Anda di halaman 1dari 16

BAB

11. DAS

Kemampuan Akhir yang diharapkan :


Setelah mempelajari dan mendiskusikan materi ini, serta mengerjakan latihan materi
ini, perserta didik dapat :

(1) Memahami pengertian DAS.

(2) Menginterpretasi DAS

11.1 Pendahuluan

Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang merupakan kesatuan
ekosistem yang dibatasi oleh pemisah topografis dan berfungsi sebagai pengumpul,
penyimpan dan penyalur air, sedimen, unsur hara melalui sistem sungai,
megeluarkannya melalui outlet tunggal. Apabila turun hujan di daerah tersebut, maka
air hujan yang turun akan mengalir ke sungai‐sungai yang ada disekitar daerah yang
dituruni hujan. Karena manfaan DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan
hujan yang jatuh melalui sungai.

Setiap sungai mempunyai daerah aliran sungai (DAS) dan setiap sungai tersebut
memiliki karakteristik dan kondisi DAS yang berbeda‐beda. Karakteristik dan kondisi
DAS yang berbeda‐beda ini merupakan salah penentu bagi ketersediaan air irigasi.

11.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum karakteristik dan kondisi DAS

11.3 Dasar Teori

11.3.1 Potensi Sumberdaya Air

Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial
bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah
tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan (https://id.wikipedia.org/wiki/
Sumber_daya_air).

11‐1
11‐2

Jumlah air di bumi adalah tetap . Volume air dipermukaan bumi diperkirakan
mencapai 1.424.192.640 km³.

Secara spasial air menutup


permukaan bumi seluas 70,8% dari
permukaan bumi dan secara volume
air ini terdiri dari air laut 97,5 persen
dan air tawar 2,5 persen.

Dari jumlah 2,5 persen air


tawar (freshwater) yang dimiliki
bumi paling banyak berupa glasier
(gletser; bongkahan es) yakni
sebesar 68,7 persen dari total air
tawar yang ada. Kandungan air tawar
terbesar kedua tersimpan di dalam
tanah dalam bentuk airtanah
(groundwater) sebesar 30,1 % dan
sebanyak 0,8% tersimpan dalam
bentuk tanah beku (permafrost).


Gambar 11.1 Potensi Sumber Air
Sumber : https://alamendah.org/2011/07/30/berapa‐
banyak‐air‐yang‐bisa‐kita‐konsumsi/


Dan ternyata dari keseluruhan air tawar yang dimiliki bumi hanya sebanyak 0,4
persen yang terdapat di permukaan tanah (surface) dan atmosfir (atmospheric water).
0,4 persen air tawar inilah yang sering diperebutkan dan dikonsumsi oleh milyaran
penduduk bumi. Potensi sumberdaya air setiap wilayah sangat dipengaruhi oleh
daerah aliran sungai (watershed, catchment area/basin).

11.3.2 DAS (Daerah Aliran Sungai)

Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggung‐
punggung bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui cekungan
permukaan bumi (saluran air, sungai dan lain‐lain) dan kemudian berkumpul menuju
suatu muara sungai, laut, danau atau waduk, seperti tersaji Gambat 2.1.
11‐3


Gambar 11.2 Daerah Aliran Sungai (watershed, catchment area/basin)

A. Batas DAS
Hujan yang jatuh di punggung gunung akan mengalir ke cekungan permukaan
bumi. Tetapi pnggung‐punggung gunung tidak selalu identik lapisan kedap air
(impermeable layer). Hal ini berdampak air mengalir ke cekungan permukaan
pada cekungan permukaan, seperti terlihat pada Gambar

Keterangan :
(1) Batas DAS berdasarkan topografi
(2) Batas DAS berdasarkan lapisan
kedap air


Gambar 11.3 Batas DAS (Topographical Watershed dengan)

Selain ketidak tepatan batas lapisan kedap air dengan punggung gunung, ketidak
tepatan batas batas juga dipengaruhi oleh infrastruktur buatan (jalan, rel KA dan
lain‐lainnya).

