Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Teori

Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak terlepas dari peristiwa kebangkitan


nasional pada tahun 1908. Ikrar sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
kemudian dilanjutkan dengan proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Bung
Karno dan Bung Hatta yang mendapat dukungan dari para pemuda berusaha
dan berjuang bersama untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melaksanakan agresi II untuk


merebut ibukota Indonesia di Yogyakarta. Belanda menangkap Soekarno dan
Hatta yang kala itu menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Sebelum
penangkapan Soekarno – Hatta sempat mengadakan rapat untuk membentuk
pemerintahan darurat di Sumatera. Pada waktu itu Syarifudin Prawira Negara
ditunjuk sebagai Presiden Pemerintahan Darurat. Peristiwa itulah yang
diperingati sebagai Hari Bela Negara.

Bela Negara sendiri mempunyai makna sikap dan perilaku warga Negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang seutuhnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bela Negara?
2. Sebutkan bentuk-bentuk usaha pembelaan Negara!
3. Bagaimana cara berpartisipasi dalam usaha pembelaan Negara?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara


Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warga Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa
dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, usaha pembelaan Negara
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada
Pancasila sebagai dasar Negara serta beroijak pada UUD 1945 sebagai
konstitusi negara.

Wujud dari usaha bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan Negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan
wilayah Nusantara dan yurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945.

B. Landasan Hukum Bela Negara

1. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945

Hasil amandemen yang menyatakan bahwa: “Setiap warga negara berhak


dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Berdasarkan pasal ini
setiap warga negara berhak dalam upaya membela negara, artinya tidak
selalu dalam bela negara secara fisik. Namun dapat berarti setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan dan melakukan semua upaya
memajukan dirinya, yang nantinya dapat ikut memajukan negara Indonesia.
Selain hak, bela negara adalah kewajiban, terutama bila keadaan darurat
perang di indonesia. Untuk saat ini bisa dilakukan dengan cara ikut
memelihara lingkungan, melaksanakan aturan dan tata tertib di Indonesia,
dan lain-lain.

2. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945

Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang berbeda. Bunyi
pasal tersebut adalah,”Tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan negara”. Sekilas dapat berarti kewajiban dan hak
membela negara dalam bentuk fisik, ketika Indonesia dalam keadaan
perang. Namun dapat juga diartikan sebagai kewajiban menjaga ketertiban
dan pertahanan negara sebagai makna sila pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, dengan tidak melakukan tindakan yang melanggar persatuan
dan kesatuan Indonesia.

3. Pasal 30 ayat 2

Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh


TNI dan Polri, sesuai dengan isinya,”Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung”. Dengan demikian menurut pasal ini, kemanan dan
perlindungan negara, termasuk di dalamnya perlindungan terhadap segenap
rakyat Indonesia dilakukan oleh TNI dan Polri dengan dukungan rakyat.
TNi dan Polri dalam tugasnya mengatasi semua ancaman terhadap NKRI
baik dari luar maupun dari dalam, ikut membantu korban bencana alam,
mengatasi keriminalitas, dan sebagainya. Rakyat sebagai pendukung
diharapkan ikut berpartisipasi dalam menjaga pertahanan dan keamanan,
dengan berlaku sesuai aturan, tidak melakukan tindakan kriminal, dan tetap
mejaga keutuhan negara Indonesia yang Bhinnneka tunggal Ika.
4. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945

Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi


pemisahan TNI dan Polri yang menyatakan bahwa.”Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, memelihara keutuhan, dan
kedaulatan negara”. Secara garis besar tugas TNI dalam hal ini adalah
upaya menjaga keutuhan, kemerdekaan, dan kedaulatan negara Republik
Indonesia. Semua tugas tersebut selanjutnya diatur oleh undang-undang.

5. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945

Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan tugas


kepolisian dan wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD 1945
hasil amandemen dan berbunyi,”Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum”. Dalam hal ini kepolisian yang berhubungan langsung dengan
masyarakat dan bertugas melindunginya dari berbagai tindakan kejahatan.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Polri juga diatur selanjutnya oleh undang-
undang.

6. Pasal 30 ayat 5 UUD 1945

Berisikan tentang kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian


Negara Republik Indonesia dan hubungan keduanya. pasal ini juga
merupakan hasil amandemen UUD 1945 masa reformasi, yang berbunyi,
“Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
diatur oleh undang-undang”.

C. Bentuk – bentuk Bela Negara

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang


Pertahanan Negara pasal 9 Ayat 2,ditegaskan berbagai bentuk usaha
pembelaan negara,yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Pasal 7 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,dijelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat
pendidikan dasar,menengah,dan tingkat pendidikan tinggi.Pendidikan
Kewarganegaraan dapat memupuk jiwa patriotik,rasa cinta tanah
air,semangat kebangsaan,kesetiakawanan sosial,kesadaran akan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia,dan sikap menghargai jasa para
pahlawan.Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan
pemahaman,analisis,dan menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat
,bangsa,dan negara secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-
cita dan sejarah nasional.

2. Pelatihan Dasar Kemiliteran

Selain Tentara Nasional Indonesia (TNI),salah satu komponen


warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah siswa sekolah
menengah dan unsur mahasiswa.Unsur mahasiswa tersusun dalam
organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa).Setelah memasuki resimen
tersebut mahasiswa harus mengikuti latihan dasar
kemiliteran.Sedangkan,siswa sekolah menengah dapat mengikuti
organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran,seperti Pramuka,
Patroli Keamanan Sekolah (PKS),Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),
Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi lainnya.

3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Pasal 30 Ayat 2 disebutkan bahwa TNI dan POLRI merupakan unsur utama
dalam usaha pertahanan dan keamanan rakyat.Prajurit TNI dan POLRI
merupakan pelaksana dan kekuatan utama dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.Setiap warga negara berhak untuk mengabdi sebagai
prajurit TNI dan POLRI melalui syarat-syarat tertentu.

4. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi

Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja,tetapi banyak
usaha bela negara dapat dilakukan tanpa cara militer.Misalnya,sebagai atlet
nasional dapat mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas
dalam pertandingan olahraga.Selain itu,siswa yang ikut Olimpiade
Fisika,Matematika atau Kimia di luar negeri dan mendapatkan penghargaan
merupakan prestasi yang menunjukkan upaya bela negara.Pengabdian
sesuai dengan profesi adalah pengabdian warga negara untuk kepentingan
pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil akibat
yang ditimbulkan oleh perang,bencana alam,atau bencana lainnya.
Upaya bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Bela negara bukan lagi hanya kewajiban dasar tetapi merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang harus dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban.
D. Motivasi dalam Pembelaan Negara

Usaha pembelaan Negara bertumpu pada kesadarab setiap warganegara


akan hak dan kewajibannya. Kesadarannya demikian perlu ditumbuhkan
melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta
dalam pembelaan Negara. Proses motivasi untuk membela Negara dan
bangsa akan berhasil jika setiap warga memahami keunggulan dan
kelebihan Negara dan bangsanya. Disamping itu setiap warga Negara
hendaknya juga memahami kemungkinan segala macam ancaman terhadap
eksistensi bangsa dan Negara Indonesia. Dalam hal ini ada beberapa dasar
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga
Negara untuk ikut serta membela Negara Indonesia.

1. Pengalaman sejarah perjuangan RI

2. Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis

3. Keadaan penduduk ( demografis ) yang besar

4. Kekayaan sumber daya alam

5. Perkembangan dan Kemajuan IPTEK di bidang persenjataan

6. Kemungkinan timbulnya bencana perang

E. Ancaman Terhadap Negara


Ancaman menurut KBBI adalah usaha yang dilaksanakan secara
konsepsional melalui tindak politik dan/ atau kejahatan yang diperkirakan
dapat membahayakan tatanan serta kepentingan negara dan bangsa.
Ancaman terhadap negara dibedakan menjadi dua, yaitu ancaman dari
dalam negeri maupun dari luar negeri.

1. Ancaman dari Dalam Negeri

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, bangsa dan latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat
menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua
gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa.
Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber
konflik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga menjadi
ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Disintegrasi bangsa
Keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau
persatuan serta menyebabkan perpecahan dalam suatu bangsa.
Salah satu contohnya kasus G30S/PKI yang menyebabkan
banyak masyarakat Indonesia yang menjadi korban, bahkan PKI
menculik dan membunuh 7 jendral dan membuangnya ke dalam
sumur.
 Melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
Hal ini tentu sangat merugikan bagi bangsa dan negara karena
akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional.
 Aksi Radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras,
& agama serta ideologi di luar Pancasila, baik yang berdiri
sendiri maupun yang memiliki keterkaitan dengan kekuatan-
kekuatan luar negeri.
 Potensi konflik antar kelompok/golongan misal adanya
perbedaan pandangan politik antar suatu kelompok.
 Kesenjangan Ekonomi pemerataan pendapatan yang tidak adil
antarkelompok dan antardaerah.

2. Ancaman Luar Negeri


Ancaman dari luar negeri yang patut diwaspadai adalah ancaman non
militer. Potensi ancaman dari luar negri cenderung berbentuk non
militer seperti ancaman terhadap ideologi, sosial budaya, politik, dan
ekonomi.
 Westernisasi
Sebuah proses berupa upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat sehingga
masyarakat meniru pola hidup, pola pemerintahan, sistem
ekonomi, bahasa, agama, nilai-nilai kehidupan, gaya politik,
sistem industri, sistem hukum dan bidang industri yang berlaku
di negara-negara barat.
 Gaya hidup konsumtif
Sikap cenderung menggunakan dan membeli barang-barang
impor juga termasuk bentuk ancaman dari luar negeri.
 Hedonisme
Hanya mementingkan kehidupan duniawi tanpa memikirkan
bangsa dan negara nya sendiri.
 Peredaran Narkoba
Menghancurkan moral dan budaya bangsa terutama terhadap
generasi muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa tetapi
hancur karena maraknya peredaran narkoba di Indonesia.

F. Pentingnya Bela Negara


Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
Keikutsertaan warga negara dalam upaya menghadapi atau menanggulagi
ancaman, hakekat ketahanan nasional, dilakukan dalam wujud upaya bela
negara.

a. Bela Negara Secara Fisik


Keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat
dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Pelatihan Dasar Kemiliteran. Jika di kalangan mahasiswa contohnya
seperti Resimen Mahasiswa (Menwa).

b. Bela Negara Secara Nonfisik


Berdasar hal itu maka keterlibatan warga negara dalam bela negara
secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang
masa, dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a) Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal
dan nonformal.
b) Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai
perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak dalam
memecahkan masalah bersama.
c) Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam,
memelihara, dan melestarikan.
d) Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan
negara.
e) Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama
ancaman nirmiliter, misal menjadi sukarelawan bencana banjir.
f) Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar
dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia.
g) Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber
pembiayaan negara untuk melaksanakan pembangunan.

BAB III
PENUTUPAN

I. KESIMPULAN
Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga
negara untuk mewujudkan ketahanan nasional. Bela negara adalah,
sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara.

II. SARAN
Kami menyarankan agar kita semua dapat lebih memahami mengapa
kita harus membela negara ini dan janganlah sekali kali menodai tanah
air kita ini dengan perbuatan yang tercela. Kekuatan bersama
masyarakat dalam bela negara bisa menciptakan keadaan aman dan
tentram dari ancaman luar negri maupun dalam negri. Hubungan baik
sesama warga negara juga merupakan upaya membela bangsa dan
negara. Maka dari itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang baik
harus ikut dalam upaya pembelaan negara.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kaelan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : Paradigma.

RISTEKDIKTI. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta : RISTEKDIKTI.

-----------. 1945. Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta : Republik Indonesia.

Kementrian Pertahanan. 2016. WIRA : Edisi Khusus Bela Negara. Jakarta :


Puskom Publik Kemhan.

Anda mungkin juga menyukai