Anda di halaman 1dari 67

BUKU PEDOMAN

KK SUB BAGIAN NEONATOLOGI

ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2012

1
Revisi Desember 2012
PENGANTAR

Buku ini dibuat sebagai pedoman praktis Kepaniteraan Klinik mahasiswa


fakultas kedokteran Universitas Riau di Rumah Sakit Pendidikan Arifin Achmad
Pekanbaru.
Setelah mengikuti kegiatan DM ini diharapkan mahasiswa medapatkan
pengalaman dan keterampilan :
1. Melakukan resusitasi bayi baru lahir
2. Mengidentifikasi bayi normal dan berisiko tinggi
3. Melakukan pemeriksaan fisik dan perawatan rutin di Rawat Gabung
4. Mengikuti kegiatan perawatan bayi diruang rawat gabung (manajemen
laktasi, perawatan metode kangguru, IMD)
5. Mediagnosis / deteksi dini kegawatan bayi baru lahir
6. Melakukan tindakan emergensi bayi sakit gawat
7. Mengikuti penatalaksanaan bayi sakit di Instalasi Perawatan Neonatus

Buku ini akan direvisi dan disempurnakan pada setiap kesempatan. Semoga
bermanfaat demi kelancaran pelayanan dan pendidikan.

Pekanbaru, September 2012

Penyusun

2
Revisi Desember 2012
TATA TERTIB KK PERINATOLOGI

Bagi Dokter Muda (DM) yang akan menjalankan tahap profesi di bagian
perinatologi RSUD Arifin Achmad wajib mentaati peraturan yang berlaku sebagai
berikut:
1. Dokter Muda (DM) perinatologi adalah DM yang sedang menjalankan
Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin
Achmad.
2. DM perinatologi akan melewati stase di bagian RAWAT GABUNG dan
INSTALASI PERAWATAN NEONATUS RSUD Arifin Achmad.
3. Memakai pakaian seragam perinatologi lengkap dengan memakai tanda
pengenal yang telah ditentukan oleh instansi pendidikan.
4. Rambut harus rapi, tidak diperbolehkan di cat warna, bagi DM putra tidak
diperbolehkan memelihara rambut panjang dan memakai anting serta tidak
diperkenankan memakai perhiasan yang berlebihan.
5. Bersikap sopan dan santun kepada klien, sejawat profesi, profesi kesehatan lain
dan karyawan di lingkungan perinatologi.
6. Wajib menyimpan rahasia jabatan dan memahami informed consent dan
menjunjung tinggi etika profesi.
7. Wajib membantu kelancaran pelayanan kesehatan di bagian perinatologi.
8. Wajib menjaga kebersihan lingkungan serta berpartisipasi dalam program
kesehatan, pencegahan infeksi terhadap pasien perinatologi.
9. Wajib membawa perlengkapan yang diperlukan di bagian perinatologi seperti :
Stetoskop perina, meteran, thermometer, pen light, kalkulator,dll.
10. Wajib memelihara inventaris kegiatan DM perinatologi, set resusitasi, HP, buku
laporan jaga RG dan neonatus, buku visite RG, absensi neonatus danlain lain.

3
Revisi Desember 2012
TATA TERTIB DINAS DI RAWAT GABUNG

1. Jam dinas dari pukul 7:00 WIB s/d 14:00 WIB (Senin – Kamis), 07:00 WIB
s/d 11:00 WIB (Jumat), 07:00WIB s/d 12:30 WIB (Sabtu).
2. Dokter Muda (DM) stase ini, bertugas melakukan pemantauan / follow up
diruang rawat gabung dan tindakan resusitasi di kamar operasi dan kamar
bersalin.
3. Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.
4. Melakukan pemeriksaan fisik semua bayi di unit rawat gabung setiap pagi
terutama evaluasi berat badan mencatat hasil pemeriksaan dan evaluasi
faktor resiko ibu dan janin sebelum visite.
5. Mengikuti visite bersama konsulen.
6. Mengikuti setiap SC selama jam dinas dan mengisi tabel “Rekap
Keterampilan Resusitasi Bayi Baru Lahir KKS IKA /Sub Perinatologi”
7. Melapor kepada konsulen sebelum dan sesudah SC kepada konsulen sesuai
format yang telah ditetapkan dan mencatat semua intruksi.
8. Membuat status setiap bayi lahir normal / SC dan status perinatal mahasiswa
FK UR sesuai format yang ditentukan.
9. Wajib mengisi tabel “Rekap Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir/Baru Masuk
Di Perawatan Neonatus Level 1 (Rawat Gabung) KK IKA Sub
Perinatologi”,meskipun bayi yang baru masuk tersebut tidak menjadi
tanggung jawab pribadi DM ybs.

4
Revisi Desember 2012
TATA TERTIB DINAS KK PERINATOLOGI
DI INSTALASI NEONATUS

1. Jam dinas dari pukul 7:00 WIB s/d 14:00 WIB (Senin – Kamis), 07:00 WIB
s/d 11:00 WIB (Jumat), 07:00WIB s/d 12:30 WIB (Sabtu).
2. DM yang stase dan DM yang jaga, setiap hari wajib mengisi absen masuk &
absen keluar (seperti format yang terlampir). Absen jaga ditandatangani oleh
perawat senior shift sore dan malam.
3. Dokter Muda (DM) stase ini, bertugas melakukan pemeriksaan awal bayi
sakit dengan fokus deteksi dini kegawatan dan tatalaksananya, mengikuti
perawatan, melatih ketrampilan ( terutama: penilaian klinis bayi sakit, akses
umbilikal, VTP, keseimbangan asam basa dan elektrolit, kapan perlu
intubasi).
4. Tanggung jawab pemeriksaan bayi sakit tersebut adalah DM yang stase di
instalasi perawatan neonatus pada jam kerja (pagi) dan DM yang jaga
perinatologi pada jam jaga (siang dan malam).
5. Hasil pemeriksaan ditulis pada buku laporan jaga, untuk dikoreksi oleh
konsulen sebelum disalin ke RM 3 dan RM 8.
6. Yang bertanggung jawab membuat catatan medik di RM 3 dan RM 8 adalah
DM yang stase saat itu. DM yang bertanggungjawab membuat catatan medic
tersebut, harus menuliskan nama lengkapnya sudut kiri bawah.
7. Pada jam jaga, DM melaporkan pasien baru ke konsulen jaga setelah
berdiskusi dengan perawat instalasi neonatus, termasuk melaporkan bayi
bermasalah atau hasil pemeriksaan laboratorium penunjang.
8. Selama menelpon, speaker HP diaktifkan agar instruksi didengar oleh
petugas / perawat lain, dan mencatat verbal order dari konsulen.
9. Bagi DM yang akan mengganti/menambah jaga, wajib melapor kepada
konsulen yang bertugas diruang perinatologi pada minggu tersebut, serta
DM ybs harus melakukan kewajiban-kewajiban selama jam jaga.
10. Saat visite/bedside teachingDM harus aktif melaporkan permasalahan utama
dan kemajuan terapi pasien.

5
Revisi Desember 2012
11. DM harus aktif membantu tindakan medik kegawatan neonatus seperti,
pemasangan umbilikal kateter, pemasangan longline,VTP, intubasi, setting
CPAP dan Ventilator, dll.
12. Melakukan serah terima pasien / OVERAN dengan DM stase berikutnya.
13. Jika ada DM yang akan dievaluasi ( minicex ), kasus yang dinilai
diutamakan kasus baru dan keluarga pasien harus disiapkan, dan dijadwalkan
pada hari jum’at atau sabtu.

6
Revisi Desember 2012
TUGAS POKOK KK SUB PERINATOLOGI

Sesuai dengan tujuan stase,yaitu :


1. Mengikuti bimbingan resusitasi bayi baru lahir dan deteksi dini dan
tatalaksana kegawatan neonatus oleh konsulen jaga pada minggu pertama.
2. Melakukan resusitasi bayi baru lahir baik dikamar bersalin, maupun di
kamar operasi dibawah pengawasan konsulen jaga.
3. Mengidentifikasi bayi normal dan berisiko tinggi setelah resusitasi dan
melaporkannya kekonsulen jaga.
4. Mendeteksi kegawatan neonatus di ruang rawat gabung (level I), dan
melakukan tindakan emergensi, atas persetujuan dan pengawasan konsulen
jaga.
5. Melakukan pemeriksaan fisik dan perawatan rutin bayi baru lahir di ruang
rawat gabung, serta identifikasi permsalahan kasus yang harus dirujuk untuk
pindah kelevel II – III (instalasi neonatus).
6. Mengikuti kegiatanlainperawatan bayi diruang rawat gabung (manajemen
laktasi, perawatan metode kangguru, IMD).
7. Mampu mendeteksi kegawatan bayi baru lahir lebih awal dan pertolongan
pertama kegawatan di instalasi neonatus (level II – III).
8. Mampu menentukan permasalahan bayi baru lahir dan melihat , membantu
kapan perlu melakukan tindakan – tindakan emergensi di instalasi neonatus.
9. Membuat laporan resusitasi sesuai dengan standar.
10. Membuat status bayi sehat dan followup yang penting pada hari pertama,
kedua dan ketiga dan saat pulang di rawat gabung(level I).
11. Membuat status bayi sakit (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab
yg penting) serta melakukan urutan tindakan pertolongan bayi sakit secara
benar.
12. Kasus no.11 diminta kekonsulen pada hari pertama stase, lalu dilakukan
follow up selama stase di bag perinatologi, pasien ini dilaporkan follow up
hariannya secara aktif kekonsulen setiap hari saat visite secara tertulis
dengan menggunakan lembaran khusus.

