Anda di halaman 1dari 26

P2K3

SESI 5
PENGUKURAN KESEHATAN (HEALTH ASSESSMENT) & STANDAR TESTING

5.1 Intensitas Health Assessment


Health Assesment atau penilaian kesehatan adalah rencana perawatan atau pemeliharaan yang
mengidentifikasi kebutuhan khusus seseorang dan bagaimana kebutuhan tersebut akan ditangani oleh
sistem pelayanan kesehatan. Penilaian kesehatan adalah evaluasi status kesehatan dengan
melakukan pemeriksaan fisik setelah melihat riwayat kesehatan. Health assessment sangat penting
untuk diterapkan di tempat kerja karena dapat membantu untuk mengidentifikasi gambaran kesehatan
pekerja di perusahaan serta cara untuk meningkatkannya yang berpotensi pada peningkatkan
produktivitas, mengurangi absenteisme, dan mengendalikan biaya perawatan kesehatan (health care
cost) bagi karyawan dan organisasi secara keseluruhan. (CDC, 2013).
Kesehatan pekerja ditentukan oleh seperangkat set kompleks interaksi antara individu dan
lingkungan susialnya, budaya, dan lingkungan fisik mereka yang dapat mempengaruhi dengan
berbagai cara, untuk itu terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan intensitas Health Asessment
pada pekerja, yaitu (Modjo, 2007) :
1. Keinginan/minat peserta
Keinginan peserta sangat berpengaruh terhadap intensitas penilaian kesehatan karena
sebagai minat merupakan kehendak atau keinginan bersifat pribadi dan berhubungan erat
dengan sikap. Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikutsertaannya dalam
health Assessment.
2. Kesadaran akan kesehatan dari peserta
Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, khususnya risiko kesehatan yang bersifat
kronis karena periode laten yang panjang dan manifestasi baru terlihat setalah puluhan tahun
bekerja. Kesadaran kesehatan pekerja dipengaruhi juga oleh status ekonomi, tingkat
pendidikan pekerja, dan pandangan pekerja terhadap pekerjaannya.
3. Ada/tidaknya sumber daya/dana
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,

39
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
disekitarnya. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga,
perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan
dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Keterbatasan
sumber daya/dana seringkali menjadi dalih perusahaan untuk melaksanakan penilaian
kesehatan sesuai standar.
4. Fokus program
Fokus program menentukan intensitas dari health assessment karena ukuran intens ditentukan
berdasarkan jenis program dan tujuannya. Biasanya, hal yang juga mendasari health
assessment adalah seberapa besar manfaat yang perusahaan dapat jika fokus terhadap salah
satu program promosi kesehatan,

5.2 Urutan pengukuran kesehatan yang komprehensif


1. Health hazard atau tes lab atau physical exam
Health hazard, tes lab atau physical exam termasuk ke dalam health hazard appraisal
(penilaian bahaya kesehatan) yang berguna sebagai pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan informasi dari individu yang mengidentifikasi faktor risiko, memberikan umpan
balik individual, dan menghubungkan orang dengan setidaknya satu intervensi untuk
meningkatkan kesehatan, mempertahankan fungsi dan / atau mencegah penyakit karena
langkah awal health assessment ini secara profesional menyelidiki tanda-tanda penyakit pada
tubuh pekerja (Centers for Medicare and Medicaid dalam CDC, 2010)
2. Dibuat kesimpulan laporan (report summary)
Kesimpulan hasil tes check-up dan pemeriksaan kesehatan merupakan alat penilaian yang
yang sangat membantu mengungkap kondisi kesehatan dan gejala yang terdapat pada pekerja.
Selain itu, report summary juga membantu untuk menemukan mengapa tubuh tidak berfungsi
dengan baik dan jenis program promosi kesehatan apa yang sesuai.
3. Kesimpulan harus dibuat program yang harus dilaksanakan
Setelah mengetahui hasil pengukuran kesehatan, manajemen dan pekerja harus berdiskusi
terkait sikap dan persepsi terhadap kesehatan dan mengulas program promosi kesehatan yang
ada atau membuat program baru dan kebijakan terkait, untuk menentukan cara terbaik untuk
memelihara atau meningkatkan kesehatan pekerja.

40
Gambar 1 Sequence of Comprehensive Health Assessment
Sumber : Modjo, 2007

5.3 Informasi yang didapat saat pengukuran kesehatan


Pengukuran kesehatan menghasilkan data-data yang jenisnya tergantung pada tempat kerja.
Informasi yang didapat saat pengukuran kesehatan mencakup :
1. Informasi kesehatan yang butuh pengobatan segera
2. Kondisi kesehatan seseorang yang tidak berpartisipasi dalan tes kesehatan
3. Identifikasi kondisi kesehatan melalui pemeriksaan lebih lanjut/tidak
4. Kebiasaan/gaya hidup/sikap peserta

5.4 Tekanan Darah


Tekanan darah adalah kekuatan darah yang bergerak melalui arteri yang akan membawa darah
dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah akan naik dan turun sepanjang hari, tetapi dapat
menyebabkan masalah kesehatan jika tetap tinggi untuk waktu yang lama. Tekanan darah tinggi dapat

41
menyebabkan penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab kematian utama di Amerika States.
(CDC, 2009)
Tekanan darah ditulis dengan dua angka, seperti 112/ 78 mm Hg. Bagian atas/ sistolik, angka
adalah tekanan saat jantung berdetak. Sedangkan bagian bawah/ diastolik, adalah angka tekanan saat
jantung beristirahat. (ASH, 2010)
Tekanan Darah dapat diperiksa dengan sphygmomanometer air raksa. Pemeriksaan tekanan
darah dilakukan oleh dokter atau perawat yang bertugas.
Standar tekanan darah yang digunakan yaitu berdasarkan kategori JNC 8: (NHLBI, 2009)