Keterangan :
(1) Batas DAS
(2) Perubahan batas DAS dampak
perubahan morfologi (jalan, rel
KA dan lain‐lain)

11‐4


Gambar 11.4 Perubahan Batas DAS akibat Infrastruktur Buatan

Batas DAS secara topografi dapat ditentukan berdasarkan garis kontur dengan
konsep :

(1) Bentuk kontur dapat menggambarkan bentuk permukaan bumi, sehingga


dapat menginterpretasikan arah aliran air.

(2) Arah aliran akan mengalir tegak lurus ke arah kontur yang lebih rendah.

Kedua konsep ini disajikan pada Gambar 2.5 (gunung/bukit) dan Gambar 2.6
(permukaan berbentuk pelana kuda).



Gambar 11.5 Interpretasi pada concave slope dan convex slope pada Kontur Gunung

Berdasarkan Gambar 2.6, lereng bagian barat berbentuk cekung (concave slope)
sedangkan bagian timur berbentuk cembung (convex slope). Bentuk permukaan
cekung akan menunjukkan cekungan permukaan bumi dan bentuk cembung
akan cenderung menjadi batas DAS.
11‐5


Gambar 11.6 Interpretasi arah aliran pada Kontur Pelana Kuda

Interpretasi batas DAS secara topografi pada umumnya dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :

(1) DAS Berukuran Kecil

DAS berukuran kecil pada umumnya mempunyai kontur yang tidak


kompleks. Penentuan batas ini ditentukan dengan memperhatikan :

a. Sungai‐sungai

b. Penentuan aliran berdasarkan concave slope dan batas DAS convex


slope
Penentuan DAS berukuran kecil disajikan pada Gambar 2.8.

(2) DAS Berukuran Besar

DAS berukuran kecil pada umumnya mempunyai kontur yang kompleks.


Penentuan batas ini ditentukan dengan memperhatikan :

a. Menentukan batas puncak pada kontur bergunung;

b. Penentuan aliran berdasarkan concave slope dan batas DAS convex


slope
Penentuan DAS berukuran kecil disajikan pada Gambar 2.9.

11‐6



Prosedur :
(1) Menentukan Sungai AB
(2) Penentuan aliran berdasarkan concave slope
dan batas DAS convex slope
(3) Mentukan Batas DAS




Gambar 11.7 Penentuan Batas DAS Kecil


Gambar 11.8 Penentuan Batas DAS Besar
Prosedur : (1) Menentukan batas puncak pada kontur bergunung;
(2) Penentuan aliran berdasarkan concave slope dan batas DAS convex slope
(3) Mentukan Batas DAS

11‐7

Keterangan :
(1) Batas DAS
(2) Perubahan batas DAS dampak
perubahan morfologi (jalan, rel
KA dan lain‐lain)



Gambar 11.9 Perubahan Batas DAS
Keterangan : Simple Template ‐ Meters

B. Dimensi DAS
Secara dimensi, DAS dapat diinterprasikan sebagai :

(1) Luas DAS

Luas DAS dibatasi oleh batas DAS, yaitu Garis batas antara DAS adalah
punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan membagia air
hujan ke masing‐masing DAS.

(2) Panjang dan lebar

Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah
hulu sepanjang sungai induk.

(3) Kemiringan atau Gradien Sungai

Perbandingan antara beda tinggi dan panjang sungai utama


Dimensi DAS disajikan Gambar 11.10.
11‐8

Keterangan :
(1) DAS
(2) Sub DAS



Gambar 11.10 Perubahan Batas DAS
Keterangan : Simple Template ‐ Meters

C. Bentuk DAS
Bentuk DAS akan berdampak pada aliran hidrologis sungai. Luas DAS akan
berpengaruh pada volume aliran, kemiringan DAS akan berpengaruh pada aliran
puncak sungai. Oleh karena itu perlu mengetahui bentuk DAS.

Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:

(1) Bulu Ayam

Bentuk bulu ayam mempunyai bentuk aliran anak sungainya menyerupai


ruas‐ruas tulang dari bulu ayam. Anak‐anak sungai langsung mengalir ke
sungai utama. Pada umumnya DAS yang berbentuk bulu ayam memiliki
debit banjir sekuensial dan berurutan.
Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream.
Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya.

(2) Kipas

DAS berbentuk kipas memiliki anak sungai menyebar dan bertemu di titik‐
titik tertentu. debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan
memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk
11‐9

mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu


ayam.

