Prinsip Komunikasi Keompok 3
Prinsip Komunikasi Keompok 3
Disusun Oleh
Kelompok 6
KELAS 4B
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul
”MANAJEMEN WAKTU,MANAJEMEN DIRI DAN LOCUS OF CONTROL”
Dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
Dosen yang mengampu, yang telah memberikan tugas ini, kepada kami sehingga pengetahuan
kami bertambah.
semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
tentang kebutuhan aktivitas. kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempunaan tugasini. Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………....1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………1
C. TUJUAN…………….……………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…..………………………………………………………………2
A. MANAJEMEN WAKTU………………………………….……………………..2-6
B. MANAJEMEN DIRI……………………………………………………………6-13
C. LOCUS OF CONTROL (LOKUS KENDALI)……………………………….13-16
BAB IIIPENUTUP……………………………………….…………………………………17
A. KESIMPULAN………………………………………………….………………….17
B. SARAN……………………...………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen adalah adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan
cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Manajemen Diri adalah
Kemampuan diri sendiri dalam mengelola segala hal yang kurang patut dikembangkan,
serta mengarahkan hal tersebut dengan perubahan-perubahan kecil maupun besar, untuk
menunjang aktivitas dan prestasi dalam melakukan setiap aktivitas demi mencapai suatu
tujuan. manajemen waktu telah dijelaskan oleh beberapa ahli sebagai suatu perencanaan,
pengorganisasian, penggerak dan pengendalian produktivitas waktu yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Sedangkan untuk kehidupan pribadi, manajemen waktu yang baik dapat dilihat dari
alokasi waktu untuk pekerjaan dan juga untuk kehidupan pribadi di luar
pekerjaan. Manajemen waktu yang baik merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menentukan kesuksesan. Manajemen waktu berkaitan dengan bagaimana seseorang bisa
mengatur atau menjadwalkan setiap kegiatannya sehingga semua pekerjaan bisa
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen waktu
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen diri
3. Apa yang dimaksud dengan locus of control
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu manajemen waktu
2. Untuk mengetahui apa itu manajemen diri
3. Untukmengetahui apa itu locus of control
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN WAKTU
1. Pengertian
Manajemen Waktu adalah: Usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk di
lakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu tertentu
suatu aktivitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan.
Manajemen waktu yang baik adalah: dengan membuat data aktivitas atau pekerjaan dan
menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut. Di sini perlu kita tahu bahwa se
tiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang lebih pe
nting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan dengan dea
dline. Letakkanlah aktivitas yang genting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerj
akan baru diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya.
B. MANAJEMEN DIRI
1. Pengertian
Setiap orang mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup setiap orang berbeda-beda. Karena
mereka memiliki pemikiran yang berbeda, dan juga keinginan yang berbeda dalam
kehidupannya. Ada yang sangat berambisi, biasa saja, dan ada pula yang hanya menjalani
apa yang sudah di takdirkan oleh sang pencipta. Tidak mudah menjalani tujuan hidup
yang sudah kita rencanakan, karena terkadang rencana yang sudah kita ingin jalankan
terbentur oleh kenyataan yang ada. Karena kita tidak mempunyai kuasa apapapun untuk
dapat menentukan apakah tujuan yang sudah kita tentukan itu dapat berjalan dengan baik.
Karena ada sang maha pencipta yang menentukan dan mempunyai kuasa atas segala hal
yang ada di dunia ini. Jika Tuhan sudah menentukan tidak apakah kita dapat merubahnya.
Oleh sebab itu kita hanya dapat berdoa agar tujuan yang sudah kita rancang dapat
berjalan sesuai rencana.
Perencanaan tujuan hidup yang baik tidak mudah. Karena kita harus mampu konsisten
dengan apa yang sudah kita rencanakan. Dan kita sudah memikirkan baik dan buruknya
terlebih dahulu.Merencanakan tujuan hidup yang baik dengan cara manajemen diri.
Pengertian manajemen diri menurut beberapa ahli :
a. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Pengertian Manajemen Diri Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah
suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain
dibutuhkan keterampilan khusus.
c. Pengertian Manajemen Diri menurut George Robert Terry: manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan dengan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan
pengendalian (controlling).
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan
kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus
wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu
adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa Menata hati dan potensi yang ada di dalam
diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan
rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan
kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan
orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal
lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi
secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya.
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata diri, tidaklah mungkin semua
yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan juga keinginan
kita. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata
diri.Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanajementkan dirinya
sendiri. Karena setelah dapat memanejementkan diri sendiri pasti orang itu akan dapat
memimpin.
b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang
yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang
dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan
keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan
prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan
program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian
adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan
macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah
tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan
staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam
pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat
dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin.
Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right
place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah
menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga
mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja
secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (penggerakan)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka
semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan
dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok
untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi
d. Controlling (pengendalian/ pengawasan)
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan
aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat
mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan
kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan
rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit.
Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting
adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
lingkungan sekitar organisasi.
c. Aktivitas
Seberapa jauh individu mampu menyelesaikan aktivitas hidup dengan baik,
contoh kemampuan dalam membuat keputusan dan mengambil inisiatif. Individu
yang mampu mengembangkan aktivitas hidup dengan baik adalah individu yang
memiliki kepekaan terhadap berbagai alternatif atau cara pandang dan memiliki
imajinasi moral yang tinggi sehingga keputusan-keputusan mempertimbangkan
dua hal sekaligus yaitu: yang memberikan manfaat baginya dan orang lain.
d. Identitas
Seberapa jauh pengetahuan, pemahaman, dan penilaian individu terhadap diri
akan mempengaruhi cara individu tersebut bertindak. Pengetahuan tentang
identitas diri merupakan kunci manajemen diri. Pemahaman dimulai dari tahap
kesadaran individu akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Selanjutnya
individu menjadi kreatif dan dapat mengelola sesuatu yang baik dalam diri dalam
situasi dan tantangan yang baru.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan supaya seseorang mampu memanajemen diri
dengan baik. Strategi ini terdiri dari tiga langkah seperti yang dikemukakan oleh Gie
dalam Rinanda (2006) :
Motivasi diri
Pengertian motivasi diri adalah dorongan psikologis yang berasal dari dalam diri
yang merangsang seseorang sehingga bersedia melakukan kegiatan supaya dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi yang berasal dari dalam diri akan
lebih kuat dibandingkan motivasi yang berasal dari luar.
Pengorganisasian diri
Pengertian pengorganisasian diri adalah melakukan pengaturan pikiran, energi,
waktu, tempat, benda, dan sumber daya lain dalam hidup dengan baik supaya
semua menjadi tertib dan lancar.
Pengendalian diri
Pengertian pengendalian diri adalah tekad dan langkah untuk mengelola kemauan,
memacu semangat, mengikis keseganan, mengerahkan tenaga untuk
melaksanakan apa yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh demi
mencapai tujuan yang diharapkan.
Reiss dan Mitra (1998) membagi locus of control menjadi dua: locus of control internal
dan eksternal.
Locus of Control Eksternal menganggap segala hasil yang didapat,baik atau buruk,berada
di luar kendali mereka. Locus of control eksternal lebih memercayai factor diluar kekuas
aan mereka. Seperti keberuntungan, kesempatan, atau takdir.
Sementara, locus of control internal adalah keyakinan seseorang bahwa dalam dirinya
tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri. Orang dengan locus of control
internal meyakini bahwa bukan takdir yang menentukan dirinya, tapi apa yang ia
jalanilah yang menentukan takdir.
Andre (2008) menyebutkan perbedaan locus of control internal dan eksternal sebagai
berikut:
Locus of Control Internal
Control terhadap perilakunya baik
lebih aktif dalam mencari informasi terkait situasi yang sedang ia hadapi
harga dirinya tinggi
kepuasan kerja yang lebih tinggi
lebih baik dalam mengatasi stress
percaya bahwa reward dan punishment yang ia dapatkan murni hasil kerjanya.
Locus of Control Eksternal
sulit mengontrol diri
pasif dalam mencari informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan situasi
yang dihadapi
self-esteemnya lebih rendah
kepuasan kerjanya lebih rendah
Sulit mengatasi stress
meyakini reward dan punishment yang ia dapat adalah karena suatu kekuatan
yang berubah-ubah (seperti hari baik, hari sial, nasib).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Waktu adalah: Usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu u
ntuk dilakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu te
rtentu suatu aktivitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan.
Manajemen waktu yang baik adalah: dengan membuat data aktivitas atau pekerjaa
n dan menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut. Di sini perlu kita tahu ba
hwa setiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang le
bih penting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan deng
an deadline.
Manajemen diri sangat diperlukan dan juga sangat penting baik bagi mereka yang
bekerja dan berada di lingkungan profesional maupun dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan. Menurut James A.F. Stoner. Pada dasarnya manajemen diri merupakan
pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan sehingga
mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan di saat yang
sama meningkatkan perbuatan yang baik dan benar.
Locus of control adalah keyakinan seseorang terhadap siapa pengendali nasib dan
peristiwa yang dia alami. Lee (1990) menyatakan bahwa orang yang locus of control
eskternalnya tinggi cenderung mudah pasrah pada keadaan. Sementara,orang dengan locu
s of control internal tinggi cenderung memandang bahwa yang bisa mengubah nasib adal
ah dirinya sendiri. Individu seperti ini memiliki etos kerja tinggi,tahan banting menghada
pi segala macam kesulitan baik kehidupannya maupun dalam pekerjaannya. Meskipun
kadang dia khawatir dan ragu, tapi perasaan tersebut relative kecil dan seringkali diabaika
nnya. Orang-orang seperti ini tidak mau melarikan diri dari masalah yang ia hadapi (Lee,
1990).
B. SARAN
Sebagai penutup dari makalah ini, kami mohon kritik dan saran-saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Agar kita lebih memahami materi yang
terpapar dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail Jaili dan Fadillah Ulfa. Manajemen Waktu Untuk Meraih Kebahagiaan Dunia
Dan Akhirat : Wal „Ashr Demi Masa. Jakarta: Mutiara Media. 2011.