Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan penulisnya sedemikian rupa, sehingga pembaca memahami gagasan yang sama. Ada dua syarat penulisan kalimat efektif: (1) adanya kesatuan gagasan dan (2) perpaduan unsur-unsur pembentuknya. Kesatuan gagasan diungkapkan oleh subjek (pokok kalimat) dan predikat sebagai inti kalimat. Sementara itu, unsur-unsur lain merupakan keterangan, pelengkap, atau objek. Dalam berbahasa, ada kalimat tunggal (kalimat yang terdiri atas satu klausa) dan kalimat majemuk (dua kalimat tunggal digabungkan, hasilnya berupa kalimat baru yang terdiri atas dua klausa atau lebih). Klausa utama sering disebut klausa induk sedangkan klausa bawahan sering disebut klausa anak. Kalimat majemuk yang terdiri atas klausa induk dan klausa anak dinamai kalimat majemuk bertingkat (beranak, bersusun, subordinatif, tidak setara). Ciri lahiriah yang mudah dilihat pada kalimat majemuk bertingkat adalah dimungkinkannya konjungsi (beserta klausa anaknya) dipindahkan ke depan atau ke belakang klausa induknya tanpa mengubah maksud kalimat. Pemindahan semacam itu tidak mungkin dilakukan pada kalimat majemuk jenis lain. Kepaduan kalimat tercermin dalam hubungan logis, di antaranya unsur-unsur pembentuk kalimat. Untuk menandai kepaduan kalimat diperlukan berbagai pemarkah, antara lain: 1. Pengejaan/Pengimbuhan 2. Penulisan Kata Depan (Preposisi) Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai pembentuk frasa preposisional. Preposisi terletak di bagian awal frasa dan unsur yang mengikutinya dapat berupa nomina, adjektiva, atau verba. Dengan demikian, dari nomina pasar dan verba mengail dapat dibentuk frasa preposisional ke pasar, di pasar, dari pasar dan dengan mengail. Frasa preposisional seperti itu bersifat eksosentrik, artinya ditinjau dari segi bentuknya, preposisi dapat berupa monomorfemis atau poliomorfemis Preposisi monofemis adalah preposisi yang terdiri atas satu morfem, karena itu tidak dapat diperkecil lagi bentuknya. Preposisi polimorfemis terdiri atas dua macam: (1) yang dibentuk dengan memakai afiks (imbuhan) dan (2) yang dibentuk dengan menggabungkan dua kata atau lebih. 3. Kata Sambung (Konjungsi) Konjungsi atau kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Ada pula konjungsi yang dapat menghubungkan dua kata atau frasa. 4. Hubungan Logis Intrakalimat 5. Hubungan Logis Antarkalimat 6. Kesejajaran Satuan dalam Kalimat 7. Struktur Kalimat yang Tidak Bernalar