1. Pengantar
Ditinjau dari sisi teori, sejarah islam modern dimulai sejak tahun 1800 M. hingga
sekarang. Secara politis pada Abad 18 M dunia islam hampir di bawah kendali bangsa
Barat. Namun baru Abad 20 M mulai bermunculan kesadaran di dunia islam untuk
bangkit melawan penjajah Barat. Dalam sejarah islam periode islam disebut dengan
kebangkitan dunia islam karena ditandai banyaknya bermunculan pemikiran
pembaharuan dalam dunia islam.
Munculnya gerakan pembaharuan disebabkan oleh dua faktor, pertama timbulnya
kesadaran dikalangan umat islam , telah dijumpai nilai – nilai ajaran asing yang telah
masuk kedunia islam dan umat islam mengang gapnya sebagai ajaran islam. Ajaran –
ajaran tersebut kalau dirujuk kepada Al-qur’an dan hadist justru banyak bertentangan
dengan ajaran islam seperti takhayul, bit’ah dan khurafat. Kedua Hegomoni dan
Domonasi dunia barat terhadap dunia islam hampir menguasai disegala bidang baik
ekonomi, perdagangan maupun peradaban. Dua faktor inilah yang menginspirasi umat
islam untuk melakukan reformasi dan mengadakan gerakan – gerakan dengan tujuan
mengmbalikan ajaran islam yang sesuai dengan Al-qur’an dn Sunnah serta meraih
kejayaan islam yang telah hilang.
C. KEKHALIFAHAN
Pemberontakan yang dilakukan oleh Abdullah Ibn Ali yakni paman al-Mashur
yang menjadi gubernur di syiria
pemberontakan yang lakukan oleh sekte persia yang bernama “ Rawandiyah”
Pemberontakan yang dilakukan oelh gubernur Khurasan
h. Al-Mu’tasim (833-845 M)
Al-mu’tasim mengklaim dirinya sebagai khalifah ketika al-Makmun sedang dalam
keadaan sakit. Banyak tentara yang tidak sepakat atas tindakannya itu. Untuk
mengamankan rakyat baghdad, al- mu’tasim memindahkan ibukota kerajaan ke
Samarra tahun 836, sekitar 95 km dari arah hulu sungai Tigris. Di kota ini ia
membangun istana kerajaan dan perkampungan untuk 250.000 tentara, dan tidak lama
kemudian samarra menjadi semegah kota Baghdad, kecuali ia tidak mampu menandingi
baghdad sebagi pusat perkembangan intelektual muslim. Al-Mu’tasim meninggal pada
tahun 842 H. Menurut Gibbon, “ pada masa pemerintahan al-Mu’tasim ini kebesaran
Abbasiyah dan bangsa Arab mulai mundur”
2. Bidang Pemerintahan
Pada masa Abbasiyah I (750-847 M), kekuasaan kholifah sebagai kepala
negarasangat terasasekali dan benar seorang kholifah adalah penguasa tertinggi dan
mengatur segala urusan negara. Sedang masa Abbasiyah II 847-946 M) kekuasaan
kholifah sedikit menurun, sebab Wazir (perdana mentri) telah mulai memiliki andil
dalam urusan negara. Dan pada masa Abbasiyah III (946-1055 M) dan IV (1055-1258
M), kholifah menjadi boneka saja, karena para gubernur di daerah-daerah telah
menempatkan diri mereka sebagai penguasa kecil yang berkuasa penuh. Dengan
demikian pemerintah pusat tidak ada apa-apanya lagi.
D. FAKTOR –FAKTOR
a. Faktor Internal
2) Kemerosotan Ekonomi.
Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara morat-marit. Kondisi
ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik Dinasti Abbasiyah. Kedua faktor ini
saling berkaitan dan tak terpisahkan.
3) Konflik Keagamaan.
Konflik yang melatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara Muslim dan Zindik
atau Ahlussunnah dengan Syi’ah saja, tetapi juga antaraliran dalam Islam.
b. Faktor Eksternal
1) Perang Salib
Kekalahan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang dari pasukan Alp Arselan yanag
hanya berkekuatan 15.000 prajurit telah menanamkan benih permusuhan dan kebencian
orang-orang kristen terhadap ummat Islam. Kebencian itu bertabah setelah Dinasti Saljuk
yang menguasai Baitul Maqdis menerapkan beberapa peraturan yang dirasakan sangat
menyulitkan orang-orang Kristen yang ingin berziarah kesana. Oleh karena itu pada tahun
1095 M, Paus Urbanus II menyerukan kepada ummat kristen Eropa untuk melakukan perang
suci, yang kemudian dikenal dengan nama Perang Salib.
Perang salib yang berlangsung dalam beberapa gelombang atau peride telah banyak menelan
korban dan menguasai beberapa wilaya Islam. Setelah melakukan peperangan antara tahun
1097-1124 M mereka berhasil menguasai Nicea, Edessa, Baitul Maqdis, Akka, Tripoli dan
kota Tyre. Pengaruh Salib juga terlihat dalam penyerbuan tentara Mongol. Disebutkan bahwa
Hulagu Khan, panglima tentara Mongol, sangat membenci Islam karena ia banyak
dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian. Gereja-gereja Kristen berasosiasi
dengan orang-orang Mongol yang anti Islam itu dan diperkeras di kantong-kantong ahlul-
kitab. Tentara Mongol, setelah menghancur leburkan pusat-pusat Islam, ikut memperbaiki
Yerussalem.
Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah kawasan
terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis Khan
(603-624 H). mereka adalah orang-orang Badui-sahara yang dikenal keras kepala dan suka
aberlaku jahat.Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam, orang-orang
Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah Khurasan dan Persia dan juga menguasai
Asia Kecil. Pada bulan September 1257, Hulagu mengirimkan ultimatum keada Khalifah
agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan.
Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Maka pada Januari 1258, asuakn Hulagu
bergerang untuk mengahncurkan tembok ibukota. Sementara itu Khalifah al-Mu’tashim
langsung menyerah dan berangkat ke base pasukan mongolia. Setelah itu para pemimpin dan
fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua dibunuh. Hulagu mengzinkan
pasukannya untuk melakukan aa saja di Baghdad. Mereka menghancurkan kota Baghdad dan
membakarnya. Pembunuhan berlangsung selama 40 hari dengan jumlah korban sekitar dua
juta orang.Perlu juga disebutkan disini peran busuk yang dimainkan oleh seorang Syi’ah
Rafidhah yaitu Ibn ’Alqami, menteri al-Mu’tashim, yang bekerjasama dengan orang-orang
Mongolia dan membantu pekerjaan-pekerjaan mereka.