OLEH :
KELOMPOK 3
FITIRANI
ISWANI
JUSNI
MASDIANA
SATARIAH
Jaring-Jaring Kubus :
Apabila kubus ABCD.EFGH diiris menurut rusuk EH, HD, EF, FB, BA, DC, dan CG, akan dihasilkan
bangun datar seperti pada gambar dibawah.
Volume Kubus :
Jika sebuah panjang rusuknya s, volume kubus adalah sebagai berikut.
V = s x s x s = s3
Luas Permukaan Kubus :
Jika sebuah kubus panjang rusuknya s, luas permukaan (Lp) kubus merupakan jumlah antara luas seluruh sisi
tegak dan dua kali luas alas kubus.
Luas permukaan kubus = 4s2 + 2s2
Lp = 6s2
Contoh :
a. Tentukan volume dan luas permukaan kubus jika panjang rusuknya 5 cm.
Jawab:
V = s3
= 53
= 125
Lp = 6s2
= 6 . 52
= 6. 25
= 150
Jadi, volume kubus adalah 125 cm3 dan luas permukaan kubus adalah 150 cm2
2. Tabung
Tabung adalah suatu bangun ruang dengan suatu irisan melingkar yang seragam. Jika ujung-ujungnya
tegak lurus pada permukaan yang melengkung, tabung itu adalah suatu tabung tegak.
Unsur-unsur tabung
a. Mempunyai 3 sisi, di antaranya berbentuk bidang lengkung dan lainnya berbentuk lingkaran.
b. Garis s disebut garis sumbu tabung atau disebut garis pelukis atau di sebut juga tinggi tabung (t).
Jaring-jaring tabung
Tabung atau silinder pada gambar dapat dibuat jaring-jaringnya jika diiris menurut lingkaran alas,
lingkaran atas, dan sebuah garis tinggi atau selimut tabung, kemudian direbahkan.
Contoh :
Diketahui jari-jari alas tabung 14 cm dan tinggi tabung 10 cm , hitunglah :
a. Volume tabung.
b. Luas tabung.
Jawab :
a. V =
=
= 6.160
Jadi, volume tabung adalah 6.160 cm3
b. Lp =
=
= 88 . 24
= 2.112
3. Prisma
Prisma adalah suatu bangun ruang yang mempunyai sepasang sisi sejajar dan sebangun, yang disebut alas,
serta sisi-sisi lain yang diperoleh dengan menghubungkan ujung-ujung titik sudut dari kedua alasnya dan disebut
sisi tegak. Prisma yang akan dipelajari pada bab ini adalah prisma tegak.
Jenis-Jenis Prisma
Jenis-jenis prisma umumnya dikelompokkan berdasarkan bangun datar yang menjadi alas prisma tersebut.
Unsur-Unsur Prisma
Perhatikan gambar prisma tegak segitiga pada gambar unsur-unsurnya antar lain :
a. Jika alasnya berbentuk segitiga, yaitu ABC dan DEF. Sisi tegaknya berbentuk segi empat, yaituABED, ACFD,
dan BCFE. Maka disebut prisma tegak segitiga
b. Rusuk alasnya yaitu AB, BC, dan CA. Rusuk atasnya yaitu DE, EF, dan FD. Rusuk tegaknya yaituAD, CF,
dan BE.
c. Titik-titik sudutnya yaitu A, B, C, D, E, dan F.
d. Diagonal sisinya yaitu BD, AE, CE, BF, CD, dan AF.
Jaring-Jaring Prisma
Perhatikan gambar di bawah.
Jika balok pada gambar diatas diiris menurut rusuk AE, AD, DH, EF, HG, BF, dan CG. Diperoleh jaring-
jaring berikut.
Jika prisma segitiga pada gambar diiris menurut rusuk PS, PR, SU, RQ, dan UT, kemudian direbahkan
maka akan diperoleh jaring-jaring berikut.
Contoh :
Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku yang panjang keua sisi siku-sikunya 3 cm dan 4 cm. Jika
tinggi prisma 8 cm, tentukan volume dan luas permukaan prisma.
Jawab :
AB
=
=
=
=5
Unsur-unsur limas
Limas beraturan merupakan bangun ruang yang memiliki bidang alas sebuah segi-n beraturan dan bidang
sisi tegak yang berbentuk segitiga sama kaki yang kongruen.
Perhatikan gambar limas segi empat T.ABCD memiliki rusuk TA, TB, TC, dan TD rusuk tegak dan sisi
tegak berupa segitiga TBC, TCD, TDA, dan TAB.
Jaring-jaring limas
Perhatikan kembali gambar. Jika limas T.ABCD pada gambar diiris menurut rusuk TA, TB, TC,
dan TD akan diperoleh jaring-jaring berikut.
