NNNN
NNNN
Judul : Pengaruh Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat
1. Pengertian
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
yang terkandung di dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah
berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
2500 gram atau lebih rendah tanpa mempertimbangkan masa gestasi. Dalam
definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat badan kurang dari1000 gram.
Karena bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram tergolong kepada berat
lahir sangat rendah. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam
setelah lahir.Selain memiliki berat badan lahir yang lebih rendah dari bayi normal,
bayi BBLR juga akan terlihat lebih kurus, memiliki lemak tubuh yang lebih
sedikit, dan memiliki ukuran kepala yang besar dibanding ukuran tubuh lainnya.
Defisiensi zat besi merupakan penyebab yang paling banyak ditemui pada
kejadian anemia pada ibu hamil. Zat Besi merupakan mineral yang ditemukan
dalam hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah dan digunakan untuk
membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh. Ketika asupan zat besi
tidak mencukupi, maka kadar hemoglobin darah akan menurun dan menyebabkan
makanan yang kaya akan zat besi atau bisa juga disebabkan karena rendahnya
kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi dari makanan yang dikonsumsi.
Kebutuhan akan zat besi yang meningkat pada saatkehamilan. Karena selain
untuk produksi sel-sel darah merah ibu, zat besi juga diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah janin. Karena hal inilah ibu hamil rentan mengalami
anemia.
Selain zat besi, tubuh juga membutuhkan asam folat untuk membuat sel darah
merah. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia. Asam folat
perberan dalam proses pembentukan dan pematangan dari sel darah merah. Asam
folat dapat ditemukan dalam makanan seperti sereal, sayuran berdaun hijau,
pisang, melon, dan kacang-kacangan. Defisiensi asam folat dapat terjadi karena
kurang mengonsumsi makanan yang kaya akan asam folat atau bisa juga
disebabkan karena rendahnya kemampuan tubuh dalam menyerap asam folat dari
Selain zat besi dan asam folat, komponen lain yang ikut terlibat dalam proses
pembentukan sel darah merah adalah vitamin B12. Vitamin B12 berfungsi untuk
mengubah asam folat menjadi bentuk aktif.Vitamin ini terdapat dalam daging,
telur, atau susu. Defisiensi vitamin B12 dapat terjadi karena kurang mengonsumsi
makanan yang mengandung vitamin B12 atau dapat juga terjadi karena
B12 agar bisa diserap usus halus. Jika tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin
B12 tidak dapat diserap oleh tubuh dan akan langsung dibuang.
Umur ibu yang ideal untuk menjalani masa kehamilanialah pada kelompok umur
20-35 tahun karena pada umur tersebut ibu berisiko rendah untuk mengalami
anemia sebab pada usia ini sering terjadi kekurangan gizi. Hal ini muncul karena
usia remaja menginginkan tubuh yang ideal sehingga terdorong untuk melakukan
diet yang ketat tanpa memperhatikan keseimbangan gizi Pada kelompok usia lebih
dari 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko tinggi. Wanita hamil dengan
umur diatas 35 tahun juga akan rentan anemia. Pada kelompok usia ini daya tahun
tubuh mulai menurun dan mudah terkena berbagai infeksi selama masa
kehamilan.
3.2 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun mati.Salah satu faktor risiko seorang ibu hamil mengalami anemia adalah
angka paritas yang tinggi. Seorang ibu yang sering melahirkan memiliki resiko
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan
janin yang dikandung. Anemia dipengaruhi oleh kehamilan dan persalinan yang
sering, semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan persalinan akan
semakin banyak kehilangan zat besi dan semakin anemis. Semakinsering wanita
kepada ibu hamil dalam memelihara kehamilannya. Hal ini bertujuan untukdapat
sehingga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung akan sehat sampai
distribusi 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan2 kali pada
triwulan ketiga. Kegiatan yang ada di pelayanan Antenatal Care (ANC) untuk ibu
seperti informasi gizi selama hamil dan pemberian tablet tambah darah secara
akibat kondidi fisiologis seperti adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi
cacing tambang, malaria, TBC). Ibu yang sedang hamil sangat mudah untuk
mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak negatif bagi janin.
mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu
hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Pada ibu hamil dengan jarak
yang terlalu dekat berisiko tinggi untuk mengalami anemia. Karena cadangan zat
besi ibu belum sepenuhnya pulih. Sehingga sulit bagi ibu untuk memenuhi
kebutuhan zat besi untuk dirinya sendiri maupun janin yang dikandungnya.
3.6 Pendidikan
Ibu hamil yang berisiko tinggi untuk mengalami anemia adalah ibu yang
dan kesadaran seseorang tentang kesehatan. Pendidikan yang rendah membuat ibu
hamil tidak dapat memahami tentang pentingnya tablet tambah darah serta bahaya
yang akan ditimbulkan jika ibu tidak mematuhi untuk mengkonsumsi tablet
cara. Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan pemberian suplemen
tablet besi-folat atau tablet tambah darah telah dilakukan oleh pemerintah sejak
tahun 1974. Program ini dilaksanakan dengan pemberian tablet tambah darah (90
tablet) selama kehamilan yang bertujuan untuk mengatasi anemia pada masa
kehamilan secara gratis. Pemberian tablet tambah darah ini harus diiringi dengan
tablet tersebut.
Dalam rangka mencegah terjadinya anemia pada masa kehamilan, ibu hamil
karena vitamin C dapat meningkatkan dan mempercepat proses absorpsi zat besi
sehingga kerja dari tablet tambah darah menjadi lebih efektif. Ibu hamil sangat
dianjurkan untuk menghindari minuman seperti kopi dan teh karena akan
menghambat proses penyerapan zat besi. Hal ini terjadi karena kopi dan teh
mengandung tanin dan pitat yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Selain
dari pemberian tablet tambah darah, upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam
mengatasi anemia pada kehamilan saat ini dapat dilihat dari berbagai kebijakan
dan program-program yang ada seperti Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK),
Keluarga Sadar Gizi (Kadarsi), pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah
dan lainnya.