Anda di halaman 1dari 9

m

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
Nomor 8 K/Pdt.Sus-PHI/2015
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U NG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi
memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:
PT. INSAN BONAFIDE, berkedudukan di Jalan Barito Hulu Nomor 28
Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin,
diwakili oleh Direktur, Goh No dalam hal ini memberi kuasa kepada
Fahmi Faisal, S.H., M.H., dan kawan-kawan, para Advokat pada Fahmi
Faisal, S.H., M.H. & Rekan, beralamat di Ruko 53 Kav.20 Jalan P.
Hidayatullah/Lingkar Utara Banjarmasin, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 9 September 2014 sebagai Pemohon Kasasi dahulu
Tergugat;
melawan
M. HELMI, bertempat tinggal di Jalan Ir.PHM. Noor Gg. SMP 12 Rt.
050 Rw. 004 Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat,
sebagai Termohon Kasasi dahulu Penggugat;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon
Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi
dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Banjarmasin, pada pokoknya sebagai berikut:
1 Bahwa berdasarkan keterangan Penggugat di anjuran Dinas Sosial Tenaga Kerja
Kota Banjarmasin, Tergugat membayar upah kepada Penggugat sebesar
Rp1.337.500,00 (satu juta tiga ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus rupuah);
2 Bahwa berdasarkan keterangan Tergugat di anjuran Dinas Sosial Tenaga Kerja
Kota Banjarmasin, Penggugat bekerja di perusahaan Tergugat sebagai karyawan
produksi sejak tanggal 14 Mei 2010 sampai dengan tanggal 07 Januari 2014;
3 Bahwa berdasarkan keterangan Tergugat di anjuran Dinas Sosial Tenaga Kerja
Kota Banjarmasin, Penggugat diputuskan hubungan kerja pada tanggal 07
Januari 2014 dengan alasan perkelahian. Keterangan di anjuran tersebut
bertentangan dengan insiden yang sebenarnya oleh karena pada saat itu bukan

Hal 1 dari 9 hal.Put.Nomor 8 K/Pdt.Sus-PHI/2015

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
perkelahian hanya cek cok adu mulut, selain itu Penggugat hanya melerai tidak
ikut dalam cek cok adu mulut tersebut, sesuai dengan surat pernyataan yang
dibuat oleh saudara Junaidi dan saudara Tajudin pada tanggal 6 Januari 2014,
sehingga pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat dengan
alasan perkelahian adalah bertentangan dengan hukum keadilan dan kepatutan;
4 Bahwa Penggugat bekerja di perusahaan Tergugat dengan sistem pembayaran
upah per hari Rp64.800,00 (enam puluh empat ribu delapan ratus rupiah) dalam
1 (satu) bulan, kalau tidak ada tanggal merah mendapatkan upah
Rp1.620.000,00 (satu juta enam ratus dua puluh ribu rupiah) dalam 25 hari
kerja. Akan tetapi kalau dalam satu bulan ada tanggal merah tidak mencapai
Rp1.620.000,00 (satu juta enam ratus dua puluh ribu rupiah), sehingga Tergugat
terindikasi kuat bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Pasal 90 yang selengkapnya berbunyi:
1 Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89;
2 Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan.
3 Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri;
Bahkan permasalahan ini sudah diadukan oleh Penggugat dan karyawan lain ke
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin Bidang Pengawasan. Dan juga
Tergugat sudah membayar kekurangan upah tanggal merah ke sebagian karyawan,
sehingga perbuatan tersebut jelas terindikasi kuat Tergugat bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 90 tersebut;
5 Bahwa pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat pada tanggal
07 Januari 2014 dengan alasan perkelahian bertentangan dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 161 ayat (1) yang
selengkapnya berbunyi:
1 Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama,
pengusaha-pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja setelah
kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan
pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut;
Oleh karena Penggugat tidak pernah mendapatkan surat peringatan satu kalipun
dari Tergugat, jadi pemutusan hubungan kerja yang dikeluarkan Tergugat

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 161 ayat (1) tersebut;
6 Bahwa yang seharusnya Tergugat bisa memutuskan hubungan kerja terhadap
Penggugat yang tidak melalui Pengadilan Hubungan Industrial berdasarkan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-2003 dan Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005 yang pada
intinya Penggugat sudah dapat putusan hukum pidana yang berkekuatan tetap,
oleh karena Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 158 yang pada intinya kesalahan berat tidak berlaku apabila belum ada
putusan hukum yang berkekuatan tetap pidana. Sehingga pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan oleh Tergugat bertentangan dengan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 012/PUU-2003 dan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia Nomor SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005 tersebut;
7 Bahwa pemutusan hubungan kerja dengan alasan efisiensi pada tanggal 10 Mei
2014 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 151 ayat (1), (2), (3) yang selengkapnya berbunyi:
1 Pengusaha, pekerja/buruh serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah
dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi
pemutusan hubungan kerja;
2 Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan
kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja
wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh
atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan
tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh;
3 Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-
benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat
memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah
memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial;
Oleh karena pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat belum
memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) sehingga pemutusan hubungan
kerja yang dikeluarkan oleh Tergugat bertentangan dengan Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 151 ayat (1), (2) dan (3);

Hal 3 dari 9 hal.Put.Nomor 8 K/Pdt.Sus-PHI/2015

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
8 Bahwa pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat dengan alasan
perkelahian pada tanggal 07 Januari 2014 kepada Penggugat bertentangan
dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal
155 ayat (1) ayat (2) ayat (3) yang selengkapnya berbunyi:
1 Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum;
2 Selama pemutusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
belum ditetapkan baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap
melaksanakan segala kewajibannya;
3 Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh
yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap wajib
membayar upah beserta hak-hak lainnya yang bisa diterima pekerja/buruh;
Oleh karena pemutusan hubungan kerja yang dikeluarkan Tergugat belum
memperoleh penetapan penyelesaian perselisihan hubungan industrial juga
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan 155 ayat (1) ayat (2) ayat (3) tersebut;
9 Bahwa oleh karena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh
Tergugat dengan alasan perkelahian pada tanggal 07 Januari 2014 terhadap
Penggugat tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Pasal 168 dan Pasal 155 ayat (3) sesuai yang diatur di
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 170
yang selengkapnya berbunyi:
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan Pasal 151
ayat (3) dan Pasal 168 ayat (1) kecuali Pasal 158 ayat (1) Pasal 160 ayat (3) Pasal
162 dan Pasal 169 batal demi hukum dan Pengusaha wajib mempekerjakan kembali
pekerja buruh yang bersangkutan serta membayar seluruh upah dan hak-hak yang
seharusnya diterima;
Maka dengan ini patutlah Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin yang terhormat memerintahkan Tergugat
membayar upah secara tunai sesuai UMP Prov. Kalsel Tahun 2014 sebesar
Rp1.620.000,00 (satu juta enam ratus dua puluh ribu rupiah) dan sampai Tergugat
mempekerjakan kembali Penggugat di tempat semula dengan pemanggilan secara patut;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa berdasarkan uraian gugatan Penggugat di atas, maka gugatan mana harus
dinyatakan dapat diterima dan dikabulkan seluruhnya dan karenanya memerintahkan
Tergugat membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat mohon kepada yang
Mulia Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Banjarmasin yang memeriksa perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut:
DALAM POKOK PERKARA:
1 Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2 Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tergugat dengan alasan
perkelahian pada tanggal 07 Januari 2014 tidak sah atau batal demi hukum;
3 Memerintahkan Tergugat untuk mempekerjakan kembali kepada Penggugat di
tempat semula dengan pemanggilan secara patut;
4 Memerintahkan Tergugat untuk membayar upah secara tunai sesuai UMP Prov.
Kalsel Tahun 2014 sebesar Rp1.620.000,00 (satu juta enam ratus dua puluh ribu
rupiah) sampai dipekerjakannya kembali Penggugat seperti semula;
5 Menyatakan perbuatan Tergugat bertentangan dengan Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 90;
6 Menyatakan perbuatan Tergugat bertentangan dengann Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 161 ayat (3), Pasal 158, Pasal 151
ayat (1), (2), dan (3), Pasal 155 ayat (1), (2), dan (3), Pasal 170;
7 Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat dengan
alasan perkelahian bertentangan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
012/PUU-2003 dan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
Nomor SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005;
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono);
Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Banjarmasin telah memberikan putusan Nomor 19/PHI.G/2014/
PN.BJM tanggal 21 Oktober 2014 yang amarnya sebagai berikut:
1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2 Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat terhitung 07
Januari 2014.
3 Menghukum Tergugat untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak yang jumlah seluruhnya sebesar
Rp11.178.000,00 (sebelas juta seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah);

Hal 5 dari 9 hal.Put.Nomor 8 K/Pdt.Sus-PHI/2015

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4 Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
5 Membebankan biaya perkara kepada negara sebesar Rp95.000,00 (Sembilan
puluh lima ribu rupiah);
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Banjarmasin tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Tergugat pada tanggal 27
Oktober 2014, terhadap putusan tersebut, Tergugat mengajukan permohonan kasasi pada
tanggal 7 November 2014, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor
12/PHI.K/2014/PN.BJM Jo. Nomor 19/PHI.G/2014/PN.BJM yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin, permohonan
tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin pada tanggal 19 November
2014;
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada tanggal 25
November 2014, kemudian Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima
di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin
pada tanggal 8 Desember 2014;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-keberatannya
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang
waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan
kasasi tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi dalam memori kasasinya adalah:
1 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim pada halaman 19 putusan a quo telah
membenarkan bahwa Penggugat/Termohon Kasasi telah diputus hubungan
kerjanya oleh Tergugat/Pemohon Kasasi karena telah melakukan
pelanggaran terhadap Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pasal 7 ayat (4) dan
hal ini dikuatkan dengan laporan kejadian dari petugas satpam Nomor 01/
LK/Satpam-01/2014 pada tanggal 04 Januari 2014 yang laporan kejadian
tersebut juga ditandatangani oleh Penggugat/Termohon Kasasi, dengan
demikian semua yang tertulis dalam laporan tersebut menjadi sah dan
sebagai dasar bagi Tergugat/Pemohon Kasasi untuk menindaklanjuti
permasalahan tersebut, karena laporan tersebut telah ditandatangani oleh
semua pihak yang berkelahi/bertengkar maka merupakan persetujuan atas
isi laporan tersebut dan merupakan pengakuan langsung dari masing-
masing pihak yang berkelahi/bertengkar.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2 Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan pertimbangan Majelis
Hakim dalam putusan perkara aquo pada halaman 19 bahwa Tergugat/
Pemohon Kasasi harus memberikan hak-hak Penggugat/ Termohon Kasasi
sebagaimana diatur dalam Pasal 161 ayat (3) Yuncto Pasal 156 ayat (2),
ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan padahal pada fakta-fakta dan bukti yuridis yang telah
disampaikan dimuka persidangan telah nyata bahwa Tergugat/Pemohon
Kasasi telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Penggugat/
Termohon Kasasi karena terbukti telah melanggar Pasal 38 ayat (4) huruf b
Peraturan Perusahaan serta Pasal 7 ayat (4) huruf F Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu yaitu melakukan perbuatan tindak pidana lainnya, sehingga
Penggugat/Termohon Kasasi dalam perkara a quo dapat di Putuskan
Hubungan Kerjanya tanpa membayar pesangon, Uang Penghargaan Masa
Kerja dan Uang Ganti Kerugian
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung
berpendapat:
Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti
secara saksama memori kasasi tanggal 11 November 2014 dan kontra memori kasasi
tanggal 8 Desember 2014 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin tidak salah
menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:
Bahwa pengakuan yang dilakukan berdasarkan bukti T-3 berupa laporan
kejadian bukan suatu bukti yang sempurna karena pengakuan tersebut tidak dilakukan
dimuka Hakim (Vide Pasal 1925 KUHPerdata);
Bahwa Judex Facti sudah benar menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
karena perbuatan cek-cok ditempat kerja merupakan pelanggaran;
Bahwa Judex Facti telah benar menerapkan ketentuan Pasal 161 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003, karena terbukti Penggugat telah melakukan pelanggaran
dan akibat pelanggaran tersebut tidak menimbulkan akibat yang serius sehingga patut
dan adil diterapkan pasal tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa
Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin dalam
perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga
permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: PT. INSAN BONAFIDE
tersebut harus ditolak;
Hal 7 dari 9 hal.Put.Nomor 8 K/Pdt.Sus-PHI/2015

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), maka biaya perkara dalam tingkat
kasasi ini dibebankan kepada Negara;
Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004
dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT. INSAN BONAFIDE
tersebut;
Membebankan biaya perkara kepada Negara;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada
Mahkamah Agung pada hari Kamis, tanggal 5 Februari 2015 oleh Dr. H.
Supandi, S.H., M.Hum., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
sebagai Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H., dan Dr. Fauzan, S.H., M.H.,
Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis
dengan dihadiri oleh Anggota-anggota tersebut dan oleh Liliek Prisbawono Adi, S.H.,
M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak.

Anggota-anggota, K e t u a,
ttd./Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. ttd./Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum.
ttd./Dr. Fauzan, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,
ttd./Liliek Prisbawono Adi, S.H., M.H.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Untuk Salinan
Mahkamah Agung R.I.
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus

Rahmi Mulyati, S.H., M.H.


Nip. 19591207 198512 2 002

Hal 9 dari 9 hal.Put.Nomor 8 K/Pdt.Sus-PHI/2015

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Anda mungkin juga menyukai