Halusinasi merupakan salah satu gejala yang ditampakkan oleh klien yang
mengalami psikotik, khususnya skizofrenia. Pengkajian klien dengan halusinasi
demikian merupakan proses identifikasi yang melekat erat dengan pengkajian
respon neurobiologi lainnya seperti yang terdapat juga pada skizofrenia. Teori
yang menjelaskan halusinasi :
1) Faktor predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon
neurobiologi seperti halusinasi antara lain:
a) Faktor Genetik
Keturunan: dapat dipastikan bahwa ada faktor keturunan yang ada juga
menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan dengan
penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan terutama
anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri adalah
0,9 sampai 1,8 % ; bagi saudara kandung 7-16 % bila kedua orang tua
menderita skizofrenia 40 sampai 68 ;bagi kembar dua telur (heterozigot)
2 sampai 15% bagi kembar satu telur (monozigot) 61 sampai 86 % terapi
pengaruh keturunan tidak sederhana seperti hukum-hukum mendel
tentang hal ini. Disangka bahwa potensi untuk mendapatkan skizofrenia
diturunkan (bukan penyakit itu sendiri) melalui gen yang resesif. Potensi
ini mungkin kuat, mungkin juga lemah, tetapi selanjutnya tergantung
pada lingkungan individu itu apakah akan terjadi skizofrenia atau tidak
(Maramis, 2005)
b) Faktor Neurobiologi
Ditentukan pada pasien skizofrenia terjadi penurunan volume dan
fungsi otak yang abnormal. Ditemukan juga bahwa korteks pre frontal
dan korteks limbiks pada klien skizofrenia tidak pernah berkembang
penuh. Neurotransmiter dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan
kadar serotin.
c) Faktor Neurotransmiter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh ketidak seimbangan
neurotransmiter dimana dopamin berlebihan, tidak seimbangan dengan
kadar serotin.
d) Faktor virus
Paparan firus influenza pada saat hamil trimester ke-3 dapat menjadi
faktor predisposisi skizofrenia.
e) Faktor Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak diasuh oleh ibu yang suka cemas, terlalu
melindungi, dingin dan tak berperasaan, sementara ayah yang
mengambil jarak dengan anaknya.
2) Faktor Presipitasi
Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi:
a) Berlebihannya proses informasi pada sistem syaraf yang menerima dan
memproses informasi di hipotalamus dan frontal otak
b) Mekanisme penghantar listrik disyaraf terganggu (mekanisme gatering
abnormal).
4. Tanda dan gejala
1. Berbicara atau tertawa sendiri
2. Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
3. Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengar sesuatu
4. Disorientasi: kekacauan dalam mengenal
5. Konsentrasi rendah
6. Pikiran cepat berubah
7. Kekacauan alur pikir
8. Respon yang tidak sesuai
5. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah rasiko mencederai
diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Adalah suatu perilaku maladaptive
dalam memanifestasikan perasaan marah yang dialami oleh seseorang.
Perilaku tersebut dapat berupa mencederai diri sendiri, melakukan
penganiayaan terhadap orang lain dan merusak lingkungan.
Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan
sebagai suatu ancaman. Perasaan marah sendiri merupakan suatu hal yang
wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada pada rentang adaptif.
2. DO :
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji
Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
Berhenti bicara ditengah – tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
Disorientasi
Konsentrasi rendah
Pikiran cepat berubah ubah
Kekacauan alur pikiran
DAFTAR PUSTAKA
Fitria N.2009.Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
https://www.academia.edu/985029/RENCANA_KEPERAWATAN_JIWA_HAL
USINASI