BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang menjalankan operasi sebagai
intermediasi antara masyarakat yang kelebihan dana dan masyarakat yang
kekurangan dana. Dalam menjalankan operasinya itu bank melakukan kegiatan
penghimpunan dan penyaluran dana. Penghimpunan dana yang berasal dari
masyarakat digunakan bank untuk disalurkan kepada masyarakat lain yang
kekurangan dana. Dana masyarakat yang dihimpun disimpan dalam rekening
kredit bank karena pada dasarnya dana simpanan dari masyarakat adalah hutang
yang harus dibayar.
Berdasarkan dari sumbernya, dana bank dapat dikelompokkan kedalam dua
kelompok, yaitu dana dari masyarakat seperti giro, tabungan, dan simpanan
berjangka atau deposito berjangka serta dana dari bank lain seperti pinjaman antar
bank dalam bentuk call money, deposito berjanka dan lainnya.
Dana dalam bank adalah hutang bank kepada masyarakat atau pihak lainnya yang
akan dibutuhkan disisi pasiva atau sebelah kanan neraca. Karena sifatnya sebagai
hutang, maka rekening dana ini akan bertambah disebelah kredit dan berkurang
disebelah debet. Rekening dana bank merupakan rekening permanen atau real yang
selalu akan disajikan pada neraca secara kumulatif.
Bank akan dibebankan dengan sejumlah bunga yang akan dicatat sebagai biaya
bunga pada ikhtisar laba-rugi bank. Suku bunga yang dibebankan akan
beragam-ragam sesuai dengan jenis dana yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan penghitungan Giro dalam akuntansi sumber dana
2. Pengertian dan penghitungan Tabungan dalam akuntansi sumber dana
3. Pengertian dan penghitungan Simpanan berjangka dalam akuntansi sumber
dana
4. Pengertian dan penghitungan Treveller’s Cheques dalam valuta rupiah dalam
akuntansi sumber dana
5. Pengertian dan penghitungan Dana pembayaran rekening titipan (payment
point)
6. Pengertian dan penghitungan Surat berharga yang diterbitkan dalam akuntansi
sumber dana
7. Pengertian dan penghitungan Pinjaman yang diterima dalam akuntansi sumber
dana
8. Pengertian dan penghitungan Kewajiban lai-lain dalam akuntansi sumber dana
9. Pengertian dan penghitungan Modal pinjaman dalam akuntansi sumber dana
10. Pengertian dan penghitungan Modal Bank dalam akuntansi sumber dana
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yakni :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan
2. Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai sumber-sumber
penerimaan dana bank
3. Memberikan gambaran tentang sistem akuntansi bank dalam penerimaan dana
BAB II
PEMBAHASAN
AKUNTANSI SUMBER DANA
2.1 GIRO
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. Bank menetapkan harga dana giro lebih rendah karena lama
pengendapannya tidak dapat dipastikan secara tepat, dimana pemilik rekening giro
dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.
Penarikan dana giro oleh si pemilik hanya dapat dilakukan dengan cara perintah
tertulis dari si pemiliknya sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan rekening nasabah
oleh bank. Penarikan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu nasabah menghendakinya,
dimana bank akan menguji kebenaran nomor rekening, tanda tangan, kecukupan
saldo dan informasi lainnya yang diperlukan.
· Transaksi Pembukaan Rekening Giro dan Penyetoran
Setelah memenuhi segala persyaratan pembukaan rekening giro, seorang calon
nasabah diminta untuk segera menyetor sejumlah uang tertentu sebagai setoran
pertama.
