Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN MATERI

KIMIA SMA

Oleh:
Sulistiyo Wibowo
https://www.difisi-x.com
KIMIA DASAR
Stuktur Atom
1. Perkembangan Teori Atom e. Model Atom Modern
a. Model Atom Dalton Atom terdiri dari inti atom yang
Atom digambarkan sebagai bola mengandung proton dan neutron
pejal yang sangat kecil. Atom sedangkan elektron-elektron
merupakan partikel terkecil yang bergerak mengitari inti atom dan
tidak dapat dipecah lagi. Kelemahan berada pada orbital-orbital tertentu
model atom Dalton: yang membentuk kulit atom.
1) Tidak dapat menjelaskan Kulit atom di lambangkan K, L, M, N.
perbedaan antara atom unsur Jumlah elektron maksimum yang
yang satu dengan menempati masing-masing kulit
2) Tidak dapat menjelaskan cara adalah:
atom-atom saling berikatan. K = 2, L = 8, M = 18, N = 32.
b. Model Atom Thomson 2. Partikel Penyusun Atom
A
Atom terdiri dari materi bermuatan ZX
positif dan di dalamnya tersebar X = lambang atom
elektron (bagaikan kismis dalam roti A = nomor massa
kismis). Atom bersifat netral, yaitu Z = nomor atom
muatan positif dan muatan negatif a. Susunan Ion
yang jumlahnya sama. Atom yang melepaskan elektron
c. Model Atom Rutherford akan menjadi ion positif (kation).
Dalam atom terdapat inti atom yang Atom yang menerima elektron akan
bermuatan positif. Atom terdiri dari menjadi ion negatif (anion).
inti atom yang bermuatan positif dan b. Isotop, Isobar, dan Isoton
berada pada pusat atom serta 1) Isotop: atom-atom yang memiliki
elektron bergerak melintasi inti. jumlah proton yang sama.
Kelemahan model atom Rutherford: Contoh: 126 C dan 146 C
tidak mampu menjelaskan mengapa
2) Isobar: atom-atom yang memiliki
elektron tidak jatuh ke inti atom
nomor massa sama.
akibat gaya tarik elektrostatis inti
terhadap elektron. Contoh: 146 C dan 146 N
d. Model Atom Niels Bohr 3) Isoton: atom-atom yang memiliki
Atom terdiri dari inti yang bermuatan jumlah neutron yang sama.
positif dan di sekitarnya beredar 31 32
Contoh: 15P dan 6 S
elektron-elektron yang bermuatan
negatif. Kelemahan model atom
Niels Bohr: Hanya dapat Sistem Periodik Unsur
menerangkan spektrum dari atom 1. Sistem Periodik Unsur
atau ion yang mengandung satu a. Bilangan kuantum
elektron dan tidak sesuai dengan 1) Bilangan kuantum utama (n)
spektrum atom atau ion yang menyatakan nomor kulit. K (n =
berelektron banyak. 1), L (n = 2), M (n = 3), N (n = 4).

www.difisi-x.com
2) Bilangan kuantum azimut (l). d. Keelektronegatifan
 Jika elektron berakhir di sub- 1) Dalam satu golongan (dari atas ke
kulit s, maka l = 0. bawah), harga keelektronegatifan
 Jika elektron berakhir di sub- semakin kecil.
kulit p, maka l = 1. 2) Dalam satu periode (dari kiri ke
 Jika elektron berakhir di sub- kanan), harga keelektronegatifan
kulit d, maka l = 2. semakin besar.
 jika elektron berakhir di sub- e. Sifat Logam dan Nonlogam
kulit di f, maka l = 3. 1) Dalam satu periode (dari kiri ke
3) Bilangan kuantum magnetik (m) kanan), sifat logam berkurang
menyatakan orbital tempat sedangkan sifat nonlogam
terdapatnya elektron. bertambah.
4) Bilangan kuantum spin (s) 2) Dalam satu golongan (dari atas ke
menyatakan arah elektron dalam bawah), sifat logam bertambah
orbital. Ke atas + 1 , ke bawah - 1 . sedangkan sifat nonlogam
2 2 berkurang.
b. Konfigurasi elektron f. Kereaktifan
Jumlah Jumlah Maksimal
Subkulit 1) Dalam satu periode (dari kiri ke
Orbital Elektron
s 1 2 elektron kanan), mula-mula kereaktifan
p 3 6 elektron menurun, kemudian semakin
d 5 10 elektron bertambah hingga golongan VIIA.
f 7 14 elektron 2) Golongan VIIIA merupakan unsur
n = menunjukkan kulit atomnya yang paling tidak reaktif.
l = menunjukkan subkulitnya
m = menunjukkan orbitalnya Ikatan Kimia
s = menunjukkan spinnya
2. Sifat-Sifat Periodik Unsur 1. Ikatan Ion (elektrovalen)
a. Jari-Jari Atom Ikatan antara atom logam dengan atom
1) Dalam satu golongan (dari atas ke nonlogam. Ion-ion yang diikat oleh
bawah), jari-jari atomnya semakin ikatan kimia ini adalah kation
besar. (bermuatan +) dan anion (bermuatan -).
2) Dalam satu periode (dari kiri ke 2. Ikatan Kovalen
kanan), jari-jari atomnya semakin Ikatan antara unsur nonlogam dengan
kecil. nonlogam.
b. Energi Ionisasi (EI) a. Ikatan Kovalen Tunggal
1) Dalam satu golongan (dari atas ke Contoh:
bawah), energi ionisasi semakin Ikatan yang terjadi antara atom H
kecil. dengan atom F membentuk molekul
2) Dalam satu periode (dari kiri ke HF.
kanan), energi ionisasi semakin b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
besar. Contoh:
c. Afinitas Elektron Ikatan yang terjadi antara atom O
1) Dalam satu golongan (dari atas ke dengan O membentuk molekul O2.
bawah), harga afinitas c. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
elektronnya semakin kecil. Contoh:
2) Dalam satu periode (dari kiri ke Ikatan yang terjadi antara atom N
kanan), harga afinitas elektronnya dengan N membentuk molekul .
semakin besar.
www.difisi-x.com
3. Ikatan Kovalen Koordinasi 2. Halogen
Ikatan yang terbentuk dengan cara Golongan halogen meliputi Flourin (F),
penggunaan bersama pasangan elektron Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), dan
yang berasal dari salah 1 atom yang Astatin (At). Sifat-sifat halogen:
berikatan, sedangkan atom yang lain a. Dalam satu golongan semakin ke atas
hanya menerima pasangan elektron keelektronegatifan, sifat oksidator,
yang digunakan bersama kekuatan ikatan HX makin besar.
Berdasarkan perbedaan keelektronega- Sedangkan jari-jari, titik didih dan
tifan (momen dipol) terdapat dua jenis titik leleh (kecuali HF), kekuatan
ikatan kovalen, yaitu: asam, dan gaya Van der Walls makin
a. Kovalen Polar kecil.
Terdapat perbedaan keelektrone- b. Membentuk molekul diatomik.
gatifan (momen dipol), tidak 3. Unsur Alkali
simetris, punya PEB, menghantarkan Unsur-unsur alkali terdiri dari logam
arus listrik. litium (Li), natrium (Na), kalium (K),
b. Kovalen Nonpolar rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium
Tidak terdapat perbedaan keelektro- (Fr). Sifat unsur alkali:
negatifan, simetris, tidak punya PEB, a. Dalam satu golongan jari-jari atom
tidak menghantarkan arus listrik. dan kereaktifan semakin ke bawah
4. Ikatan Logam semakin besar, energi ionisasi,
Ikatan logam adalah ikatan yang keelektronegatifan, titik leleh, titik
terbentuk akibat adanya gaya tarik- didih, daya hantar listrik dan afinitas
menarik yang terjadi antara muatan elektron semakin kecil.
positif dari ion-ion logam dengan b. Tingkat oksidasi +1, yang
muatan negatif dari elektron-elektron menunjukkan bahwa untuk
yang bebas bergerak. mencapai kestabilan, logam-logam
5. Ikatan hidrogen. alkali melepas satu elektronnya.
Ikatan ini terbentuk antara atom H dari c. Memberi warna nyala yang khas,
molekul yang 1 dengan atom lain yang yaitu Li = merah, Na = kuning, K =
sangat elektronegatif (dari molekul ungu, Rb = merah, Cs = biru/ungu.
lainnya), yaitu atom N, O, dan F. 4. Unsur Alkali Tanah
Logam alkali tanah meliputi berilium
(Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca),
Kimia Unsur stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium
(Ra). Sifat alkali tanah:
1. Gas Mulia a. Dalam satu golongan semakin ke
Gas mulia merupakan golongan VIII A, bawah, jari-jari dan kereaktifan
yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon semakin besar. Sedangkan energi
(Ar), Kripton (Kr), Ksenon (Xe) dan ionisasi, afinitas elektron, titik didih,
Radon (Rn). Sifat umum gas mulia: titik leleh dan keelektronegatifan
a. Gas-gas mulia memiliki harga energi semakin kecil
ionisasi yang besar. b. Reaktif, tetapi tidak lebih reaktif
b. Dari atas ke bawah energi ionisasi daripada alkali.
mengalami penurunan. c. Tingkat oksidasi +2.
c. Makin ke bawah letaknya, gas mulia 5. Unsur Periode Ketiga
memiliki harga kerapatan, titik didih, Unsur periode ketiga terdiri dari natrium
dan titik leleh yang makin besar. (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al),

www.difisi-x.com
silika (Si), fosfor (P), belerang (S), klor e. Titik cair dan titik didih rendah.
(Cl), argon (Ar). Unsur-unsur periode Unsur-unsur periode keempat di alam:
ketiga di alam: Logam Nama
Rumus
Unsur Senyawa Unsur Mineral
Na NaNO3 Senyawa Ti rutile TiO2
NaCl chili Cr kromit Cr2O3.FeO
air laut Mn pirolutis MnO2
Mg MgCO3 Magnesit manganit Mn2O3.H2O
MgSO4.7H2O Garam Fe hematit Fe2O3
Inggris magnetit Fe3O4
Al Al2O3.2SiO2.2H2O Kaolin pirit FeS2
Al2O3. n H2O Bauksit siderit FeCO3
Si SiO2 Pasir limonit Fe2O3.H2O
Al2O3.2SiO2.2H2O Tanah Liat Co kobaltit CoAsS
P Ca3(PO4)2 Fosfit Ni pentlandit FeNiS
S FeS2 Pirit
CaSO4.2H2O Gips
Cl NaCl air laut
6. Unsur Periode Keempat
Terdiri dari candium (Sc), Titanium (Ti),
Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga, (Cu), dan Zink (Zn). Sifat unsur
periode keempat:
a. Paramagnetik, kecuali Zn.
b. Bersifat katalik
c. Senyawanya berwarna
d. Memiliki lebih dari satu bilangan
oksidasi kecuali Sc dan Zn.

