Anda di halaman 1dari 3

EPISIOTOMI

S No.Dokumen
No.Revisi
O
Tgl.Terbit
P Tgl.Mulai
Diberlakukan
Halaman 1/3

UPTD PUSKESMAS Indrayani Sampakang,Amd.Kep


MELONGUANE NIP. 19850319 201001 2006

Pengertian Insisi dari perineum dan mencegah ruptura perineum totalis.


Episiotomi ada 4 macam :
1. Episiotomi medialis yang dibuat digaris tengah
2. Episiotomi mediolateralis dari garis tengah ke samping menjauhi anus
3. Episiotomi lateralis : 1-2 cm di atas comnisura posterior ke samping
4. Episiotomi sekunder : bila melihat rup rura perinei yang spontan / Episiotomi
medialis yang melebar sehingga mungkin menjadi ruptura perinei total, maka
kita gunting ke samping
Tujuan Prosedur ini disusun sebagai acuan untuk :
1. Mempercepat kelahiran janin yang dibuat di garis tengah
2. Mempercepat proses kelahiran bila didapatkan kegawatan ibu
3. Mempermudah proses kelahiran jika perineum yang menyebabkan hambatan
pada kemajuan persalinan (bila didapatkan jaringan parut pada perineum)

Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Melonguane Nomor / / tentang Jenis-


jenis Pelayanan
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Melonguane Nomor / / tentang Jadwal
kegiatan dan jenis pelayanan
SK Kepala UPTD Puskesmas Melonguane Nomor / / tentang Layanan Klinis
yang Berorientasi Pasien (LKBP)
Referensi 1. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan
Material dan Neonatal, Jakarta 2001.
2. Saifudin, Abdul Gani : Buku Acuan Nasional, JKPKKR-
POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharj, Jakarta. 2001
Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan
a.Spuit 5 ml
b.Lidocain 1 % tanpa epinefrin atau lidocain 2 % yang diencerkan 1 : 1 dengan
aquadest steril
c. Handscooen steril / DTT 1 pasang
d.Gunting Episiotomi 1 buah
e.Kasa steril 5-10 lembar
f. Bahan antiseptik / bethadine
2. Episiotomi
a. Anastesi lokal
1. Petugas menjelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantulah
agar ibu merasa tenang
2. Petugas mengisi spuit 5cc dengan bahan anastesi (lidocain HCl 1 %)
3. Petugas meletakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) diantara kepala
janin dan perineum. Masuknya bahan anstesi (secara tidak sengaja) ke
dalam sirkulasi bayi, dapat menimbulkan akibat yang fatal. Oleh sebab
itu, jari-jari penolong sebagai pelindung kepala bayi.
4. Petugas menusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah
komisura, kosterior (fourchtte) yaitu bagian sudut bawah vulva.
5. Petugas mengarahkan jarum dengan membuat sudut 45° ke sebelah
kiri / kanan garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk memastikan
bahwa ujung jarum tidak masuk pada pembuluh darah (terlihat cairan
darah galam spuit).Intravena bahan anastesi lokal ke pembuluh darah,
dapat menyebabkan syock pada ibu.
6. Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5-10 ml lidocain 1 %.
7. Petugas menunggu 1-2 menit agar efek anastesi bekerja maksimal,
sebelum episiotomi dilakukan
8. Penipisan dan peregangan perineum berperan sebagai anastesi
alamiah. Apabila kepala bayi menjelang keluar, petugas segera
melakukan episiotomi:
a) Jika kepala janin tidak segera lahir, tekan insisi episiotomi
diantara his sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan
b) Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan
perineum, ibu masih merasa nyeri tambahkan 1 ml lidocain 1 %
pada daerah nyeri
c) Penyuntikan sambil menarik mundur, bertujuan untuk
mencegah akumulasi bahan anasetsi hanya pada satu tempat dan
mengurangi kemungkinan penyuntikan ke dalam pembuluh darah.

b. Tindakan episotomi
1. Petugas memegang gunting yang tajam dengan
satu tangan
2. Petugas meletakkan jari telunjuk dan tengah
diantara kepala bayi dan perineum searah dengan rencana sayatan
3. Petugas menunggu fase awal (puncak his)
kemudian selip kan gunting kedalam keadaan terbuka diantara jari
telunjuk dan tengah
4. Petugas menggunting perineum dimulai fourcet
(comnisura posterior) 45° ke arah lateral (kiri / kanan)
Peugas melanjutkan pimpinan persalinan
Unit Terkait 1. Ruang Persalinan
Dokumen Terkait 1. Rekam Medis Pasien
2. Register Persalinan

Rekam Historis Tanggal mulai


No Yang diubah Isi perubahan
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai