“Baju Restrain”
bertuliskan RSJ) Rumah Sakit Jiwa , Aku kan nggak gendeng Pak?
Keluarga : Sudah nurut saja, biar kamu itu sembuh.
Pasien : Samean pikir aku gendeng ta Pak?
Keluarga : Bapak cuma pengen kamu ketemu dokter karo perawat sebentar
maksud kedatangannya). Begini bu, anak saya ini sejak 1 bulan yang lalu
mengalami putus cinta dan sejak itu juga, anak saya jadi sering ngamuk
dan memukul orang sampai meresahkan warga, jadi pak RT
memberi senyum)
Pasien : Nanda (menjawab sinis)
Perawat Erika: Ada apa di rumah?? Apa yang membuat mbak nanda
sudah aku mau pulang pak, aku ndak mau disini. (Berusaha berlalu)
Keluarga : Heh, kowe mau kemana?
Pasien : Muleh!!!! (dengan nada tinggi dan melotot, sambil memukul
bapaknya)
Melihat itu perawat pun mulai menyiapkan alat restrain
2. Tahap Orientasi
Perawat Nisa : (berbicara pada keluarga) Bapak saya akan melakukan
tangan mbak nanda akan terikat kebelakang agar mbak nanda tidak
memukul orang lagi. Ketika nanti mbak nanda sudah tidak memukul
orang lagi maka akan saya lepas. Cara ini tidak menyakitkan dan aman.
Keluarga: Nggeh Pun Mbak sakerso.
Pasien meraung – raung agresif sambil berkata “Aku nggak gila, kalian
semua yang gila”, perawat ilma dan para perawat pun melakukan tahap kerja
3. Tahap Kerja
1. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
2. Memilih alat restrain yang tepat
3. Memasang restrain pada klien dg cepat dan tepat
4. Pegang pundak pasien dan tangan yang agresif, berjalan dibelakang
tadi.
saya, nanti kalau anak saya mulai dirawat disini, saya titip
Perawat Nisa : Iya bapak, karena itu memang tugas kami, terima