Tabel Klasifikasi Tekanan Darah

Sumber: NHLBI, 2009

Penyebab Tekanan Darah Tinggi


Tekanan darah tinggi tidak bisa disembuhkan. Namun dapat dikelola dengan efektif
melalui perubahan gaya hidup dan menggunakan obat-obatan bila diperlukan.
Dalam kebanyakan kasus, penyebab tekanan darah tinggi tidak diketahui. Bahkan, tekanan darah
tinggi biasanya tidak memiliki gejala. Namun, ada yang dikenal dengan faktor risiko tekanan darah
tinggi. Ini adalah kondisi yang diketahui meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi. Faktor risiko
dikategorikan menjadi dua kategori:
- Yang dapat dikendalikan
- Tidak dapat dikendalikan

42
Efek Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi dapat merusak kesehatan dengan merusak organ penting seperti jantung
dan otak. Tekanan darah tinggi dapat mengeraskan arteri, dan mengurangi aliran darah dan oksigen ke
jantung dan menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, penurunan aliran darah ke jantung dapat
menyebabkan (CDC, High Blood Pressure, 2015) :
- Nyeri dada, juga disebut angina.
- Gagal jantung, kondisi saat jantung Anda tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke
organ lain Anda.
- Serangan jantung, yang terjadi ketika pasokan darah ke jantung Anda diblokir dan otot jantung
mulai mati tanpa oksigen yang cukup. Semakin lama aliran darah tersumbat, semakin besar
kerusakan jantung.
Tekanan darah tinggi dapat meledak atau memblokir arteri yang memasok darah dan oksigen ke
otak, dan menyebabkan stroke. Sel-sel otak mati selama stroke karena mereka tidak mendapatkan
cukup oksigen. Stroke dapat menyebabkan cacat serius dalam berbicara, bergerak, dan kegiatan dasar
lainnya, dan mengakibatkan kematian. (CDC, High Blood Pressure, 2015)
Orang dewasa dengan diabetes, tekanan darah tinggi, atau keduanya memiliki risiko lebih tinggi
terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan mereka yang tanpa penyakit ini. Sekitar 1 dari 3 orang
dewasa dengan diabetes dan 1 dari 5 orang dewasa dengan tekanan darah tinggi memiliki penyakit
ginjal kronis. (CDC, High Blood Pressure, 2015)

Pencegahan Tekanan Darah Tinggi


Gaya hidup sehat dapat membantu menjaga tekanan darah dalam rentang yang sehat dan
menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Gaya hidup sehat meliputi (CDC, High Blood Pressure,
2015):
• Makan makanan yang sehat.
• Menjaga berat badan yang sehat.
• Mendapatkan aktivitas fisik yang cukup.
• Tidak merokok.
• Membatasi penggunaan alkohol.

5.5 Kolesterol Darah & HDL


Kolesterol adalah lilin/ seperti zat lemak yang dibutuhkan tubuh. Bila memiliki terlalu banyak
kolesterol dalam darah, maka lemak tersebut akan menetap di dinding arteri. Terlalu banyak kolesterol
akan berisiko mengalami penyakit jantung dan stroke, dua penyebab utama kematian di Amerika

43
Serikat. Tidak ada tanda-tanda atau gejala kolesterol tinggi. Kolesterol diperiksa dengan tes darah
sederhana agar dapat mengetahui apakah berisiko lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular. (CDC,
Cholesterol, 2015)

LDL dan HDL


Molekul yang disebut lipoprotein membawa kolesterol dalam darah. Dua jenis lipoprotein ini
adalah low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL). Ketika memeriksa LDL dan
HDL, selain itu sering juga dimasukan jenis lemak lainnya yang disebut trigliserida. (NHLBI, 2005)
- Kolesterol total adalah ukuran dari jumlah total kolesterol dalam darah dan didasarkan pada
angka HDL, LDL, dan trigliserida.
- Kolesterol LDL membuat sebagian kolesterol tubuh. LDL dikenal sebagai kolesterol "jahat"
karena apabila dalam tingkat tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri dan
menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
- Kolesterol HDL menyerap kolesterol dan membawanya kembali ke hati, yang flushes dari
tubuh. HDL dikenal sebagai kolesterol "baik" karena apabila memiliki kadar tinggi dapat
mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
- Triglycrides adalah jenis lemak yang ditemukan dalam darah yang digunakan tubuh untuk
energi. Kombinasi kadar trigliserida yang tinggi dengan kolesterol HDL rendah atau kolesterol
LDL tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
-
Tabel Level dan Kategori Kolesterol Total

Level Kolesterol Total Kategori


Kurang dari 200 mg/dL Desirable
200-239 mg/dL Borderline High
Di atas 240 mg/dL High

Sumber: (NHLBI, 2005)

Tabel Level dan Kategori Kolesterol LDL

Level Kolesterol LDL Kategori LDL Kolesterol


Kurang dari 100 mg/dL Optimal
100-129 mg/dL Near optimal/above optimal
130-159 mg/dL Borderline high

44
160-189 mg/dL High
Di atas 190 mg/dL Very high

Sumber: (NHLBI, 2005)

Jika total kolesterol adalah 200 mg / dL atau lebih * atau jika HDL kurang dari 40 mg / dL, Maka
diperlukan pemeriksaan profil lipoprotein. Pemeriksaan ini melihat apakah tingkat lipid yang dimiliki
memerlukan pengobatan tidak hanya berdasarkan nomor profil lipid. Penyedia perawatan primer juga
akan melihat angka-angka ini, dan faktor risiko lainnya, untuk menentukan risiko keseluruhan terkena
penyakit jantung dan membantu memutuskan apakah diperlukan pengobatan. (NHLBI, 2005)
Kolesterol perlu dipantau seperti tekanan darah. Semua orang dewasa yang berusia 20 atau
lebih tua, perlu mendapatkan pemeriksaan kolesterol. Jika berusia 20 tahun atau lebih dan belum
didiagnosis dengan penyakit jantung, dianjurkan memeriksakan kolesterol setiap 5 tahun. (NHLBI,
2005)

Faktor Risiko Tingginya Kolesterol


Beberapa faktor risiko tingginya kolesterol (CDC, Cholesterol, 2015):
- Kondisi
Diabetes mellitus meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Tubuh membutuhkan glukosa (gula)
untuk energi. Insulin adalah hormon yang dibuat di pankreas yang membantu glukosa
bergerak dari makanan yang dimakan menuju sel-sel tubuh. Sehingga diabetes menyebabkan
gula terbangun dalam darah.
- Perilaku
Perilaku sehat dapat menurunkan risiko untuk kolesterol tinggi.
o Makan makanan tidak sehat
Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol telah dikaitkan dengan kolesterol tinggi
dan kondisi terkait, seperti penyakit jantung.
o Ketidakaktifan fisik
Tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup dapat meningkatkan berat badan, yang
dapat menyebabkan kolesterol tinggi.
o Kegemukan / obesitas
Obesitas dikaitkan dengan trigliserida yang tinggi dan meningkatnya kadar kolesterol
"jahat", serta menurunnya kadar kolesterol "baik". Selain kolesterol tinggi, obesitas juga
dapat menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
45
- Riwayat keluarga dan karakteristik lainnya
Anggota keluarga membagi gen, perilaku, gaya hidup, dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan risiko untuk terkena penyakit. Kolesterol tinggi dapat berjalan
dalam keluarga, dan risiko untuk kolesterol tinggi dapat meningkatkan berdasarkan usia dan
ras atau etnis.
Faktor genetik mungkin memainkan beberapa peran dalam kolesterol tinggi, penyakit
jantung, dan kondisi terkait lainnya. Jika memiliki riwayat keluarga kolesterol tinggi,
memungkinkan untuk mendapatkan pemeriksaan kadar kolesterol lebih sering daripada orang
yang tidak memiliki riwayat keluarga kolesterol tinggi. Risiko kolesterol tinggi dapat meningkat
ketika faktor keturunan bergabung dengan pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti
makan/diet yang tidak sehat.
Beberapa orang memiliki kondisi genetik yang diwariskan disebut hiperkolesterolemia
familial. Kondisi ini menyebabkan kadar kolesterol sangat tinggi pada usia muda. Riwayat
kesehatan keluarga adalah catatan dari penyakit dan kondisi kesehatan yang pernah ada
dalam keluarga. Riwayat kesehatan keluarga adalah alat yang berguna untuk memahami risiko
kesehatan dan mencegah penyakit.
Baik pria maupun wanita dapat memiliki kolesterol tinggi. Beberapa karakteristik lain yang tidak
dapat dikendalikan dapat mempengaruhi risiko untuk kolesterol tinggi (CDC, Cholesterol, 2015):
• Usia
Kolesterol cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
• Jenis Kelamin
Tingkat low-density lipoprotein (LDL), atau kolesterol "buruk", meningkat lebih cepat bagi
perempuan daripada laki-laki. Namun, sampai sekitar usia 55, wanita cenderung memiliki
tingkat LDL yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Pada usia berapa pun, pria cenderung
memiliki high-density lipoprotein (HDL) yang lebih rendah, atau kolesterol "baik", daripada
wanita.
• Ras atau etnis
Kadar kolesterol bervariasi oleh ras, etnis, dan jenis kelamin.

Pencegahan Kolesterol Tinggi


Pencegahan kolesterol tinggi dapat dilakukan dengan membuat pilihan yang sehat dan dengan
mengelola kondisi kesehatan tubuh dengan cara (CDC, Cholesterol, 2015):
- Berlatih kebiasaan hidup sehat
o Makan makanan yang sehat
46
Memilih makanan dan snack pilihan yang sehat dapat membantu Anda menghindari tinggi
kolesterol lipoprotein low-density (LDL) dan komplikasinya. Pastikan untuk makan banyak
buah-buahan dan sayuran segar. Mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh, lemak
trans, dan kolesterol serta makanan tinggi serat dan lemak tak jenuh tunggal, dan lemak
tak jenuh ganda dapat membantu mencegah tingkat tinggi kolesterol "jahat" LDL dan
trigliserida sambil meningkatkan kolesterol high-density lipoprotein.
Mengurangi makan lemak jenuh kurang, yang berasal dari produk hewani (seperti
keju, daging berlemak, dan makanan penutup susu) dan minyak kelapa. Selain itu juga
mengurangi lemak trans, yang mungkin di dipanggang (seperti kue dan kue), makanan
ringan (seperti microwave popcorn), makanan yang digoreng, dan margarin. Batasi
makanan yang tinggi kolesterol, termasuk daging berlemak dan organ (seperti hati dan
ginjal). Pilihlah susu rendah lemak, keju, dan yogurt. Makan lebih banyak makanan yang
tinggi serat, seperti oatmeal, oat bran, kacang, dan lentil. Makanlah banyak sayuran dan
buah-buahan dan mengurangi garam dan gula.
o Menjaga Berat Badan yang Sehat
o Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat membantu Anda menjaga berat badan yang sehat dan menurunkan
kolesterol dan tekanan darah tingkat Anda. Untuk orang dewasa, direkomendasikan 2 jam
dan 30 menit latihan intensitas sedang, seperti jalan cepat atau bersepeda, setiap minggu.
Anak-anak dan remaja harus mendapatkan 1 jam aktivitas fisik setiap hari.
o Tidak Merokok
o Membatasi konsumsi alkohol
Hindari minum terlalu banyak alkohol, yang dapat meningkatkan kolesterol.
- Mencegah atau mengobati kondisi medis
o Memeriksa kolesterol
Pemeriksaan kadar kolesterol setidaknya sekali setiap 4-6 tahun jika belum didiagnosis
dengan penyakit jantung.
o Mengelola Diabetes
Dokter mungkin merekomendasikan perubahan gaya hidup tertentu untuk membantu
menjaga gula darah di bawah kontrol-orang baik tindakan akan membantu mengurangi
risiko Anda untuk kolesterol tinggi.
o Ambillah Obat Anda
Jangan berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.

