak tetap/indirect cost dan biaya tetap/direct cost. 1 Klinik Pratama Rawat jalan Prakiraan biaya klinik pratama rawat jalan pada tabel dibawah ini menggunakan asumsi sbb : ▪ Buka 12-16 jam (atau 2 shif), buka setiap hari kerja ▪ Gaji SDM Dokter 2 Rp 4.000.000,- (take home pay) dan non dokter mengikuti UMR ▪ Belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan ▪ Belum memiliki layanan gigi, tetapi memiliki tenaga apoteker Tabel 3 Simulasi Anggaran Operasional Klinik Pratama Rawat Jalan Tahun Pertama Total biaya tidak langsung adalah Rp 258.290.000,- atau berkisar Rp 21.500.000/bulan. Prakiraan pendapatan klinik pratama rawat jalan berasal dari pelayanan langsung pasien umum, kapitasi BPJS (Klinik Pratama) atau tarif Ina-CBG’s BPJS (Klinik Utama), dan sumber pendapatan lain (misal sebagai tempat praktek siswa kesehatan,sumbangan, dll) Berdasarkan simulasi anggaran biaya klinik dapat diperkirakan sebagai berikut : 1 Biaya operasional klinik pratama rawat jalan yang buka 12 jam adalah Rp 21.500.000,-/bulan (belum termasuk belanja obat untuk pelayanan) 2 Sumber pendapatan dari pasien umum di era JKN tidak banyak diharapkan, berkisar Rp.2.500.000/bulan (tahap awal) 3 Biaya investasi bangunan (diluar tanah) dengan asumsi 20 th masa pakai bangunan, maka beban sekitar Rp 2.000.000,-/bulan 4 Saat mulai bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, dengan jumlah peserta yang “harus” dicari maka dapat diperkirakan selama 2 (dua) tahun awal, Klinik belum dapat memberikan keuntungan, kecuali jumlah peserta BPJS Kesehatan bisa mencapai 5000 peserta (atau Rp 45.000.000,-/bulan—-brutto) BAGAIMANA AGAR KLINIK PRATAMA DAPAT SEGERA MEMPEROLEH PESERTA BPJS ATAU MENJADI PILIHAN PESERTA BPJS?