Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selain orang tua, orang terdekat yang dilihat seorang anak yaitu saudara kandung. Saudara
kandung ialah teman terdekat kita hingga kita menemukan pendamping yaitu suami atau istri.
Hubungan dengan saudara kandung adalah hubungan paling dasar sebelum kita memasuki dunia
masyarakat. Hal tersebut akan menjadi pijakan yang kokoh ketika interaksi antara saudara
kandung berlangsung baik, dan akan menjadi sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan
antara saudara kandung tidak baik.

Hal tersebut karena pengaruh dari saudara kandung sendiri sangat kuat. Bahkan Straus
dalam Lefrancois (1986: 335) melaporkan ketika anak perempuan mempunyai saudara laki-laki
namun tidak memiliki saudara perempuan maka ia dapat mengambil peran seks nya. Misalnya
anak perempuan menjadi tomboy dan suka dengan permainan laki-laki dan yang lebih ekstrem
ketika anak perempuan tersebut tidak mengerti bahwa dia adalah wanita dan semua yang
dilakukan oleh para pria ia pun melakukannya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peran dari
hubungan saudara kandung sangat penting bagi kepribadian seseorang. Bentuk-bentuk interaksi
antar saudara tidak hanya berbentuk komunikasi positif seperti diskusi, berbagi cerita, bersenda
gurau atau percakapan sehari-sehari

Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil)
anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga
sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara
kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau
untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Kehadiran anggota keluarga baru (bayi)
dalam keluarga dapat menimbulkan situasi krisis terutama pada saudara-saudaranya, sehingga
perlu dipersiapkan

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi Subling Rivalry (persaingan antar saudara)?


2. Apa Penyebab Subling Rivalry?
3. Cara Mengurangi Persaingan Antar Saudara?
4. Cara Mengatasi Persaingan Antar Saudara?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Subling Rivalry (persaingan antar saudara)
2. Untuk Mengetahui Apa Penyebab Subling Rivalry
3. Untuk Mengetahui Cara Mengurangi Persaingan Antar Saudara
4. Untuk Mengetahui Cara Mengatasi Persaingan Antar Saudara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Subling Rivalry (Persaingan Antar Saudara)


Persaingan antara saudara adalah kompetisi. Perbedaan usia dan kesamaan gender
mempengaruhi intensitas persaingan antar saudara. Para ahli pada umumnya setuju bahwa
kecemburuan dan persaingan lebih intens bila perbedaan usia antar saudara berkisar antara satu
sampai tiga tahun. Intensitasnya akan meningkat khususnya apabila mereka mereka berasal dari
gender yang sama.
Persaingan antar saudara juga adalah pertarungan kekuasaan. Menurut Dr Albert Adler,
seorang psikolog terkenal dan pengikut sejati Sigmund Freud, "persaingan antar anak sebenarnya
didasarkan atas perjuangan di bawah sadar untuk memperoleh kekuasaan." Ketika orang tua
mencintai dan mengasuh bayi kecilnya, dia akan berkembang secara positif dan perlahan-lahan
belajar untuk berkompetisi dengan saudara-saudaranya, yang "bersaing" untuk memperoleh cinta
dan perhatian.
2.2 Penyebab Subling Rivalry (Persaingan Antar Saudara)
Menurut Kyla Boyse dari University of Michigan, setiap anak dalam keluarga bersaing
untuk menentukan siapa mereka sebagai individu dan ingin menunjukkan bahwa mereka terpisah
dari saudara mereka. Anak-anak mungkin merasa mereka mendapatkan jumlah yang tidak sama
perhatian, disiplin, dan responsif orang tua mereka. Anak-anak berjuang lebih dalam keluarga di
mana tidak ada pemahaman bahwa pertempuran bukanlah cara yang dapat diterima untuk
menyelesaikan konflik, dan tidak ada cara-cara alternatif penanganan konflik tersebut. Stres pada
orang tua 'dan kehidupan anak-anak dapat menciptakan lebih banyak konflik dan meningkatkan
persaingan antarsaudara.
Anak-anak ditengah-tengah keluarga sering bertengkar akibat mempermasalahkan
adanya perbedaan kasih sayang orang tua dan saling bersaing untuk mendapatkan perhatian atau
waktu kita. Jika kita memang terlihat lebih menaruh perhatian dan mencurahkan waktu kita lebih
banyak pada salah satu diantara mereka, yang lain akan serta merta merasa cemburu. Bahkan,
bagi anak-anak yang jauh lebih besar pun perasaan cemburu semacam ini masih kerap muncul,
manakala orang tua terlihat lebih memperhatikan adiknya yang masih kecil, misalnya.

3
Terkadang, anak yang lebih tua yang merasa sakit hati dan marah karena kehilangan
perhatian orang tuanya akan melakukan "pembalasan" dengan berbagai cara pada adiknya atau
bayi yang ada dirumah. Jika kemudian orang tua malahan membantu si adik (yang memang
seharusnya dilakukan oleh kita) dan disaat yang sama memberi hukuman pada si kakak yang
berbuat "kenakalan", hal ini akan membuat si kakak merasa lebih diabaikan, tidak disayang dan
tidak dimengerti oleh kita.
Kebiasaan sepertinya dapat terus berkembang, manakala seorang anak terlihat selalu
mencari masalah dan memulai pertengkaran. Orang tua merasa bahwa ia harus membantu
menyelamatkan anak lainnya yang diganggu. Kebiasaan seperti ini akan membuat anak yang
memulai masalah merasa sangat buruk dan kemudian ia akan kembali mengulangi perbuatannya
di lain waktu setiap ada kesempatan.
Belajar bagaimana cara hidup bersama ditengah-tengah keluarga akan memerlukan
sejumlah cara tertentu untuk diterapkan bagi anak-anak yang berada dalam rentang usia,
kebutuhan serta kepribadian yang berbeda-beda. Beberapa konflik yang muncul adalah wajar dan
normal , tetapi memang tak mudah untuk bisa dijalani.
Yang penting untuk kita ingat sebagai orang tua adalah bahwa anak yang "terlihat"
memulai pertengkaran atau perkelahian tidak selalu melakukan hal itu lebih dulu. Seringkali
adik lebih dulu melakukan perbuatan yang mengganggu kakaknya, karena tahu bahwa si kakak
akan bereaksi dan kemudian membuat masalah.
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
1. Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin
menunjukkan pada saudara mereka.
2. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan tidak mau mendengarkan orang
tuamereka.
3. Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan
anggota keluarga baru/ bayi.
4. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat
mempengaruhi kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5. Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6. Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudara mereka.

4
7. Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
8. Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan
dalam keluargaadalah normal.
9. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
10. Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
11. Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
12. Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka
 Segi Positif Sibling Rivalry
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara
lain:
1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa
keterampilan penting.
2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator.
2.3 Cara Mengurangi Persaingan Antar Saudara
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemburuan antar saudara:
1. Sedari awal, jelaskan tentang aturan yang berbeda untuk anak sesuai usia dan
kemampuan.
Ingat bahwa bersikap adil bukan berarti menyamakan perlakuan dan aturan kepada setiap
anak. Jelaskan bahwa anak yang lebih tua memiliki hak yang lebih besar, tetapi juga
kewajiban dan tanggung jawab yang lebih besar.
2. Persiapkan anak, bahkan sebelum adik lahir
Beritahukan kepada anak bahwa adik baru mungkin membawa perubahan dan ada waktu-
waktu dimana ayah dan ibu harus meluangkan waktu untuk adik bayi.
3. Luangkan waktu untuk Si kakak
Jangan sampai Si Kakak merasa orangtuanya tidak lagi peduli atau punya waktu
untuknya. Atur waktu untuk bermain atau menemani Si Kakak secara khusus, tanpa
kehadiran Sang Adik.

5
4. Libatkan kakak dengan proses mengurus adik tanpa dibebani tanggung jawab berlebihan
Biarkan Si Kakak ikut membantu hal-hal kecil ketika ayah/ibu mengurus adik, misalnya
mengambilkan popok. Jangan lupa berterima kasih dan memuji mereka untuk sekecil
apapun pertolongan mereka. Namun, berapa pun perbedaan usia Si Kakak dengan Si
Adik, jangan mengharapkan Si Kakak dapat bertanggung jawab menggantikan peran
orangtua mengurus adik.
5. Atur waktu untuk bersenang-senang sebagai satu keluarga
Ini akan mengajarkan anak untuk menghabiskan waktu bersama dalam suasana yang
damai dan menyenangkan. Juga dapat mengurangi ketegangan yang terjadi antaranak,
dan mereka pun belajar bahwa kehadiran saudaranya juga membawa kesenangan.
6. Bersikap netral dan tidak memihak
Sekalipun perbedaan usia jauh, menuntut Si Kakak untuk senantiasa mengalah pada adik
dapat menimbulkan rasa benci dalam diri Si Kakak. Bersikaplah senetral mungkin,
jelaskan perkembangan adik sebagai bayi yang sedang bertumbuh.
7. Bersabar dan berikan waktu yang cukup bagi kakak untuk beradaptasi
Si Kakak perlu beradaptasi dan belajar menerima. Perubahan perilaku atau emosi Si
Kakak mungkin tidak berlalu secepat ekspektasi orangtua.
2.4 Cara Mengatasi Persaingan Antar Saudara
Kecemburuan anak balita pada adiknya yang baru lahir adalah hal yang lumrah. Sebab
sebelum adik lahir, sang kakak menjadi satu-satunya pusat perhatian orang tua. Lalu tiba-tiba
kasih sayang yang hanya miliknya harus dibagi pada adik bayi.
Cara mengatasi kecemburuan adalah dengan menunjukkan pada si kakak bahwa kasih
sayang orang tua tidak berbatas. Bahwa orang tua bisa mengasihi kakak dan adik sekaligus, dan
tidak ada kasih sayang yang berkurang. Penting juga untuk mengembangkan emotional
intelligence anak.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry,
sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.

6
5. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.
7. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8. Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan
kekerasan fisik.
11. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk
anak-anak.
12. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.
 Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan
Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung
kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya
kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih
sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada
anak-anak ini.
 Tingkah laku ini antara lain berupa:
1. Masalah tidur.
2. Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
3. Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.
4. Batita (Bawah Tiga Tahun) Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah
tiga tahun) ini adalah usia 1-2 tahun.
 Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:
1. Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
2. Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan
perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.

7
3. Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh anaknya.
4. Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.
 Anak yang Lebih Tua
Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun.
Pada anak seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin
menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian terhadap perkembangan
adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat
mengasuh adiknya.
 Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka.
Ada remaja yang merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut
dalam perkembangan mereka sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi
kehadiran anggota baru dalam keluarganya, misalnya:
1. Berkurangnya ikatan kepada orang tua.
2. Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
3. Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri.
4. Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua:
1. Waktu Khusus
Luangkan waktu berkualitas untuk berdua dengan anak anda yang lebih besar. Jika ia
mendapat perhatian yang positif, lebih kecil kemungkinan ia akan mencari-cari perhatian
yang negatif.
2. Hak Istimewa
Berikan kepada anak yang lebih besar hak istimewa baru, jam tidur lebih malam atau
tanggung jawab baru untuk menunjukkan bahwa menjadi anak yang lebih tua mempunyai
konsekuensi yang menguntungkan.
3. Guilty Free
Jangan berusaha membuat anak merasa bersalah karena cemburu. Ia berhak atas
perasaannya sendiri. Tunjukkan kepada mereka dengan berkata, “Ibu tahu kamu kesal
karena adik bayi. Ibu dengar kamu ingin perhatian ibu lebih banyak.”

8
4. Album keluarga
Bukalah album keluarga anda, tunjukkan kepada anak-anak yang lebih besar foto-
foto anda merawatnya pada waktu ia masih bayi. Jelaskan bahwa anda perlu melakukan
hal yang sama untuk adiknya.
5. Pujian
Buatlah anak tak sengaja mendengar anda mengatakan kepada teman anda atau keluarga
bagaimana baiknya si kakak dengan adik bayinya. Hal ini seringkali lebih meyakinkan
daripada pujian langsung.
6. Emotional Intelligence
Mulailah dengan sengaja mengembangkan emotional intelligence anak anda agar ia dapat
menyadari dan mengatasi emosinya. Bantu anak mengembangkan kosa kata emosinya,
misalnya katakan: “Sepertinya kamu marah karena tidak mendapatkan apa yang kamu
inginkan.” “Ibu tahu kamu sedang bersedih.” “Kamu kecewa ya?” Biarkan anak
menangis, peluklah.
Nyatakan dengan jelas pada anak anda bahwa ia berharga dan anda menerima segala
yang dimiliki anak, termasuk perasaan cemburu, sedih dan marahnya. Jika anak merasa yakin
bahwa anda mengasihinya, apapun yang dia lakukan, pikirkan dan rasakan, maka anak akan
memiliki fondasi kebahagiaan yang kuat dalam dirinya. Dari situlah anak akan memiliki
kekuatan untuk mengatasi segala yang terjadi padanya, termasuk menjadi kakak teladan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persaingan antar saudara kandung dalam khasanah ilmu psikologi lebih popular
disebut sibling rivalry (rivalitas saudara kandung) yang berarti persaingan antar saudara laki-laki
atau perempuan dalam merebutkan cinta dan perhatian orangtua. Rivalitas didasari pada perasaan
cemburu yang merupakan perasaan terancam karena takut kehilangan perhatian dan kasih sayang
yang selama ini dimiliki seseorang akan diberikan kepada saudara kandungnya.
Ciri khas yang sering rnuncul pada cemburu karena adanya sibling rivalry, yaitu: egois,
suka berkelahi, memiliki kedekatan yang khusus dengan salah satu orangtua, ketakutan neurotic,
mengalami gangguan tidur, kebiasaan menggigit kuku, hiperaktif, suka merusak, dan menuntut
perhatian lebih banyak. Namun bisa pula sebaliknya menjadi penurut dan patuh, selalu mencari
pertolongan tetapi dengan diam-diam berusaha untuk menang. Saudara kembar mungkin juga
menunjukkan kekhawatiran yang berlebihan terhadap saudara lainnya yang dianggap sebagai
saingannya.
Gejala cemburu terhadap saudara kembar karena adanya sibling rivalry dapat dilihat dari
tingkah lakunya yang berjalan dengan sikap angkuh, sombong, secara mencolok bersikap acuh
tak acuh dengan menganggap orang lain tidak ada, merencanakan untuk membalas dendam dan
memuja diri sendiri. Selain itu menunjukkan tingkah laku yang senang membicarakan kejelekkan
saudaranya, mengadu, dan berbohong.
3.2 Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu mencapai kehidupan yang harmonis
dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan baik. Kepada setiap
pembaca yang merupakan sebuah keluarga yang merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat agar menerapkan perilaku yang baik dalam setiap fungsi yang harus di terapkan
dalam masyarakat dan tidak menyimpang dari fungsi-fungsi tersebut .

10
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi Kebidanan
Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.

Kyla, B. 2009. Sibling Rivalry. Diunduh 29 Januari 2009, 06: 49


PM. med.umich.edu/yourchild/topics/sibriv.htm

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

11

Anda mungkin juga menyukai