Contoh:
Apabila Tuan Hermawan membuka rekening giro pada bank Omega cabang Jakarta
dan menyetor tunai sejumlah Rp 100.000.000 dan membayar tunai semua biaya
administrasi seperti penerbitan buku cek sebessar Rp 50.000, maka Bank Omega
Cabang Jakarta akan dibukukan seperti :
D : KAS Rp
100.050.000
K : Giro-REKENING HERMAWAN Rp
100.000.000
K : BARANG CETAKAN-BUKU CEK Rp 50.000
· Penyetoran Kliring
Apabila Hermawan kemudian menyerahkan sebuah cek giro Bank ABC untuk
disetorkan ke dalam rekening gironya, oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai
transaksi kliring. Pengkreditan ke dalam rekening giro Hermawan akan dilakukan
setelah hasil kliring tersebut dinyatakan berhasil. Untuk menampung pengkraditan
sementara biasanya dikreditkan ka dalam warkat kliring. Warkat kliring ini dianggap
sebagai warkat debet keluar.
Pembukuan untuk transaksi penyetoran warkat kliring ini sebagai berikut :
D : BANK INDONESIA-GIRO Rp
10.000.000
K : WARKAT KLIRING Rp
10.000.000
Pada waktu hasil kliring dinyatakan berhasil atau tidak akan dibukukan dengan cara
menihilkan rekening warkat kliring yang sifatnya sementara, dengan jurnal sebagai
berikut :
D : WARKAT KLIRING Rp
10.000.000
K : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
10.000.000
· Penyetoran Melalui Transfer
Apabila hermawan menerima transfer dari seorang rekannya nasabah Bank Surya
sebesar Rp 5.000.000, oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut :
D : BANK LAIN-LAIN Rp
5.000.000
K : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
5.000.000
Transfer yang diterima oleh Hermawan dapat saja dari seorang nasabah Bank
Omega lainnya.
1. Penarikan
Penarikan rekening giro dapat dilakukan setiap saat setelah memenuhi persyaratan
tertentu. Jenis penarikan kredit antara lain dapat berupa : penarikan tunai, penarikan
dengan memberikan amanat kepada bank, penarikan kliring dan lainnya. Bila
Hermawan menarik selembar cek senilai Rp 15.000.000 untuk diayarkan oleh bank
secara tunai, maka Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut :
D : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
15.000.000
K : KAS
RUPIAH Rp
15.000.000
Dengan adanya penarikan tunai ini, maka rekening giro Hermawan akan berkurang
dan dengan demikian perhitunngan jasa giro yang diperhitungkan untuk keuntunngan
Hermawan juga berkurang.
· Penarikan secara Kliring
Penarikan secara kliring dilakukan oleh nasabah dengan cara menerbitkan cek untuk
disetorkan kepada seseorang yang merupakan nasabah bank lain. Bila Hermawan
menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000 dan memerintahkan Bank Omega agar
diserahkan untuk keuntungan seorang nasabah di Bank Lippo.
D : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
4.000.000
K : BANK INDONESIA-GIRO Rp
4.000.000
Rp 15.000.000
Bagi Bank Omega, warkat yang diserahkan oleh Hermawan tersebut dianggap
sebagai warkat kredit keluar.
· Penarikan dengan Amanat
Seringkali seorang nasabah memberikan amanat kepada banknya untuk
memindahkan sejumlah dana atas rekening gironya. Pemberian amanat ini harus
tertulis dan disahkan oleh pejabat bankk yang bersangkutan.
Contoh yang paling lazim adalah transfer keluar. Bila Hermawan kemudian
memerintahkan Bank Omega cabang Jakarta untuk mendebet rekening gironya
sebesar Rp 2.000.000 untuk dipindah bukukan kedalam rekening seseorang di Bank
Omega cabang Surabaya, maka Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan
sebagai berikut :
D : GIRO-
HERMAWAN Rp
2.000.000
K : REKENING ANTAR KANTOR
Cabang Surabaya Rp
2.000.000
Dalam hubungan transfer antar cabang akan tercipta hubungan antar kantor yang
akan ditampung dalam Rekening Antar Kantor (RAK). Rekening ini bersifat reciprocal,
yaitu bila satu pihak mendebit, maka pihak lainnya akan mengkredit. Dengan
demikian, RAK ini akan nihil dalam laporan keuangan konsolidasi.
2. Penambahan atau pengurangan Lainnya
· Perhitungan Bunga Giro
Seorang nasabah giro, apabila masih memiliki saldo kredit selama periode
perhitungan bunga atau jasa giro, akan diberikan sejumlah bunga giro. Perhitungan
bunga giro dilakukan atas saldo rata-rata terendah dari mutasi setiap bulan.
Pembukuan langsung dibukukan atas keuntungan nasabah yang bersangkutan.
Contoh perhitungan bunga giro untuk Tn. Hermawan, nasabah Bank Omega cabang
Jakarta, dapat diilustrasikan sebagai berikut :
BANK OMEGA
Cabang Jakarta
Rekening Koran
Per 30 November 19xx
Keterangan :
Pimpinan Cabang
SE & O ...........
v Perhitunngan bunga giro bila diterapkan saldo terendah bulan November 19xx
Bunga Tahunan 12 %
Bunga Bulanan 1,00 %
Perhitungan bunga = 1,00 % x Rp 94.000.000 = Rp 940.000
v Bila perhitungan bunga giro berdasarkan lamanya pengendapan dana :
2.2 TABUNGAN
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan
oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki oleh
bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)
beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual oleh bank-bank
memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan dari adanya
persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat.
Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat, dalam hal ini pemilik
tabungan dan dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak
adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang jangka
pendek.
Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda. Perhitungan suku bunga,
pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan penarikannya juga berbeda bagi setiap
bank. Produk tabungan ini dapat dijadikan alat promosi bagi yang menawarkannya.
Promosi dapat disalurkan dalam bentuk suku bunga, hadiah yang menarik,
kemudahan fasilitas dan lain sebagainya
Akuntansi Untuk Tabungan
Transaksi tabungan meliputi :
1. Pembukaan dan Penyetoran
Pembukaan rekening tabungan lazimnya jauh lebih sederhana dari proses
pembukaan rekening giro. Nasabah hanya diminta untuk mengisi formulir pembukaan
tabungan yang memuat data pribadi calon nasabah, kemudian nasabah diberikan
sebuahpassbook, untuk mencatat segala transaksi yang menyangkut rekeningnya.
Lazimnya penyetoran pertama dilakukan cabang dimana si nasabah membuka
rekening.
Sebagai contoh :
Pada tanggal 04 Agustus 1992, Tn. E hendak membuka tabungan di Bank Omega –
Jakarta. Setoran pertamanya sebesar Rp. 1.500.000;- tunai. Bunga ditetapkan
secarafloating yang mana disesuaikan pada suku bunga yang berlaku dan dihitung
atas dasar lamanya tabungan mengendap. Pada waktu penyetoran pertama suku
bunga sebesar 20 % setahun. Atas dasar suku bunga ini akan diperhitungkan bunga
tabungan untuk Tn. E, hingga suku bunga Bank Omega berubah. Pada saat
penyetoran tersebut, oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat
jurnal sebagi berikut :
D : Kas ……………………………………………………... Rp. 1.500.000
K : tabungan – Rekening Tn. E …………………………… Rp. 1.500.000
Proses Transaksi
Host
Proses Transaksi
MengkreditCabangPenerbitdanPassbook
MendebetCabangPenerimaSetorandanRek.Nas.
Up-to-the second
CabangPenerimaSetoran
CabangPenerbit Tabungan
CPU
CPU
CPU
Off-line
Trans. Setoran
Proses
Proses
3. Penarikan
Penarikan tabungan pun dapat dilakukan pada dan bukan pada cabang
penerbit. Bila dilakukan pada cabang penerbit, bank langsung akan mendebet
rekening nasabah yang bersangkutan beserta dengan passbooknya.
Bila penarikan tabungan dilakukan pada cabang bukan penerbit, pengkodean
transaksi yang unik diperlukan. Bila pemrosesan transaksi antar cabang dilakukan
secaraon-line, rekening nasabah yang bersangkutan dapat langsung didebet melalui
media komputer yang beroperasi secara on-line. Pada bank yang pemrosesannya
dilakukan secaraoff-line, akan memerlukan pengamanan transaksi yang efektif.
Lazimnya dilakukan dengan penomoran transaksi yang unik. Cabang pembayar akan
segera mengirimkan nota pembukuan kepada cabang penerbit tabungan dimana
dipelihara rekening nasabah yang bersangkutan.
Sebagai contoh :
Pada tanggal 28 Agustus 19xx, Tn. E menarik rekening tabungan di Bank Omega
cabang Bandung sebesar Rp. 1.500.000;- tunai, oleh cabang Bandung akan
dibukukan sebagai berikut
Cabang penerbit, yaitu cabang Jakarta, akan mengkredit cabang Bandung dan
mendebet rekening
Hubungan antar cabang Bandung dan cabang Jakarta bersifat reciprocal, yaitu kedua
cabang akan tercipta hubungan hutang dan piutang dalam jumlah yang sama.
Dengan demikian, rekening antar kantor ini dikenal dengan nama reciprocal account
4. Perhitungan Bunga
Dasar perhitungan suku bunga dapat dihitung baik secara floating maupun
darisaldo tetap dan dilakukan setiap akhir bulan. Perhitungan dengan saldo tetap
biasanya diambil saldo rata-rata minimum dalam sebulan. Cara ini dapat merugikan
atau menguntungkan nasabah maupun bank. Bila saldo nasabah cenderung
meningkat selama sebulan, perhitungan bunga dengan saldo rata-rata dapat
merugikan nasabah dan menguntungkan pihak bank. Sebaliknya, apabila saldo
tabungan nasabah cenderung turun selama sebulan, perhitungan bunga dengan
saldo rata-rata dapat menguntungkan nasabah dan merugikan bank. Hal ini
bergantung dari perubahan saldo.
Cara lain dalam perhitungan bunga secara floating dilakukan atas dasar
lamanya dana mengendap dalam bank. Lamanya saldo mengendap akan
diperhitungkan dengan suku bunga yang berubah-ubah selama satu periode tertentu,
lazimnya satu bulan. Dalam perhitungan ini, bank harus menghitung dengan cermat
besarnya beban tugas atas dasar lamanya hari dan besarnya saldo mengendap.
Karena perhitungan yang cukup rumit, lazimnya dipergunakan komputer.
Sebagai contoh, mutasi rekening Tn. E selama bulan Agustus 19xx dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Besarnya bunga yang diberikan kepada Tn. E sebesar Rp. 97.331 tersebut dihitung
dengan menghitung lamanya hari dan besarnya saldo yang mengendap dan dihitung
dengan suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
6/360 * 20% * RPH. 1.500.000 = Rp. 4.999,99
5/360 * 21,25% * RPH. 1.500.000 = Rp. 4.427,08
5/360 * 19,75% * RPH. 1.500.000 = Rp. 4.114,58
4/360 * 20,50% * RPH. 13.330.000 = Rp. 30.362,77
1/360 * 20,5% * RPH. 14.330.000 = Rp. 8.160,13
3/360 * 20% * RPH. 14.330.000 = Rp. 23.883,33
3/360 * 20% * RPH. 12.830.000 = Rp. 21.383,33
Besarnya bunga yang dibayar = Rp. 97.331,21
Dibulatkan menjadi = RPH. 97.331,00
Ayat jurnal untuk membukukan beban bunga ini adalah sebagai berikut :
Dengan demikian, tabungan Tn. E, akan bertambah secara otomatis pada akhir bulan
Agustus 19xx sejumlah beban bunga.Perhitungan ini dilakukan dengan sendirinya
oleh komputer sewaktu memproses harian dan proses akhir bulan.
5. Penutupan Rekening
Penutupan rekening seorang nasabah tabungan harus dilakukan pada
cabang penerbitnya, karena seluruh proses penutupan harus diketahui dan disetujui
oleh bank penerbit tabungan yang bersangkutan.
Sebagai contoh :
D : Tabungan Rekening Tn. E ……………….……………….. Rp. 12.927.331
K : Kas …………………………………………… …………… Rp. 12.92
7.331
Apabila kemudian pada tanggal 01 September 19xx, Tn. E datang untuk menutup
rekening tabungannya, maka Bank Omega – Jakarta akan membukuan sebagai
berikut :
Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas, saldo rekening tabungan Tn. E, tidak akan
tampak lagi dalam perincian rekening tabungn di neraca.
Penerbitan TC
Dalam penerbitan, setiap TC yang telah diterbitkan akan dipelihara oleh bank yang
menerbitkannya. Rekening ini akan tetap outstanding dalam neraca selama TC belum
dicairkan. TC yang telah diterbitkan tidak memiliki jatuh waktu atau kadarluarsa.
Sebagai contoh Ny. Sita nasabah Bank Omega - Jakarta hendak membeli TC atas
beban rekening gironya jumlah TC yang di beli terdiri dari pecahan sebagai berikut :
80 lembar @ Rp. 10.000; 5 lembar @Rp. 1.000.000. Pada saat penjualan TC oleh
Bank Omega – Jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Giro - Rekening Ny .Sita Rp. 5.800.000
TC - Rupiah Rp. 5.800.000
Rek. Efektif
Kontrol terhadap penerimaan pembayaran rekening titipan ini dapat dolakukan setiap
hari, mingguan, ataupun bulanan. Yang jelas untuk meningkatkan internal control
dalam bank, sebaiknya dilakukan secara harian.
Sebagai contoh apabila Bank Omega – Jakarta menerima sebundel rekening
tagihan listrik PLN bernilai Rp 32.000.000,00 untuk tagihan pelanggan periode
Agustus 201X, pada saat penerimaan bunde rekening titipan ini, Bank Omega akan
membukukan :
K : Rekening Administrasi Rupiah
Warkat Rekening PLN yang Diterima.... Rp 32.000.000,00
Untuk mencatat posisi warkat yang masih outstanding atau belum dibayar oleh
para pelanggan, harus dibukukan dengan jumlah nilai yang sama dengan diatas dan
langsung mengurangi rekening administratif yang masih outstanding.
D : Rekening Administrasi Rupiah
Warkat Rekening PLN yang Diterima...... Rp 5.750.000,00
Dengan dibukukannya ayat jurnal di atas, maka sisa warkat yang belum dibayar oleh
pelanggan listrik menjadi Rp 26.250.000,00 (selisih antara Rp 32.000.000,00 warkat
yang telah diterima dari PLN dengan jumlah pembayaran pelanggan Rp
5.750.000,00).
Berikut ini contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar uang
1. Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank
Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang
pada tanggal yang telah ditetapkan.
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai
dengan jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar
uang. Penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat jatuh
tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai kredibilitas tinggi.
3. Sertifikat Deposito atau negotiable certificate of deposit (CD)
Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Jadi mempunyai
ciri pokok dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh
temponya.
4. Banker’s Acceptance (BA)
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta
asing. Apabila bank menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan
kata ”accepted” di atas wesel tersebut dan memprosesnya. Dengan demikian bank
yang menerima dan memproses tersebut memiliki suatu janji atau jaminan tak
bersyarat untuk membayar sebesar nilai nominal aksep tersebut pada saat jatuh
tempo.
5. Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang
ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada
saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau
pembawa.
cabang
cabang
Bank LN
Lembaga LN
Pemerintah
Proses terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus diadministrasikan oleh Kantor Pusat
dan akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening ini
merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.
Contoh, Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of
Japan sebesar Rp 12 M yang disalurkan melalui BI. Oleh Kantor Pusat akan dijurnal
sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
K : Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000
Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan jumlah
yang sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.
C. Obligasi
Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank adalah dari
penjualan surat berharga obligasi. Pengadministrasian penerbitan obligasi ini harus
diketahui oleh Kantor Pusat sebagai dasar pengelolaan dana bank. Penjualan
obligasi dapat saja dilakukan di cabang. Pencairan obligasi pada saat jatuh waktu
dapat dilakukan di cabang-cabang.
Contoh, Kantor Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp
1.000.000 dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual
seluruh obligasi kepada masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta transakasi ini akan
dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D: Kas Rp 1.000.000.000
K : Hutang obligasi Rp 1.000.000.000
Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan biaya bunga
obligasi bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai berikut.
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
K : Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta sebanyak 10
lembar @Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya
hendak mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga
dibayarkan. Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai cabang
pembayar. Pembayaran dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa keabsahan
dokumen atau bilyet obligasi yang dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan dan
pembayaran bunga yang telah dilakukan. Oleh cabang Surabaya akan dibukukan
melalui perhubungan antar kantor sebagai berikut:
D : RAK-Cabang Jakarta Rp 10.100.000
K: Kas Rp 10.100.000
Oleh cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai
berikut:
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
D: Hutang Obligasi Rp 10.000.000
K : RAK-Cabang Surabaya Rp 10.100.000
Dana Sendiri
Menyediakan Dana
Menyediakan Dana
Sebagai contoh, Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300
M. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank
ABC dan Bank XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M. Jadi
besarnya dana pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar
Rp 200 juta yang disediakan langsung dalam rekening giro dimasing-masing bank,
sedangkan sisanya menjadi beban Bank Omega. Untuk mencatat transaksi ini, oleh
Bank Omega kantor pusat akan dibukukan sebagai berikut:
D : Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 100.000.000
D: Bank Lain-Giro ( Bank XYZ) Rp 100.000.000
K : Pinjaman yang Diterima Pembiayaan Bersama Rp 200.000.000
Dengan demikian Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap bertanggung jawab
terhadap kredit yang diberikan, karena Bank Omega telah menerima dana dari
bank-bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh Bank Omega.
Dalam hal pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank pemberi dana
kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut
dibagi atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing
bank. Proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Penerima Kredit Pemberi Dana
Proyek
Bank A
Bank B
Bank C
Dalam hal proses pembiayaan seperti tersebut diatas, Bank Omega tidak pernah
akan menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan tidak akan muncul
dalam neraca.
2.8 KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Dalam kelompok passiva terdapat beberapa pos yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok pos sumber dana bank, salah satunya pos kewajiban lain-lain. Jenis
kewajiban lain-lain antara lain adalah pendapatan yang diterima di muka, biaya listrik,
biaya telepon, dan lain sebagainya yang belum dibayar, setoran jaminan L/C atau
garansi bank yang jumlahnya relatif kecil, hutang pajak penghasilan yang dihitung
berdasarkan laba kena pajak dengan perhitungan pajak penghasilan berdasarkan
laba akuntansi yang disebabkan oleh pos tidak lancar (saldo kredit). Penyajian
kewajiban lain-lain adalah sejumlah kewajiban bruto bank kepada bank lain.
· Pendapatan yang diterima dimuka
Pendapatan yang diterima dimuka, meliputi jumlah uang atau aktiva lain yang
diperoleh tetapi belum diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan,
seperti pendapatan sewa jangka panjang yang diterima dimuka, uang muka kontrak
pemberian jasa jangka panjang dan lain sebagainya.
Penyajian pendapatan yang ditangguhkan atau diterima dimuka ini akan
disajikan ke dalam hutang lancar.
Contoh, apabila Bank Omega menempatkan dananya pada bank ABC dalam
bentuk sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp 200jt suku
bunga 14,4% setahun dengan jangka waktu 6 bulan. Pembayaran dilakukan dengan
bilyet giro Bank Indonesia. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini sebagai berikut :
D : Bank Lain – sertifikat berjangka ..................................... Rp 200.000.000
K : Bunga sertifikat berjangka yang diterima dimuka .......... Rp 14.400.000
K : Bank Indonesia ............................................................... Rp 185.600.000
Ayat jurnal ini dibuat setiap bulan hingga saldo kewajiban tersebut nihil.
Contoh lain yang serupa adalah penerimaan hasil sewa jangka panjang yang
diterima dimuka untuk beberapa bulan mendatang, uang jaminan jangka panjang
yang diterima dari langganan, hutang direksi bank atau perusahaan afiliasi, dan
pos-pos yang tidak dapat dikelompokkan kedalam salah satu dana bank.
· Selisih hutang pajak
Seringkali perhitungan pajak dilakukan dimuka sebelum adanya koreksi atau
penyesuaian terhadap laporan laba rugi. Pajak penghasilan yang telah dihitung
berdasarkan laba sebelum koreksi akan menyebabkan perbedaan dengan
perhitungan pajak penghasilan yang dihitung atas dasar laporan laba rugi setelah
koreksi. Selisih perhitungan ini akan menyebabkan koreksi terhadap hutang pajak
yang telah dihitung semula.
Contoh, apabila perhitungan pajak berdasarkan laporan laba rugi yang belum
dikoreksi adalah sebesar Rp 120 milyar * 35% atau sebesar Rp 42 milyar. Kemudian
setelah adanya koreksi terhadap pos-pos pendapatan dan biaya diketahui bahwa
laba koreksi sebesar Rp 98 milyar. Dengan demikian, terhadap hutang pajak
penghasilan harus dikoreksi sebagai berikut
Hutang pajak semula ............................................ = Rp 42.000.000.000
Perhitungan PPh sebenarnya :
Rp 98.000.000.000*35% ............................ = Rp 34.300.000.000
Koreksi kelebihan pajak ....................................... = Rp 7.700.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat koreksi pajak ini adalah sebagai berikut :
D : Hutang pajak penghasilan ................................................. Rp 7.700.000.000
K : Biaya pajak penghasilan .................................................... Rp 7.700.000.000
· Pinjaman Subordinasi
Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian
antara bank dengan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila bank telah
memenuhi persyaratan tertentu
Pelunasan atas kewajiban ini baru dapat dilakukan apabila seluruh dana atau
simpanan yang ada dalam bank dalam hal terjadi likuidasi telah dilunasi. Saldo dari
pinjaman subordinasi ini disajikan dalam bentuk neraca.
Akuntansi Untuk Pinjaman Subordinasi
Akuntansi untuk pinjaman subordinasi dibedakan antara penerimaan pinjaman,
perhitungan bunga dan pelunasannya.
MODAL
Pendapatan Meningkat
Pendapatan Meningkat
Baik
Baik
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.Bank menetapkan harga dana giro lebih rendah karena lama
pengendapannya tidak dapat dipastikan secara tepat, dimana pemilikrekening giro
dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan
oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki oleh
bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)
beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual oleh bank-bank
memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan dari adanya
persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat.
Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat
dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir.
Travellers Cheques atau Cek perjalanan adalah sumber dana yang paling murah atau
tidak berbunga dan memiliki unsur promosi yang tinggi. Travelle’rs cheques lazimnya
diterbitkan dalam valuta asing yang dapat dipergunakan diseluruh dunia dalam lalu
lintas pembayaran, namun di Indonesia juga diterbitkan traveller’s cheques dalam
valuta rupiah.
Rekening Titipan (payment point) adalah salah satu jasa perbankan untuk melayani
masyarakat yang akan melakukan pembayaran-pembayaran yang relatif rutin dan
nilainya relatif kecil.
Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas
kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari
penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar
uang Dunil Z : 2004
Selain dari semua itu sumber dana Bank juga termasuk pinjaman yang diterima,
kewajiban lain-lain, modal pinjaman dan modal bank. Semua sumber jenis dana bank
tersebut memilik penghitungan akuntansi masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
http://ariearjuna.wordpress.com/akuntansi-sumber-dana/2-tabungan/2-1-tabungan-ka
rtu-smart/
http://dewi10jayani.wordpress.com/2010/12/22/payment-point/
http://alisahbaniharahap.blogspot.com/2012/01/akuntansi-sumber-dana-perbankan.ht
ml
banking.blog.gunadarma.ac.id/2010/03/10/sekilas-tentang-akuntansi-sumber-dana/
http://oniiomad.wordpress.com/akuntansi-sumber-dana/
http://edo04.wordpress.com/2010/06/09/akuntansi-sumber-dana/
http://monika40208824.wordpress.com/2010/03/12/akuntansi-sumber-dana/