7
Revisi Desember 2012
RUANG LINGKUP PENGETAHUAN

1. Orientasi perinatologi
2. Neonatus normal
3. Bayi berat lahir rendah
4. Neonatus kurang bulan
5. Infeksi pada neonatus
6. Kejang pada neonatus
7. Anemia dan perdarahan pada neonatus
8. Hiperbilirubinemia
9. Trauma lahir
10. Sindrom kesulitan pernafasan
11. Asfiksia neonatorum
12. Kelainan bawaan

RUANG LINGKUP KETERAMPILAN

1. Resusitasi pada bayi baru lahir


2. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
3. Deteksi dan pertolongan pertama kegawatan neonatus
4. Perawatan bayi sehat / level I (rooming in), manajemen laktasi, IMD
5. Tatalaksana awal bayi sakit / bayi gawat (level II – III)
6. Keterampilan klinis : injeksi vitamin K, perawatan tali pusat, akses venaumbilikal,
pemasangan oro gastrik tube (OGT), pemasangan infuse perifer, intubasi.

8
Revisi Desember 2012
KEGIATAN POKOK KK RAWAT GABUNG (stase):

1. Memeriksa pasien baru lahir (dari buku visite dan laporan jaga DM malam).
2. Memeriksa pasien lain secara efisien (cepat dan akurat / karena tak boleh
terpapar. hipotermi), dan membuat catatan penting di buku visite.
3. Membuat catatan medik, termasuk follow up harian.
4. Melaporkan bayi bermasalah ke konsulen saat visite.
5. Saat visite DM memberikan format penilaian harian, dan bedside teaching ke
konsulen.
6. Melihat daftar SC elektif, dan melaporkan prakiraan tindakan kekonsulen.
7. Melakukan resusitasi bayi di OK sentral (elektif) dan OK IGD, menghubungi
konsulen pagi yang tugas RG atau OK.
8. Setelah selesai tinadakan segera melaporkan kesimpulan pasca resusitasi ke
konsulen jaga.
9. Jika bayi bermasalah, DM memindahkan bayi ke ruang perawatan neonatus
sebagaimana mestinya.

KEGIATAN POKOK KK INSTALASI NEONATUS


1. Laporan dan visite pasien baru dengan konsulen, sambil bedside teaching (yang
melapor adalah yang jaga malam).
2. Kegiatan tersebut menggunakan laporan jaga malam, dan setelah dikoreksi
disalin secara benar oleh yang stase ke RM 3 dan RM 8, status yang sudah
dibuat oleh yang stase diperlihatkan dan dikonsulkan lagi ke konsulen. Setiap
DM yang menulis di rekam medic, harus membubuhkan namanya disudut kiri
bawah RM.
3. Mengikuti visite, identifikasi kegawatan bersama konsulen (stase neonataus)
4. Mengikuti visite menyeluruh, (DM menyiapkan: kalkulator, pen light, spidol
warna untuk mengisi grafik / mapping penatalaksanaan pasien)
5. Menyiapkan format penilaian harian dan bedside teaching saat kegiatan.
6. Jika ada yang akan mini-cex, keluarga /orang tua dihadirkan.
7. Jika ada PR/ DM harus aktif melaporkan ke konsulen.
8. Serah terima dengan DM instalasi neonatus berikutnya.

9
Revisi Desember 2012
KELENGKAPAN / PERSYARATAN UJIAN

Pada akhir siklus/minggu ke 7, setiap peserta didik harus melengkapi


persyaratan sebagai bukti telah mengikuti kegiatam DM secara penuh, yaitu :
1. Membuat satu status pasien rawat gabung mulai dari resusitasi sampai follow up
dan keadaan pulang.
2. Daftar nama pasien yang difollow up selama stase di ruang rawat gabung.
3. Daftar nama pasien yg dilakukan resusitasi selama stase baik saat tugas di rawat
gabung maupun saat jaga.
4. Membuat satu status pasien rawat inap neonatus / instalasi neonatus dari masuk,
foloow up sampai pulang.
5. Daftar nama pasien instalasi neonatus yg ada saat stase.
6. Rekap penilaian visite harian rawat gabung.
7. Rekap penilaian visite harian instalasi neonatus.
8. Rekap penilaian bed side teaching (BST) instalasi neonatus.
9. Rekap penilaian jaga.
10. Semua item diatas dilaporkan dalam bentuk rekapitulasi kegiatan DM sub
bagian neonatologi

10
Revisi Desember 2012
CARA MELAPOR SEBELUM SECTIO

1. Ucapkan Salam
2. Identitas Dokter Muda (DM)
3. Dilakukan Sectio di OK IGD/IBS
4. Atas Indikasi
5. Perkiraan Maturitas
6. Perkiraan Berat Janin
7. Denyut Jantung Janin
8. Ketuban
9. Faktor Resiko
10. Kebiasaan Ibu
11. Operator

CARA MELAPOR SETELAH SECTIO

1. Ucapkan Salam
2. Identitas Dokter Muda (DM)
3. Telah Lahir Neonatus
4. Berat Badan Lahir
5. Lahir Sectio Di OK IGD/IBS
6. Nilai Apgar
7. Usia Gestasi
8. Ketuban
9. Jejas Persalinan
10. Kelainan Kongenital
11. Masalah Ibu
12. Masalah

11
Revisi Desember 2012
Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir
1. Jaga Termoregulasi (pengaruh radiasi, konveksi, evaporasi) T
- Hidupkan infant warmer dengan suhu 33 ̊C – 37 ̊C
- Matikan AC
- Alas dengan kain kering, beri ganjal bahu dan dua selimut pengering

2. Cari informasi tentang riwayat ANC A


3. Bicarakan dengan keluarga (informed consent) tentang kondisi bayi & B
tindakan yang akan mungkin dilakukan (apakah termasuk resiko tinggi
atau tidak)

4. Cek peralatan resusitasi C


5. Diskusikan dengan team work tentang pembagian tugas D
- Leader : tanggung jawab terhadap airway dan breathing (A,B)
- Asisten I : tanggung jawab terhadap kompresi dan pemantauan detak
jantung, timer dan monitor saturasi bayi (C)
- Asisten II : tanggung jawab terhadap obat-obatan dan perlengkapan lain
yang diperlukan (neo-K, umbilical,dll) dan hubungi dokter konsulen
untuk melapor (D)

6. Hubungi tempat rawatan (instalasi neonates / rawat gabung) untuk E


Evakuasi bayi.

Perbaikan (koreksi) vetilasi :  SR IBTA

12
Revisi Desember 2012
 Sungkup sesuaikan ukuran dan posisi serta pelekatan
 Reposisi posisi kepala
 Isap lender di mulut dan hidung
 Buka mulut agar udara lebih banyak masuk
 Tekanan dinaikkan (kapan perlu)
 Alternatif lain dan pikirkan bila saturasi tidak naik, seperti intubasi,
pneumothorax atau syok hipovolemik/cardiogenik

Jika setelah intubasi saturasi juga tidak naik pertimbangkan DOPE


 Dislokasi (ETT tidak masuk ke trakea, tapi ke lambung)
 Obstruksi ETT
 Pneumothorax
 Equipment (mungkin peralatan yang tidak bagus seperti selang bocor, dll)

13
Revisi Desember 2012
14
Revisi Desember 2012
15
Revisi Desember 2012
16
Revisi Desember 2012
OVERVIEW OF NEONATALRESUSCITATION
American academy of pediatrics, NRP 6th edition textbook, 2011

17
Revisi Desember 2012
OVERVIEW OF NEONATALRESUSCITATION
American academy of pediatrics, NRP 6th edition textbook, 2011

18
Revisi Desember 2012
Penilaian awal

Langkah awal
dan
Evaluasi

ACTION IF THERE IS FAILURE TO RESPOND TO RESCUCITATION

19
Revisi Desember 2012
CONTOH PEMBUATAN BUKU LAPORAN JAGA
DI PERINATOLOGI

20
Revisi Desember 2012
Nama pasien, jenis kelamin, berat badan
Tanggal masuk
No RM

Anamnesis:
Keluhan Utama:
Neonatus usia … (hari/jam), rujukan/pindahan/masuk IGD dengan masalah utama…
Riwayat Penyakit Sekarang:
Neonatus lahir pada tanggal……diRS/RB/BPS……secara spontan/SC atas
indikasi……nilai APGAR……,resusitasi dilakukan sampai (stimulasi/pemberian
O2/VTP/kompresi dada/intubasi/obat-obatan), keadaan setelah lahir
(merintih/sianosis/ letargi/retraksi/sesak/akral dingin/muntah), injeksi Neo K (+/-),
salep mata (+/-), sisa ketuban (jernih/hijau/mekonium), IMD (+/-), sudah diberi
minum(ASI/susu formula), BAB? BAK?Muntah?Kembung?Kuning?Kejang?Sesak?
Biru?,dll (anamnesis dilanjutkan sesuai dengan permasalahan utama)
Ibu ANC ke (bidan/dokter)(teratur/tidak) G?P?A?H? Taksiran maturitas….
(darimana? USG/ TFU/ HPHT), selama hamil mengalami/tidak
(demam/keputihan/DM/Hipertensi)

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tampak kulit (plethora/pucat/sianosis/ikterik/cutis marmorata),
postur (tonus baik/lemah), gerakan (aktif/lethargi), tangis (kuat/merintih/lemah),
akral (hangat/dingin), nafas (sesak+/-), kesadaran (alert/letargi/somnolen).
Tanda-tanda vital: Frekuensi jantung…frekuensi nafas…suhu akral
(hangat/dingin), CRT…
Ukuran Pertumbuhan: BBL…BBM….. PB…LK…LD…LP…Lila….
SSP: Warna kulit…aktivitas bayi (diam/mengantuk/bangun/gelisah), kesadaran
(waspada/lethargi/tersedasi), ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya…kejang (+/-)
Kepala/wajah: fontanella (datar/menonjol), sutura (menumpuk/terpisah/normal/
dismorfik) langit-langit (normal/tidak), sianosis sentral (lidah biru)(+/-), telinga low
set ear (+/-)

21
Revisi Desember 2012
S.Respiratori: frekuensi nafas…..,bernafas dengan atau tanpa upaya yang keras…,
merintih atau tidak…..,pernafasan (cuping hidung/tidak), retraksi/tidak……,gerakan
dada (simetris/tidak), (apnea/tidak) bunyi nafas…..,dengan downe score…..
S.Kardiovaskular: denyut jantung…..,bunyi jantung…..,(murmur/tidak), denyut
perifer (lemah/kuat), tekanan darah…, CRT…
S.Gastrointestinal: warna dinding abdomen…, lingkar abdomen…..,ada massa
/organomegali… bunyi usus… residu lambung…,warna & udem tali pusat (+/-),
anus (+/-)
Genitalia: bentuk….,kelainan kongenital/tidak…..,laki-laki (hipospadia/hidrokel
/hernia/undensensus testis), perempuan (keluaran)
Ekstremitas: bentuk (simetris/tidak), (CTEV/tidak) gerakan sendi panggul/tangan
(normal/tidak), tulang punggung (spina bifida/skin dimple), palmar crease (+/-),
polidaktili (+/-), denyut nadi femoral…
Kelainan Kongenital ?,jejas persalinan ? ,penilaian maturitas fisik ….,maturitas
neuromuskuler……, Ballard score…..TM……..mgg

Diagnosis:
 N_B (… minggu)_MK BBL_ (… gram)
 Masalah adaptasi : asfiksia/SGN/hipotermi/hipoglikemi
 Infeksi : IIP/sepsis
 Kelainan kongenital : sindrom down, dll

Penatalaksanaan:

TATALAKSANA AWAL BAYI SAKIT

Contoh :
1. Diagnosa : NKB (28 minggu) SMK BBLSR (1000 g) + SGN + S.IIP

22
Revisi Desember 2012
Penatalaksanaan :
- Rawat instalasi neonatus (NICU/SCN I/SCN II/Isolasi)
- Jaga kehangatan (rawat inkubator)
- Jaga airway (kapan perlu isap lendir)
- Oksigenasi  BCPAP (PEEP, FiO2, flow)
- IVFD D 5% 100 cc/KgBB/hari = 4 cc/jam
- Tropic feedingAsi 10 cc/KgBB/hari (6 x 1/2 cc)
- SM + Kultur + elektrolit + GDS
- Antibiotik (pipertazol 2 x50 mg)
- Ro baby gram
- Inj. Neo K 1 mg (IM) + salep mata (jika belum)

2. Diagnosa : NCB (38 minggu) SMK BBLC (3500 g) + GN + Kejang neonatal +


hipoglikemia + susp. sepsis
Penatalaksanaan :
- Rawat instalasi neonatus (NICU/SCN I/SCN II/Isolasi)
- Jaga kehangatan (rawat inkubator)
- Jaga airway (kapan perlu isap lendir)
- Oksigenasi  BCPAP (PEEP, FiO2, flow)
- IVFD D 10% 80 cc/KgBB/hari = 10 cc/jam
- Inj. Fenobarbital 70 mg IV dilanjutkan maintanace 20 mg
- Bolus D 10%7 cc
- Evaluasi GDS 1 jam lagi
- Minum tropic feeding 8 x 5 cc (10 cc/KgBB/hari)
- SM + Kultur
- Antibiotik (pipertazol 2 x50 mg)
- Ro baby gram
- Inj. Neo K 1 mg (IM) + salep mata (jika belum)

23
Revisi Desember 2012
Algoritme Perawatan Bayi Baru Lahir

Bayi Sehat Bayi Risiko Tinggi Bayi Sakit


• NCB – SMK • N K B < 36 mgg • Bayi baru lahir yang tampak
• BBLR > 2000 g • BBLR < 2000g tidak bugar dan atau disertai
• Riwayat kehamilan, persalinan, • BMK / IUGR tanda klinis yang tidak normal.
kelahiran dan pasca persalinan •NLB
normal. • Bayi dengan asfiksia • Bayi dalam kelompok ini

• Tanda vital normal • Ibu mempunyai komplikasi mungkin saja sebelumnya

• Pemeriksaan fisik normal dalam kehamilan atau termasuk kelompok bayi sehat

persalinan atau bayi dengan risiko tinggi.

Ruang Transisi  4 jam Stabilisasi  4 jam Stabilisasi  4 jam

Rawat LEVEL II atau


Gabung / Kondisi Perburukan /
LEVEL III
LEVEL I membaik sakit

Pemeriksaan dan perawatan dini setelah resusitasi

1. Cegah hipotermi ( konduksi, evaporasi, konveksi, radiasi )


2. Nilai Kegawatan A – B – C – D – E
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat
4. Timbang Berat badan, Ukur LL, LK, LD
5. Ukur suhu rectal
6. Identifikasi kelainan kongenital
7. Identifikasi Jejas persalinan
8. Identifikasi faktor risiko infeksi dini
9. Berikan Vit K ( Neo K ) 1 mg IM paha kiri
10. Identitas dan rekam medis
11. Cegah hipotermi
12. Stabilisasi

24
Revisi Desember 2012
STABILISASI

25
Revisi Desember 2012
PELAPORAN PASCA RESUSITASI

1. Identitas
2. Status perinatal
3. Riwayat resusitasi yang telah dilakukan
4. Nilai APGAR
5. Resume pasca resusitasi

APGAR SCORE*

Mnt A P G A R NILAI
1
5

* Kriteria skor apgar


0 1 2
Warna / penampilan / Apearence Biru / pucat Ekst biru Merah
Nadi / Pulse 0 < 100 > 100
Reflek / Grimace 0 sedikit Baik
Tonus / Aktifitas / Activity lemas Sdkt fleksi aktif
Pernafasan / Respiratory 0 lambat kuat

Contoh resume bayi baru lahir :


 NCB (...-... minggu) SMK BBLC 3900 gram
 Lahir SC atas indikasi CPD
 NA 8 - 9 , TM 36 - 38 minggu
 Jejas persalinan : Caput succedaneum
 Kelainan kongenital tak ada
 Ibu Baik, ketuban jernih
 Bayi bugar / stabil.
 Bayi diteruskan ke rawat gabung,
 Injeksi Neo K 1 mg IM
 ASI OD

26
Revisi Desember 2012
LAPORAN RESUSITASI PASIEN BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARIFIN
ACHMAD PEKANBARU

IDENTITAS STATUS PERINATAL


Nama ibu : Keadaan janin antenatal
Umur : Tunggal/ganda :
Alamat : Taksiran usia gestasi :
MR : Taksiran berat janin :
Paritas : Denyut jantung janin :
Keadaan/kebiasaan ibu*
Nama ayah : Merokok/alcohol/jamu-jamuan
Umur : DM, hipertiroid, TB paru, ISK
Alamat : Keputihan,HIV,Eklampsi,anemia,
Tlp/Hp : TORCHKorioamnionitis,dll…………
APGAR SCORE* Ketuban
Mn A P G A R nilai (+/-), KPD…………….jam
t Warna………………..
1
Keadaan ibu antepartum
5 Suhu………..tek.darah……………….
Hb…………leukosit…………………….
Trombosit……….gol.darah………..
*Kriteria skor apgar Dll……………………………………………
0 1 2
ANC: dengan……………………….teratur/tidak
Warna kulit Biru/pucat Ekst.biru merah
Rencana tindakan:
Nadi 0 <100 >100 Indikasi:
Reflek 0 sedikit Baik Tempat : OK IBS/OK IGD
KB IGD/ KB BANGSAL
Aktifitas Lemas Sedikit Fleksi aktif *lingkari yang sesuai
pernafasan 0 lambat Kuat
RIWAYAT RESUSITASI RESUME BAYI BARU LAHIR PASCA
Lahir hari…………Tanggal…………… RESUSITASI
(Maturitas&Berat lahir│Cara Lahir dan
Jam…...
Indikasi│Nilai APGAR & Taksiran
Dengan keadaan : (tuliskan urutan tindakan Maturitas│Jejas Persalinan│Kelainan Kongenital
resusitasi yang dilakukan secara │masalah (penyakit Ibu) dan Keadaan Ketuban
ringkas/sesuai standar AAP/AHA)
│Masalah Bayi │Terapi & Tempat Perawatan)

Penilaian Awal : ………………………  ………………………………..


…………………………………………  ………………………………..
 ………………………………..
Tindakan awal : ………………………  ………………………………..
………………………………………...  ………………………………..
 ……………………………….
Evaluasi 30 “ : ………………………..  ……………………………….
…………………………………………  ……………………………….
………………………………………… Prf konsulen Dokter muda
…………………………………………
………………………………………… ( )
…………………………………………

PENILAIAN
NA 1menit MATURITAS
:…….. 5 menit NEW BALLARD SCORE
:…………..

27
Revisi Desember 2012
28
Revisi Desember 2012
KESESUAIAN BERAT BADAN BERDASARKAN USIA KEHAMILAN PADA
KURVA LOBSCENCO

Score Balard :
…………………………………….
Maturitas : (…… - …… )Minggu
BBL :
…………………………………….
Kesimpulan :
……………………………………..

