ام ٍر َم َع أ َ ْمدَا ِد أ َ ْه ِل ْال َي َم ِن ِم ْن ِ عَ ْس ب ُْن َ َيقُو ُل « َيأْتِى-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا
ُ علَ ْي ُك ْم أ ُ َوي َّ سو َل ُ س ِم ْعتُ َر َ َقا َل
َّللاِ أل َ َب َّرهُ فَإ ِ ِن
َّ علَىَ س َم َ ض َع د ِْره ٍَم لَهُ َوا ِلدَة ٌ ُه َو ِب َها َب ٌّر لَ ْو أ َ ْق ِ ص فَ َب َرأ َ ِم ْنهُ ِإالَّ َم ْو
ٌ ُم َرا ٍد ث ُ َّم ِم ْن قَ َر ٍن َكانَ ِب ِه َب َر
َ قَا َل أَال.َع َم ُر أَيْنَ ت ُ ِريدُ قَا َل ْال ُكوفَة ُ ُ فَقَا َل لَه.ُ فَا ْست َ ْغفَ َر لَه. فَا ْست َ ْغ ِف ْر ِلى.» طعْتَ أ َ ْن َي ْست َ ْغ ِف َر لَكَ فَا ْف َع ْل َ َ ا ْست
َّ َاس أ َ َحبُّ ِإل
ى ِ َّاء النِ غب َْر َ ون ِفى ُ ام ِل َها قَا َل أ َ ُك
ِ عَ ب لَكَ ِإلَى ُ ُ أ َ ْكت
Umar berkata, “Aku sendiri pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Nanti akan datang seseorang bernama Uwais bin ‘Amir bersama serombongan pasukan dari
Yaman. Ia berasal dari Murad kemudian dari Qarn. Ia memiliki penyakit kulit kemudian sembuh
darinya kecuali bagian satu dirham. Ia punya seorang ibu dan sangat berbakti padanya. Seandainya
ia mau bersumpah pada Allah, maka akan diperkenankan yang ia pinta. Jika engkau mampu agar ia
meminta pada Allah supaya engkau diampuni, mintalah padanya.”
Umar pun berkata, “Mintalah pada Allah untuk mengampuniku.” Kemudian Uwais mendoakan Umar
dengan meminta ampunan pada Allah.Umar pun bertanya pada Uwais, “Engkau hendak ke mana?”
Uwais menjawab, “Ke Kufah”.Umar pun mengatakan pada Uwais, “Bagaimana jika aku menulis surat
kepada penanggung jawab di negeri Kufah supaya membantumu?”Uwais menjawab, “Aku lebih suka
menjadi orang yang lemah (miskin).”
تِ ث ْالبَ ْي َّ ع ْن أ ُ َوي ٍْس قَا َل ت ََر ْكت ُهُ َر َ ُسأَلَه ُ َقَا َل فَلَ َّما َكانَ ِمنَ ْالعَ ِام ْال ُم ْقبِ ِل َح َّج َر ُج ٌل ِم ْن أ َ ْش َرافِ ِه ْم َف َوافَق
َ َع َم َر ف
ام ٍر َم َع أ َ ْمدَا ِد ِ ع َ ْس ْب ُن ُ علَ ْي ُك ْم أ ُ َويَ يَقُو ُل « يَأْتِى-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو َل َ قَا َل.ِقَ ِلي َل ْال َمت َاع
ُ س ِم ْعتُ َر
علَىَ س َم َ ض َع د ِْره ٍَم لَهُ َوا ِلدَة ٌ ُه َو بِ َها بَ ٌّر لَ ْو أ َ ْق ِ ص فَبَ َرأ َ ِم ْنهُ إِالَّ َم ْو ٌ أ َ ْه ِل ْاليَ َم ِن ِم ْن ُم َرا ٍد ث ُ َّم ِم ْن قَ َر ٍن َكانَ بِ ِه بَ َر
.طعْتَ أ َ ْن يَ ْست َ ْغ ِف َر لَكَ فَا ْفعَ ْلَ َ َّللاِ ألَبَ َّرهُ فَإ ِ ِن ا ْست
َّ
Tahun berikutnya, ada seseorang dari kalangan terhormat dari mereka pergi berhaji dan ia bertemu
‘Umar. Umar pun bertanya tentang Uwais. Orang yang terhormat tersebut menjawab, “Aku
tinggalkan Uwais dalam keadaan rumahnya miskin dan barang-barangnya sedikit.” Umar pun
mengatakan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Nanti akan datang seseorang bernama
Uwais bin ‘Amir bersama serombongan pasukan dari Yaman. Ia berasal dari Murad kemudian dari
Qarn. Ia memiliki penyakit kulit kemudian sembuh darinya kecuali bagian satu dirham. Ia punya
seorang ibu dan sangat berbakti padanya. Seandainya ia mau bersumpah pada Allah, maka akan
diperkenankan yang ia pinta. Jika engkau mampu agar ia meminta pada Allah supaya engkau
diampuni, mintalah padanya.”
3- Keistimewaan atau manaqib dari Uwais nampak dari perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada Umar untuk meminta do’a dari Uwais, supaya ia berdo’a pada Allah untuk
memberikan ampunan padanya.
4- Dianjurkan untuk meminta do’a dan do’a ampunan lewat perantaraan orang shalih.
5- Boleh orang yang lebih mulia kedudukannya meminta doa pada orang yang kedudukannya
lebih rendah darinya. Di sini, Umar adalah seorang sahabat tentu lebih mulia, diperintahkan
untuk meminta do’a pada Uwais –seorang tabi’in- yang kedudukannya lebih rendah.
6- Uwais adalah tabi’in yang paling utama berdasarkan nash dalam riwayat lainnya, dari ‘Umar
bin Al Khattab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اض فَ ُم ُروهُ فَ ْل َي ْست َ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ٌ ِإ َّن َخي َْر التَّا ِبعِينَ َر ُج ٌل يُقَا ُل لَهُ أ ُ َوي
ٌ َْس َولَهُ َوا ِلدَة ٌ َو َكانَ ِب ِه َبي
“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama . Uwais. Ia memiliki seorang
ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk
meminta ampun untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2542). Ini secara tegas menunjukkan bahwa Uwais
adalah tabi’in yang terbaik.
7- Menjadi orang yang tidak terkenal atau tidak ternama itu lebih utama. Lihatlah Uwais, ia
sampai mengatakan pada ‘Umar,
8- Hadits ini juga menunjukkan keutamaan birrul walidain, yaitu berbakti pada orang tua
terutama ibu. Berbakti pada orang tua termasuk bentuk qurobat (ibadah) yang utama.
9- Keadaan Uwais yang lebih senang tidak tenar menunjukkan akan keutamaan hidup terasing
dari orang-orang.
10- Pelajaran sifat tawadhu’ yang dicontohkan oleh Umar bin Khattab.
11- Doa orang selepas bepergian dari safar yang baik seperti haji adalah doa yang mustajab.
Sekaligus menunjukkan keutamaan safar yang shalih (safar ibadah).
12- Penilaian manusia biasa dari kehidupan dunia yang nampak. Sehingga mudah merendahkan
orang lain. Sedangkan penilaian Allah adalah dari keadaan iman dan takwa dalam hati.