BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem
pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar
baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Kemampuan
menghitung merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai oleh setiap
siswa, tidak terkecuali bagi siswa tunarungu. Keterampilan berhitung sangatlah
penting karena tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Fenomena yang terjadi
saat ini, anak tunarungu kurang menyadari potensi yang masih dimilikinya.
Walaupun memiliki keterbatasan dalam pendengaran, kemampuan intelektual
mereka harus tetap difungsikan. Apabila kemampuan intelektual mereka
dikembangkan secara optimal maka mereka tidak akan mengalami kesulitan
dalam belajar.
Salah satu materi pelajaran matematika yang harus dikuasai siswa di
SDLB yaitu mengenai bilangan bulat. Materi operasi bilangan bulat di kelas IV
merupakan dasar dalam kemampuan berhitung, apabila kemampuan
menghitung pada operasi bilangan bulat di kelas IV tidak segera diatasi, maka
besar kemungkinan akan menganggu pembelajaran di tingkat selanjutnya.
Dampak terhadap proses pembelajaran yang disebabkan gangguan
pendengaran pada anak tunarungu adalah kurangnya perhatian belajar, tidak
tekun dalam belajar, dan tidak menunjukkan minat dalam belajar . Hal tersebut
menimbulkan beberapa Permasalahan diantaranya mereka sulit dalam
memahami suatu konsep pengetahuan sekalipun bersifat konkrit. Sedangkan
permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran berlangsung,
antusias siswa untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan guru masih
rendah. Pertanyaan yang disampaikan guru dijawab oleh siswa tertentu saja
yang aktif. Selain permasalahan tersebut, didapatkan permasalahan lain yaitu
siswa kurang lancar dalam operasi hitung penjumlahan bilangan bulat . Hal ini
1
2
B. Identifikasi Masalah
Dilihat dari permasalan yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka
terdapat identifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Kurangnya peran guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa
2. Guru selama ini tidak mengunakan media yang dapat menarik perhatian
anak dalam belajar
3. Suasana belajar yang kurang menyenangkan mengakibatkan minat belajar
anak berkurang
4. Anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal penjumlahan bilangan
bulat dikarenakan guru masih menggunakan metode pembelajaran yang
kurang efektif.
C. Batasan Masalah
Mengacu pada penjabaran latar belakang diatas, maka diperoleh batasan
masalah yaitu melalui metode quantum learning dapat meningkatkan
kemampuan menghitung penjumlahan bilangan bulat. Kemampuan
menghitung bilangan bukat dibatasi pada penjumlahan bilangan positif
dengan bilangan positif, bilangan positif dengan bilangan negati, dan
bilangan negatif dengan bilangan negatif.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian sebelumnya, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengitung penjumlahan bilangan
bulat dengan menggunakan metode quantum learning pada anak tunarungu
kelas D. VI di SLB N 1 Padang?
4
E. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini mempunyai tujuan diantaranya yaitu :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berhitung bilangan bulat
dengan metode quantum learning pada anak tunarungu kelas D.VI di SLB
N 1 Padang.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak tunarungu dalam
berhitung bilangan bulat melalui metode quantum learning.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat diuraikan menjadi empat pihak diantaranya :
1. Untuk guru
Penelitian ini bisa menjadi alternatif yang digunakan guru dalam
meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan bilangan bulat.
2. Untuk sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimabngan bagi kepala
sekolah dalam meningkatkan mutu mata pelajaran matematika khususnya
bagi anak tunarungu di kelas D IV SLB N 1 Padang.
3. Untuk peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang
meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan bilangan bulat
melalui metode quantum learning sehingga dapat diterapkan pada
pelaksanaan proses mengajar yang baik.
4. Untuk orang tua
Penelitian ini bermanfaat untuk membantu/membimbing belajar anak di
rumah. Orang tua bisa menerapkan metode pembelajaran quantum
learning saat anak belajar dirumah.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
5
6
E. Devenisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami maksud suatu
penelitin maka perlu dibuat defenisi operasional penelitian yakni sebagai
berikut :
16
G. Kerangka Konseptual
Agar penjabaran dalam penelitian ini terarah, maka perlu dibuat kerangka
konseptual yang dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Anak Tunarungu
17
Kondisi objektif
Evaluasi
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis tindakannya
adalah “Penggunaan metode quantum learning dapat meningkatkan
kemampuan menghitung penjumlahan bilangan bulat pada siswa tunarungu
kelas di IV di SLBN 1 Padang” .
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action
Research (CAR). Suharsimi Arikunto (2007: 3) mengatakan bahwa PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama.
Menurut Suharsimi Arikunto dkk (2007: 62) ciri-ciri khusus PTK adalah sebagai
berikut:
1. PTK merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan masalah,
mencari dukungan ilmiah dan sebagai upaya untuk meningkatkan
keprofesionalan guru untuk berfikir kreatif dan sistematis.
2. Fokus dari permasalahan PTK adalah masalah nyata yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas secara nyata, bukan problem teoritis atau bersifat
bebas konteks.
3. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi dalam kelas.
4. Adanya kolaborasi antara praktisi (guru, kepala sekolah dan siswa ) dan
peneliti dalam pemahaman kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
B. Subjek Penelitian
Alasan penggunaan istilah subjek penelitian antara lain :
1. Kemampuan intelektual anak sama, artinya kemampuan berbagai aspek
kehidupannya tidak mempunyai perbedaan yang mencolok
2. Latar belakang sosial ekonomi orang tua rata-rata anak berasal dari
keluarga sedang-sedang saja.
3. Latar belakang akademisnya sama, artinya semua anak diambil dari
kelas yang sama.
18
19
Subjek dari penelitian ini adalah kelas D.IV di SLB N 1 Padang yang terdiri dari 3
(tiga) orang tunarungu.
C. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SLB N 1 Padang.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai Mei 2020 dari
tahap prasurvei
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan siklus, dimana setiap siklus terdapat empat
tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun alur
kerjanya dapat dilihat pada bagan berikut ini:
E. Variabel penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini masalah yang
terjadi adalah Kemampuan Menghitung Penjumlahan Bilangan Bulat siswa
tunarungu di SLB N 1 PADANG masih rendah. Materi operasi bilangan bulat
di kelas IV merupakan dasar dalam kemampuan berhitung, apabila
kemampuan menghitung pada operasi bilangan bulat di kelas IV tidak segera
diatasi, maka besar kemungkinan akan menganggu pembelajaran di tingkat
selanjutnya.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau yang menyebabkan timbulnya variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Quantum Learning.
Model pembelajaran Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan
falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe
orang dan segala usia. Dengan kata lain pengertian dari metode pembelajaran
Quantum Learning adalah sistem pengajaran yang menggairahkan dan
bertumpu pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik pembelajaran di kelas untuk
mencetak peserta didik yang tak hanya memiliki keterampilan akademis
tetapi juga memiliki keterampilan hidup (life skill) yang penggunaannya tidak
dibatasi oleh dinding-dinding ruangan kelas melainkan oleh langit, udara,
laut, dan bumi.
DAFTAR RUJUKAN