29
Revisi Desember 2012
DETEKSI DINI BAYI SAKIT GAWAT DAN RISIKO
TINGGI

Tanda / gejala Tatalaksana


Waspadai Hipotermi akral dingin, suhu hangatkan / termoregulasi T

Awasi jalan nafas gangguan nafas Posisi kepala netral / snipe A


( Air way ) Isap lender
Miringkan, jika perlu
Perhatikan usaha nafas frekuensi > 60x / m Oksigenasi B
( Breathing ) merintih, retraksi bantuan nafas
Retraksi, sianosis VTP, CPAP
(skor down) Ventilator
Nilai keadaan sirkulasi loading dg NaCl, C
( Circulation ) akral dingin cari penyebab
CRT > 3 detik pertimbangkan asidosis
Cutis marmorata kapan perlu inotropik
Pucat / sianosis
Nilai Aktivitas Tonus lemah jika kejang, atasi D
( Dissability ) respon kurang cari penyebab intra / ekstra
Kejang ? kranial ?
( perdaharan, glukosa,
elektrolit, hipoksia lama,
sepsis )
Apakah terpapar / cedera Jejas persalinan sesuai penyebab E
( Eksposure ) plebitis infus
Lecet kulit
Hipoglikemia ( energi ) kejang, letargi D10 % 2 cc / kg
Hipo / hipernatremia kejang, letargi koreksi natrium
Hipokalsemia (elektrolit) kejang, letargi CaGluconas 2cc/kg
twitcing
Faktor risiko infeksi dini sesuai tatalaksana sepsis F

Masalah dalam kehamilan ibu DM, HIV, dll G


( Gravida ), GIT muntah, kembung, BAB(-)
Genitourinaria BAK kurang

Risiko tinggi lainnya BBLR, BBLB H


( High risk ) IUGR, Kel kongenital, Jejas persalinan
Hematologi Pucat/pletora/HDN

Imaging ( Pencitraan) Rontgen, USG, CT Scan, Echo I

Kesimpulan (Judment ) Diagnosis dan DD J


Konsultasi Konsultasi antar bagian K
Konseling dg Keluarga

30
Revisi Desember 2012
PENILAIAN KEGAWATAN NAFAS BERDASARKAN
SKOR DOWNE ( DOWNE’S SKOR )

PARAMETER 0 1 2

Terdengar dengan
Merintih Tidak ada Terdengar jelas
stetoskop

Tidak hilang
Sianosis Tidak ada Hilang dengan O2
dengan O2

Retraksi Tidak ada Ringan Hebat

Udara masuk ( Air Entry ) Baik Penurunan ringan Tidak ada

Frekuensi Nafas < 60 x / mnt 60 – 80 x / mnt > 80 x / mnt

Jumlah

JUMLAH SKOR
<4 : Tak ada gawat nafas
INTERPRETASI
4–7 : Gawat nafas
>7 : Gagal nafas sdg terjadi , perlu
pemeriksaan AGD

Jakarta,20 Juni 2006. Felowship perinatologi, Januari – Juli 2006


Dr Nazardi Oyong SpA, Dr Rahmiyetti SpA, Dr Patria Vitarina SpA, Dr Johanus Edwin SpA, Dr Vonny
Inkiriwang SpA

31
Revisi Desember 2012
SIRS
(Sistemik Inflamasi Respon Sindrom)

SIRS

Pemberian antibiotik pada BBL

Ada tanda infeksi secara klinis


Ada faktor risiko ( 2 mayor atau 1 mayor dan 1 minor )

Jika ada klinis infeksi, sebelum pemberian AB diperiksa Septik work up


Jika tak ada klinis, tetapi ada faktor risiko, cukup septik marker kemudian diulangi
setelah 24 jam jika hasilnya Normal

Septik Marker (SM) : CBC,CRP,IT


Septik Work up (SW) : Septik marker + kultur darah

Bayi dengan tanda RDS, jika memungkinkan sebelum masuk NICU dilakukan Ro foto
thorak PA.

32
Revisi Desember 2012
Factor Risiko Sepsis

MAYOR MINOR SUSPECT, JIKA

KPD > 24 jam KPD < 12 jam MINIMAL :


Ketuban bau Ibu demam > 37,5 C
Ibu demam > 38 C Keputihan 2 faktor mayor
Chorioamnionitis ISK Atau
DJJ > 160 x/mnt Hamil ganda 1 mayor dan
Asfiksia 1 minor
BBLSR < 1500
Gestasi < 37 mgg

33
Revisi Desember 2012
DERAJAT IKTERUS MENURUT KRAMER (1969)

DERAJAT PERKIRAAN KADAR


DAERAH IKTERUS
IKTERUS BILIRUBIN
I Kepala dan leher 5,0 mg% 5
Sampai badan atas ( diatas
II 9,0 mg% 10
umbilikal)
Sampai badan bawah (di
III bawah umbilikus) hingga 11,4 mg% 15
tungkai atas ( di atas lutut)
Sampai lengan, tungkai
IV 12,4 mg% 20
bawah lutut
Sampai telapak tangan dan
V 16,0 mg% 25
kaki

34
Revisi Desember 2012
GRAFIK NOMOGRAM
PENENTUAN RISIKOHIPERBILIRUBINEMIA
PADA BAYI SEHAT

35
Revisi Desember 2012
BAGAN PEMBERANTASAN KEJANG PADA NEONATUS

1. Oksigenisasi yang baik


2. Atasi kejang fenobarbital 20mg/kg BB IV
Kejang pelan-pelan selama 5 menit
atau IM ( dosis ditingkatkan 15% )
3. Cari etiologi sesegera mungkin

Kejang (-) Kejang (+)

Berikan Fenobarbital IM/IV 5 mg/kg/kali tiap12 jam Fenobarbital ulangan 10mg /kg BB IV atau IM jika
setelah 30 menit kejang tak berhenti
Dapat diulang 30 menit kemudian ( maks 40mg/kgBB )

Kejang (-) Kejang (+)


Berikan Fenobarbital IM/IV 5 mg/kg/kali tiap12 jam
Berikan Fenitoin IV 20 mg/kg/kali, kecepatan
0,5mg/kg/menit campur hanya boleh dengan NaCl
Monitor denyut jantung selama pemberian

Kejang (+)
Kejang (-)
Fenitoin rumatan , dosis 2 – 5 mg/kg kali / 12 jam Ditambahkan diazepam drip dosis 0,3 mg/kg/jam* atau dengan
BBLSR ( <1500, < 32 mg ) 2 mg /kgBB pemberian midazolam, dosis inisial: 0,15 mg/kg, dilanjutkan
NCB 4 – 5 mg /kgBB dengan dosis maintenance: 1/kg/mnt, dapat dinaiDMan 0,5
Usia > 2 mgg 4-5 mg/kg/kali/6 jam 1/kg/mnt bila masih kejang, dosis maksimum: 18/kg/mnt

Kejang (-) Kejang (+)

KombinasiFenitoin, Fenobarbital dosis Tiopenton IV 4 mg/kg/kali diberikan selama


rumatan dan diazepam drip dilanjutkan > 5 menit, dilanjutkan pemberian drip dosis
2 mg/kg/jam

* Bila tersedia dapat dipertimbangkan obat antikonvulsan lini ketiga lainnya, yaitu
 Lorazepam (Ativan®) dosis 0,05-0,10 mg/kg/kali IV diberikan tiap 12 jam
 Clonazepam (Rivotril®) loading dose 0,1-0,25 mg, 8 jam kemudian dilanjutkan
dosis rumatan 0,01 mg/kg/kali diberikan tiap 8 jam.
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

36
Revisi Desember 2012
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

GD <47 mg/dl

GD< 25mg/dL atau dengan gejala GD > 25-<47 mg/dL

- Koreksi secara IV bolus dekstrosa 10% 2


cc/kgBB Nutrisi oral/enteral segera:
- **IVFD Dekstrosa10%, minimal 60 ml/kg/hari ASI atau PASI, maks.
(hari pertama) sampai mencapai GIR 6- 100mL/kg/hari (hari pertama).
8mg/kg/menit Bila ada kontraindikasi oral
- Oral tetap diberikan bila tidak ada kontra atau enteral**
indikasi

GD ulang (1 jam)
GD ulang (30 menit-1jam)

GD<36mg/dL GD36-<47mg/dL

GD<47mg/dL

Oral: ASI atau PASI yang


Dekstrosa *, cara: dilarutkan dengan Dektrosa 5%
- volume sampai maks 100
mL/kg/hari (hari pertama),
atau GD ulang (1jam)
- konsentrasi : vena perifer
maks.12,5%; umbilikal dapat
mencapai 25%,

GD 36-<47mg/dL**

GD >47mg/dL

Ulang GD tiap 2-4 jam, 15 menit sebelum jadwal minum berikut,


sampai 2 kali berturut-turut normal

* Hitung Glucose Index Rate (GIR): 6-8 mg/kgBB/menit untuk mencapai gula darah maksimal, dapat dinaiDMan
2
mg/kgBB/menit sampai 10-12 mg/kgBB/menit. Bila dibutuhkan >12 mg/kgBB/menit, pertimbangkan obat-
obatan:
Glukagon, Kortikosteroid, Diazoxide  konsul.
** Bila ditemukan hasil GD 36 – < 47 mg/dl 2 kali berturut – turut, berikan IVFD Dekstrosa 10%, sebagai
tambahan
asupan per oral.

37
Revisi Desember 2012
ROUTINE EXAMINATOIN OF THE NEWBORN INFANT

38
Revisi Desember 2012
39
Revisi Desember 2012
TRANSIENT ABNORMALITIES IN THE FIRST FEW DAYS

40
Revisi Desember 2012
PEDOMAN PERAWATAN AWAL BAYI BARU LAHIR

RAWAT GABUNG :

1. Bayi sehat : Injeksi Neo K 1 mg IM paha kiri


Salep mata antibiotik satu kali setelah lahir
Perawatan tali pusat kering dan terbuka
Bayi segera disusui / IMD

2. Bayi dengan klinis baik, KPD > 24 jam


Berikan antibiotik propilaksis jika :
1. Ibu demam
2. Air ketuban berbau
3. Ibu dengan ISK
4. Resusitasi sulit
5. Partus tindakan yang sulit

Antibiotik yang diberikan: Ampicillin ( kalpicillin ) 100 mg/kg : 2 IM


Gentamicin 2 – 5 mg/kg sekali sehari IM
Diberikan selama 3 hari sambil observasi klinis

PERAWATAN AWAL BAYI RISIKO TINGGI / BAYI SAKIT

Antibiotik Klinis baik, risiko tinggi ( misal BBLSR )


Ampicilin dan gentamicin (tergantung kebijakan klinik)

Klinis tak stabil, bayi dari luar RS


Cefotaksim dan Kalpicilin

Pemberian Oksigen nasal 1-2 l/mnt, NRM 5 – 8 l/mnt

Cairan * usia 1 hari , jika gula darah normal D10%


* Usia 2 hari atau lebih, jika GDS normal dan diuresis cukup
Berikan cairan D10 % : NaCl 0,9% ( 4:1 ) atau D10 1/5 NS
Ditambahkan KCL 10 meq / kolf

 Jumlah cairan awal

Rata – rata mulai 80 – 100 cc/kg hari pada bayi baru lahir
Pada usia > 2 hari tambahkan 10 - 20 cc /kg/ hr, maks 250
Pada kasus sepsis dan RDS cairan hati-hati ( retriksi ) jika perlu
Cukup 60 cc/kg/hari

41
Revisi Desember 2012
TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS

 Jenis cairan:
1. D 5%  untuk BB < 1000 gram
2. D 10 %  untuk BB > 1000 gram
 biasa digunakan pada hari 1 tergantung GDS
 Pada cairan tersebut ditambahkan Ca glukonas 2 / 50 cc
3. N5 (D10 ⅕NS ) (D10% : NaCl 0,9%= 4:1)
Cara membuat N5  D10% 400cc + NaCl 0,9 % 100cc
Pada cairan ini ditambahkan Caglukonas+ KCl = 470 cc D10⅕NS ditambahkan 20
cc Ca glukonas+ 10 cc KCl
4. AS(aminosteril ) 6 %  1 gr = 16 mg/KgBB (24 jam)
Contoh : jika As di inginkan 2 gr , BB 3500 gram
 2 x 16 x 3,5 = 112 cc /24 jam = 4,7 cc /jam

 Cara Hitung cairan :


Contoh 1: Diket BB = 3000 gram (3 kg)
CT (cairan total) = 150 cc
AS = 3 g  3 x 16 = 48 cc 48 cc/kgBB /hari48 x 3/24 jam = 6
cc/jam
Minum = (-)
Sisa = glukosa (150 – 48 = 102 cc)
 102 cc/kgBB/ hari  102 x 3 /24 jam = 12,7 cc/jam

Contoh 2 : Sudah minum  yang di hitung jk sudah minum > 30 cc/kgBB/hari


Diket BB = 3000 gram (3 kg)
CT = 150 cc
AS = 2 g  2 x 16 = 32 cc 32 cc/KgBB/hari  32 x 3/24 jam = 4
cc/jam
Minum = 8 x 20 cc  160 cc 53 cc/KgBB/hari
Sisa = glukosa {150 – (32+ 53) }= 65 cc 65 cc/KgBB/ hari
 65 x 3/24 jam = 8 cc/jam

Contoh 3 : Kalau bayi stabil (tidak dipasang infus)


Diket BB = 3 kg
Kebutuhan minum pada :
Hari ke -1 = 80 cc /KgBB/hari  240 cc/hari = 8 x 30 cc
Hari ke -2 = 100 cc /KgBB/hari 300 cc/hari = 8 x 40 cc
Hari ke-3 = 120 cc /KgBB/hari 360 cc/hari = 8 x 45 cc

42
Revisi Desember 2012
Hari ke -4 = 140 cc /KgBB/hari  420 cc/hari = 8 x 50 cc
Hari ke -5 = 160 cc /KgBB/hari  480 cc/hari = 8 x 60 cc
Hari ke -6,dst= 180 cc /KgBB/hari  540 cc/hari = 8 x 70 cc

Note : minum untuk BB < 2000 gram  diberikan per 2 jam ( 12 x sehari)
minum untuk BB > 2000 gram  diberikan per 3 jam (8 x sehari)

 Kebutuhan Cairan Neonatus Aterm


Hari 1: 60 - 80 cc/KgBB/hari
Jenis cairan D5% (BB<1000 g) / D10% (BB >1000 g)
Hari 2-7 : 80 - 120 cc/KgBB/hari ;
Jenis cairan N5 (D10 ⅕NS )
Kebutuhan cairan dinaiDMan setiap hari 10 – 20 cc/KgBB/hari

 Kebutuhan Cairan Neonatus Preterm


Hari 1 – 3 :
BB < 800 gr : 80-100 cc/KgBB/hari
BB > 800 gr : 100-160 cc/KgBB/hari
jenis cairan Dx 5%/10%
Hari 3 – 7 :
Sda dgn mulai menambahkan elektrolit KCl : 10 meq/DMolf
Ca gluconas 2-4meq/kgbb/hari
Jenis cairan N5 (D10 ⅕NS) atau campuran yg dibuat.Kebutuhan cairan
dinilaisetiap hari 10 – 20 cc/kgbb/hari

MANAJEMEN LAKTASI

SIKLUS LAKTASI
a. Laktogenesis Stadium 1 (Kehamilan): penambahan & pembesaran lobulus-
alveolus

b. Laktogenesis Stadium 2 (Akhir Kehamilan sampai Persalinan 2-3 hari): sekresi


ASI

43
Revisi Desember 2012
c. Laktogenesis Stadium 3 (Galaktopoeisis): mempertahankan sekresi ASI dari 4-9
hari, dst

d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae): mulai 40 hari setelah berhenti


menyusui

REFLEKS PENTING PADA PROSES LAKTASI


1. Refleks Prolaktin: merangsang produksi ASI
Impuls saraf dari puting susu ® hipotalamus ® hipofisis anterior ® prolaktin
® alveolus ® ASI
2. Refleks aliran (let down reflex): sekresi ASI
Impuls saraf puting susu ® hipofisis posterior ® oksitosin ® kontraksi otot
polos ® ASI keluar

44
Revisi Desember 2012
PENGHAMBAT PRODUKSI ASI
1. “Feedback inhibitor”
Suatu faktor lokal, bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk mengurangi
produksi. Cara mengatasi: Saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif
dan tanpa jadwal).
2. Stress/rasa sakit: inhibisi release oksitosin. Sinus laktiferus penuh.
3. Penyapihan

MEKANISME MENGISAP PADA BAYI


1. Refleks menangkap ( rooting )
Sentuhan pada bibir, bayi membuka mulut
dan menangkap puting susu.
2. Refleks mengisap
Puting dalam mulut bayi: langit-langit/
palatum molle tersentuh, bayi
mengisap.Areola masuk, lidah menekan sinus
laktiferus, ASI terperas keluar.
3. Refleks menelan

POSISI MENYUSUI

1. Cradle Hold Position

45
Revisi Desember 2012
Paling baik dilakukan pada bayi yang
aterm, lahir pervaginam. Ibu yang
melahirkan secara sectio cesarean sulit
menyusui dengan posisi ini karena
memberikan tekanan pada daerah
abdomen.

2. Cross-Cradle Position atau Transitional Position

Posisi ini sangat bermanfaat pada bayi


kecil dan untuk bayi yang memiliki
kesulitan menyusui.

3. Football Position
Baik dilakukan post sectio cesarean (untuk menghindari bayi berbaring di atas
abdomen), pada bayi kecil atau memiliki kesulitan menyusui. Tangan penyokong
memudahkan pergerakan kepala bayi menuju putting susu. Sangat bermanfaat
pada ibu dengan putting susu yang besar atau putting susu yang datar dan juga
paling baik digunakan untuk ibu dengan bayi kembar.

46
Revisi Desember 2012
4. Side Lying Position
Paling
baik

dilakukan pada ibu dalam tahap


penyembuhan post operasi cesarea, susah
bergerak, tidak boleh duduk, atau pada
ibu saat tidur di malam hari atau terbaring sepanjang hari.

47
Revisi Desember 2012
CATATAN MEDIK

1. RM1
Contoh : NCB SMK BBLC 3000 gram, lahir SC ai CPD
( untuk bayi sehat )
NKB SMK BBLR 2000 gram, HMD grade II
( untuk bayi sakit / risti )
2. RM3
ANAMNESIS:
Maturitas / berat lahir / cara lahir & indikasi / NA & prakiraan TM
Keadaan ibu , penyakit yg diderita, factor risiko infeksi, ketuban /
Masalah bayi
Jika pasien dari luar :
Tambahkan persalinan ditolong oleh, tempat tanggal lahir,
Masalah / diagnosis kiriman, bantuan dan obat yg telah diberikan
Contoh :
NKB SMK 2000 gram, lahir spontan dengan bidan, tidak langsung menangis
TM 30 minggu, ibu ada riwayat keputihan, ketubah pecah 18 jam, warna
hjau,
Saat lahir telah diberikan injeksi neo K , dan bantuan nafas dengan balon
sungkup, tetapi bayi tetap sianonsis dn merintih

PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan umum : pink, aktif, tangis kuat,
Atau : pucat, letargi, merintih,
Suhu : akral dingin, suhu 35C atau akral hangat suhu 37
Kepala dll : misal UUB membonjol / capu +, atau normal
Pernafasan : Sesak ( 80x/mnt), retraksi +
Jantung : BJ I dan II Normal, tk ada bising
Abdomen : Distensi, atau supel
Tali pusat : Terawat baik / pinggir hiperemis, pus +
Genitalia : Undensesus testis
Ektremitas : CTEV ?
Jejas persalinan, Kelainan kongenital

3. RM5
 S : Keluhan perawat dan orang tua
Refleks isap, rewel, kuning, BAB, BAK, demam, mual, muntah
 O : Suhu (akral hangat/dingin), Nafas (frekuensi, retraksi), frekuensi
jantung, abdomen, tali pusat.
 A : Stabil
 P : ASI OD dan Perawatan Rutin