www.difisi-x.com
KIMIA ANALITIK
Daya Hantar Listrik Larutan Larutan Asam Basa
1. Larutan Elektrolit Asam adalah spesi yang di dalam air
larutan yang dapat menghantarkan arus melepaskan ion H+. Contoh:
listrik. HCl H+ + Cl–
a. Elektrolit kuat CH3COOH CH3COO– + H+
Karakteristiknya: Basa adalah spesi yang di dalam air
1) Menghasilkan banyak ion. melepaskan ion OH–. Contoh:
2) Terionisasi sempurna atau NaOH Na+ + OH–
sebagian besar terionisasi 1. Derajat Keasaman
sempurna. pH = -log [H+]
3) Gelembung gas yang dihasilkan dari rumus pH di atas didapat:
banyak dan lampu menyala. pOH = -log [OH- ]
4) Derajat ionisasi = 1 atau
pKw = -log Kw
mendekati 1.
Contoh: asam kuat (HCl, H2SO4, Kw = H+  [OH- ]
H3PO4,); basa kuat (NaOH, Mg(OH)2, p Kw = pH + pOH = 14
Li(OH)2), garam (NaCl dan KCl).
b. Elektrolit lemah p Ka = -log Ka
Karakteristiknya: p Kb = -log Kb
1) Menghasilkan sedikit ion. a. Menghitung [H+] antara asam lemah
2) Terionisasi hanya sebagian kecil. dan asam kuat.
3) Gelembung gas yang dihasilkan Asam kuat: [H+] = a x Ma
sedikit dan lampu tidak menyala. Asam lemah: H+  = Ka × Ma
4) Derajat ionisasi mendekati 0.
Contoh: asam lemah (cuka, asam Keterangan:
semut); basa lemah (Al(OH)3); garam a = jumlah ion H+ dalam asam
(NH4CN). Ma = molaritas asam
2. Larutan Nonelektrolit Ka = tetapan asam lemah
Larutan yang tidak dapat menghantar- b. Menghitung [OH-] antara basa lemah
kan arus listrik. Karakteristiknya: dan basa kuat.
1) Tidak menghasilkan ion. basa kuat: [OH- ] = b × Mb
2) Tidak terionisasi. basa lemah: [OH- ] = Kb × Mb
3) tidak menghasilkan gelembung dan Keterangan:
lampu tidak menyala. b = jumlah ion OH- dalam basa
4) Derajat ionisasi = 0 Mb = molaritas basa
Contoh: larutan gula, larutan alkohol, Kb = tetapan asam basa
bensin, larutan urea.
Kekuatan ionisasi suatu zat dinyatakan
sebagai tetapan ionisasi .
jumlah mol zat yang terionisasi
α =   × 100%
jumlah mol zat mula-mula

www.difisi-x.com
2. Trayek pH  Titrasi Asam Lemah dengan Basa
Indikator Trayek Warna Kuat
pH
Metil 4,2 - 6,3 Merah-
merah kuning
Metil jingga 3,1 - 4,4 Merah-
kuning
Fenolftalein 8,3 - 10,0 Tidak
berwarna-
merah
Bromtimol 6,0 - 7,6 Kuning-
biru biru
Timol hijau 1,2 - 2,8 Kuning-
biru  Kurva Titrasi Basa Lemah dan Asam
Kuat
Lakmus 4,5 - 8,3 Merah-
biru
Bromkresol 3,8 - 5,4 Kuning-
hijau biru
Bromkresol 5,2 - 6,8 Kuning-
ungu ungu
Alizarin 10,1 - Kuning-
kuning 12,0 merah

Titrasi Asam Basa


1. Netralisasi 2. Pengenceran
a × Ma × Va = b × Mb × Vb Pengenceran dirumuskan dengan
Keterangan: persamaan:
a = jumlah H+ pada asam M1 V1 = M2 V2
Ma = molaritas asam Keterangan:
Va = volume rata-rata asam M1 = molaritas mula-mula
b = jumlah OH-pada basa V1 = Volume mula-mula
Mb = molaritas basa M2 = molaritas akhir
Vb = volume rata-rata basa V2 = volume akhir (volume total)
 Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Larutan Penyangga
1. Larutan Penyangga (Buffer)
Merupakan larutan yang berfungsi
mempertahankan pH pada penambahan
sedikit asam, sedikit basa, atau sedikit
air.
a. Buffer asam
 Campuran asam lemah dan basa
kuat, sisa asam lemah.

www.difisi-x.com
mol asam lemah 2. Garam yang berasal dari asam kuat dan
H+  = Ka ×
  mol basa konjugasi basa lemah
pH = -log [H+ ] Contoh: NH4Cl terurai menjadi NH+4 + Cl-
 Campuran asam lemah dan Terhidrolisis sebagian (parsial). Reaksi
garamnya. hidrolisis:
[asam lemah] NH4+ + H2O  NH4OH + H+
H+  = Ka ×
  n[ basa konjugasi] pH > 7 atau bersifat asam.
pH = -log[H+ ] Kw
H+  =
  bk  atau
b. Buffer basa Kb
 Campuran basa lemah dan asam H+  = Kh × [bk]
 
kuat, sisa basa lemah.
Kw = 10-14
mol basa lemah
OH-  = Kb × Kb = tetapan basa lemah
  mol asam konjugasi [bk] = konsentrasi basa konjugasinya
pOH = -log[OH- ] 3. Garam yang berasal dari basa kuat dan
pH = 14 - pOH asam lemah
 Campuran basa lemah dan Contoh: CH3COONa yang terurai
garamnya. menjadi CH3COO– + Na+. Terhidrolisis
[ basa lemah] sebagian (parsial). Reaksi hidrolisis:
OH-  = Kb ×
  n [asam konjugasi] CH3COO- + H2O  CH3COOH + OH- pH < 7
n = indeks basa lemah pada Kw
OH-  = [ak]
garam   Ka
Contoh: campuran basa lemah OH-  = Kh × [ak]
2. Fungsi Larutan Penyangga  
 Penyangga fosfat (H2PO4- /HPO2- Kw = 10-14
4)
Ka = tetapan asam lemah
mengatur pH darah di cairan intrasel.
[ak] = konsentrasi asam konjugasinya
 Penyangga karbonat (H2CO3 /HCO3- ) 4. Garam yang berasal dari asam lemah
dan basa lemah
Hidrolisis Garam Contoh:
CH3COONH4  CH3COO- + NH4+
Hidrolisis garam adalah peristiwa Mengalami hidrolisis total. Reaksi
penguraian garam oleh air. Garam dapat hidrolisis:
terurai menjadi kation dan anion. Kation CH3COO  H2O  CH3COOH  OH
atau anion yang berasal dari asam lemah
atau basa lemah dapat terhidrolisis. NH4   H2O  NH4 OH  H
Sedangkan yang berasal dari asam kuat Jika ka = kb, maka pH = 7
atau basa kuat tidak dapat terhidrolisis. Jika ka < kb, maka pH > 7
1. Garam yang berasal dari asam kuat dan Jika ka > kb, maka pH > 7
basa kuat Ka
[H+ ] = × Kw
Contoh: NaCl tidak mengalami hidrolisis, Kb
pH = 7.

www.difisi-x.com
Kelarutan dan Hasil Kali 2. Pengaruh Ion Senama
Penambahan larutan yang mengandung
Kelarutan ion senama akan memperkecil
kelarutan.
1. Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan 3. Pengendapan Larutan
(Ksp)  Qsp < Ksp, tidak terjadi endapan
Kelarutan (s) adalah jumlah maksimum  Qsp = Ksp, mulai mengendap (tepat
zat yang dapat larut dalam jumlah jenuh)
tertentu pelarut atau pada suhu  Qsp > Ksp, terjadi endapan, (lewat
tertentu. Konstanta hasil kali kelarutan jenuh)
(Ksp) adalah hasil kali dari konsentrasi
ion-ion dipangkatkan koefisien yang
menentukan kecepatan reaksi.
AmBn s   mAn+ m-
 aq + nB aq
m n
Ksp AmBn =  An+  Bm- 
Ksp = mm × nn × sm+n

www.difisi-x.com
KIMIA FISIK
Termokimia b. Perubahan entalpi penguraian
standar (∆Hdo)
1. Reaksi Endoterm dan Eksoterm Perubahan entalpi yang terjadi pada
Reaksi endoterm adalah reaksi yang penguraian 1 mol senyawa menjadi
disertai dengan perpindahan kalor dari unsur-unsur penyusunnya pada
lingkungan ke sistem ditandai dengan keadaan standar.
adanya penurunan suhu lingkungan di c. Perubahan entalpi pembakaran
sekitar sistem. standar (∆Hco)
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang Perubahan entalpi yang terjadi pada
disertai dengan perpindahan kalor dari pembakaran 1 mol suatu zat secara
sistem ke lingkungan ditandai dengan sempurna pada keadaan standar.
adanya kenaikan suhu lingkungan di d. Perubahan entalpi netralisasi
sekitar sistem. standar (Hno)
a) Pada reaksi endoterm: Perubahan entalpi yang terjadi pada
H = Hp – Hr > 0 penetralan 1 mol asam oleh basa
b) Pada reaksi eksoterm: atau 1 mol basa oleh asam pada
H = Hp – Hr < 0 keadaan standar.
2. Persamaan Termokimia 4. Penentuan Perubahan Entalpi ( H )
Beberapa hal yang harus diperhatikan a. Kalorimetri
dalam menuliskan persamaan Kalorimeter adalah suatu sistem
termokimia: terisolasi. Rumus yang digunakan:
a. Koefisien reaksi menunjukkan jumlah q = m x c x T
mol zat yang terlibat dalam reaksi. qkalorimeter = C x T
b. Ketika persamaan reaksinya dibalik qreaksi = - (qlarutan + qkalorimeter )
(mengubah letak reaktan dengan b. Hukum Hess
produknya), maka nilai H tetap 1) Perubahan entalpi (H) suatu
sama, tetapi tandanya berlawanan. reaksi dihitung melalui
c. Jika kita menggandakan kedua sisi penjumlahan dari perubahan
persamaan termokimia dengan entalpi beberapa reaksi yang
faktor y, maka nilai H juga harus berhubungan.
dikalikan dengan faktor y tersebut. Contoh:
d. Ketika menuliskan persamaan reaksi Reaksi pembakaran gas hidrogen
termokimia, fase reaktan dan akan menghasilkan air, menurut
produknya harus dituliskan. persamaan reaksi:
3. Jenis-Jenis Perubahan Entalpi 1
H2 g  + O2g  H2Ol
a. Perubahan entalpi pembentukan 2
standar (∆Hfo) ΔH =  -287,3 kJ
Perubahan entalpi yang terjadi pada 2) Perubahan entalpi (H)
pembentukan 1 mol senyawa dari berdasarkan selisih entalpi
unsur-unsurnya pada suhu dan pembentukan (Hf o) antara
tekanan standar. produk dan reaktan. Secara
umum untuk reaksi:

www.difisi-x.com
m AB + n CD  p AD + q CB b. Orde reaksi satu
Hf°produk  v = k . X = k . [X]
1
H°=
-Hf° pereaksi

Laju Reaksi
Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah
konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan
waktu atau bertambahnya jumlah
konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan
c. Orde reaksi dua
waktu. Laju reaksi dinyatakan dengan sa-
v = k . X
2
tuan mol/ L.detik. Misalnya pada reaksi:
A  B
maka:
ΔA Δ B
Laju reaksi  v  = - atau v = +
Δt Δt
()  konsentrasi zat A berkurang
(+)  konsentrasi zat B bertambah.
1. Persamaan Laju Reaksi
Secara umum, laju reaksi dapat
dinyatakan dengan rumus:
mA + nB  pC + qD d. Orde reaksi negatif
v = k. A B
x y

v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi
x = orde atau tingkat reaksi terhadap
reaktan A
y = orde atau tingkat reaksi terhadap
reaktan B
x + y = orde atau tingkat reaksi
total/keseluruhan
2. Makna Orde Reaksi
a. Orde reaksi nol 3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju
Reaksi
v = k . X = k
0
a. Luas Permukaan Bidang Sentu
Semakin luas permukaan bidang
sentuh zat padat, maka laju reaksi
akan semakin meningkat.
b. Konsentrasi Reaktan
Semakin tinggi konsentrasinya, maka
reaksi berlangsung lebih cepat.
c. Tekanan
Pada reaksi yang reaktannya
berwujud gas, peningkatan tekanan
dapat meningkatkan laju reaksi.

www.difisi-x.com
2. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan
d. Suhu Kesetimbangan (K)
Suhu yang semakin tinggi akan Jila suatu reaksi dalam keadaan
semakin mempercepat reaksi. setimbang, maka hasil kali konsentrasi
e. Katalis produk dipangkatkan koefisiennya
Katalis adalah suatu zat yang dapat dibagi dengan hasil kali konsentrasi
mempercepat laju reaksi. reaktan dipangkatkan koefisiennya akan
f. Pengadukan mempunyai harga yang tetap.
Akibat adanya pengadukan reaksi 3. Persamaan Tetapan Kesetimbangan
akan berlangsung lebih cepat karena mA + nB pC + qD
pengadukan dapat memperbesar tetapan kesetimbangannya:
luas permukaan dan mempercepat
terjadinya tumbukan.

Kc = m
C .D
p q

 A .Bn
Kesetimbangan Kimia 4. Tetapan Kesetimbangan untuk Gas
m A  g  + n B g  pC g  + q D g 
Reaksi dikatakan setimbang jika laju reaksi
ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri PC p .PD q
Kp =
(laju pembentukan sama dengan laju PA m .PB n
penguraian). 5. Hubungan Kc dan Kp
1. Keadaan Setimbang p+q-m+n
KP = KC . RT 
Reaksi yang setimbang dapat terjadi jika:
a. Reaksinya bolak-balik atau
Jika laju reaksi ke kanan = laju reaksi KP = KC . RT 
Δn

ke kiri.
R = konstanta gas ideal = 0,082
b. Sistemnya tertutup
L.atm/mol.K
Suatu keadaan di mana reaktan dan
6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
produk reaksinya tidak dapat me-
Kesetimbangan Reaksi
ninggalkan sistem.
a. Pengaruh Tekanan dan Volume
c. Bersifat dinamis
1) Jika volume diperbesar, maka
Dinamis artinya reaksi berlangsung
kesetimbangan bergeser ke
terus menerus dalam dua arah.
jumlah koefisien besar.
d. Terjadi perubahan Mikroskopis
2) Jika volume diperkecil, maka
Perubahan yang terjadi bersifat
kesetimbangan bergeser ke
mikroskopis artinya tidak dapat
jumlah koefisien kecil.
diamati dengan mata telanjang.
3) Jika tekanan diperbesar, maka
Kesetimbangan kimia dapat dibedakan
kesetimbangan bergeser ke
menjadi:
jumlah koefisien kecil.
a. Kesetimbangan Homogen
4) Jika tekanan diperkecil, maka
Seluruh zat yang terlibat dalam
kesetimbangan bergeser ke
reaksi tersebut berada pada fase
jumlah koefisien besar.
yang sama.
b. Pengaruh Suhu
b. Kesetimbangan Heterogen
1) Jika suhu dinaikkan, maka
Seluruh zat yang terlibat dalam
kesetimbangan akan bergeser ke
reaksi tersebut berada pada fase
arah reaksi endoterm.
yang berbeda.

www.difisi-x.com
2) Jika suhu diturunkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke 2. Sifat Koligatif Larutan
arah reaksi eksoterm. Sifat koligatif larutan nonelektrolit dan
c. Pengaruh Katalis elektrolit meliputi:
Katalis hanya mempercepat a. Penurunan Tekanan Uap (∆p)
tercapainya keadaan yang Karena adanya suatu zat terlarut,
setimbang. maka tekanan uap suatu larutan
menjadi turun.
p = p°  Xp
Koligatif Larutan
p = p°  X t
1. Konsentrasi Larutan p = p°- p
a. Molalitas (m) b. Penurunan Titik Beku (∆Tf)
Molalitas adalah jumlah mol zat Zat nonelektrolit:
terlarut dalam 1.000 gram pelarut. ΔTf = m × Kf
massa 1.000 Zat elektrolit:
m= ×
Mr p ΔTf = m × Kf × i
b. Molaritas (M) c. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
Molaritas adalah jumlah mol zat Zat nonelektrolit:
terlarut dalam 1 liter larutan. ΔTb = m × Kb
massa n Zat elektrolit:
n= dan M = ΔTb = m × Kb × i
Mr V
d. Tekanan Osmotik (π)
atau
Larutan noneletrolit:
massa 1.000 π=MxRxT
M= ×
Mr v Larutan elektrolit:
atau π=MxRxTxi
ρ × % × 10
M=
Mr Koloid
c. Fraksi mol
Fraksi mol adalah jumlah mol zat 1. Larutan, Suspensi, dan Koloid
terlarut atau jimlah mol pelarut a. Suspensi: sistem dispersi dengan
dalam jumlah mol total larutan. ukuran partikel yang relatif besar dan
nt tersebar merata dalam medium
Xt =
nt + np pendispersinya.
b. Koloid: sistem dispersi yang ukuran
np
Xp = partikelnya lebih besar dari larutan
np + nt sejati sehingga dapat diamati dengan
X t + Xp = 1 mikroskop ultra.
Xt = fraksi mol zat terlarut c. Larutan sejati: sistem dispersi yang
Xp = fraksi mol pelarut ukuran partikel-partikelnya sangat
nt = mol zat terlarut kecil sehingga sulit diamati meski
np = mol pelarut memakai mikroskop ultra.

