Nim : 151170026
Yaman merupakan negara berkembang yang mana pada tahun 1990 adalah tahun dimana
Yaman Utara dan Yaman Selatan bergabung. Dan dipimpin oleh presiden Ali Abdullah Saleh
yang memipin Yaman selama 33 tahun. Dalam kepemimpinannya itu presiden Saleh tidak
selalu berjalan mulus dan mendapat dukungan penuh dari rakyatnya. Didalam rezim
kesenjangan sosial dirasakan oleh masyarakat Yaman dan ini dimulai ketika bergabungnya
Yaman pada tahun 1990.1 Presiden Saleh menggunakan cara-cara kotor seperti menyuap
militer,pemerintah serta masyarakat sipil dan kepala suku agar dapat tetap memimpin. 2 Pada
tahun 1994 terjadi konflik separatisme yang memakan banyak korban yang ditujukan untuk
menurunkan Presiden Saleh dari jabatannya, namun alhasil Presiden Saleh tetap berhasil
mempertahankan kepemimpinannya.
Selain menggunakan cara-cara kotor rersebut presiden saleh juga mendiskriminasi berbagai
pihak yang mungkin dapat mengancam kepemimpinannya dengan melakukan kerjasama asing.
3
Dengan cara itu masyarakat Yaman mulai bergejolak melakukan serangkaian demonstrasi
yang dimulai pada tahun 2004 dan menjadi konflik terbuka. Konflik antara pemerintah dan
1
Steven Erlanger, “In Yamen US Faces Leader Who Puts Family First”, NYTimes, 4 Januari 2010, diakses pada
27 Agustus 2019. http://www.nytimes.com/2010/01/05/world/middleeast/05saleh.html?_r=0.
2
Ibid.
3
Dr. Hisham al-Qarawi, “Ymen Revolution: replacing Ali Abdullah Saleh,or replacing absolute institution?”Arab
Research for Center & Policy Studies (Mei 2011): 10-11.
masyarakat tersebut menelan banyak korban tetapi dengan begitu belum juga bisa
Secara khusus, reformasi diharapkan terjadi pada sistem pemerintahan yang hanya terpusat
pada beberapa oknum dilingkungan pribadi Presiden Saleh, sehingga dapat terbuka dan
demokratis terhadap suara dari seluruh lapisan masyarakat.4 Namun disisi lain, melalui
sosial budaya.5
Demonstrasi yang selama ini dilakukan masyarakat Yaman menjadi konflik terbuka
dikarenakan adanya tindakan represif dari pemerintah Yaman. Melalui pasukan keamanan
Presiden Saleh menekan agar aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat sipil Yaman
dan intensitas konflik tidak menyebar ke seluruh penjuru Yaman. Namun kemudian keadaan
berbalik masyarakat semakin banyak yang terjun untuk menekan Presiden Saleh disertai
dengan dukungan dari elit politik dan kelompok suku yang kemudian semakin memojokan
Kericuhan konflik di Yaman berlangsung sampai akhir tahun 2011, hingga akhirnya Presiden
Saleh bersedia turun dari jabatannya dan Jabatan presiden ini kemudian digantikan oleh
Abdullah Rabbuh Mansur Hadi melalui pemilu pada 21 Februari 2012. Usaha masyarakat
Yaman untuk menggulingkan rezim membutuhkan pengorbanan jiwa dan raga bahkan nyawa
masyarakat Yaman bahkan konflik ini memakan 22.000 korban dari masyarakat sipil maupun
4
Lucas Winter, “Yamen’s Huthi Movement in the wake of The Arab Spring,” CTC Sentinel 5 no 8.: 13-14
5
Sheila Carapico, “Yamen Between Revolution and Counter Terrorism,” Why Yamen Matters: A Society
Transition (2014):30
Setelah turunnya Presiden Saleh tugas Yaman ternyata belum selesai, pemerintah harus
kembali berhadapan dengan pemberontak Houthi yang sebenarnya sudah dimulai tahun 2004.
Houti merupakan kelompok religius yang bermazhab Zaidiyah yang merupakan salah satu
mazhab Syi’ah. Mereka menempati Yaman Utara dan dikenal dengan kekasarannya, kehebatan
Ketegangan di antara pasukan keamanan Yaman dan Houti bermula ketika pendukung
kelompok ini melakukan aksi protes di mesjid-mesjid ibu kota. Hal ini kemudian dianggap oleh
Presiden Ali Abdullah Saleh sebagai ancaman bagi pemerintahannya. Saleh memerintahkan
penahanan terhadap beberapa anggota kelompok mereka, dan memaksa pemimpin mereka
Hussein al-Houthi untuk menghentikan aksi pendemo yang mengganggu para jamaah
beribadah. konflik bersenjata bermula ketika Saleh mengirimkan pasukan ke provinsi Saada
Aksi Pemberontakan kemudian berlanjut secara kecil-kecilan dan sampai perjanjian gencatan
senjata pada 30 Januari 2010. Di sekitar tahun 2014 sampai 2015 Houti berhasil mengambil
alih ibu kota Sana’a. Pada 20 Januari 2015, Houti mengambil alih istana presiden. Dan
menggusur presiden Hadi dari Istana. Pada 6 Februari Houti secara resmi telah mengambil alih
pemerinthan Yaman. Parlemen pun dibubarkan dan Komite Revolusioner Houti dinyatakan
Setelah bertahun-tahun terbelit dalam agresi militer dengan Houti akhirnya presiden Hadi
meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan segala acara yang tersedia untuk
menghentikan agresi ini. Selain itu juga Menteri Luar Negeri Yaman, Riyadh Yaseen meminta
6
Freeman, Jack (2009). "The al Houthi Insurgency in the North of Yemen: An Analysis of the Shabab al
Moumineen". Studies in Conflict & Terrorism 32 (11): 1008–1019
7
Batati, S. A. (2015, Maret 29). Who are the Houthis in Yemen? Diakses tanggal 27 Agustus 2019, 2015, dari
AL Jazeera: http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2014/08/yemen-houthis-hadi-
protests201482132719818986.html
negara-negara teluk melakukan intervensi militer untuk menghentikan aksi pejuang Houthi
yang didukung oleh Iran. Negara-negara Arab teluk yang menjadi negara tetangga Yaman,
memandang hal itu sebagai upaya kudeta dan menilai Iran mencoba untuk meningkatkan
Selain itu Houti juga menyerang Arab Saudi karena mencoba mengembalikan pemerintah yang
diakui internasional, yang dihancurkan oleh Houthi pada akhir 2014. Houti yang mendapat
dukungan kuat dari Iran termasuk adanya transfer senjata untuk memperlancar misinya
menduduki Yaman dan pemerintah Yaman yang mendapat bala bantuan berupa intervensi
militer dari negara Arab Teluk yang bersekutu dengan Amerika Serikat.
Segala cara militer dilakukan negara-negara pendukung Yaman seperti Mesir, Maroko,
Yordania, Sudan, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar dan Bahrain yang juga banyak mengambil
bagian dalam oprasi agresi militer untuk membendung kekuatan Houti di Yaman dan juga
bertujuan untuk melindungi dan membela pemerintah yang sah pimpinan Presiden Abd-Rabbu
Mansour Hadi.9
Konflik ini semakin sulit diselesaikan karena banyaknya negara-negara yang terlibat dalam
konflik internal ini, serta semua pihak yang terlibat menjadi sangat kuat karena didukung oleh
negara kuat dibelakangnya yang menyebabkan konflik ini menjadi konflik berkepanjangan dan
sulit terselesaikan sampai saat ini. Melihat konflik ini, Dewan Keamanan PBB menjatuhkan
sanksi kepada mantan Presiden Yaman Abdullah Saleh dan dua pemimpin Houti, serta
8
Routers, “ Menlu Yaman minta intervensi militer dari negara Teluk” CNN Indonesia,24 Maret 2015. Diakses
pada 27 Agustus 2019 melalui https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150324022612-120-
41318/menlu-yaman-minta-intervensi-militer-dari-negara-teluk
9
Muhaimin, “ Perang Dimulai, Saudi dan 9 Negara Bombardir Yaman.” Sindo News. 26 Maret 2015. Diakses
pada 28 Agustus 2019 melalui https://international.sindonews.com/read/981410/44/perang-dimulai-saudi-
dan-9-negara-bombardir-yaman-1427333789
mempertimbangkan segala langkah-langkah yang mungkin dapat diambil untuk menyelesaikan
konflik tersebut.