4. RM8
Diagnosis Akhir
Misal : NCB SMK BBLC 3000 gram, sehat
NKB KMK BBLR 2000 gram, HMD II

48
Revisi Desember 2012
OBAT-OBATAN PERINATOLOGI

 ADRENALIN
Dosis:
Untuk resusitasi: menggunakan 1:10.000  0,1 sampai 1 ml/KgBB/ dosis setiap 3-
5 menit bila diperlukan
Untuk hipotensi: menggunakan 1:1000  0,05 sampai 1 mikrogram/KgBB/menit
0,5 mg/KgBB/setiap 4-6 jam
Koreksi hipovolemia & asidosis sebelum memberikan cairan adrenalin. Dapat
menyebabkan hipokalemia, jangan dicampurkan dengan Sodium Bikarbonat

 AMINOFILIN
Diberikan bila apnoe
Loading 6 mg/kgbb
Maintenance tiap 12 jam dosis :
Usia < 7 hari = 2,5 mg/kgbb
Usia 8-14 hari = 3mg/kgbb
Usia > 14 hari 4 mg/kgbb
Diberikan sampai usia 34-36 minggu

 ATROPIN
Sediaan : 400 µg/ml
Dosis untuk intubasi : 20 µg/kgbb atau 0,2 cc/kgbb atropin yaag sudah diencerkan
Cara : 0,4 cc + 0,6 cc dapat 1 cc dosis 20 µg

 (BICNAT) Natrium Bikarbonat


Sedian 8,4 mg/1 cc artinya 1 cc = 1 meq
Dosis koreksi asidosis 1-2 meq/kgbb
Bila ada AGD, Bikarbonat x 0,3 x bb = meq. Berikan ½ dosis dulu lalu lihat. Sisa
nya masuk IVFD, pelan. Encerkan dengan 1:1 dengan aqua dan berikan selama 15-
30 menit

 CA GLUKONAS
Sediaan :
Inj. Ca Glukonas 10% (100 mg/mL = 0,22 mmol Ca/ml.
Ca Glukonas tab 1000 mg (25 mmol)
Dosis :
Untuk simptomatik hipokalsemia akut :
IV bolus : 0,5 cc/kgbb selama 20-60 menit
Koreksi : 2 cc/kgbb selama 6 jam
Maintenance 4,5 cc/kg selama 24 jam
Monitor : bradikardia dan aritmia dan cegah ektravasasi

49
Revisi Desember 2012
 CAFEIN SITRAT
Sediaan :
Inj. Cafein sitrat 20 mg/ml

Dosis :
Apnoe : 20 mg/KgBB (IV, oral)
Maintenance : 5 mg/kgBB/hari (maks : 10 mg/kgBB/hari)
Tanda-tanda toksisitas obat: iritasi gaster, agitasi, takikardia dan diuresis

 DEXTROSE 10%
Sediaan :
Inj. Cafein sitrat 20 mg/ml
Dosis :
Apnoe : 20 mg/KgBB (IV, oral)
Maintenance : 5 mg/kgBB/hari (maks : 10 mg/kgBB/hari)
Tanda-tanda toksisitas obat: iritasi gaster, agitasi, takikardia dandieresis

 DOPAMIN/DOBUTAMIN
Sediaan : Inj 40mg/ml
Dosis : 2-20 µg/kgbb/menit
Cara : 30 mg/kg dalam 50 cc dex 5 % atau 15 mg/kgbb dalam 25 cc dex 5%
artinya 1 cc/jam dengan siringe pump dosisnya 10 µg/kgbb/menit dosis dapat
dinaiDMan.
Hati-hati pemberian melalui perifer karena dapat menyebabkan vasokonstriksi.

ANTIBIOTIK
 AMPISILIN
Indikasi : antibakteri Gram + dan Gram –
oral, parenteral
Dosis : bayi 7 hari : 75 mg/kgBBhari; dalam 3
Dosis: anak 20 kg: 100-200 mg/kgBB/hari im/iv : 25-50 mg/kgBB/hari
Sediaan : ampisilin trihidrat/anhidrat 125, 250, 500, 1000 mg. Susp. Sir. 125mg /5
ml, 500 mg/5 ml, serb. Inj. Im/iv 250 mg/vial (sebagai garam Na), 5 ml/vial; serb.
Inj. Im/iv 500 mg/vial (sebagai garam Na), 5 ml/vial

 GENTAMISIN
Sediaan : Inj 10 mg/ml, 40 mg/ml
Dosis : 5 mg/kgbb/menit (IV,IM)
Resiko toksisitas pada ginjal meningkat bila diberikan bersama indometasin,
vankomisin dan ampoterisin.

 CEFTAZIDIME
Sediaan : Inj. 1 gr, 2 gr
Dosis : 50-100 mg/kgbb/x tiap 12 jam
Usia 2-4 minggu tiap 8 jam, dosis sama

 AMIKASIN

50
Revisi Desember 2012
Sediaan : Inj 500 mg/ 2 ml
Dosis : 7,5 mg/kgbb
Usia< 28 hari : setiap 36 jam
Usia 28-29 minggu : setiap 24 jam
Usia 30-35 minggu : setiap 18 jam
Usia ≥ 36 minggu : setiap 12 jam
Untuk bayi ≥ 37 minggu dan > 7 hari : diberikan setiap 8 jam

 CEFOTAKSIM
Sediaan : Inj 1 gr, 2 gr
Dosis : 50mg/kgbb
Usia gestasi < 30 minggu
Usia ≤ 28 hari : setiap 12 jam
Usia> 28 hari : setiap 8 jam
Usia gestasi ≥ 30 minggu
Usia ≤ 14 hari : setiap 12 jam
Usia> 14 hari : setiap 8 jam

 KOMBINASI
Ampicilin dan gentamisin
Ceftazidime dan amikasin
Ampicilin dan sefotaksim

 BENZILPENICILIN
Indikasi : antibakteri Gram + dan Gram –
Cara pakai : parenteral
Dosis : anak 0,6-1,2 juta IU/hari, sekali sebulan; dewasa 0,2 juta IU/kali atau
0,8-1,2 IU/hari
Sediaan : inj. im 1,2 IU/ml, 4 ml/vial; inj.im 2,4 juta IU/ml, 10/vial

 CARBAPENEM (MEROPENEM)
Sediaan : Inj 500 mg
Dosis : IV 20mg/kgbb
Usia ≤ 7 hari :setiap 12 jam
Usia> 7 hari :setiap 8 jam
Dosis dapat dinaiDMan sampai 40 mg/KgBB pada kasus meningitis karena
pseudomonas

 METRONIDAZOL
Sediaan : Inj 5 mg/ml, mixt 200 mg/5 ml
Dosis : 15mg/kgbb
Maintenance : 7,5 mg/KgBB
Usia ≤ 28 hari : setiap 12 jam
Usia> 28 hari :setiap 8 jam
Pemberian mixture pada saat lambung kosong
Dapat diberikan pada kasus NEC, dikombinasi dengan amox dan gentamicin
Menyebabkan urin berwarna coklat

51
Revisi Desember 2012
 KLORAMFENIKOL
Sediaan : Mata/telinga 0,5 %, krem mata 1%
Dosis :
Krem mata : 0,5-1,5 cm setiap 3 jam atau pada malam hari saja bila selama
siang menggunakan tetes mata
Tetes mata : 1 tetes. Setiap 2-6 jam selama 2-3 hari setelah gejala klinis hilang,
kemudian diturunkan menjadi 2-4x sehari
Tetes telinga : 4 tetes setiap 6 jam
Kontraindikasi trombosit < 50 ribu/mm3

 NYSTATIN
Sediaan : mixt 100.000 unit/ml, krem 100.000 unit/gram
Dosis : 1ml/6 jam

 ANTIPIRETIK
PARACETAMOL
Sediaan :
Tab 500 mg dan 250 mg
Syr 125mg/5ml
Drop 60mg / 0,6 ml
Dosis : 10 – 15 mg / KgBB
Indikasi : anti piretik, analgetik, anti inflamasi

 ANTI KEJANG
PHENOBARBITONE
Sediaan :
Inj. 200 mg/ml
Susp 4 Mg/ml
Dosis : 20 - 40 mg / KgBB
Maintenance : 3-5 mg/KgBB/hari
Dapat menyebabkan depresi pernafasan, apnoe, hipotensi.
Mengurangi efek teofilin dan fenitoin.

FENITOIN
Sediaan :
Inj. 50 mg/ml
Mixt 30 Mg/5ml
Dosis : 15-20 mg / KgBB
Dapat menyebabkan hipotensi, bradikardi, kolaps kardiovaskuler, dan depresi
pernafasan.
Hati - hati pemberian pada penderita penyakit hati

DIAZEPAM
Sediaan :
Inj. 200 mg/ml
Susp 4 Mg/ml

52
Revisi Desember 2012
Dosis : 20 - 40 mg / KgBB
Maintenance : 3-5 mg/KgBB/hari
Dapat menyebabkan depresi pernafasan, apnoe, hipotensi.
Mengurangi efek teofilin dan fenitoin.

 ANTI MUNTAH
DOMPERIDONE
Indikasi : untuk atasi GER
Dosis : 0,2-0,4 mg/kgbb/x selama 14 hari lalu tapering
Efek Samping :
Domperidone dapat merangsang peningkatan kadar prolaktin plasma
(hyperprolactinemia) yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan galaktorea
dan ginekomastia.
Reaksi alergi yang jarang terjadi, seperti rash dan urtikaria.

 SEDATIF
MORFIN
Sediaan :
Inj. 10 mg/ml, 15 mg/ml, 30 mg/ml
Mixt. 1 mg/ml, 10 mg/ml
Dosis : 0,1 mg / KgBB
Dapat menyebabkan depresi pernafasan, bradikardi, hipotensi dan retensi urin.

 DISPEPSIA
RANITIDIN
Indikasi : GER
Sediaan : tab 150 mg; mixt. 15 mg/ml; Inj. 25 mg/ml
Dosis :
IV : 1 mg/kgbb/dosis tiap 6-8 jam
Oral : 2-4 mg/KgBB/ dosis tiap 8-12 jam
Dapat menyebabkan bradikardia atau aritmia bila diberikan Injeksi cepat.
Meningkatkan kadar teofilin.

OMEPRAZOLE
Sediaan : Kaps 20 mg, Mixt 2 mg/ml.
Dosis :
Oral : 0,7 mg/kgbb/1 x pagi, setengah jam sebelum makan
Dosis dapat ditingkatkan sampai 2,8 mg/KgBB

 VITAMIN
Vit E oral
Sediaan : Mixt 15,6 unit/0,1 ml
Suplemen
Diberikan pada bayi dengan BBL < 1700 g saat lahir
Diberikan hari ke 7 setelah lahir
Dosis : 0,1 ml/hari = 15,6 ui/hari; Cholestasis : 50 ui/kg/hari
Vit K

53
Revisi Desember 2012
Sediaan : Inj. 10 mg/ 1 ml, Inj. 2 mg/0,2 ml, Tab 10 mg
Indikasi : mencegah perdarahan
Dosis :
Berat Lahir < 1,5 Kg : 1 x 0,5 mg IM baru lahir
Berat Lahir ≥ 1,5 Kg : 1 x 1 mg IM baru lahir
Multivitamin
Diberikan : usia 3-5 hari
Dosis : 0,1 cc/hari

OBAT KHUSUS
 INDOMETASIN
Indikasi : menutup PDA
Sediaan : Inj. 1 mg, Kaps.25 mg Mixt. 1 mg/ml
Dosis : loading dose hari 1
BB < 1 kg : 0,1 mg/kg
BB > 1 kg : 0,2 mg/kg
Maintenance dose hari 2-6
0,1 mg/kgbb/dose 24 jam setelah loading dose

 SURFACTAN
Sediaan : Susp. 25 mg/ml,
Dosis : 4 mg/kgbb/x tiap 6-8 jam
1/3 langsung lewat ETT, diencerkan
Cara :
NGT masuk ke ETT, surfactan 4 cc/kgbb, masuDMan dalam spuit semuanya.
Semprot ½ nya. Lalu bagging. Bila saturasi baik, masuDMan sisanya.
Saturasi sudah baik , turunkan FiO2 bertahap. Komplikasi pneumothoraks. 1 hari
ventilator stop.

 ZIDOFUDIN
Sediaan : Mixt. 50 mg/ml, Inj. 10 mg/ml
Indikasi : profilaksis untuk bayi dengan ibu HIV positif
Dosis :
Oral : 4 mg/KgBB setiap 12 jam
IV : 1,5 mg/KgBB setiap 6 jam
Dapat berinteraksi dengan paracetamol, indometasin, trimetoprim dan amfoterisin
B

 TYROKSIN
Sediaan : Tab 50 µg, 100 µg, 200 µg. Mixt.25 µg/ml
Indikasi : hipotiroid
Dosis : 8-15 µg/ KgBB/hari

 SUKROSA
Sediaan : Mixt 33 %
Indikasi : analgetik untuk nyeri ringan saat melakukan prosedur penusukan pada
vena

54
Revisi Desember 2012
Dosis :
Pemberian diteteskan melalui mulut
BB < 1,5 Kg : Sampai 0,5 ml per kali
BB ≥ 1,5 Kg : Sampai 1 ml per kali
Dosis maksimum per hari:
BB < 1,5 Kg : 2,5 ml per kali
BB ≥ 1,5 Kg : 5 ml per kali

 FANSIDAR
Kandungan :Sulfadoksin 500 mg, Pirimetamin 25 mg
Sediaan :
Indikasi :Terapi kuratif/penyembuhan malaria, pencegahan malaria
Dosis : sebagai dosis tunggal
- Anak berusia 10-14 tahun : 2 tablet
- Anak berusia 7-9 tahun : 1½ tablet.
- Anak berusia 4-6 tahun : 1 tablet.
- Anak berusia kurang dari 4 tahun : ½ tablet.
-
 PROPANOLOL
Sediaan : Tab 10 dan 40 mg. Mixt 0.5 mg/ml
Indikasi : aritmia
Dosis : 0,2-0,5 mg/KgBB setiap 6-12 jam
Dosis maksimum : 1,5 mg/KgBb
Dapat menyebabkan depresi pernafasan, hipotensi dan hipoglikemik

 HEPARIN
Sediaan : Inj. 1000 unit/ml, 5000 unit/0,2 ml
Inj. 5000 unit/ml
Arteri line dosis : 0,5 - 1 µl/jam
DIC (sistemik) dosis :
Low dose loading : 75 µl/kgbb/dose lalu 5-15 µl/kgbb/jam full dose dilakukan
loading : 50-200 µl/kgbb/dose lalu 15-30 µl/kgbb/jam.
Menekan efek diuretik furosemid
Kontraindikasi : perdarahan saluran cerna, NEC, dan trombositopeni.

55
Revisi Desember 2012
PERHITUNGAN CAIRAN DAN KALORI
PADA NEONATUS
 DIURESIS = ƩBAK/KG BB/JAM
Jumlah BAK keseluruhan dalam 24 jam (1 hari)

BALANS = INPUT-OUTPUT
INPUT DIDAPATKAN DARI :
- Jumlah ORAL dalam 24 jam
- IVFD dalam 24 jam
OUTPUT DIDAPATKAN DARI :
- BAK (Buang Air Kecil) dalam 24 jam
- BAB (Buang Air Besar) dalam 24 jam
- Jumlah MUNTAH dalam 24 jam
- IWL (Insesnsible Water Loose)/KGBB/24 JAM


GIR = kebutuhan cairan x glukosa x 10
1440
Untuk lebih jelas lihat tabel GIR


KALORI IVFD = GIR X 4.85
4,85 didapatkan dari :
1 gr karbohidrat : 3,4kal
Kebutuhan cairan : cc/kg/hari
Jadi cc dijadikan ke kg : 0,001 dan 1 hari : 24 jam x 60 menit : 1440 menit.
0,001/kg/1440 : 1,44
1,44 x 3,4 = 4,85


KALORI MINUM= CC MINUM X KALORI SUSU
KALORI SUSU DIDAPATKAN DARI :
- SUSU STANDAR = 20/OZ
- SUSU TRANSISI ATAU ASI = 22/OZ
- SUSU PREMATURE = 24/OZ

1 OZ = 1 TAKAR = 30
CC

KALORI TOTALRESUSITASI
PERLENGKAPAN = KALORI IVFD + KALORI MINUM

56
Revisi Desember 2012
1. Sungkup + BMS (balon mengembang sendiri)
2. Penghisap lendir no. 8 & 10
3. Delee (penghisap lendir manual)
4. Ngt no. 5 & 8
5. ETT (Endotracheal Tube no. 2,5 & 3)
6. Spuit 1 cc 1
7. Spuit 3 cc 1
8. Spuit 5 cc 1
9. Spuit 10 cc 1
10. Spuit 20 cc 1
11. Benang umbilikal

OBAT-OBATAN

1. NaCl 0,9 % : @ 100 cc dan 500 cc


2. Dextrose 10 %
3. Bikarbonat/meylon
4. Epinephrin
5. Sulfas Atropin (SA)
6. Aqua injeksi 25 cc

LARINGOSKOP

- Miller 0,0 ; 0,1


- Baterai cadangan AA2

PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN


KASUS-KASUS GAWAT DARURAT PADA NEONATUS

Gawat neonatus
1. Suhu, hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Asfiksia
4. Sindrown gawat nafas

57
Revisi Desember 2012
5. Distensi abdomen
6. Kejang neonatus

Kejang pada neonatus


Tipe kejang :
- Tonik
- Klonik
- Substel
Kejang jenis ini biasanya disebabkan oleh metabolik seperti hipoglikemik,
hipokalsemia. Contoh : mata, dayung sepeda, kelopak
- Myoklonik
Penatalaksanaan
1. Phenobarbital
- Loading dose 20 mg/kgbb IV
- Initial dose 4-8 mg/kgbb 2x
- Bila loading tidak berhasil langsung second drugs, misal fenitoin
2. Fenitoin
- Loading drug 15-20 mg/kgbb
- Dilanjutkan dengan maintenance lihat buku dosis RWH
3. Midazolam
- Dosis : initial 0,15 mg/kgbb lalu continous 1 mg/jam
- Bila kejang berlangsung lama terus-menerus
Catatan : istilah fith day fit arti kejang neonatus usia 3-5 hari yang masih dianggap
normal, apabila pada bayi normal tiba tiba kejang. Tapi tetap harus dicari sebabnya yaitu
misal dengan EEG, periksa elektrolit.

Bayi lahir dengan asfiksia


Definisi asfiksia :
- Asidosis, PH umbilical < 7,2
- APGAR 5 menit pertama kurang 3
- Multiorgan disfungtion, minimal kelainan 2 fungsi organ
- Gangguan/kelainan neurologi
Bila tidak memenuhi kriteria dikatakan memerlukan tindakan resusitasi tapi bukan
asfiksia, jadi tidak perlu puasa.
TERAPI OKSIGEN PADA NEONATUS

 Tujuan terapi oksigen:


1. Menangani hipotermia
2. Mengurangi kerja otot pernafasan
3. Menurunkan beban kerja miokardium

 Indikasi terapi oksigen:


1. Distress pernafasan yang menyebabkan hipoksia
2. Membantu resorbsi pneumotoraks pada bayi cukup bulan
3. Serangan apnue pada bayi prematur
4. Hyperoxic test pada tersangka penyakit sianotik

58
Revisi Desember 2012
 Pertahankan tekanan O2 arteri 40-80 mmHg dan atau tingkt SpO2 88-92%.

 Cara pemberian oksigen:


1. Melalui inkubator
2. Head box
3. Nasal kanul
4. Nasal CPAP
5. Ventilator

 Melalui inkubator
o Menggunakan selang dengan aliran tinggi.
o Butuh waktu ±10 menit untuk stabilisasi oksigen.
o Kadar O2 turun dengan cepat bila tutupnya dibuka.

Head Box
o Kecepatan aliran 5-7 L/menit.
o Membutuhkan kecepatan aliran tinggi untuk mencapai konsentrasi O2
yang adekuat dan mencegah penumpukan CO2.
o Aliran gas 2-3 L/menit diperlukan untuk mencegah rebreathing O2.

59
Revisi Desember 2012
 Nasal kanul
o Kecepatan aliran rendah ≤2 L/menit (low flow).
o Untuk suplai O2 minimum dan memiliki risiko kecil terjadinya obstruksi oleh
mukus..
o Tidak memerlukan humidifikasi.
o FiO2 tidak mudah ditentukan.

a. Nasal Kanul O2 tipe high flow b. Nasal kanul O2 tipe low flow

 Nasal CPAP
o Nasal CPAP merupakan alat yang mempertahankan tekanan positif pada jalan
nafas neonatus saat pernafasan spontan.
o Indikasi CPAP:
 Neonatus preterm dengan respiratory distress syndrome (RDS).
 Neonatus dengan transient tachypnea of the newborm (TTN).
 Neonatus dengan meconium aspiration syndrome (MAS).
 Neonatus preterm dengan apnue berulang dan bradiakrdi.
 Neonatus dengan paralisis diafragma.
 Neonatus dengan proses transisi setelah pemakaian ventilator.
 Neonatus dengan penyakit saluran nafas seperti trakeomalasia dan
bronkiolitis.
 Neonatus setelah menjalani operasi abdomen atau thorak.
o Hal yang penting dalam pemberian O2 melalui CPAP:
 Botol tidak mengeluarkan gelembung.
 Pemeriksaan sistem dilakukan setiap 2-4 jam.
 Amati kembung abdomen  lihat gambaran contour usus dan bunyi usus.
 Ukuran prong harus tepat  berada pada posisi yang benar.
o CPAP dikatakan gagal bila:
 Tingkat FiO2 <60%.
 PaCO2 >60 mmHg.
 Asidosis metabolik menetap BE ≥-10.
 Retraksi yang jelas saat terapi CPAP.

60
Revisi Desember 2012
 Sering terjadi episode apnue dan atau bradikardia.
 Pindah ke ventilator.

 Ventilator
o Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama

o Indikasi Klinik
 Kegagalan Ventilasi
 Neuromuscular Disease
 Central Nervous System disease
 Depresi system saraf pusat
 Musculosceletal disease
 Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
 Kegagalan pertukaran gas
 Gagal nafas akut
 Gagal nafas kronik
 Gagal jantung kiri
 Penyakit paru-gangguan difusi
 Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch

o Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu :
 Frekuensi pernafasan permenit
 Tidal volume
 Konsentrasi oksigen (FiO2)
 Positive end respiratory pressure

o Mode Ventilator
1. Controlled Ventilation

61
Revisi Desember 2012
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe. Ventilasi mekanik
adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang
lama.Ventilator tipe ini meningkatkan kerja pernafasan klien.
2. Assist/Control
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan
kecepatan.Bila klien gagal untuk ventilasi, maka ventilator secara
otomatis. Ventilator ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang
spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap pertama pemakaian
ventilator.
3. Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model
kontrol, klien dengan hiperventilasi. Klien yang bernafas spontan
dilengkapi dengan mesin dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator.
4. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot
tidak begitu lelah dan efek barotrauma minimal. Pemberian gas melalui
nafas spontan biasanya tergantung pada aktivasi klien. Indikasi pada
pernafasan spontan tapi tidal volume dan/atau frekuensi nafas kurang
adekuat.
5. Positive End-Expiratory pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif
dengan tujuan untuk mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan
nafas oleh karena tekanan yang tinggi, atelektasis akan dapat dihindari.
Indikasi pada klien yang menederita ARDS dan gagal jantung kongestif
yang massif dan pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan
venous return menurun, barotrauma dan penurunman curah jantung.
6. Continious Positive Airway Pressure. (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC. Biasanya
digunakan untuk penyapihan ventilator.

o Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu :
1. Obstruksi jalan nafas
2. Hipertensi
3. Tension pneumotoraks
4. Atelektase
5. Infeksi pulmonal
6. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan
gastrointestinal.
7. Kelainan fungsi ginjal
8. Kelainan fungsi susunan saraf pusat

62
Revisi Desember 2012
Infus Pump
 Infus pump adalah alat untuk membantu dalam pengaturan tetesan infus sesuai
dengan kebutuhan pasien.
 Indikasi penggunaan infus pump:
 Pasien yang membutuhkan pembatasan/ pengaturan cairan infus.
 Untuk pemberian obat.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan infus pump:
 Pada pemasangan infus harus diperhatikan jangan ada emboli pada selang
infus.
 Jangan lupa pengunci selang infus harus dibuka penuh.
 Jangan lupa menutup pintu infus pump.
 Indikator pengukur jenis infus harus sesuai dengan set infus yang terpasang.
 Drip sensor harus terpasang baik.
 Tanda alarm:
 Ada gelembung udara di selang infus
 Klem pengatur tetesan tertutup
 Sumbatan pada abocath
 Drip sensor tidak terpasang
 Selang infus terlipat
 Infus habis (kolf kosong)
 Sensor drip terpasang terlalu keatas pada tabung infus.
 Pintu terbuka
 Jumlah D.limit yang diset sudah selesai.

63
Revisi Desember 2012
Syringe pump
 Syringe pump merupakan alat yang berfungsi untuk memasuDMan cairan obat
kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu\
 Alarm indikator:
o Occlusion alarm : alarm berbunyi jika terjadi kemacetan pada proses pemasukan
cairan ke dalam tubuh pasien
o Nearly empty : alarm berbunyi jika ciran yang terdapat dalam syringe akan habis
atau mendekati habis
o Low battery : alarm berbunyi jika tegangan dalam baterai lemah sehingga
diperlukan pengisian kembali (recharge)
o Flow rate/ Delivery limit/ Volume delivered : berfungsi menampilkan aliran rata-
rata/ flow rate dalam satuan ml/h.

64
Revisi Desember 2012
DAFTAR SINGKATAN

NKB : Neonatus kurang bulan (< 37 minggu)


NCB : Neonatus cukup bulan (37-42 minggu)
NLB : Neonatus lebih bulan (> 42 minggu)
KMK : Kurang Masa Kehamilan (< 10 persentil menurut grafik lubchenco)
SMK : Sesuai masa kehamilan
BMK : Besar masa kehamilan (> 10 persentil menurut grafik lubchenco)
BBLASR : Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah (<1000 gram)
BBLSR : Berat Badan Lahir Sangat Rendah (1000-1500 gram)
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah (1500- 2500 gram)
BBLC : Berat Badan Lahir Cukup (2500-4000 gram)
BBLB : Berat badan lahir berlebih (> 4000 gram)
SCN I : Special Care Nursery I
SCN II : Special Care Nursery II
NICU : Neonatus Intensive Care Unit
VTP : Ventilasi tekanan positif
BCPAP : BubbleContinous Positive Airway Pressure
CRT : Capiller Refilling Time
SIRS : Systemic Inflammatory Respon Syndrome
CRP : C-Reactive Protein
CBC :Complete Blood Count
RDS : Respiratory Distress Syndrome
GIR : Glucose Infusion Rate
NRM : Non Rebreathing Mask
PEEP :Positive end expiratory pressure
FiO2 : Fraction Oxygen
MAP : Mean Arterial Pressure
NTE :Neutral Thermal Environment
PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
SGN : Sindrom Gawat Nafas
HMD : Hyalin Membran Disease
PMH : Penyakit Membran Hialin
EKN : Enterokolitis nekrotikans
HIE : Hypoxic ischemic encephalopathy
IUGR : Intra Uterin GrowthRestriction

ABSEN JAGA PERINATOLOGI


DOKTER MUDA FK UR

65
Revisi Desember 2012
Hari/ No Nama DM/NIM Masuk Nama/ Keluar Nama/
Tanggal Ttd Ttd
Perawa Perawa
t t
Ja Para Ja Para
m f m f
SENIN 1*
(..-..-2012) 2**
SELASA 1*
(..-..-2012) 2**
RABU 1*
(..-..-2012) 2**
KAMIS 1*
(..-..-2012) 2**
JUM’AT 1*
(..-..-2012) 2**
SABTU 1*
(..-..-2012) 2**
MINGGU 1*
(..-..-2012) 2**

Konsulen,

dr…………………………

Ket:
- *: Isi dengan nama DM yang jaga (sesuai jadwal yang seharusnya)
- **: Isi dengan nama DM yang mengganti/menambah jaga (jika ada)
- Bila ingin mengganti/menambah jaga, lapor terlebih dahulu ke konsulen perinatologi yang bertugas
di minggu tersebut
- Jika mengganti/menambah jaga, harus melakukan kewajiban2 selama jaga.
- Absen dibuat per-minggu

66
Revisi Desember 2012
PENYUSUN :

Prahara Yuri
Al Misrun
Hadil Fikry
Patra Inova Ardelia
Winda Putria sari
Novia Kusuma Sari
Rika Khairunnisa Sa’bani
Rahmawati
Indah Permata
Silvia Roza
Rina Elfiani
Winanti Cahyami
Trio Kurnia Putra
Sabwan Yulio
Rudi Wijaya
Maimanah
Misra Kamalia
Rezki Permata Sari
Raudhatul Jannah
Eka Narolita
………….

67
Revisi Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai