Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke
berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara etimologis nasionalisme
berasal dari bahasa Inggris, yaitu nation yang artinya bangsa. Di Eropa paham
nasionalisme dipicu oleh berbagai peristiwa, seperti terjadinya Revolusi Prancis,
Revolusi Industri di Inggris, dan juga Revolusi Amerika. Beberapa tokoh seperti Hans
Kohn, Lothrop Stoddard, dan Otto Bouer memberikan definisi tentang nasionalisme.
Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang
menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan
bangsa. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu kepercayaan
yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa. Otto Bouer
mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap dan
tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misal akibat adanya
persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah. Dari
pendapat-pendapat di atas, secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai suatu
paham atau kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas
adanya rasa cinta kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan,
mengabadikan identitas, dan integrasi kekuatan bangsanya. Paham nasionalisme
yang berkembang di Eropa tersebut pada perkembangan selanjutnya memberikan
pengaruh terhadap tumbuh kembangnya nasionalisme di kawasan Asia-Afrika,
khususnya di Indonesia. Paham nasionalisme di kawasan AsiaAfrika secara objektif
didorong oleh berbagai faktor, di antaranya persamaan keturunan, bahasa, budaya,
kesatuan politik, adat istiadat, tradisi, agama, dan lain-lain. Konsep nasionalisme
semakin berkembang dan menjadi wacana yang banyak mendapat perhatian,
diperdebatkan dan dianut oleh berbagai negara di dunia setelah berlangsungnya
Perang Dunia I. Negara-negara yang pertama menganut paham nasionalisme adalah
Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Masing-masing negara tersebut
menyadari akan pentingnya semangat kebangsaan dengan didasarkan pada:
Secara etimologi asal kata Nasionalisme berasal dari kata latin natio yang berarti
kelahiran, dan suku. dalam perkembanganya kemudian dikembangkan menjadi nation
(bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda) yang artinya adalah bangsa. Dalam pengertian
antropologis dan sosiologis, Bangsa adalah suatu persekutuan hidup yang berdiri
sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup merasa satu kesatuan ras,
bahasa, agama, sejarah dan adat-istiadat. Sedangkan dalam pengertian politik adalah
masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk pada kedaulatan
negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam. Untuk membentuk
sebuah bangsa,orang-orangnya merasa diri untuk Bersatu dan harus mauh bersatu.
Keinginan untuk bersatu itu bisa disebabkan oleh persamaan latar belakang sejarah,
kebudayan, tradisi, dan kepentingan. misalkan bangsa Indonesia yang tauh benar
bahwa dimasa kejayaanya dibawah pimpinan kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan
Mataram dan merasakan penjajahan.
1. Otto Bauar
Menurut Otto Bauar pengertian nasionalisme adalah suatu persatuan perangai
atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
2. Ernest Renan
Menurut Ernest Renan pengertian nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu
dan bernegara.
3. Hans Kohn
Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya
National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi
(bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara
sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik,
yaitu negara nasional.
4. L. Stoddard
Menurut L. Stoddard nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
sebagian besar masyarakat di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan
sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
5. Smith
Menurut Smith, definisi nasionalisme adalah suatu gerakan ideologis yang
digunakan untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi, dan individualitas.
Gerakan ini dilakukan oleh satu kelompok sosial tertentu yang diakui oleh
beberapa anggotanya guna membentuk atau menentukan satu bangsa atau yang
berupa potensi saja.
Teori dan Tokoh Nasionalisme
Ernest Renan
Unsur utama dalam nasionalisme adalah le desir de’etre ensemble (kemauan
untuk bersatu). Kemauan bersama ini disebut nasionalisme yaitu suatu paham
yang memberi ilham kepada sebagian besar penduduk bahwa nation state adalah
cita-cita dan merupakan bentuk organisasi politik yang sah, sedangkan bangsa
merupakan sumber semua tenaga kebudayaan dan kesejahteraan ekonomi.
Otto Bauer
Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul dari
adanya national consiousnis atau kesadaran nasional berbangsa dan bernegara
sendiri.
Mahatma Ghandi
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama
”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal
Nehru, B.G. Tilak, dsb. Akan tetapi tokoh pergerakan yang paling tersohor dan
salah satu tokoh nasioanalisme yang paling terpopuler adalah nasionalisme
adalah Mahatma Gandhi yang memiliki konsepsi dasar perjuangan:
Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun
mereka masuk kantor atau pabrik.
Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang
buatan negeri sendiri. (Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh
Rabindranath Tagore).
Sun Yat Sen
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan
dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti
Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu:
Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan
rakyat)
Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Apa
yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap
pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik
Nasionalis Cina (1911).
Mustafa Kemal Pasha
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di
segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan
Khilafah (Negeri Islam) dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme).
Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda
ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
Arabi Pasha
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan
bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern
dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya
organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.Intinya
dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-
negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan
penjajahan dan kolonialisme di negaranya.
Bung Karno
Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada
satu golongan, satu "bangsa" lanjut bung karno nasionalisme bukan saling
mengecualikan akan tetapi saling bersahabat karna kemanusiaan adalah satu.
Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara memiliki tujuan tertentu. Berikut ini adalah
beberapa tujuan nasionalisme:
Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota
masyarakat.
Berupaya untuk menghilangkan ekstrimisme atau tuntutan berlebihan dari warga
negara kepada pemerintah.
Menumbuhkan semangata rela berkorban bagi tanah air dan bangsa.
Menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh, baik dari luar maupun dari
dalam negeri.
Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri
nasionalisme adalah sebagai berikut:
Semangat nasionalisme juga tertuang dalam Pancasila, yaitu pada sila ke-3 Pancasila
yang bunyinya “Persatuan Indonesia” denga ciri-ciri:
Dari faham dan institusi kenegaraan modern disepakati bahwa paham negara yang
berdasarkan hukum, bentuk negara yang republik, kedaulatan rakyat atau demokrasi,
pemilihan umum, sistem pemerintahan presidensiil, pengawasan oleh dewan
perwakilan rakyat, otonomi daerahdan jaminan hak warga negara dan penduduk.
Dengan kesepakatan tersebut maka terbentuklah negara Indonesia.
Nasionalisme dibedakan menjadi lima jenis, yaitu nasionalisme humaniter,
nasionalisme jacobin, nasionalisme tradisional, nasionalisme liberal, dan
nasionalisme integral.
Nasionalisme humaniter adalah nasionalisme yang mendasarkan pandangannya
bahwa setiap bangsa berhak memperjuangkan kesejahteraan bangsanya
berdasarkan caranya sendiri.
Nasionalisme jacobin adalah nasionalisme yang demokratis, tetapi doktriner dan
fanatic terhadap bangsa lain.
Nasionalisme tradisional adalah nasionalisme yang menekankan keunikan setiap
bangsa dan mempertahankan tradisi dan sejarahnya. Nasionalisme liberal adalah
nasionalisme yang menekankan pentingnya dunia berpegang pada prinsip dimana
setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
Nasionalisme integral adalah nasionalisme yang menekankan kepentingan
nasional ada di atas kepentingan individu, berdasarkan prinsip tersebut semua
warga negara harus sepenuhnya setia kepada negara.
Bentuk Nasionalisme
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin
kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem
pertahanan keamanan, dan policy kebudayan;
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara dan
berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi;
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self
estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian
dan identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan
kebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare)
serta kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari
bangsanya
Pada akhir abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19, nasionalisme muncul
sebagai ide baru di Benua Eropa dan Amerika. Kemunculan ide ini dilanjutkan
dengan proses integrase kerajaan-kerajaan serta pembentukan negara nasional.
Pada awal abad ke-20 nasionalisme tumbuh di Asia. Sebagian besar sebagai
reaksi perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
Ide nasionalisme pada bangsa Amerika didorong oleh semangat kebebasan dan
persamaan melawan sistem kekuasaan yang menindas dan diskriminatif terhadap
ras tertentu.
Nasionalisme bangsa Amerika ini berhasil menciptakan negara nasional pertama
di dunia pada tahun 1776.
Ide nasionalisme di Benua Eropa yang menonjol adalah nasionalisme di Prancis
dan Jerman.
Nasionalisme pada bangsa Prancis erat kaitannya dengan gerakan revolusi
Prancis.
Ide nasionalisme di Prancis berhasil mengganti sistem kerajaan dengan sistem
demokrasi atau kedaulatan rakyat.
Nasionalisme pada bangsa Jerman lebih dekat dengan nasionalisme yang
berkembang menjadi chauvinisme. Hal ini karena bangsa Jerman merasa sebagai
bangsa yang paling unggul di dunia melebihi ras bangsa lain.
Nasionalisme bangsa Jerman ini yang diikuti dengan gerakan untuk menguasai
dan menghapuskan ras bangsa tertentu kemudian menjadi pemicu perang dunia
II.
Nasionalisme di Indonesia
Tiga titik sejarah penting pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di
Indonesia adalah Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi
Kemerdekaan
Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo
pada tahun 1908, merupakan titik lahirnya ide atau gagasan tentang nasionalisme
Indonesia
Sumpah Pemuda tahun 1928 merupakan ikrar atau perjanjian untuk mewujudkan
nasionalisme dalam ikatan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa
persatuan.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 adalah sebuah pernyataan
nasionalisme sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bersatu dalam wadah
negara nasional yang bernama Republik Indonesia.
Tantangan nasionalisme di NKRI dapat dibagi menjadi beberapa periode waktu
sebagai berikut:
a. Pada tahun 1905 Jepang menang atas Rusia dalam peperangan, sehingga
menaikkan rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna mampu mengalahkan
bangsa kulit putih
b. Terbentuknya negara-negara baru yang merupakan hasil dari munculnya
nasionalisme di daerah Asia dan Afrika
c. Beberapa prinsip Woodrow Wilson yang terdapat dalam Wilson 14 points. Semua
hal tersebut dapat diserap oleh kaum terpelajar Indonesia saat menuntut ilmu di
luar negeri.
Internal
Penerapan politik inilah peluang bagi bangsa indonesia secara strategi, sehingga
kemudian dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa indonesia untuk mengenyam
pendidikan yang selama ini telah dieksploitasi oleh Belanda. Ketika sudah banyak
pribumi yang mengenyam pendidikan lanjut kemudian mulai lah merumuskan format
perlawanan yang baru, sala satunya adalah pembentukan organisasi-organisasi
kepemudaan.
Organisasi gerakan modern
Sesuai dengan namanya sumpah pemuda dirancang oleh para pemuda. Hal tersebut
mereka lakukan karena sadar bahwa untuk membangun Bangsa Indonesia yang
majemuk harus dibarengi dengan semangat nasionalisme. Proses lahirnya sumpah
pemuda pun juga terjadi atas hasil kerja sama antar pemuda.
Semangat nasionalisme tersebut akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik
dengan adanya sumpah pemuda. Oleh karena itu penting bagi kita para generasi
penerus bangsa untuk menghayati makna dibalik peristiwa bersejarah ini. Untuk simak
artikel dibawah ini yang akan mengupas tuntas sejarah dan isi sumpah pemuda.
Sumpah pemuda adalah suatu sumpah dari pemuda pemudi yang menjadi bukti nyata
bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh sebab itu
sudah sepatutnya semua rakyat Indonesia memperingati peristiwa 28 Oktober
sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.
Momentum lahirnya bangsa Indonesia itu merupakan hasil dari perjuangan panjang
rakyat Indonesia selama ratusan tahun. Sebuah perjuangan melawan penindasan di
bawah kekuasaan kaum penjajah pada era itu. Akibat kondisi yang demikian itu
akhirnya memunculkan semangat para pemuda.
Sebuah tekad untuk membulatkan tekad demi menjunjung tinggi harkat dan martabat
hidup rakyat asli Indonesia. Keinginan kuat inilah yang menjadi komitmen perjuangan
rakyat Indonesia sehingga sukses meraih kemerdekaannya 17 tahun kemudian,
tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Karena kegagalan demi kegagalan yang terjadi itulah sehingga mendorong para
pejuang untuk mengubah taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Akhirnya
pada permulaan tahun 1908 mulai bermunculan berbagai organisasi pergerakan
nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI.
Semenjak itu arah perjuangan bangsa Indonesia semakin terlihat baik dan tegas
dalam mewujudkan persatuan nasional.
Nama Indonesia pertama kali dipakai oleh Perhimpunan Indonesia di tahun 1908.
Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang diinisiasi oleh pelajar-
pelajar Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Perhimpunan ini ketika dibentuk
bernama Indische vereeniging.
Terlaksananya Kongres Pemuda 1 tidak lepas dari peran Perhimpunan Indonesia dan
pelajar Indonesia PPPI yang peresmiannya baru dilakukan di tahun 1926. Anggota
dari organisasi-organisasi tersebut ialah pelajar-pelajar yang berasal dari sekolah
tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung.
Tokoh-tokoh PPPI antara lain ialah Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul Syukur,
Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, dan yang lainnya. Organisasi
PPPI di Indonesia biasa memperoleh kiriman majalah Indonesia Merdeka dari
Perhimpunan Indonesia yang berada di negeri Belanda.
Selain itu menjadi Indonesia merdeka terbitan PPPI di negeri Belanda. PPPI sendiri
juga membuat majalah Indonesia Raya dimana Abu Hanifah yang menjadi pimpinan
redaksinya. Dari gagasan-gagasan yang dikeluarrkan oleh PPPI sudah
mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan.
Hal ini seperti yang terdapat pada Perhimpunan Indonesia yang ditunjukkan dengan
keinginan pemuda-pemuda di Bandung yang berharap supaya rakyat Indonesia mulai
melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Selain itu keinginan ini juga terjadi atas dorongan
yang dilakukan oleh Mr. Sartono dan Mr. Sunario.
Kemudian terbetnuk organisasi bernama Jong Indonesia yang berubah nama menjadi
Pemuda Indonesia pada tanggal 20 Februari 1927. Tokoh yang pernah menjadi
pemimpin dari organisasi ini diantaranya adalah Sugiono, Moeljadi, Soepangkat,
Soekasmo, Soelasmi, Abdul Gani, Kotjo Sungkono, dan Agus Prawiranata.
Sedangkan yang menjadi ketua saat pertama kali adalah Sugiono. Meskipun
termasuk sebagai sebuah organisasi pergerakan politik, akan tetapi organisasi ini
tidak langsung terjun ke dunia politik ketika baru dibentuk. Sehingga terjadi
perdebatan selama beberapa tahun untuk menentukan bentuk persatuan yang
diharapkan.
Hingga akhirnya pada tanggal 30 April 1926 sampai 2 Mei 1926 diadakan Kongres
Pemuda 1 di Jakarta. Tujuan dari diadakannya Kongres Pemuda 1 adalah untuk
menciptakan sebuah badan sentral organisasi pemuda yang menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa sehari-hari bagi rakyat Indonesia.
Terdapat beberapa poin peting yang menjadi hasil dari diadakannya Kongres Pemuda
1, yaitu:
Kongres Pemuda 2
Semenjak Kongres Pemuda tahun 1926 Pertama telah diinisiasi sebuah badan untuk
mempersatukan berbagai organisasi pergerakan pemuda. Dalam rangka
menindaklanjuti hasil Kongres yang pertama, diselenggarakan sebuah pertemuan.
Akan tetapi pada pertemuan tersebut belum didapatkan hasil yang baik.
Dalam acara persiapan tanggal 12 Agustus 1928 itu dihadiri oleh seluruh utusan dari
setiap organisasi pemuda. Selain itu, juga dihasilkan sebuah kesepakatan untuk
mengadakan acara Kongres Pemuda Kedua pada bulan Oktober 1928 yang
panitianya diambil satu dari setiap organisasi.
Dalam susunan panitia itu juga tidak ada perwakilan organisasi yang mendapat dua
jabatan sekaligus. Berikut susunan panitia penyelenggara acara Kongres Pemuda 2.
Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda
dan terdiri dari tiga pertemuan.
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Selain itu, juga harus berimbang antara pendidikan di rumah dan sekolah serta
pendidikan harus bersifat demokrasi.
Pertemuan 3
Pada akhir acara pra-penutup dimainkan lagu Indonesia Raya buatan Wage Rudolf
Supratman dengan iringan biola dan tanpa syair berdasarkan usulan Sugondo pada
Supratman. Para hadirin pun menyambut dengan senang lagu Indonesia Raya.
Sebagai penutup disampaikan kesimpulan keputusan kongres yang disebut Sumpah
Pemuda.
Integrasi Nasional
Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu
sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara
politis dan secara antropologis.
Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun beberapa jenis
integrasi nasional adalah sebagai berikut:
Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh integrasi
nasional di Indonesia:
Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air. Kata patria berubah menjadi
patriot yang berarti seseorang yang mencintai tanah air. Seorang patriotic adalah
orang yang cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan
negaranya. Patriotisme berarti paham tentang kecintaan pada tanah air.
Semangat patriotisme semangat untuk mencintai tanah air. Gerakan patriotisme
muncul setelah terbentuknya bangsa yang dilandasi nasionalisme. Pada dasarnya
patriotisme berbeda dengan nasionalisme, meskipun berdekatan dan umumnya
dianggap sama. Patriotisme lahir dari semangat nasionalisme dengan terbentuknya
negara.
Sikap patriotisme yang diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak hal. Wujud sikap patriotisme antara
lain sebagai berikut:
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kebutuhan
masyarakat. Contohnya adalah telepon umum, jembatan, halte, kereta api dan lain-
lainnya. Jika kita merusak fasilitas umum akan merugikan orang lain dan negara. Kita
sendiri juga tidak dapat menggunakannya lagi.
Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan kehidupan rakyatnya lebih
baik. Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita harus ikut serta dalam
pembangunan. Ikut serta dalam pembangunan bisa diwujudkan dengan taat
membayar pajak, menjadi pegawai yang baik, dan sebagainya.
Pro-Patria dan Primus Patria, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan
mendahulukan tanah air.
Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.
Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
Jiwa kestaria, kebebasan jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Contoh Semangat nasionalisme dan patriotisme
Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk
Semangat pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga.
Senmangat tahan derita dan tahan uji.
Semangat kepahlawan
Semangat persatuan dan kesatuan
Percaya pada diri sendiri
Penerapan Nasionalisme dan Patriotisme dalam Kehidupan Bangsa dan Negara
Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau
jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa Inggris. Pengorbanan
ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Antara nasionalisme
dan patriotisme mempunyai hubungan yang erat. Patriotisme lebih menekankan pada
cintanya terhadap tanah air tempat berpijak serta tempat hidup dan mencari
penghidupan, sedang nasionalisme lebih menekankan pada cintanya terhadap
bangsa. Jadi, jika seseorang memiliki nasionalisme, sikap patriot akan muncul dari
dalam dirinya. Sehingga, sikap nasionalisme akan menumbuhkan patriotisme pada
diri seseorang.