www.difisi-x.com
2. Jenis-Jenis Koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi yang menyusun koloid, koloid dapat
dibagi menjadi 8 jenis, yaitu:
Terdispersi Pendispersi Jenis Koloid Contoh
Gas Cair Buih/Busa Busa sabun, krim kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan,hairspray
Cair Cair Emulsi cair Susu, santan, mayones
Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, jeli
Padat Gas Aerosol padat Asap, debu
Padat Cair Sol (gel) Tinta, cat
Padat Padat Sol padat Paduan logam, kaca
berwarna

3. Sifat-Sifat Koloid 3) Penjernihan air keruh dengan


a. Efek Tyndall menggunakan tawas.
Terjadinya penghamburan berkas e. Koagulasi
sinar (cahaya) oleh partikel-partikel Koagulasi adalah penggumpalanm
koloid yang disebabkan karena atau penggumpalan partikel koloid.
ukuran molekul koloid yang cukup Contoh koagulasi dalam kehidupan
besar. Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:
sehari-hari: 1) Pembentukan delta di muara
1) Sorot lampu proyektor dalam sungai.
gedung bioskop yang berasap. 2) Asap atau debu dari pabrik dapat
2) Pada malam hari, sorot lampu digumpalkan dengan alat koagulasi
mobil terlihat lebih jelas. listrik Cottrel.
b. Gerak Brown 3) Karet dalam lateks digumpalkan
Gerak zig-zag dari partikel koloid dengan menambahkan asam
disebabkan adanya tumbukan dari formiat.
partikel medium pendispersi dengan f. Koloid Pelindung
partikel koloid yang terdispersi. Kemampuan koloid untuk melindungi
c. Elektroforesis koloid lain dengan membentuk
Pergerakan koloid dalam muatan lapisan luar sehingga koloid tidak
listrik sehingga koloid yang mudah mengendap. Contoh: gelatin
bermuatan positif akan bergerak ke yang digunakan pada pembuatan es
kutub negatif, sedangkan koloid krim untuk mencegah pembentukan
negatif akan bergerak ke kutub kristal es yang keras dan kasar.
positif sehingga terjadi penetralan g. Dialisis
akibatnya koloid akan mengendap. Dialisis adalah pemisahan koloid dari
d. Adsorpsi ion-ion pengganggu (pemurnian
Pemanfaatan adsorpsi dalam koloid). Contohnya, proses cuci
kehidupan sehari-hari antara lain: darah di rumah sakit menggunakan
1) Proses pemutihan gula pasir. prinsip dialisis dengan alat dialisator.
2) Penyembuhan sakit perut dengan
serbuk karbon atau norit.

www.difisi-x.com
KIMIA ORGANIK
Senyawa Karbon Kegunaan alkana sebagai bahan bakar,
pelarut, sumber hidrogen, pelumas,
1. Senyawa Organik bahan baku untuk senyawa organik lain,
Ciri-ciri senyawa organik: dan bahan baku industri.
a. kebanyakan berasal dari makhluk 4. Alkena (Ikatan Rangkap Dua)
hidup Rumus umum alkena: CnH2n
b. reaksi berlangsung lambat Tata nama alkena:
c. titik didih dan titik lebur rendah a. Nama alkena diturunkan dari nama
d. larut dalam pelarut non polar alkana yang sesuai, dengan meng-
e. berikatan kovalen ganti akhiran –ana menjadi –ena.
f. non-elektrolit b. Rantai induk adalah rantai
g. mudah terbakar terpanjang yang mempunyai ikatan
2. Hidrokarbon rangkap.
a. Hidrokarbon jenuh  memiliki c. Penomoran dimulai dari dari yang
ikatan tunggal (alkana). paling dekat dengan ikatan rangkap.
b. Hidrokarbon tak jenuh  memiliki d. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan
ikatan rangkap (alkena dan alkuna). dengan awalan angka yaitu nomor
Berdasarkan bentuk rantai karbon dari atom C berikatan rangkap yang
a. Hidrokarbon alifatik  rantai paling tepi/pinggir (nomor terkecil).
terbuka. e. Penulisan cabang-cabang, sama
b. Hidrokarbon alisiklik  rantai seperti pada alkana.
tertutup. Alkena digunakan sebagai bahan baku
c. Hidrokarbon aromatik  rantai industri plastik, karet sintetik, dan
tertutup dengan ikatan rangkap dan alkohol. Sifat-sifat alkena: dapat
tunggal saling bergantian. mengalami reaksi adisi, polimerisasi, dan
3. Alkana (Ikatan Tunggal) dapat ditentukan letak ikatan
Rumus umum alkana: CnH2n+2 rangkapnya.
Tata nama alkana: 5. Alkuna (Ikatan Rangkap Tiga)
Nama cabang + Rantai Induk alkana Rumus umum alkuna: CnH2n-2
Cara penamaan alkana: Tata nama alkuna:
a. Cari rantai terpanjang dari alkana  Nama alkuna diturunkan dari nama
b. Tentukan cabang dari alkana alkana yang sesuai mengganti
c. Beri nomor rantai utama dari yang akhiran –ana menjadi –una.
paling dekat dengan cabang  Tata nama alkuna bercabang sama
d. Gunakan kapital untuk huruf seperti penamaan alkena.
pertama saja. Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis
e. Tuliskan dengan tanda koma dan penting hanyalah etuna (asetilena),
hypen(-) sesuai kebutuhan C2H2. Gas asetilena digunakan untuk
mengelas besi dan baja.

www.difisi-x.com
6. Senyawa Turunan Alkana Contoh: propanal dengan dimetil
Gugus fungsi merupakan atom yang keton 1-butanol dengan metal propil
paling menentukan sifat suatu senyawa. eter
Golongan d. Isomer Geometris
Gugus fungsi
Senyawa Disebut juga isomer cis (sepihak)
trans (bersebrangan).
OH Alkohol e. Isomer Optis Aktif
Terjadi pada senyawa karbon yang
O Eter mempunyai atom C asimetris/kiral,
yaitu atom C yang mengikat 4 atom
O atau gugus atom yang berbeda.
8. Reaksi-Reaksi Organik
C H Aldehid a. Substitusi atau Pergantian
Atom H dari alkana dapat digantikan
O oleh atom lain, khususnya golongan
halogen.
C Keton b. Adisi
Mengubah ikatan tunggal menjadi
O rangkap.
Asam c. Polimerisasi
C OH karboksilat Polimerisasi adalah reaksi
penggabungan molekul-molekul
O sederhana menjadi molekul yang
besar.
C O Ester d. Oksidasi Alkohol
Alkohol primer dapat dioksidasi
menjadi aldehid dan jika oksidasi
R X Alkil halida dilanjutkan terbentuk asam
karboksilat. Alkohol sekunder dapat
dioksidasi membentuk keton.
7. Keisomeran Alkohol tersier tidak dapat diok-
a. Isomer Kerangka/Rantai sidasi.
Karena perbedaan kerangka atom
karbon, sedangkan rumus molekul Makromolekul
sama dan panjang rantai berbeda.
Contoh: keisomeran antara butana 1. Polimer
dengan 2-metilpropana. Proses penggabungan beberapa molekul
b. Isomer Posisi sederhana menjadi molekul besar.
Terjadi karena perbedaan letak Jenis polimer berdasarkan asalnya:
(posisi) gugus tertentu dalam a. Polimer alam: terdapat di alam.
senyawa-senyawa dengan rumus Contoh: karet alam (poliisoprena),
molekul dan kerangka yang sama. protein, pati, selulosa, dan glikogen.
Contoh: keisomeran antara 1-butena b. Polimer buatan: dibuat di
dengan 2-butena laboratorium atau industri. Contoh:
c. Isomer fungsional karet buatan, nilon, teflon, plastik,
Senyawa yang memiliki rumus dan PVC.
molekul yang sama tetapi berbeda
gugus fungsional yang dimiliki.
www.difisi-x.com
Berdasarkan reaksi pembentukan: b. Sifat khas karbohidrat
a. Polimer Adisi: penggabungan 1) Uji umum karbohidrat
monomer menjadi polimer yang menggunakan uji Molisch dengan
massa molekulnya merupakan ditunjukannya warna merah ungu
kelipatan dari massa molekul pada bidang batas kedua lapisan.
monomernya. Contoh: plistirena, 2) Uji amilum menggunakan
polietena, PVC, teflon. pereaksi iodin dengan
b. Polimer kondensasi: penggabungan memberikan hasil warna biru
monomer yang satu dengan ungu.
monomer yang lain disertai c. Kegunaan karbohidrat
pelepasan molekul kecil. Contoh: 1) Sumber energi utama tubuh
poliester, protein, amilum, selulosa, 2) Menjaga keseimbangan asam
asam nukleat. basa tubuh
3) Membantu penyerapan kalsium
Plastik (Polimer Buatan) 4) Melancarkan pencernaan
a. Termoplastik 3. Protein
Contoh: polietena, polipropena, PVC. Protein adalah kopolimer yang terdiri
b. Termosetting dari sekitar 20 jenis asam amino.
Contoh: bakelit, melamin, uretan. Kegunaan protein:
2. Karbohidrat a. Sebagai biokatalis
Karbohidrat adalah suatu polihidroksi b. Pengangkut oksigen ke sel
keton/aldehid. c. Cadangan makanan
a. Penggolongan karbohidrat d. Zat pembangun
1) Monosakarida e. Menjaga keseimbangan pH cairan
 Aldosa: glukosa dan galaktosa 4. Lemak
 Ketosa: fruktosa Lemak merupakan ester dari asam
Sifat: lemak dan gliserol. Jenis asam lemak:
 Rasanya manis: fruktosa > a. Asam lemak jenuh = lemak yang titik
glukosa > galaktosa cairnya relatif tinggi. Contoh: Asam
 Larut dalam air palmitat (C15H31COOH) .
2) Disakarida b. Asam lemak tak jenuh = minyak, titik
 Maltosa = glukosa + glukosa cairnya relatif rendah. Contoh: Asam
 Sukrosa = glukosa + fruktosa oleat (C17H31COOH).
 Laktosa = glukosa + galaktosa
Kegunaan lemak:
 Rasanya manis: sukrosa >
a. Cadangan energi
maltosa > galaktosa
b. Pelarut vitamin dan hormon
 Larut dalam air
c. Menjaga suhu tubuh
3) Polisakarida
 Amilum
 Glikogen
 Selulosa
 Sifat: rasanya tawar dan tidak
larut dalam air