Contoh :
Sebuah limas T.ABCD dengan alas berbentuk persegi dan panjang sisinya 10 cm. Jika tinggi pada sisi tegaknya
13 cm, hitunglah:
a. Tinggi limas,
b. Volume limas,
c. Luas permukaan limas.
Jawab :
a. Tinggi limas = TE
TE =
=
=
=
= 12 cm
b. V =
=
= 400
Jadi, volume T.ABCD adalah 400 cm3
5. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh suatu daerah pada bidang datar (disebut alas) dan sebuah
selimut. Kerucut dapat dibentuk dari sebuah segitiga siku-siku yang diputar, dimana sisi siku-sikunya sebagai
pusat putaran.
Unsur-unsur kerucut
Perhatikan gambar
Kerucut adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk lingkaran dengan jari-jari r.
TC = t menyatakan tinggi kerucut dengan T sebagai puncak kerucut dan a disebut sebagai apotema atau
garis pelukis.
Jaring-jaring kerucut
Jika kerucut pada gambar diiris menurut lingkaran alas dan salah satu garis pelukisnya, kemudian
direbahkan, akan diperoleh jaring-jaring berikut.
Volume dan luas permukaan kerucut
Sebuah kerucut dengan jari-jari lingkaran alas (r) dan tinggi (t), memiliki (V) sebagai berikut.
V=
Luas permukaan kerucut adalah luas selimut kerucut ditambah dengan luas alas kerucut, dihitung dengan
rumus berikut.
Lp =
Sedangkan untuk luas permukaan kerucut tanpa alas atau luas selimut kerucut adalah sebagai berikut.
Ls =
Dimana a = garis pelukis (apotema)
Contoh :
Sebuah kerucut tanpa lingkaran alas beridameter 16 cm. Apabila panjang garis pelukis pada kerucut 10 cm,
hitunglah :
a. Volume kerucut,
b. Luas selimut kerucut.
Jawab :
r = 8 cm
t =
=
=
=
=6
a. V =
=
= 401,92
Jadi, volume kerucut adalah 401,92 cm3
b.
= 3.14 . 8. 10
= 251,2
Jadi, luas selimut adalah 251,2 cm2
6. Bola
Bola adalah himpunan semua titik dalam ruang dengan jarak tertentu dari suatu titik tetap yang disebut
pusat, dan jarak tersebut dinamakan jari-jari.
Sebuah bola dapat dibentuk dari bangun setengah lingkaran yang diputar 360 pada garis tengahnya. Volume
bola dengan jari-jari (r) dapat dihitung dengan rumus berikut.
V = atau V =
Pada bangun ruang, terkadang ada beberapa benda yang terdiri dari 2 bangun ruang yang disatukan. Seperti
bandul yang terdiri dari kerucut dan setengah bola. Karena itu sebainya kita juga mengetahui rumus untuk
mencari volume dan luas setengah bola.
Luas selimut atau kulit bola (Ls) adalah sebagai berikut.
Lp = atau Ls =
Seringkali kita menemukan masalah mengenai setengah bola. Luas permukaan setengah bola adalah sebagai
berikut
Lp bola = luas selimut + luas lingkaran
=
=
Contoh :
Sebuah bola berdiameter 18 cm. Hitunglah:
a. Volume
b. Luas selimut bola
Jawab :
a. V=
=
= 3.052,08
Jadi, volume bola 3.052,08 cm3.
b. Ls =
=4
= 1.017,36
Jadi, luas selimut 1.017,36 cm2.
Hubungan antara suatu garis terhadap suatu bidang memenuhi satu dari tiga kemungkinan berikut.
Garis terletak pada bidang
Suatu garis dikatakan terletak pada bidang apabila setiap titik pada garis tersebut terletak atau berimpit
dengan bidang. Perhatikan gambar. Garis EG teletak pada bidang EFGH dan garis AB pada bidang ABCD.
Garis sejajar bidang
Suatu garis dikatakan sejajar dengan bidang apabila antara garis dan gidang tidak mempunyai titik
persekutuan (tidak pernah berpotongan). Pada gambar, garis EF sejajar ABCD dan garis ACsejajar EFGH.
Garis menembus bidang
Suatu garis dikatakan menembus bidang apabila garis dan bidang tidak mempunyai tepat satu titik
persekutuan (titik potong). Perhatikan gambar. Garis BO menembus bidang EFGH di titik O, titik O disebut
titik tembus.
Contoh:
Lengkapilah!
a. BG terletak pada bidang ....
b. DF terletak pada bidang ....
c. AD sejajar bidang .... dan ....