47
5.6 Distribusi Lemak : WAIST-HIP Ratio & Body Mass Index
Waist Circumference / Lingkar Pinggang
Cara lain untuk memperkirakan risiko penyakit potensial adalah untuk mengukur lingkar
pinggang. Lemak perut yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah
tinggi, dan penyakit arteri koroner. Pinggang dapat menunjukan apakah seseorang memiliki risiko lebih
tinggi terkena kondisi terkait obesitas. (Philip, 2004):
• Pria yang lingkar pinggangnya lebih dari 40 inci
• Wanita tidak hamil yang lingkar pinggangnya lebih dari 35 inci
Lingkar pinggang dapat digunakan sebagai alat skrining tetapi tidak untuk melakukan diagnostik
dari kegemukan tubuh atau kesehatan individu. Layanan kesehatan yang terlatih harus melakukan
penilaian kesehatan yang tepat untuk mengevaluasi status kesehatan individu dan risiko. (Philip, 2004)
Cara mengukur lingkar pinggang (CDC, Assessing Your Weight, 2015) :
• Berdiri dan menempatkan pita pengukur di sekitar tengah Anda, tepat di atas tulang pinggulnya
Anda
• Pastikan pita horizontal di sekitar pinggang
• Menjaga pita snug sekitar pinggang, tapi tidak mengompresi kulit
• Mengukur pinggang Anda setelah Anda bernapas keluar

Gambar 2: Pengukuran Lingkar Pinggang


Sumber: 1

Pria yang memiliki pinggang lingkar lebih besar dari 40 inci, dan wanita yang memiliki pinggang
lingkar lebih besar dari 35 inci, berada pada risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes,
dislipidemia, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular karena kelebihan lemak perut. Individu dengan
lingkar pinggang lebih besar dari nilai-nilai ini harus dianggap sebagai salah satu kategori risiko di atas
yang ditetapkan oleh BMI mereka. (NHLBI, 2000)
Pengukuran lingkar pinggang sangat berguna pada pasien yang dikategorikan normal atau
kelebihan berat badan. Pengukuran lingkar pinggang tidak diperlukan pada individu dengan BMI ≥ 35

48
kg / m2 karena hanya menambahkan sedikit kekuatan prediksi dari klasifikasi risiko penyakit
berdasarkan BMI. (NHLBI, 2000)
Berdasarkan National Heart, Lung and Blood Institute, hubungan antara BMI dan lingkar
pinggang untuk mendefinisikan risiko ditunjukkan pada table berikut:

Tabel Hubungan antara BMI dan lingkar pinggang

Sumber: (NHLBI, 2000)


Selain mengukur BMI, memonitor perubahan lingkar pinggang dari waktu ke waktu dapat
membantu; dapat memberikan perkiraan kenaikan atau penurunan lemak perut, bahkan tanpa adanya
perubahan BMI. Selanjutnya, pasien obesitas dengan komplikasi metabolik, perubahan lingkar
pinggang merupakan indikator perubahan penyakit kardiovaskular pada pria. Ada perbedaan distribusi
lemak tubuh terkait etnis dan usia berdasarkan lingkar pinggang sebagai pengganti lemak perut pada
beberapa populasi (misalnya, Asia Amerika atau orang keturunan Asia). Lingkar pinggang merupakan
indikator yang lebih baik dari risiko penyakit relatif dari BMI. Untuk orang yang lebih tua, lingkar
pinggang mengasumsikan nilai yang lebih besar untuk memperkirakan risiko penyakit terkait obesitas.
(NHLBI, 2000)

Waist-Hip Ratio (WHR)


Waist-Hip Ratio (WHR) adalah proporsi lemak yang tersimpan pada tubuh di area pinggang dan
pinggul. Kebanyakan orang menyimpan lemak tubuh mereka dalam dua bagian: sekitar pertengahan
(bentuk apel) dan di sekitar pinggul (bentuk pir). Orang-orang yang cenderung menambah berat badan
terutama di pinggul dan bokong memiliki bentuk tubuh seperti pir (pear shape). Sementara orang-orang

49
yang cenderung menambah berat badan di perut mereka memiliki bentuk tubuh apel (apple shape).
Memiliki bentuk tubuh apel menempatkan orang pada risiko tinggi untuk masalah kesehatan daripada
memiliki tubuh berbentuk buah pir. Beberapa faktor risiko yang terkait dengan bentuk apel adalah
obesitas, diabetes, penyakit jantung koroner, dan hipertensi. (WHO, 2011)

Waist measurement ÷ Hip measurement = Waist-to-Hip

Apabila rasio lingkar pinggang-pinggul sebesar 1,0 atau lebih besar maka seseorang berada
pada zona bahaya dengan risiko penyakit jantung dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan
kelebihan berat badan. Untuk pria, bila rasionya kurang dari 0,90, dan untuk wanita, apabila kurang
dari 0,80 maka dianggap aman. (Does Your Body Type Put You At Risk?)