www.difisi-x.com
KIMIA ANORGANIK
Reaksi Redoks 3) Setarakan jumlah atom O dengan
menambah H2O
Reaksi oksidasi merupakan reaksi 4) Setarakan jumlah atom H dengan
pengikatan oksigen oleh suatu zat. Contoh: menambah H+ (jika asam)
C(s) + O2(g) → CO2(g) 5) Setimbangkan muatan dengan
H2(g) + O2(g) → H2O(l) menambah elektron
Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan 6) Setimbangkan elektron yang
oksigen oleh suatu zat. Contoh: diterima dan dilepaskan dengan
HgO(s) → Hg(l) + O2(g) menjumlahkan kedua setengah
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g) reaksi
Setiap reaksi oksidasi selalu disertai dengan 7) Tuliskan reaksi molekulnya
reaksi reduksi. Reaksi keseluruhannya
disebut sebagai reaksi redoks. Tata Nama Senyawa dan
1. Penyetaraan Reaksi Redoks Persamaan Reaksi
a. Cara Bilangan Oksidasi
1) Tuliskan senyawa/ion yang 1. Tata Nama Senyawa
mengalami perubahan bilangan a. Tata Nama Senyawa Biner
oksidasi dalam satu persamaan Senyawa biner adalah senyawa yang
reaksi ion. hanya terdiri dari dua jenis unsur.
2) Setarakan atom yang mengalami 1) Tata nama senyawa biner logam-
perubahan bilangan oksidasi nonlogam
dengan mengubah koefisien a) Logam memiliki satu biloks
reaksi. Nama logam + nama
3) Tentukan perubahan bilangan nonlogam + ida
oksidasi tersebut dengan Contoh: NaCl = Natrium
mengalikan koefisien reaksi klorida
4) Setarakan jumlah atom O dengan b) Logam memiliki lebih dari
menambah H2O satu biloks
5) Setarakan jumlah atom H dengan Nama Logam + biloks + Nama
menambah H+ (jika asam) atau Nonlogam + ida
pasangan H2O/OH- (basa) Contoh: Fe2O3 = Besi (III)
6) Tuliskan reaksi molekulnya. oksida.
Contoh: 2) Tata nama senyawa biner non-
KmnO4 + Na2S2O3 + H2SO4  MnSO4 logam-nonlogam
+ Na2S4O6 + H2O Senyawa dari dua jenis unsur
b. Cara Setengah reaksi nonlogam diberi nama sesuai
1) Tuliskan senyawa/ion yang nama kedua unsur yang
mengalami reduksi dan oksidasi bersangkutan, diberi akhiran –ida.
dalam setengah reaksi ion yang a) Atom nonlogam yang hanya
terpisah membentuk satu senyawa
2) Setarakan atom yang mengalami dengan atom lain.
perubahan bilangan oksidasi Nonlogam + Nonlogam + ida
dengan mengubah koefisien Contoh: H2S = asam sulfida
reaksi.
www.difisi-x.com
b) Pasangan atom yang b. Zat-zat lain tetapkan koefisiennya
bersenyawa membentuk lebih sementara dengan huruf.
dari satu jenis senyawa diberi c. Setarakan dahulu unsur yang terkait
nama dengan menyatakan langsung dengan zat yang tadi diberi
jumlah atom tiap unsur dan koefisien 1.
diakhiri dengan –ida. d. Setarakan unsur lainnya. Biasanya
1 = mono 6 = heksa akan membantu jika atom O
2 = di 7 = hepta disetarakan paling akhir.
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona Hukum Dasar Kimia dan
5 = penta 10 = deka
Jumlah atom nonlogam + Stoikiometri
jumlah atom nonlogam + ida.
Contoh: 1. Hukum Lavoiser (Kekekalan Massa)
N2O5 = dinitrogen pentaoksida “Massa zat sebelum reaksi sama dengan
b. Tata Nama Senyawa Asam dan Basa massa zat setelah reaksi.”
1) Tata Nama Asam 2. Hukum Proust (Ketetapan
Rumus asam terdiri atas atom H Perbandingan)
dan suatu anion yang disebut sisa “Dalam suatu senyawa, perbandingan
asam. Contoh: H3PO4 = asam massa unsur-unsur penyusunnya selalu
fosfat, HCl = Asam Klorida. tetap.”
2) Tata Nama Basa 3. Hukum Dalton
Basa adalah zat yang jika di dalam Jika unsur A dan unsur B membentuk
air dapat menghasilkan ion OH-. lebih dari satu macam senyawa, maka
Nama basa = nama kationnya untuk massa unsur A tetap, massa unsur
yang diikuti kata hidroksida. B dalam senyawa berbanding sebagai
Contoh: bilangan bulat.”
NaOH = Natrium hidroksida, 4. Hukum Gay Lussac
Fe(OH)3 = Besi (III) hidroksida V1 V2
= , P dan T tetap
c. Tata Nama Senyawa Organik n1 n2
Senyawa organik mempunyai tata 5. Hukum Avogadro
nama khusus, nama lazim, atau nama koefisien gas A ngas A Vgas A
dagang (nama trivial). = =
koefisien gas A ngas A Vgas A
Contoh: CHCl3 = Kloroform
CH3COOH = asam astat 6. Rumus Gas dalam Berbagai Keadaan
d. Tata Nama Senyawa Hidrat  Dalam keadaan standar
Kation + Anion + Jumlah air + hidrat 1 mol gas = 22,4 liter
Contoh:  Dalam suhu ruang (25°C, 1 atm)
CuSO4.H2O = Tembaga (II) sulfat 1 mol gas = 24 liter
monohidrat  Rumus Gas Ideal:
2. Persamaan Reaksi PV = nRT
Cara menyetarakan reaksi: n = mol gas (mol)
a. Pilihlah rumus kimia yang paling R = 0,08205 liter.atm/K.mol
rumit lalu tetapkan koefisiennya = 1. T = 273K

www.difisi-x.com

Anda mungkin juga menyukai