Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dunia internasional sekarang diwarnai oleh globalisasi. Semakin menyempitnya
dunia akibat perkembangan teknologi, telekomunikasi, dan transportasi memunculkan
kecenderungan similaritas uniformitas dari para individu, kelompok, dan sistem sosial
yang melewati bahkan menghapus batas tradisional negara. Begitu juga dengan
pendidikan, semakin berkembangnya zaman yang diwarnai oleh globalisasi maka
pendidikan juga harus mampu menyeimbanginya dan mengembangkan mutu serta
kualitas dalam bidang pendidikan agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi.
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Dalam menuju era
globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, yaitu dengan
tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga
para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global. Oleh
karena itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan para anak
didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam
suasana penuh kebebasasn, kebersamaan dan tanggung jawab. Selain itu, pendidikan
harus dapat menghasilkan lulusan yang bisa memahami masyarakatnya dengan segala
faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan
kegagalan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka
globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi sesuatu
yang negatif. Cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah
dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan. Cara untuk
meningkatkan dan memperluas wawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan cara
yang paling efektif adalah melalui pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti
diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia
yang berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan. Salah satu cara yang dapat

Page 1
dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan tersebut adalah dengan pengelolaan
pendidikan dengan wawasan global.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh perkembangan globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan
Indonesia karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari
mancanegara masuk ke Indonesia.Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan
pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan baik akademik maupun
non akademik dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien
serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu sarana menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas sebagai modal dasar pembangunan suatu negara. Pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai manusia Indonesia yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 (Pasal 3), maka diperlukan penyelenggaraan pendidikan
yang bermutu. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan hak yang sama untuk
setiap warga negara memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk menjamin hal mutu
tersebut, maka pemerintah perlu menjamin bahwa setiap satuan pendidikan telah
mencapai 8 (delapan) standar pendidikan.
Tentu saja untuk memberikan pendidikan yang bermutu tidak semudah
membalikkan telapak tangan, seperti yang terjadi di Indonesia. Sumberdaya manusia
masih menjadi masalah yang sulit untuk diselesaikan. Masalah sumberdaya manusia di
atas, ternyata memiliki korelasi positif dengan masalah pendidikan di Indonesia.
Pendidikan merupakan suatu masalah klasik yang dihadapi oleh bangsa Indonesia,
dimana mutu pendidikan yang ada pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
pendidikan dasar dan menengah belum bisa menunjukkan hasil yang maksimal.

Page 2
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan mutu
pendidikan, salah satunya melalui pengambilan kebijakan perubahan kurikulum.

B. Rumusan masalah

Page 3
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas,maka dapat diambil rumusan masalah
dalam makalah ini,adalah sebagai berikut :
1. Apa saja masalah masalah pendidikan yang ada di Indonesia ?
2. Mengapa pentingnya perubahan kurikulum ?
3. Bagaimanakah implementasi kurikulum 2013 pada SMA Kristen Palangka Raya ?
4. Bagaimana penggunaan buku teks pada SMA Kristen Palangka Raya ?

C. Tujuan penelitiin
Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui masalah-masalah pendidikan yang ada di Indonesia.
2. Mengetahui pentingnya perubahan kurikulum.
3. Mengetahui implementasi kurikulum 2013 pada SMA Kristen Palangka Raya
4. Mengetahui penggunaan buku teks pada SMA Kristen Palangka Raya

D. Manfaat penelitian
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan
melakukan ekperimen tentang sistem pendidikan dalam proses pembelajaran
Indonesia
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam meningkatkan kurikulum
yang ada Indonesia
E. Waktu penelitian
Hari/Tanggal : Senin, 28 September 2019
Waktu : 10.30-11.00 WIB

BAB II

Page 4
KAJIAN PUSTAKA

1. Skripsi Ayu Yuliana Heri Rahmawati mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta 2017 dengan judul
“PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS VIII PK 4 DI MTs N 1 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2015/2016”
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) karena yang diteliti adalah
sesuatu yang ada di lapangan, yaitu bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data
dari suatu lembaga, sekolah tertentu, yaitu di MTs N 1 Surakarta. Adapun pendekatan
penelitian dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Skripsi Eusabia Floreza Waybin mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Sipil Dan
Perencanaan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta 2014 dengan judul “IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013 DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA”

3. Penelitian Tentang TELAAH BUKU TEKS PEGANGAN GURU DAN SISWA PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII BERBASIS KURIKULUM
2013 Sahrul Sahrul Asri Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas buku
teks pegangan guru dan pegangan siswa “Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan” kelas
VII. Salah satu aspek yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran di sekolah
adalah keberadaan buku teks pelajaran. Dalam hal ini, kualitas buku teks pelajaran yang
dijadikan sumber pembelajaran turut menentukan hasil pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengabaian telaah buku teks berarti mengabaikan mutu pembelajaran juga. Telah banyak
diberitakan pada media massa mengenai kasus buku teks yang mencoreng dunia
pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Salah satu kebijakan pemerintah
dalam implementasi kurikulum 2013 adalah penggunaan buku pegangan siswa dan
dilengkapi oleh buku pegangan guru. Buku tersebut disusun dan didistribusikan oleh
pemerintah pusat. Penyusunan buku teks tersebut diduga kurang maksimal akibat
terburu-burunya penerapan kurikulum 2013. Pendekatan pada penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah terkait kualitas, keterbacaan, dan

Page 5
keselarasan buku teks. Data bersumber dari buku teks pegangan guru dan siswa BIWP
kelas VII. Teknik pengumpulan data melalui teknik wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan teknik penganalisisan data menggunakan teknik analisis isi melalui coding,
klasifikasi, dan deskripsi. Berdasarkan telaah yang telah dilakukan, hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas buku teks pegangan guru dan buku teks pegangan siswa
termasuk pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa
komponen/subkomponen yang tidak memenuhi standar sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh BSNP.

BAB III

Page 6
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dimana salah satu metode
penelitian kualitatif adalah observasi. Yang dimaksud observasi itu sendiri yaitu teknik
pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Dalam metode
observasi ini di dalamnya mencangkup metode pendukung, antara lain :

1) Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih antara narasumber dan
pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber.
2) Dokumentasi
Dokumentasi merupaka metode mengumpulkan data dengan cara mengalir atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah
yang diteliti. Dalam hal ini peneliti mengambil dokumentasi melalui foto, video dan
rekaman suara saat pelaksanaan observasi sebagai bahan pendukung untuk menguatkan
hasil observasi.
3) Sumber Data
Data yang diperoleh peneliti merupakan hasil wawancara dari narasumber yang bernama
ibu Dra, Piladelphia selaku wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan sapras dan ibu
Monisa hawun, S.pd selaku kepala laboratorium dan bendehara Bos yang di percayakan
oleh ibu Dra, Piladelphia untuk memberikan semua informasi yang kami perlukan.

BAB IV

HASIL PENELITIIAN DAN PEMBAHASAN

Page 7
A. Gambaran umum
1. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru
yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan
sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,
siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta
memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013
mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan atau jenjang pendidikan.Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta
didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka.Kedua kelompok mata pelajaran tersebut
(wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan
menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan
psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum
diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.
2. Mata Pelajaran Tingkat Menengah Atas
 Kelompok A (Wajib)
 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
 Matematika
 Bahasa Indonesia
 Sejarah Indonesia
 Bahasa Inggris
 Kelompok B (Wajib)
 Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Ilmu Alam Ilmu Sosial Ilmu Bahasa

Page 8
Matematika Sejarah Bahasa Indonesia

Fisika Geografi Bahasa Inggris

Biologi Ekonomi Bahasa Asing

Kimia Sosiologi Antropologi

Lintas Minat/Pendalaman Minat

 Prakarya (Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan) dan Kewirausahaan


 Kelompok C (Peminatan)
Laporan Belajar
Laporan Belajar atau Rapor pada Kurikulum 2013 ditulis berdasarkan Interval serta
dihapuskannya sistem ranking. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar siswa.
Penilaian pada Rapor kurikulum 2013 dibagi kedalam 3 kolom yaitu Pengetahuan,
Keterampilan, dan Sikap. Setiap kolom nilai (Pengetahuan dan Keterampilan) dibagi lagi
menjadi 2 kolom yaitu kolom angka dan kolom huruf, setiap kolom diisi menggunakan
nilai interval. Interval-interval tersebut adalah sebagai berikut:

20131.00-
1.33 D

1.34-1.66 C-

1.67-2.00 C

2.01-2.33 C+

2.34-2.66 B-

2.67-3.00 B

Page 9
3.01-3.33 B+

3.34-3.66 A-

3.67-4.00 A

B. Hasil penelitian dan pembahasan

1). Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013


Ada pertanyaan yang muncul dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang
dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya,
sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan.
Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda
Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku
pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara
bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid,
yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap,
maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk
kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di
SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai
500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di
tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah.
Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum
2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.

Page 10
Menanggapi adanya perubahan kurikulum, tentunya pihak sekolah merasakan
dampak yang diakibatkan dengan adanya perubahan kurikulum tersebut. Seperti
pembaharuan raport hasil belajar siswa, perubahan jam pelajaran, perubahan mata
pelajaran. Untuk beberapa mata pelajaran ada perubahan jam belajar yang disesuaikan
dengan struktur yang sudah diatur pemerintah seperti mata pelajaran agama, matematika
dan olahraga menjadi 3 jam sedangkan bahasa inggris menjadi 2 jam. Selain itu, untuk
mata pelajaran TIK sudah mulai dileburkan padahal melihat fungsinya, TIK saat ini
mempunyai peran yang cukup penting dalam kita menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi.

Sampai saati ini, pihak sekolah masih belum tahu bagaimana nasib guru TIK
kedepannya apakah nanti saat penerapan kurikulum 2013 TIK akan dimasukkan ke mata
pelajaran muatan lokal atau akan dijadikan ekstrakurikuler karena tidak mungkin guru
TIK mengajar mata pelajaran lain dan sekolah pun tidak bisa semudah itu untuk
memasukkan dan mengeluarkan guru.

Persiapan yang dilakukan oleh SMA Kristen Palangka Raya sampai saat ini masih
mengusahakan semua guru diberi pelatihan agar nanti saat penerapan kurikulum 2013
semua pendidik sudah mempunyai bekal untuk menyesuaikan dengan kurikulum terbaru.
Namun, sampai saat ini jumlah guru yang sudah diberi pelatihan masih sedikit karena
memang dana yang dibutuhkan untuk pelatihan tersebut cukup banyak. Pihak sekolah
berharap pemerintah segera menangani masalah tersebut agar nantinya semua guru benar-
benar siap menghadapi perubahan kurikulum 2013. Apabila sampai tahun ajaran baru
belum semua guru diberi pelatihan, terpaksanya guru yang sudah diberi pelatihan
mengajarkan kepada guru lainnya artinya guru yang belum diberi pelatihan mencari tahu
mengenai materi-materi yang diajarkan saat pelatihan melalui guru yang sudah diberi
pelatihan tersebut.

Menurut Ibu Monisa Hawun, S.Pd di SMA Kristen Palangka Raya kendala yang
dihadapi kurang tersedianya tenaga pendidik, kurangnya fasilitas dalam pembelajaran,
serta perubahan raport sebagai bentuk penyesuaian kurikulum.

Page 11
1. Kendala Tenaga Pendidik
Adanya perubahan kurikulum ini memunculkan beberapa mata pelajaran baru
seperti mata pelajaran Prakarya (rekayasa/ kerajinan/ budidaya/ pengolahan) dan
Kewirausahaan. Dengan adanya penambahan mata pelajaran tentunya sekolah
membutuhkan adanya guru prakarya untuk mengajarkan mata pelajaran tambahan
tersebut sedangkan ketersediaan guru prakarya dan kewirausahaan masih belum
memadai untuk itu pihak sekolah harus mencarinya.

2. Kendala Fasilitas
Tidak hanya ketersediaan guru yang menjadi kendala, fasilitas yang dibutuhkan
dalam pembelajaran pun belum tercukupi. Belum semua kelas tersedia LCD, fasilitas
ini masih tersedia di beberapa ruang yang dianggap penting, seperti aula, laboratorium
(IPA, IPS dan TIK). Karena berdasarkan kurikulum 2013 proses pembelajaran di kelas
harus sudah menggunakan LCD. Kurangnya dana yang dimiliki SMA Kristen
Palangka Raya juga mempengaruhi dalam pemenuhan fasilitas.

3. Perubahan Laporan Hasil Belajar Siswa


Penyesuaian laporan hasil belajar siswa yang harus disesuaikan dengan kurikulum
2013. Dimana Laporan Belajar atau Raport pada Kurikulum 2013 ditulis berdasarkan
Interval serta dihapuskannya sistem ranking. Hal ini dilakukan untuk meredam
persaingan antar siswa. Penilaian pada Raport kurikulum 2013 dibagi kedalam 3
kolom yaitu Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap. Setiap kolom nilai (Pengetahuan
dan Keterampilan) dibagi lagi menjadi 2 kolom yaitu kolom angka dan kolom huruf,
setiap kolom diisi menggunakan nilai interval. Sekolah merencanakan penerapan
kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2019/2020 untuk kelas X dan XI mengharuskan
adanya perubahan raport secara keseluruhan. Dimana waktu yng dibutuhkan tidak
sebentar karena total dari kelas X dan XI kurang lebih 200 siswa. Selain kendala
diatas, guru juga dihadapkan pada masalah siswa yang dituntut aktif saat proses
belajar mengajar. Di dalam kurikulum 2013, penekanannya lebih ke pendidikan
karakter siswa yang harus dibangun sehingga siswa harus bisa mengembangkan setiap
materi yang disampaikan guru. Peran guru disini hanya sebagai fasilitator sehingga

Page 12
siswa lebih banyak mencari tahu setiap apa yang sedang dipelajari melalui berbagai
sumber tidak hanya terpaku dengan satu sumber. Faktor yang paling mempengaruhi
keaktifan siswa adalah kebiasaan saat SMP dan kebiasaan yang sudah tertanam dari
lingkungan tempat tinggal. Kebiasaan SMP yang istilahnya bisa disebut “disuapi” oleh
para guru, masih terbawa sampai ke SMA, dari kebiasaan itu masih banyak para siswa
sulit untuk mulai diterapkannya kurikulum 2013.

Page 13
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut hasil observasi yang kami dapatkan di SMA Kristen Palngka Raya, kami dapat
menarik beberapa kesimpulan terkait kurikulum 2013 yaitu SMA Kristen Palangka Raya
sudah menerapkan sistem kurikulum 2013. Untuk beberapa mata pelajaran, ada
perubahan jam belajar yang disesuaikan dengan struktur yang sudah diatur oleh
pemerintah. Kurikulum 2013 disusun langsung oleh pemerintah sehingga guru atau
sekolah tinggal mengaplikasikan dan mengikuti pola yang sudah dibuat. Hal ini dianggap
lebih meringankan kerja guru sehingga diharapkan hasilnya lebih maksimal. Kendala
yang dihadapi yaitu kurang tersedianya tenaga pendidik, kurangnya fasilitas dalam
pembelajaran, serta perubahan raport sebagai bentuk penyesuaian kurikulum 2013.
SMA Kristen Palanga sudah memaksimalkan penerapkan sistem kurikulum 2013. Di
SMA Palangka Raya sudah bisa dikatakan maksimal dalam menerapkan sistem
kurikulum 2013. Dengan adanya kurikulum 2013, tidak ada peraturan yang diperbaharui,
artinya antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 masih tetap sama. Peraturan yang
diterapkan di SMA Kristen Palangka Raya mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah dan sesuai dengan kurikulum.
B. Kritik dan Saran
Di SMA Kristen Palangka Raya sistem kurikulum 2013 sudah diterapkan tapi masih
terkendala karena fasilitas dan prasarana yang kurang memadai, dan seharusnya para
guru juga mulaimembiasakan mengajar dengan menggunakan sistem kurikulum 2013.

Page 14
DAFTAR PUSTAKA

Page 15
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar 1

Gambar 2

Page 16
B. Hasil Wawancara

Penanya : Sejak kapan Kurikulum 2013 ini di terapkan?

Ibu Monisa Hawun : Sejak Tahun 2016

Penanya : Apakah Kurikulum 2013 ini dalam penerapannya di sekolah ini


sudah sesuai dengan ketentuannya?

Ibu Monisa Hawun : kurikulum 2013 ini selalu mengalami revisi atau perubahan, dari
tahun 2018 sampai 2019 ini terus mengalami perubahan.
Penggunaan kurikulum Kurikulum 2013 ini serentak di terapkan
di seruruh sekolah di indonesia sejak tahun 2016. Baru kemudian
dilakukan revisi-revisi tahun 2018, perubahan-perubahan ini
terjadi pada silabus, yaitu pada materinya yang akan mengalami
tambahan materi.

Penanya : Apakah di sekolah ini ada mengalami kendala-kendala dalam


penerapan kurikulum 2013 ini?

Ibu Monisa Hawun : kendala-kendalanya tidak ada, karena penerapan kurikulum 2013
sebelumnya tepatya pada tahun 2014 tidak semua sekolah
melakukan penerpan kurikulum 2013 ini.

Penanya : Bagaimana penggunaan Buku Teks di sekolah ini?

Ibu Monisa Hawun : Kalau buku pelajaran semunya ada di perpustakaan sekolah, disitu
buku-buku kurikulum 2013 lengkap, tapi sebagian ada pula buku
KTSP karena masih ada materi yang sama dengan buku k13. Dan
biasanya siswa-siswa disini memiliki hak untuk memegang satu
buku setiap satu mata pelajaran.

Page 17

Anda mungkin juga menyukai