(3) Bentuk parallel / Kombinasi

DAS berbentuk mempunyai dua atau lebih jalur sub daerah aliran sungai
yang sejajar dan bergabung di bagian hilir. Pada umumnya DAS ini memiliki
debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir.
Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan.

Bentuk DAS dapat dinyatakan dalam bentuk indeks bentuk geometric. Bentuk
geometric ini dinyatakan dengan Index Bentuk Gravelius dengan persamaan
sebagai berikut (http://echo2.epfl.ch/VICAIRE/mod_1a/ chapt_2/main.htm) :

P
KG 
2  A

P
 0,28
A

dimana : KG = Indeks bentuk Gravelius


A = watershed area [km2]
P = watershed perimeter [km]
Bentuk DAS dan Index Bentuk Gravelius disajikan Gambar 2.12..

Keterangan :
(1) Bulu Burung
(2) Radial
(3) Paralel


Keterangan :
(4) Nilai KG


Gambar 11.11 Bentuk DAS dan Index Bentuk Gravelius


11‐10

D. Pola Pemanfataan DAS


DAS termasuk suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak‐anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (PP
No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1).


Gambar 11.12 3D Warehouse SketchUp

11.4 Metode Praktikum

11.4.1 Tempat dan Waktu

Praktikum direncanakan di Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi


Lingkungan ‐ Jurusan Teknik Pertanian ‐ Universitas Jember pada acara praktikum
irigasi ke‐11.

11.4.2 Bahan, Alat dan Software

Bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah :

(1) Peta Dasar


11‐11

Peta dasar yang dipergunakan dalam praktimum ini adalah sheet peta RBI
yang mewakili wilayah kajian, yaitu peta RBI dengan nomer indeks
________________.
Interpretasi peta dasar disajikan dalam bentuk sungai dan kountor

(2) Image Googgle Maps

Image Googgle Maps yang dipergunakan dalam praktimum ini adalah Image
Googgle Maps berkoordinat antara _______°___________________ sampai
_______°___________________ lintang utara dan antara _______°___________________
sampai _______°___________________ bujur timur

(3) Data Hujan

Data hujan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah data hujan yang
diperoleh pada stasiun ‐ stasiun hujan sebagai berikut :

a. ___________________________________________ (_______ s/d _______)

b. ___________________________________________ (_______ s/d _______)

c. ___________________________________________ (_______ s/d _______)

d. ___________________________________________ (_______ s/d _______)

e. ___________________________________________ (_______ s/d _______)

f. ___________________________________________ (_______ s/d _______)

g. ___________________________________________ (_______ s/d _______)


Software yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah :

(1) Map Info

(2) Vertical Map

11.4.3 Metodologi Praktikum

Metodologi Praktikum direncanakan tersaji pada Gambar 11.13.


11‐12



Gambar 11.13 Metodologi Praktikum

A. Interpretasi Sungai dan Kountor


Interpretasi sungai dan kountor diperoleh dari peta RBI.

B. Interpretasi DAS
Interpretasi DAS ditentukan berdasarkan sungai dan kountor.

C. Menghitung Dimensi DAS, Kc dan Tata Guna Lahan


Parameter DAS yang dihitung adalah (i) Luas DAS, (ii) panjang dan lebar DAS;
dan (iii) kemiringan atau gradien sungai.

Bentuk geometric DAS (Kc) dihitung berdasarkan index bentuk gravelius.

Tata Guna Lahan


11‐13

11.5 Hasil dan Pembahasan

11.5.1 Tempat dan Waktu

_______________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

Lokasi kajian disajikan Gambar 11.12.




















Gambar 11.14 Lokasi

11.5.2 Dimensi DAS dan Kc

Hasil perhitungan sebagai berikut

_______________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________
11‐14

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

11.5.3 Tata Guna Lahan DAS

Hasil perhitungan disajikan pada Tabel


Tabel 11.1 Tata Guna DAS


No. Tata Guna Lahan Luas Keterangan
Luas Persentase

(km²) (%)

1.
2.
3.
4.


_______________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________
11‐15

11.6 Kesimpulan

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________


11‐16

11.7 Rujukan

(1) Asawa, G.L. 2008. Irrigation and Water Resources Engineering. New Age
International (P) Limited, Publishers. New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai