Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MANAJEMEN WAKTU,MANAJEMEN DIRI DAN LOCUS OF CONTROL

Disusun Oleh

Kelompok 6

MELANIA ERNESTA MIKKU 2017610060


HERMELDI NASER UMBU RATO
KRISTINA KESIA MANDENAS 2017610148
NAOMI CHRISTINE ELSYIE MALO 2017610069
OVITA BAGAU 2017610074

KELAS 4B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul
”MANAJEMEN WAKTU,MANAJEMEN DIRI DAN LOCUS OF CONTROL”

Dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
Dosen yang mengampu, yang telah memberikan tugas ini, kepada kami sehingga pengetahuan
kami bertambah.

semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
tentang kebutuhan aktivitas. kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempunaan tugasini. Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 14 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………....1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………1
C. TUJUAN…………….……………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN…..………………………………………………………………2

A. MANAJEMEN WAKTU………………………………….……………………..2-6
B. MANAJEMEN DIRI……………………………………………………………6-13
C. LOCUS OF CONTROL (LOKUS KENDALI)……………………………….13-16

BAB IIIPENUTUP……………………………………….…………………………………17

A. KESIMPULAN………………………………………………….………………….17
B. SARAN……………………...………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen adalah adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan
cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Manajemen Diri adalah
Kemampuan diri sendiri dalam mengelola segala hal yang kurang patut dikembangkan,
serta mengarahkan hal tersebut dengan perubahan-perubahan kecil maupun besar, untuk
menunjang aktivitas dan prestasi dalam melakukan setiap aktivitas demi mencapai suatu
tujuan. manajemen waktu telah dijelaskan oleh beberapa ahli sebagai suatu perencanaan,
pengorganisasian, penggerak dan pengendalian produktivitas waktu yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Sedangkan untuk kehidupan pribadi, manajemen waktu yang baik dapat dilihat dari
alokasi waktu untuk pekerjaan dan juga untuk kehidupan pribadi di luar
pekerjaan. Manajemen waktu yang baik merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menentukan kesuksesan. Manajemen waktu berkaitan dengan bagaimana seseorang bisa
mengatur atau menjadwalkan setiap kegiatannya sehingga semua pekerjaan bisa
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen waktu
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen diri
3. Apa yang dimaksud dengan locus of control

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu manajemen waktu
2. Untuk mengetahui apa itu manajemen diri
3. Untukmengetahui apa itu locus of control
BAB II
PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN WAKTU
1. Pengertian
Manajemen Waktu adalah: Usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk di
lakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu tertentu
suatu aktivitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan.
Manajemen waktu yang baik adalah: dengan membuat data aktivitas atau pekerjaan dan
menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut. Di sini perlu kita tahu bahwa se
tiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang lebih pe
nting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan dengan dea
dline. Letakkanlah aktivitas yang genting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerj
akan baru diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya.

2. Pentingnya manajemen waktu


Mengapa kita perlu memanajemen waktu kita sebaik mungkin? Selain karena waktu itu s
angat berharga,ada beberapa alasan lainnya,diantaranya: :
 Karena waktu kita terbatas,sementara pekerjaan senantiasa bertambah.
 Manajemen waktu membantu kita untuk berkerja lebih efektif dengan skala prioritas.
 Manajemen waktu menjauhkan kita dari stress kita dapat mengontrol setiap tugas dan te
nggat waktunya
 Manajemen waktu membuat kita lebih produktif (dapat menghindari hambatan dan gan
gguan yang menghalangi dari tujuan).
Sebuah sistem manajemen waktu yang sesuai dengan kebutuhan, dapat membantu kita m
enyelesiakan pekerjaan dalam waktu singkat. Apapun prioritasnya, mempelajari cara men
gatur hidup dan belajar akan membantu kita mencapai tujuan hidup kita. Berikut ini adala
h jawaban untuk pertanyaan “Mengapa Saya harus memanage waktu saya?” Karena siste
m manajemen waktu yang efektif dapat :
a. Membantu kita membuat prioritas. Misalnya bertemu kekasih yang sudah seming
gu tak bertemu atau mengejakan bahan presentasi tugas yang akan dikumpul
besok.
b. Mengurangi kecenderungan untuk menunda. Nah… biasanya hal yang satu ini ya
ng membuat manusia-manusia didunia ini susah sekali untuk sukses. Saya pribadi
merupakan penderita akut penyakit ini,sistem manajemen waktu adalah obatnya.
c. Membantu kita menghindari “tabrakan waktu”. Dengan menulis semua aktivitas,
tugas,janji,pesan dan pengingat kita hanya disatu tempat,akan membantu kita me
mastikan bahwa dua atau tiga kegiatan tidak dilaksanakan pada waktu yang bersa
maan. Jika terjadi tabrakan waktu, kita akan mengetahui sejak awal dan memungk
inkan untuk mengatur kembali jadwal kita.
d. Memberi kita kebebasan dan kendali. Manajemen waktu tidak akan membatasi ru
ang gerak seseorang. Sebuah kendali terhadap bagian dari hari kita, memungkinka
n kita untuk menjadi fleksibel pada hari-hari berikutnya.
e. Membantu kita menghindari perasaan bersalah. Kita akan belajar dengan nyaman
jika kita menyediakan waktu tertentu untuk melakukannya. Tanpa sebuah rencana
untuk mengerjakan tugas kita saat ini. Kita mungkin merasa “kepala kita terbeban
i”. Bahkan juga ketika kita tidak sedang mengerjakan tugas tersebut.
f. Membantu mengevaluasi kemajuan kita. Jika kita menyadari bahwa kita dapat me
mbaca 75 halaman perminggu,sedangkan pada minggu ini kita hanya membaca
60 halaman,maka kita memerlukan kalkulator untuk mengetahui bahwa kita mem
ang tertinggal pada minggu ini. Dan dengan begitu kita akan tau,sedang dalam po
sisi apa saya ini?‟ artinya dibutuhkan sedikit waktu untuk mengejar ketertinggala
n itu. Dan keuntungan buat kita, kita dapat langsung menyadarinya,dan segera ber
tindak untuk itu.

3. Efek-efek manajemen waktu


Orr dan Traccy menjelaskan efek-efek dalam manajemen waktu yakni sebagai berikut :
a. Dapat meningkatkan keteraturan hidup, percaya diri dan disiplin.
b. Meningkatkan kualitas kehidupan diluar jam kerja.
c. Meningkatkan penghasilan pada tiap individu.
d. Meningkatkan kepuasan kerja pada individu.
e. Mengurangi kesalahan yang dibuat dalam pekerjaan.
f. Mengurangi jumlah krisis yang dihadapi individu.
g. Menurunnya tingkat stress individu.
h. Dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan diperoleh prestasi kerja yang ba
ik.
i. Dapat meningkatkan kecepatan kerja.
j. Meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja.
4. Aspek-aspek manajemen waktu
Menurut Atkinson, aspek-aspek dalam manejemen waktu mencakup hal-hal berikut:
a. Menetapkan tujuan
Bagian utama dari pengelolaan waktu adalah menetapkan tujuan dari apa yang ak
an dikerjakan. Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan
perhatian terhadap pekerjaan yang akan dijalankan,focus terhadap tujuan dan sasa
ran yang hendak dicapai serta mampu merencanakan suatu pekerjaan dalam batas
an waktu yang disediakan.
b. Menyususn prioritas
Menyusun prioritas perlu dilakukan mengingat waktu yang tersedia terbatas dan ti
dak semua pekerjaan memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibu
at berdasarkan pringkat, yaitu dari prioritas terendah hinnga pada prioritas terting
gi. Urutan prioritas ini dibuat dengan mempertimbangkan hal mana yang dirasa pe
nting,mendesak,maupun vital yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Atkinson ber
pendapat menyusun prioritas membutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan men
yusun strategi agar hasil pokok penggunaan waktu dapat tercapai secara maksimal
c. Menyusun jadwal
Aspek lainnya dalam manajemen waktu adalah membuat susunan jadwal. Jadwal
merupakan daftar kegiatan yang akan dilaksanakan beserta urutan waktu dalam pr
iode tertentu. Fungsi pembuatan jadwal adalah menghindari bentrokan kegiatan,
menghindari kelupaan, dan mengurangi ketergesaan.
d. Bersifat asertif
Aspek manajemen waktu ini diartikan sebagai ekspresi bertanggungjawab dari per
asaan dan pikiran seseorang terhadap orang tertentu pada waktu yang tepat. Sikap
asertif dapat diartikan sebagai sikap tegas untuk berkata "Tidak" atau menolak sua
tu permintaan atau tugas dari orang lain dengan cara positif tanpa harus merasa be
rsalah dan menjadi agresif.
e. Berikap tegas
Merupakan strategi yang diterapkan guna menghindari pelanggaran hak dan mem
astikan bahwa orang lain tidak mengurangi efektivitas penggunaan waktu. Dalam
bersikap asertif tetap dibutuhkan pertimbangan matang dari segi konsekuensi atau
besar kecilnya dampak poisitf dan negatif yang diterima individu.
f. Menghindari penundaan
Penundaan merupakan penangguhan suatu hal hingga terlambat dikerjakan. Penun
daan dalam pelaksanaan tugas dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam meny
elesaikan pekerjaan tepat waktu, kemudian merusak jadwal kegiatan yang telah di
susun secara apik serta mengganggu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
g. Meminimalkan waktu yang terbuang
Pemborosan waktu mencakup segala kegiatan yang menyita waktu dan kurang me
mberikan manfaat yang maksimal. Hal tersebut sering menjadipenghalang bagi
individu untuk mencapai keberhasilannya karena sering membuat individu menun
da melakukan kegiatan yang penting.

Canfield mengemukakan aspek-aspek manajemen waktu mencakup hal berikut ini:


a. Perencanaan
Proses perencanaan diperlukan untuk membuat seseorang tetap pada pilihannya u
ntuk menyeleksi pekerjaan yang ada dengan didorong oleh tekad untuk mengerjak
an pekerjaan sampai tuntas.
b. Menetapkan prioritas
Menentukan prioritas berarti berusaha menentukan mana hal yang harus didahulu
kan berdasarkan tingkat kepentingannya.
c. Melakukan delegasi
Delegasi artinya menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang lain yang dinilai tepa
t dan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga waktu yang kita miliki aka
n lebih efisien.
d. Disiplin diri
Disiplin diri akan mengarahkan individu untuk mementingkan pada tugasnya send
iri dan menghindarkan diri hari hal-hal yang dapat menghambat penyelesaian
tugas.

B. MANAJEMEN DIRI
1. Pengertian
Setiap orang mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup setiap orang berbeda-beda. Karena
mereka memiliki pemikiran yang berbeda, dan juga keinginan yang berbeda dalam
kehidupannya. Ada yang sangat berambisi, biasa saja, dan ada pula yang hanya menjalani
apa yang sudah di takdirkan oleh sang pencipta. Tidak mudah menjalani tujuan hidup
yang sudah kita rencanakan, karena terkadang rencana yang sudah kita ingin jalankan
terbentur oleh kenyataan yang ada. Karena kita tidak mempunyai kuasa apapapun untuk
dapat menentukan apakah tujuan yang sudah kita tentukan itu dapat berjalan dengan baik.
Karena ada sang maha pencipta yang menentukan dan mempunyai kuasa atas segala hal
yang ada di dunia ini. Jika Tuhan sudah menentukan tidak apakah kita dapat merubahnya.
Oleh sebab itu kita hanya dapat berdoa agar tujuan yang sudah kita rancang dapat
berjalan sesuai rencana.
Perencanaan tujuan hidup yang baik tidak mudah. Karena kita harus mampu konsisten
dengan apa yang sudah kita rencanakan. Dan kita sudah memikirkan baik dan buruknya
terlebih dahulu.Merencanakan tujuan hidup yang baik dengan cara manajemen diri.
Pengertian manajemen diri menurut beberapa ahli :
a. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Pengertian Manajemen Diri Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah
suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain
dibutuhkan keterampilan khusus.
c. Pengertian Manajemen Diri menurut George Robert Terry: manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan dengan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan
pengendalian (controlling).
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan
kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus
wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu
adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa Menata hati dan potensi yang ada di dalam
diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan
rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan
kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan
orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal
lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi
secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya.
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata diri, tidaklah mungkin semua
yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan juga keinginan
kita. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata
diri.Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanajementkan dirinya
sendiri. Karena setelah dapat memanejementkan diri sendiri pasti orang itu akan dapat
memimpin.

2. Cara Memanage Diri / POAC


Seorang manajer merupakan orang yang melaksanakan fungsi manajemen. Fungsi
Manajemen adalah pencapaian tujuan dengan cara yang paling efektif. Di dunia
manajemen, dikenal fungsi manajemen yang diciptakan oleh George R. Terry, yaitu
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling, disingkat POAC. Seorang manajer
yang sukses, tak lepas dari strategi menjalankan fungsi manajemen secara baik. Sebagai
seorang manajer di Hattrick, alangkah baiknya bila kita menerapkan pula fungsi
manajemen yang dikonversikan sesuai dengan bagaimana dunia Hattrick bekerja. Di sini,
saya akan menjabarkan fungsi manajemen POAC bila diterapkan di dunia Hattrick.
a. Planning (perencanaan)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur
untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu.
Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara
efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses
manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka
segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan
organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu
melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran
(budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi.
Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi,
sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa
menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan,
yakni harus Smart. Smart yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud
maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu
idealis. Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana harus dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan
hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat
dilaksanakan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang
ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time artinya ada batas waktu
yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga
mudah dinilai dan dievaluasi.

b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang
yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang
dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan
keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan
prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan
program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian
adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan
macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah
tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan
staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam
pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat
dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin.
Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right
place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah
menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga
mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja
secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Actuating (penggerakan)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka
semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan
dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok
untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi
d. Controlling (pengendalian/ pengawasan)
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan
aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat
mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan
kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan
rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit.
Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting
adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
lingkungan sekitar organisasi.

3. Aspek manajemen diri


Kemampuan manajemen diri yang dimiliki oleh setiap individu berbeda, menurut Pedler
dan Boydell dalam Rinanda (2006) tingkat efektifitas individu dalam melakukan
manajemen diri dipengaruhi oleh sejauh mana individu mampu mempertahankan,
memelihara, dan mengembangkan empat aspek yang dimiliki oleh seorang yang memiliki
manajemen diri yang baik yaitu:
a. Kesehatan
Kondisi fisik dan psikis dapat mempengaruhi seseorang dalam mengarahkan
aktifitas kehidupan. Kesehatan fisik menjadi modal utama untuk melakukan
aktifitas, sedangkan kesehatan psikis menciptakan kondisi mental yang stabil.
Kondisi kesehatan individu yang baik akan menciptakan keseimbangan dalam diri
individu yang bersangkutan. Hal ini akan mempermudah individu dalam
melakukan manajemen diri.
b. Ketrampilan atau keahlian
Ketrampilan yang dimiliki menggambarkan kualitas individu, ada
berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Seberapa jauh
kesadaran individu tetang hal ini akan menentukan seberapa jauh individu
menyususn rencana untuk kehidupan.

c. Aktivitas
Seberapa jauh individu mampu menyelesaikan aktivitas hidup dengan baik,
contoh kemampuan dalam membuat keputusan dan mengambil inisiatif. Individu
yang mampu mengembangkan aktivitas hidup dengan baik adalah individu yang
memiliki kepekaan terhadap berbagai alternatif atau cara pandang dan memiliki
imajinasi moral yang tinggi sehingga keputusan-keputusan mempertimbangkan
dua hal sekaligus yaitu: yang memberikan manfaat baginya dan orang lain.

d. Identitas
Seberapa jauh pengetahuan, pemahaman, dan penilaian individu terhadap diri
akan mempengaruhi cara individu tersebut bertindak. Pengetahuan tentang
identitas diri merupakan kunci manajemen diri. Pemahaman dimulai dari tahap
kesadaran individu akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Selanjutnya
individu menjadi kreatif dan dapat mengelola sesuatu yang baik dalam diri dalam
situasi dan tantangan yang baru.

4. Teknik dan Strategi Manajemen Diri


Kanfer dalam Rinanda (2006) menyebutkan beberapa teknik manajemen diri, yaitu :
a. Standar-setting
Menentukan sasaran, target tingkah laku atau prestasi yang hendak dicapai
merupakan langkah pertama dari manajemen diri. Bila tujuan sudah ditetapkan,
akan lebih mengarahkan seseorang pada bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai.
b. Self monitoring
Bentuk aplikasi dari teknik ini antara lain dengan cara mencatat atau membuat
grafik berdasarkan data yang ada dalam diri individu sendiri.
c. Self evaluation
Individu yang bersangkutan mengevaluasi kembali perkembangan rencana
kerjanya. Apakah targetnya tercapai dan batas waktu terpenuhi? Apakah
konsekuensi yang diterima setelah target dicapai?
d. Self reinforcement
Teknik menghargai diri sendiri secara positif, seperti memberi pernyataan secara
verbal terhadap diri sendiri untuk memberi penilaian atau penghargaan terhadap
apa yang telah dicapai.

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan supaya seseorang mampu memanajemen diri
dengan baik. Strategi ini terdiri dari tiga langkah seperti yang dikemukakan oleh Gie
dalam Rinanda (2006) :
 Motivasi diri
Pengertian motivasi diri adalah dorongan psikologis yang berasal dari dalam diri
yang merangsang seseorang sehingga bersedia melakukan kegiatan supaya dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi yang berasal dari dalam diri akan
lebih kuat dibandingkan motivasi yang berasal dari luar.
 Pengorganisasian diri
Pengertian pengorganisasian diri adalah melakukan pengaturan pikiran, energi,
waktu, tempat, benda, dan sumber daya lain dalam hidup dengan baik supaya
semua menjadi tertib dan lancar.
 Pengendalian diri
Pengertian pengendalian diri adalah tekad dan langkah untuk mengelola kemauan,
memacu semangat, mengikis keseganan, mengerahkan tenaga untuk
melaksanakan apa yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh demi
mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Manfaat manajemen diri


Kita dapat menciptakan realitas kehidupan sesuai dengan misi dan tujuan hidup dengan
menerapkan manajemen diri. Penerapan manajemen diri yang baik dalam kehidupan akan
membuat seseorang menikamati proses perjalanan hidup dan mampu mencapai tujuan
yang diharapkan.
Manfaat manajemen diri secara khusus yang dikemukakan oleh Prijosaksono dalam
Rinanda (2006) adalah:
 Manajemen diri bermanfaat untuk melepaskan stress, kecemasan, kemarahan,
ketakutan, dendam, sakit hati.
 Manajemen diri juga dapat menghilangkan rasa sakit dan penyakit serta
penyembuhan sendiri.
 Manajemen diri yang baik akan dapat meningkatkan kreativitas seseorang.
 Masalah dapat dipecahkan dan diselesaikan bila seseorang mampu melakukan
manajemen diri.
 Manajemen diri akan meningkatkan citra diri dan rasa percaya diri seseorang.
 Manajemen diri akan meningkatkan kemampuan pembelajaran dan membantu
seseorang mencapai prestasi.

C. LOCUS OF CONTROL (LOKUS KENDALI)


1. Pengertian
 Pervin (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa locus of control adalah bagian dari
Social Learning Theory, yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan
umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dan
kegagalan dalam kehidupan seseorang.
 Menurut Rotter (1966) locus of control adalah tingkatan dimana seseorang meneri
ma tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka.
 Definisi Locus of Control menurut Hirayappa (2009) mengacu pada keyakinan se
seorang bahwa apa yang terjadi adalah karena kendali dirinya yaitu internal atau
di luar kendali dirinya yaitu eksternal.
 Definisi Locus of Control menurut Hanurawan (2010) adalah kecenderungan oran
g untuk mencari sebab suatu peristiwa pada arah tertentu. Dapat dikategorikan ke
dalam locus of control internal dan eksternal.
 Definisi Locus of Control menurut Ghufron & Risnawita (2011) adalah gambaran
pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of Contr
ol merupakan salah satu factor yang sangat menentukan perilaku individu.
Intinya: locus of control adalah keyakinan seseorang terhadap siapa pengendali nasib dan
peristiwa yang dia alami.

Reiss dan Mitra (1998) membagi locus of control menjadi dua: locus of control internal
dan eksternal.
Locus of Control Eksternal menganggap segala hasil yang didapat,baik atau buruk,berada
di luar kendali mereka. Locus of control eksternal lebih memercayai factor diluar kekuas
aan mereka. Seperti keberuntungan, kesempatan, atau takdir.
Sementara, locus of control internal adalah keyakinan seseorang bahwa dalam dirinya
tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri. Orang dengan locus of control
internal meyakini bahwa bukan takdir yang menentukan dirinya, tapi apa yang ia
jalanilah yang menentukan takdir.

2. Faktor-faktor pembentuk locos of control


Ada tiga faktor yang memengaruhi locus of control,yaitu:
a. Pengaruh keluarga
Kuzgun (dari Hamedoglu, Kantor, & Gulay, 2012) menyatakan bahwa keluarga
bisa mempengaruhi locus of control mana yang lebih dominan dalam diri seseora
ng. Seseorang yang sejak kecil dikekang, dimanja, dan dididik dengan otoriter me
nyebabkan anak tersebut menjadi pemalu, suka bergantung,dan suka menyalahkan
keadaan (Locus of control eksternal).
Sementara individu yang sejak kecilnya dididik dengan demokratis, maka lebih
mudah bergaul, percaya diri, dan punya rasa ingin tahu yang besar (Locus of
control internal).
b. Faktor motivasi
Forte (dalam Karimi dan Alipour, 2011) menyatakan bahwa motivasi, baik yang
dating dari dalam maupun dari luar, bisa mempengaruhi locus of control
seseorang. Saat seseorang sudah termotivasi,dia bisa mengevaluasi dirinya sendiri
,dan membuat perubahan yang diperlukan. Locus of control internalnya menjadi d
ominan. Namun apabila seseorang tidak memiliki motivasi yang kuat terhadap ses
uatu,maka locus of control eksternalnya menjadi dominan.

3. Ciri-ciri locus of control


Locus of control terbagi menjadi dua: internal dan eksternal. Kedua locus ini ada dalam
diri setiap orang,dan berkorelasi negatif. Artinya, bila locus of control internal tinggi, ma
ka locus of control eksternalnya rendah. Apabila locus of control internalnya rendah,mak
a locus of control eksternalnya tinggi.
Lee (1990) menyatakan bahwa orang yang locus of control eskternalnya tinggi cenderung
mudah pasrah pada keadaan. Sementara,orang dengan locus of control internal tinggi cen
derung memandang bahwa yang bisa mengubah nasib adalah dirinya sendiri. Individu sep
erti ini memiliki etos kerja tinggi, tahan banting menghadapi segala macam kesulitan baik
dalam kehidupannya maupun dalam pekerjaannya. Meskipun kadang dia khawatir dan
ragu, tapi perasaan tersebut relatif kecil dan seringkali diabaikannya. Orang-orang seperti
ini tidak mau melarikan diri dari masalah yang ia hadapi (Lee, 1990).

Andre (2008) menyebutkan perbedaan locus of control internal dan eksternal sebagai
berikut:
Locus of Control Internal
 Control terhadap perilakunya baik
 lebih aktif dalam mencari informasi terkait situasi yang sedang ia hadapi
 harga dirinya tinggi
 kepuasan kerja yang lebih tinggi
 lebih baik dalam mengatasi stress
 percaya bahwa reward dan punishment yang ia dapatkan murni hasil kerjanya.
Locus of Control Eksternal
 sulit mengontrol diri
 pasif dalam mencari informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan situasi
yang dihadapi
 self-esteemnya lebih rendah
 kepuasan kerjanya lebih rendah
 Sulit mengatasi stress
 meyakini reward dan punishment yang ia dapat adalah karena suatu kekuatan
yang berubah-ubah (seperti hari baik, hari sial, nasib).

Crider (1983) menyebutkan ada beberapa perbedaan karakteristik antara locus of


control internal dan eksternal.
Locus of control internal
 pekerja keras
 inisiatif yang tinggi
 selalu berusaha mencari pemecahan masalah
 selalu berpikir seefektif mungkin
 punya persepsi bahwa apabila berusaha keras maka berhasil
Locus of control eksternal
 kurang memiliki inisiatif
 mudah menyerah dan malas berusaha karena mereka percaya bahwa faktor
luarlah yang mengontrol
 kurang mencari informasi tambahan
 mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan (artiny
a dia berharap kalo bisa kerja dikit hasilnya banyak)
 lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain.
Kesimpulannya, orang dengan locus of control internal tinggi sifatnya pantang nyerah ini
siatif tinggi, dan pekerja keras.
Sementara orang dengan locus of control eksternalnya tinggi sifatnya mudah menyerah,
malas berusaha, dan sering menyalahkan orang lain dan keadaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Waktu adalah: Usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu u
ntuk dilakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu te
rtentu suatu aktivitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan.
Manajemen waktu yang baik adalah: dengan membuat data aktivitas atau pekerjaa
n dan menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut. Di sini perlu kita tahu ba
hwa setiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang le
bih penting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan deng
an deadline.
Manajemen diri sangat diperlukan dan juga sangat penting baik bagi mereka yang
bekerja dan berada di lingkungan profesional maupun dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan. Menurut James A.F. Stoner. Pada dasarnya manajemen diri merupakan
pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan sehingga
mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan di saat yang
sama meningkatkan perbuatan yang baik dan benar.
Locus of control adalah keyakinan seseorang terhadap siapa pengendali nasib dan
peristiwa yang dia alami. Lee (1990) menyatakan bahwa orang yang locus of control
eskternalnya tinggi cenderung mudah pasrah pada keadaan. Sementara,orang dengan locu
s of control internal tinggi cenderung memandang bahwa yang bisa mengubah nasib adal
ah dirinya sendiri. Individu seperti ini memiliki etos kerja tinggi,tahan banting menghada
pi segala macam kesulitan baik kehidupannya maupun dalam pekerjaannya. Meskipun
kadang dia khawatir dan ragu, tapi perasaan tersebut relative kecil dan seringkali diabaika
nnya. Orang-orang seperti ini tidak mau melarikan diri dari masalah yang ia hadapi (Lee,
1990).
B. SARAN
Sebagai penutup dari makalah ini, kami mohon kritik dan saran-saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Agar kita lebih memahami materi yang
terpapar dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Marion E. Haynes. Manajemen Waktu. Jakarta. 2010.

Ismail Jaili dan Fadillah Ulfa. Manajemen Waktu Untuk Meraih Kebahagiaan Dunia
Dan Akhirat : Wal „Ashr Demi Masa. Jakarta: Mutiara Media. 2011.

Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi,buku 1, Jakarta : Salembab Empat

Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salembab Empat

Anda mungkin juga menyukai