Distribusi Lemak: Body Mass Index


Body Mass Index (BMI) adalah ukuran berat yang disesuaikan dengan tinggi, dengan
perhitungan berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter (kg / m 2). (CDC, Body
Mass Index: Considerations for Practitioners)
Alasan menggunakan BMI karena BMI adalah ukuran pengganti sederhana, murah, dan
noninvasif lemak tubuh. Dibandingkan dengan metode lain, BMI hanya menggunakan tinggi dan berat
badan dan dengan aksesnya mudah sehingga individu dapat mengukur secara rutin dan dihitung
dengan cukup akurat. Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat BMI berkorelasi dengan
lemak tubuh dan dengan risiko kesehatan masa depan. Tinggi BMI memprediksi morbiditas dan
kematian di masa depan. Oleh karena itu, BMI adalah ukuran yang tepat untuk skrining untuk obesitas
dan risiko kesehatan. Terakhir, aplikasi luas dan lama dari BMI kontribusi untuk utilitas pada tingkat
populasi. (CDC, Body Mass Index: Considerations for Practitioners)
Untuk orang dewasa berusia 20 tahun dan lebih, BMI ditafsirkan dengan menggunakan kategori
status berat badan standar yang sama untuk segala usia baik untuk pria dan wanita. Kategori status
berat badan dan standar terkait dengan BMI untuk orang dewasa adalah (CDC, Body Mass Index:
Considerations for Practitioners):

Tabel BMI dan Status Berat Badan

BMI Status Berat Badan


Dibawah 18,5 Underweight
18,5 – 24,9 Normal

50
25,0 – 29,9 Overweight
30 ke atas Obese

Sumber: (CDC, Body Mass Index: Considerations for Practitioners)

BMI dihitung dengan cara yang sama untuk orang dewasa dan anak-anak, tetapi hasilnya
diinterpretasikan secara berbeda. Untuk orang dewasa, klasifikasi BMI tidak tergantung pada usia atau
jenis kelamin. Untuk anak-anak dan remaja berusia antara 2 dan 20 tahun, BMI ditafsirkan relatif
terhadap usia anak dan jenis kelamin, karena jumlah perubahan lemak tubuh dengan usia dan
bervariasi berdasarkan jenis kelamin. (CDC, Body Mass Index: Considerations for Practitioners)
Persentil khusus untuk usia dan jenis kelamin mengklasifikasikan kurus (underweight), berat
badan yang sehat (healthy weight), kelebihan berat badan (overweight), dan obesitas pada anak-anak.
BMI-untuk-usia kategori dan persentil yang sesuai adalah (CDC, Body Mass Index: Considerations for
Practitioners):

Tabel BMI dan Status Berat Badan

Peringkat Persentil Status Berat Badan


Kurang dari Persentil ke 5 Underweight
Persentil ke 5 hingga persentil ke 85 Normal
Persentil ke 85 hingga persentil ke 95 Overweight
Lebih dari sama dengan persentil ke 85 Obese

Sumber: (CDC, Body Mass Index: Considerations for Practitioners)

BMI harus berfungsi sebagai skrining awal untuk anak-anak dan remaja. Penyedia layanan
kesehatan harus mengintegrasikan faktor lain dalam penilaian kesehatan seperti diet, aktivitas fisik,
riwayat keluarga, dan pemeriksaan kesehatan lain yang sesuai. (CDC, Body Mass Index:
Considerations for Practitioners)
Berikut ini adalah contoh angka BMI ditafsirkan untuk anak 10 tahun.

51
Gambar 1: Angka BMI menurut persentil umur pada anak laki-laki usia 2 sampai 20 tahun
Sumber:http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_childrens_bmi.html

Namun, BMI memiliki beberapa keterbatasan. Misalnya, lemak tubuh yang diukur BMI akan
diperkirakan lebih pada orang yang sangat berotot, dan itu bisa diperkirakan kurang lemak tubuhnya
pada orang yang memiliki massa otot yang sedikit (misalnya, banyak lansia). (NIH, 2004)

52
5.7 Cardiovascular Endurance Step Test

Gambar 1. Step Test

(Sumber: www.chonma.co.kr)

Kebugaran fisik terbagi menjadi dua komponen yaitu kebugaran fisik terkait kesehatan (health
related component) dan kebugaran fisik terkait kemampuan atletis (performance or skill related
component). Kebugaran fisik terkait kesehatan mencakup kebugaran kardiovaskular, komposisi tubuh,
fleksibilitas, kekuatan otot, dan ketahanan otot. Kebugaran fisik terkait kemampuan atletis mencakup
keseimbangan, waktu reaksi, koordinasi, ketangkasan, kecepatan, dan kekuatan (ACSM, 2008).
Kebugaran kardiovaskular adalah kemampuan sistem peredaran darah dan pernapasan untuk
memasok bahan bakar dan oksigen selama aktivitas fisik yang berkelanjutan. Daya tahan
kardiovaskular merupakan salah satu tolak ukur dalam mengukur kebugaran fisik terkait kesehatan.
Pengukuran daya tahan kardiovaskular seseorang dapat diukur dengan beberapa metode seperti, tes
lari 2,4 km, tes lari atau jalan selama 12 menit, tes jalan cepat dan step test.
Salah satu metode, yaitu step test, mudah untuk dilakukan karena orang-orang sudah familiar
dengan stepping exercise dan tidak membutuhkan peralatan yang sulit dan mahal (Powers, 2007).
Frekuensi melangkah pada step test dihitung dan disesuaikan dengan irama metronom. Dalam satu
siklus, terdapat empat hitungan langkah, yaitu naik, naik, turun, turun (up, up, down, down). Subjek
yang melakukan step test harus melangkah dengan mengikuti irama yang sesuai dari metronom.
Diketahui terdapat tiga metode step test, yaitu metode Sharkey, metode Kash dan metode Harvard.
a. Metode Sharkey menggunakan bangku setinggi 40cm untuk laki-laki dan 33cm untuk
perempuan. Naik turun bangku dilakukan sebanyak 90x/menit selama 5 menit.
b. Metode Kash menggunakan bangku setinggi 30cm untuk laki-laki dan perempuan lalu naik
turun bangku dilakukan sebanyak 96x/menit selama 3 menit (Rusip, 2006).
c. Metode Havard

Harvard step test adalah suatu tes kesanggupan badan dinamis/fungsional. Syarat tes
kesanggupan badan dinamis yang baik menurut Harvard adalah sebagai berikut:
53
• Tes harus memberikan pembebanan pada berbagai otot yang besar sehingga kesanggupan
seseorang lebih dibatasi oleh kemampuan susunan kardiovaskuler dan pernafasan (jantung-
paru) dibanding kelelahan otot itu sendiri.
• Tes harus sedemikian berat sehingga tidak lebih daripada 2/3 bagian yang di tes dapat
menyelesaikan tes itu.
• Tes harus dapat dikerjakan dengan baik tanpa memerlukan suatu keterampilan yang luar
biasa.

Alat yang dipergunakan pada Harvard Step Test:

1. Bangku (setinggi 45cm untuk laki-laki, 43cm untuk perempuan)


2. Stopwatch
3. Metronom

Perincian penyelenggaraan Harvard Step test:


1. Sampel hanya menggunakan kaos dan celana olahraga tanpa sepatu, diminta untuk berdiri
dengan tenang tetapi dengan penuh perhatian di depan bangku yang akan digunakan.
2. Sebuah metronom yang sebelumnya sudah diperiksa ketelitiannya, diatur irama dengan
kecepatan 120x/menit.
3. Pada saat tanda “mulai” diberikan, sampel menempatkan salah satu kakinya diatas bangku
tepat pada suatu ketukan metronom yang sekaligus merupakan tanda permulaan tes. Pada
ketukan metronom yang kedua, sampel menempatkan kedua kakinya diatas bangku. Pada
ketukan ketiga sampel turun dan menurunkan dulu kakinya yang pertama kali naik tadi. Pada
ketukan keempat, kakinya yang kedua diturunkan pula, sehingga sampel sekarang berdiri
tegak lagi diatas lantai. Siklus ini terus diulangi sampai selama mungkin tapi tidak lebih dari 5
menit.
4. Sampel saat menaiki bangku harus tetap tegak dan tidak boleh membungkuk.
5. Sampel harus mengikuti irama ketukan metronom dengan tepat, jika ada tanda-tanda gerakan
tidak sesuai irama, maka peringatan diberikan supaya kembali mengikuti irama dengan baik.
6. Apabila irama/sikap tetap salah selama 10-15 detik, walaupun sudah diberikan peringatan,
maka tes harus dihentikan dan lama masa kerja dicatat.
7. Untuk mencegah terjadinya kelelahan pada satu tungkai, sampel diizinkan untuk sesekali
mengubah langkahnya.
8. Saat tes dihentikan, kedua stopwatch dihentikan. Penghentian stopwatch pertama akan
menunjukkan waktu lama masa kerja naik turun bangku, sedangkan penghentian stopwatch

54
yang kedua merupakan tanda permulaan masa pemulihan sekaligus digunakan untuk
menghitung nadi.
9. Nadi dihitung pada arteri radialis di pergelangan tangan dari 1-1,5 menit, 2-2,5 menit dan 3-3,5
menit.
10. Indeks kesanggupan badan dihitung.
11. Tiap tes didahului oleh suatu tes percobaan guna memberikan kesempatan kepada sampel
untuk membiasakan diri naik turun bangku dan mengikuti irama metronom. Test percobaan ini
hanya dilakukan sebentar saja. Setelah tidak merasa lelah sama sekali, barulah tes yang
sesungguhnya dimulai.
12. Suhu kamar harus berada diantara 25o C-35o C

Cara menghitung indeks kesanggupan badan:

Tabel Kriteria Indeks Kesanggupan Badan dan Nilainya

55
A. Abdominal Curl-Up/Menit

Gambar 2. Abdominal Curl-Up

(Sumber: www.whyiexercise.com)

Abdominal Curl-Up/menit bertujuan untuk mengukur daya tahan otot perut. Peralatan yang
dibutuhkan yaitu matras. Langkah melakukan curl up menurut American College of Sports Medicine
(2000), yaitu:
1. Lakukan peregangan dan pemanasan
2. Siapkan alas yang nyaman
3. Berbaringlah di alas yang telah disediakan, kemusian tekuk kaki membentuk sudut 90 o dengan
telapak kaki tetap menyentuh lantai.
4. Lengan diperpanjang pada sisi tubuh dengan jari menyentuh sepotong selotip. Sepotong kedua
pita ditempatkan di luar bagian pertama, dengan kriteria;
a. 12 cm untuk umur kurang dari 45 tahun
b. 8 cm untuk umur 45 tahun atau lebih.
5. Mengatur metronom pada 40 denyut per menit. Pada bip pertama, subjek perlahan
mengangkat bahu dari matras dengan meregangkan tulang belakang sampai ujung jari
mencapai bagian kedua dari selotip. Pada bip berikutnya, subjek perlahan kembali ke matras
dengan meratakan punggung bawah. Ulangi curl-up dalam waktu dengan metronom (20 kali
per menit). Satu pengulangan dihitung setiap kali bahu menyentuh lantai. Subjek melakukan
curl-up sebanyak mungkin tanpa berhenti, sampai maksimum 75 kali.

Standar kriteria pelaksanaan abdominal curl-up berdasarkan Umur (McArdle et al. 2000):
Tabel Kriteria Pelaksanaan Abdominal Curl-Up Berdasarkan Umur Untuk Pria

56
Umur (Tahun)
Klasifikasi
<35 35-45 >45
Sangat Bagus 60 50 40
Bagus 45 40 25
Rata-rata 30 25 15
Kurang 15 10 5

Tabel Kriteria Pelaksanaan Abdominal Curl-Up Berdasarkan Umur Untuk Wanita

Umur (Tahun)
Klasifikasi
<35 35-45 >45
Sangat Bagus 50 40 30
Bagus 40 25 15
Rata-rata 25 15 10
Kurang 10 6 4

5.8 Pemeriksaan Fleksibilitas


Fleksibilitas adalah ketersediaan ruang gerak sendi untuk melakukan usaha penggunaan sendi
dengan maksimal. Fleksibilitas dapat dinamakan kelenturan. Seseorang yang memiliki fleksibilitas yang
baik berarti memiliki kebugaran tubuh yang lebih baik. Faktor faktor yang mempengaruhi fleksibilitas
atau kelenturan tubuh seseorang, antara lain : (UNAND, 2012)

• Komponen komponen sendi


Komponen sendi terdiri dari kapsul sendi, mangkok sendi atau jaringan sekitar sendi.
• Umur
Umur mempengaruhi fleksibilitas tubuh seseorang. Bertambah usia seseorang akan
mempengaruhi ruang gerak sendi yaitu ruang gerak sendi semakin terbatas. Orang yang
umurnya lebih tua akan merasakan gerak sendi yang kaku.
• Jenis kelamin
Wanita biasanya lebih lentur atau fleksibel dibandingkan dengan pria. Hal tersebut disebabkan
karena wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron yang berperan terhadap ligamen
sehingga wanita akan memiliki gerak sendi yang lebih luas.
• Latihan

57
Latihan juga membantu kelenturan. Seseorang yang memiliki kebiasaan berolahraga dan
latihan akan memiliki kelenturan yang lebih baik.
Di laboratorium, dikembangkan tiga macam tes yang digunakan untuk menilai fleksibilitas
seseorang, antara lain :
1. Sit and Reach Test
Sit and Reach Test adalah test yang paling umum digunakan untuk mengukur fleksibilitas
tubuh seseorang dan secara khusus dapat mengukur kelenturan tubuh seseorang pada
punggung bagian bawah serta kelenturan otot hamstring. (Schleicher, Jamie)
Seseorang yang akan dinilai fleksibilitasnya dapat dilakukan dengan sit and reach test. Alat
yang diperlukan adalah bangku yang berskala, mistar, dan matras. Cara melakukan sit and
reach test, antara lain : (UNAND, 2012)
 Seseorang yang akan dinilai fleksibilitasnya memakai pakaian olahraga.

 Orang tersebut duduk dengan lutut diluruskan dan telapak kaki menempel pada
dinding alat ukur.

 Lengan dan tangan dijulurkan sejauh mungkin dari badan dan dorong petunjuk skala
pengukur.
 Baca pada skala jangkauan o.p tersebut.

 Lakukan tiga kali dan ambil nilai yang paling tinggi.

58
Gambar Gerakan Sit and Reach Test
(Sumber : http://cdn3.bigcommerce.com/s-
13ttxa/products/13351/images/13367/sit-reach-trunk-flexibility-test-
baseline__92774.1414614969.1280.1280.jpg?c=2)

2. Trunk Extension
Seseorang yang akan dinilai fleksibilitasnya juga dilakukan dengan trunk extension. Trunk
extension test bertujuan untuk mengetest fleksibiltas (kelenturan) bagian tungkai tubuh
seseorang. Alat yang diperlukan adalah bangku yang berskala, mistar, dan matras. Cara
melakukan trunk extension, antara lain : (UNAND, 2012)
 Seseorang yang dinilai fleksibilitasnya berada dalam kondisi berbaring menelungkup.

 Membutuhkan bantuan teman untuk memegang bagian bokong orang yang ditest
supaya tidak terangkat ke atas.
 Kedua tangan orang yang ditest diletakkan di bagian belakang kepala.

 Orang yang ditest mengangkat kepala dan bahunya setinggi mungkin dari lantai.

 Ukur jarak dari lantai ke dagu orang yang ditest.

 Catat hasil yang diperoleh.

Gambar Gerakan Trunk Extension


(Sumber : http://www.fitnessandfreebies.com/blog/wp-
content/uploads/2015/06/trunk-extension-500x271.jpg)

59
3. Shoulder Lift
Seseorang yang akan dinilai fleksibilitasnya juga dilakukan dengan shoulder lift. Shoulder lift
test bertujuan untuk mengetest fleksibiltas (kelenturan) bagian bahu tubuh seseorang. Alat
yang diperlukan adalah bangku yang berskala, mistar, dan matras. Cara melakukan shoulder
lift, antara lain : (UNAND, 2012)
 Seseorang yang dinilai fleksibilitasnya berada dalam kondisi berbaring dengan dagu
dan kening menyentuh lantai.
 Orang yang ditest menjulurkan lengannya sejajar ke depan sambil memegang rol.