Jawab:
a. BG terletak pada bidang BCGF
b. DF terletak pada bidang BDHF
c. AD sejajar bidang EFGH dan BCFG
Contoh :
Contoh :
Limas A.BCD pada gambar berikut merupakan limas segitiga beraturan. Tentukan jarak dari titik A keBE.
Jawab :
Dari didapat
AE =
=
=
=
= 6 cm
Dari di dapat
t =
jadi, jarak dari titik A ke garis BE adalah
Contoh :
Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 12 cm. Tentukan jarak titik F ke bidang BEG.
Jawab :
AF =
=
=
= 12
Perhatikan
LG =
=
=
=
=
Perhatikan , diperoleh
FM =
=
Jadi, jarak titik F ke bidang BEG adalah cm.
Contoh :
ABCD.EFGH adalah suatu kubus dengan panjang rusuk 4 cm. Tentukan jarak antara :
a. HD dan AG
b. AE dan CH
c. FG dan HD
Jawab :
a. Jarak antara HD dan AG dapat diwakili oleh jarak antara titik O dengan HD atau jarak antara
HD dan AG =
=
=
=
=
=
b. Jarak antara AE dan CH dapat diwakili oleh garis EH karena apabila garis AE diproyeksikan ke
bidang CDHG maka garis AE akan tegak lurus dengan CH di titik H.
Jadi, jarak AE dengan CH = 4 cm
c. Jarak antara FG dan HD dapat diwakili oleh garis HG karena apabila garis HD diproyeksikan keFG akan
memotong FG di titik G. Jadi jarak HD ke FG = 4 cm.
Perhatikan gambar. Garis AB dan DC sejajar dan teletak pada bidang ABCD. Misalkan garis IJtegak lurus
pada bidang AB dan DC, dan memotong kedua garis tersebut masing-masing di titik I danJ. Jarak antara
garis AB dan CD adalah panjang ruas garis IJ.
Contoh :
Balok JKLM.NOPQ memiliki panjang 18 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 12 cm. Tentukan jarak antara MLdan NO.
Jawab :
Perhatikan gambar. Garis MN sejajar dengan bidang EFGH. Tarik garis yang melalui sembarang titik L di
garis MN dan tegak lurus bidang EFGH. Misalkan garis tersebut menembus bidang EFGH diL’, maka jarak
antara garis MN dan bidang EFGH adalah panjang ruas garis LL’.
Contoh :
Balok ABCD.EFGH memiliki panjang 12 cm, lebar 4 cm dan tinggi 8 cm. Tentukan jarak FC dengan
bidang ADHE.
Jawab :
Contoh :
Balok PQRS.TUVW memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 4 cm. Tentukan jarak bidangPQUT dengan
bidang SRVW.
Jawab :
3. Sudut
Sudut antara dua garis bersilang
Dua garis l dan m yang saling berpotongan di titik P digambarkan seperti berikut.
Dari gambar, yang dimaksud sudut dua garis bersilang (berpotongan) adalah sudut
Besar
Contoh :
Perhatikan kubus PQRS.TUVW. tentukan sudut yang dibentuk oleh garis-garis :
a. QS dan QR
b. QV dan VS
c. QR dan PW
d. TR dan WS
Jawab :
a. Garis QS dan QR berpotongan Q. Sudut antara QS dan QR adalah . Perhatikan merupakan segitiga siku-siku
sama kaki, jadi .
b. Garis QV dan VS berpotongan di V dan membentuk sudut QVS.
Perhatikan merupakan segitiga sama sisi. Jadi sudut antara garis QV dan VS adalah .
c. QR dan PW saling bersilangan. Garis PW sejajar QV pada bidang QRVU, jadi
d. TR dan WS saling bersilangan. WS sejajar VR pada bidang SRVW. Perhatikan
Sudut antara garis dan bidang adalah sudut lancip yang dibentuk antara garis dengan proyeksinya pada
bidang.
Perhatikan gambar berikut.
Garis EG adalah proyeksi EC pada bidang EFGH, maka sudut antara EC dan bidang EFGHadalah
Contoh :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Hitunglah sudut antar ACGE dengan garisBG.
Jawab :
AC =
=
=
= cm
OC = cm
BG =
BO =
OG =
=
=
=
=
BG = AC =
Sudut antara BG dengan ACGE adalah
Perhatikan karena bidang ACGE.
sin =
=
= 30
Jadi, 30 .
Contoh :
Suatu kubus PQRS.TUVW memiliki rusuk 5 cm. Tentukan sudut yang terbentuk antara biang PQRSdengan
bidang QSV.
Jawab :
Bidang PQRS beririsan dengan SQV di garis QS. Jadi sudut yang terbentuk merupakan sudut antara
garis OV dengan OR atau
OR =
=
tan
=
Jadi, sudut yang terbentuk antara bidang PQRS dengan bidang QSV adalah