 Rol tersebut diangkat setinggi mungkin dengan lengan tetap lurus, sedangkan dagu
dan kening dalam kondisi yang tetap menyentuh lantai.

 Jarak antara lantai dengan tepi bawah rol diukur.

 Catat hasil yang diperoleh

Gambar Gerakan Shoulder Lift

(Sumber : http://www.brianmac.co.uk/pictures/tests/shoulder-wrist-flexibility.jpg)

Jika ketiga macam test dan prosedur dilakukan, pertahankan selama tiga detik dari masing
masing test tersebut saat prosedur dilakukan, lalu bandingkan hasilnya dengan tabel di bawah ini.

60
NB : Trunk estension dan shoulder lift dalam satuan cm

(Sumber : UNAND, 2012)

5.9 Test Reaksi


Test reaksi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat reaksi seseorang
dalam suatu kondisi tertentu, terutama untuk pengembangan prestasi dalam olahraga. Test reaksi
terdiri atas, antara lain whole body reaction dan speed anticipatian reaction. (Ramadhani, Budi, 2014)

1. Whole Body Reaction

Test reaksi whole body reaction terdiri dari 2 jenis, yaitu visual dan audiovisual. est visual
menggunakan alat indera mata yaitu melihat cahaya pada alat test yang terdiri dari tiga warna
yaitu merah, biru, dan kuning. Sedangkan, test reaksi audiovisual menggunakan mata dan
telinga yaitu melihat cahaya (merah, biru, dan kuning) serta mendengarkan suara (50 Hz, 1k
Hz, dan 3k Hz). (Ramadhani, Budi, 2014)

Prosedur pelaksanaan whole body reaction, antara lain :


• Alatnya sudah dalam keadaan on.
• Seseorang yang akan ditest berdiri pada alas tumpu yang tersedia dengan kondisi
rileks.
• Pandangan orang yang ditest menuju sensor yang mengeluarkan cahaya
• Orang tersebut dengan cepat melakukan reaksi dengan membuka kedua kaki atau
mengeluarkan kedua kaki dari alas tumpu ketika kondisi lampu menyala.
• Satuan alat ini adalah detik.

61
• Pengukuran dilakukan tiga kali dengan catatan hasil yang dicatat adalah hasil yang
paling baik.
• Kategori hasil test reaksi whole body reaction, antara lain :
 Istimewa : 0,001 - 0,100 detik

 Bagus sekali : 0,101 - 0,200 detik

 Bagus : 0,201 - 0,300

 Cukup/sedang : 0,301 - 0,400

 Kurang : 0,401 - 0,500

 Kurang sekali : 0,501 – keatas

Gambar Whole Body Reaction Test

(Sumber : http://medind.nic.in/ice/t13/i6/icet13i6p214.pdf)

2. Speed Anticipation Reaction

Speed anticipation reaction adalah test yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
seseorang bertingkahlaku untuk bereaksi atau berespon berdasarkan tuntutan stimulus. Daya
antisipasi merupakan jeda waktu sebelum respons mengikuti suatu stimulus. Daya antisipasi
membutuhkan kemampuan yang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan sesuai dengan
stimulus yang diterima dan memperhitungkan jeda waktu antara stimulus dengan respon yang
diberikan. Daya antisipasi berbeda dengan waktu reaksi, dimana waktu reaksi adalah batas
waktu minimal reaksi segera muncul pada saat stimulus muncul. Contoh aplikasi speed
anticipation reaction dapat terjadi pada seorang pilot. Ketika seorang pesawat akan berangkat
(take off) dan pilot ternyata terlalu cepat atau terlambat mengangkat hidung pesawat, maka

62
pesawat akan gagal terbang dan dapat terjatuh; jika pesawat akan mendarat (landing) dan pilot
ternyata terlalu cepat menjejakkan roda saat mendarat, maka pesawat akan terbanting keras jatuh
ke darat dan pesawat akan rusak; jika pilot terlambat juga menjejakkan roda pada landasan, maka
pesawat akan tergelincir keluar dari landasan. Oleh karena itu, pilot harus memiliki kemampuan
untuk bereaksi yang tepat berdasarkan tuntutan stimulus. Contoh lainnya yaitu pada dunia
olahraga, yaitu pemain baseball harus menentukan ayunan yang tepat untuk memukul bola,
dimana jika ada ketepatan untuk memukul bola, maka bola dapat melambung jauh dan atlit dapat
lari jauh. (Koesma, E, Rismiyati, 2002).

Prosedur pelaksanaan speed anticipation reaction, antara lain: (Ramadhani, Budi, 2014)

• Alatnya dalam keadaan on.


• Terdapat tombol untuk menyalakan (start) dan restart.
• Di dalam papan alat test terdapat daerah momentum dan blank spot.
• Seseorang yang akan ditest harus duduk di depan papan alat test.
• Seseorang yang ditest memperhatikan cahaya yang melewati daerah momentum dan
blank spot.
• Orang yang ditest membayangkan cahaya tersebut berjalan pada daerah blank spot dan
jika sudah terdapat bayangan cahaya masuk pada lingkaran maka tekan tombol.
• Satuan alatnya adalah detik.
• Kategori hasil test reaksi speed anticipation, antara lain :
 Normal : 1,00 – 2,00 detik

 Tidak normal : 0,99 kebawah dan 2,01 keatas

Gambar Speed Anticipation Reaction

Anda mungkin juga menyukai