Anda di halaman 1dari 8

SISTEM SIRKULASI

Nama : Eka Nofianti


NIM : B1A018094
Rombongan :I
Kelompok :3
Asisiten : Halima Tus Sadiyah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola


umum yang sama, namun tiap – tiap kelompok mempunyai peredaran darah
tertentu yang mempunyai anotomi organ peredaran darah. Darah pada ikan
mempunyai dua komponen utama yaitu sel – sel darah dan plasma darah.
Darah dalam tubuh memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam
senyawa dan zat-zat yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat
pertahanan tubuh terhadam ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu.
Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh
darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih. Banyak sel darah
putih yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus
dinding untuk masuk ke jaringan yang lain (Wulangi, 1993).
Sistem kardiovaskular pada vertebrata merupakan sistem sirkulasi
tertutup. Dimana darah beredar ke dan dari jantung melalui jejaring
pembuluh-pembuluh yang luar biasa ekstensif. Terdapat organ sirkulsi darah
yang terdiri dari jantung. Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas
tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Aliran darah dalam keadaan berat, lebih
banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri
(Soewolo, 2005). System peredaran darah berfungsi mengangkut zat
makanan dan sisa metabolisme, mengangkut zat buangan dan substansi
beracun menuju hati untuk dinetralkan, mengatur suhu tubuh melalui aliran
darah, mencegah kehilangan darah melalui mekanisme pembekuan darah, dan
melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan
sel darah putih(Arfianto, 2017).
Sistem peredaran darah pada ikan secara umum mirip sistem hidraulis
yang terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun, jantung
teleostei terdiri atas empat bagian. Kenyataanya mirip dengan satu silinder
atau pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung,
maka daerah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih
besar dari tekanan arteri, dan tekanan arteri lenih besar dari tekanan
arterionale. Akibat adanya perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi
(Soewolo, 2005). Dikarenakan posisi darah yang sangat penting maka akan
terjadi penyakit serius jika terjadi infeksi aliran darah. Tingkat pathogen yang
resisten terhadap mikroba, khususnya Gram-bakteri negatif, embatasi pilihan
pengobatan, sering mendorong penggunaan empiris antibiotic rentang luas
(Marschal et al., 2017).
B. Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini adalah melihat jalannya peredaran
darah ikan dan membedakan aliran darah arteri dan vena.
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larva ikan gurami
(Osphronemus gouramy), tissue, dan air.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, cavity
slide dan pipet.

B. Cara Kerja

1. Larva ikan diambil dan diletakan di cavity slide dan diteteskan sedikit air.
2. Sirkulasi darah larva ikan diamati dibawah mikroskop.
3. Gerakan darah arteri dan vena diamati dan dicatat perbedaan.
B.Pembahasan

Praktikum kali ini membahas tentang sistem peredaran darah pada larva
ikan gurami. Ikan gurami memiliki system peredaran tertutup karena darah
mengalir di dalam pembuluh darah yang teramati yaitu arteri dan vena. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa pembuluh darah arteri mempunyai aliran
darah keluar dari jantung dan menuju jaringan-jaringan, kecepatan aliran
darahnya cepat, berwarna merah muda serta memiliki dinding yang elastis dan
tebal. Pembuluh darah vena adalah alirannya menuju jantung, memiliki warna
merah tua serta memiliki dinding yang tipis dan tidak elastis. Warna darah yang
antara arteri dan vena ini bias dikarenakan terdapatnya O2 di dalam arteri dan
CO2 terdapat dalam vena (Kay, 1998).
Sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu
dan pH tubuh (bagian dari homeostasis) (Tambayong et al., 2016). Sistem
sirkulasi dibagi dalam dua bagian besar yaitu sistem kardiovaskular
(peredaran darah) dan sistem limfatik. Sistem kardiovaskular terdiri atas
jantung, yang memompa dan mempertahankan aliran darah, arteri yang
mengangkut darah pergi dari jantung, arteriol, pembuluh kecil yang menuju
ke pembuluh yang lebih kecil lagi yaitu kapiler, venul, pembuluh halus yang
menampung isi kapiler (Rassmusen et al., 2016). Fungsi sirkulasi adalah
untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh, untuk mentranspor zat makanan
ke jaringan tubuh, mentranspor produk-produk yang tidak berguna,
menghantarkan hormon dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain,
dan secara umum untuk memelihara lingkungan yang sesuai di dalam seluruh
jaringan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi secara optimal
(Sloane, 2003).
Ikan mempunyai system peredaran darah tertutup, artinya darah tidak
pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan
sel tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi
melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui
dinding yang tipis dari kapiler darah dan kembali ke jantung melalui
pembuluh yang ke dua. Secara garis besarnya peredaran darah tunggal adalah
peredaran darah yang darahnya dari insang langsung beredah ke seluruh
tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui
jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluaruh tubuh kemudian
masuk ke jantung (Fujaya, 2002). Seri pertama dinamakan sistem arteri dan
seri kedua dinamakan sistem vena. Dimana organ utamanya adalah jantung
yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan
mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai
ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke
jantung (Brill, 2015).
Jenis ikan gurami, rongga insangnya mengadakan perluasan keatas
yang merupakan lipatan-lipatan tak teratur yang disebut labirin. Labirin ini
berfungsi untuk menyimpan udara, sehingga jenis ikan-ikan tertentu dapat
hidup di air yang kekurangan oksigen. Air masuk melalui mulut dan
seterusnya mengalir melalui insang. Insang memiliki lembaran-lembaran
halus yang mengandung pembuluh-pembuluh darah. Pengikatan oksigen dan
pelepasan karbon dioksida terjadi di insang. Oksigen dalam darah diedarkan
ke seluruh tubuh oleh nadi. Setelah darah kehilangan oksigen, maka darah
berkumpul lagi di pembuluh balik untuk kembali ke jantung. Kemudian
jantung memompakan darah ke insang lagi (Parker & William, 1978).
Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk
ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir
dengan cepat pada arteri. Vena, saluran penampung dan pengangkut darah
dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat
rendah. Dinding vena sanga tipis akan tetapi dinding vena mempunyai otot
untuk berkontraksi sehingga berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang
dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh (Setiadi, 2007).
III. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa


ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar
dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya.
Jalannya peredaran darah pada ikan peredaran darahnya dari insang langsung
beredah ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Arteri mentranspor darah di
bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan
kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri. Vena, saluran penampung dan
pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan pada sistem vena
sangat rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Arfianto, F., 2017. Pengaruh alat Peraga Tiga Dimensi Sistem Peredaran Darah
Manusia Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA.
Anterior Jurnal, 16(2), 120-128.

Brill, R., W., 2015. Blood Volume, Plasma Volume and Circulation Time in a
Highenergy-Demand Teleost, The Yellowfin Tuna (Thunnus albacares). The
Journal of Experimental Biology, 2(1), pp. 647-654.

Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan. Makasar: Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional.


Kay, I., 1998. Introduction to Animal Physiology. New York: Bioscientific Publisher.
Marschal, M., Bachmaier, J., Autenrieth, I., Oberhettinger, P., Willman, M., & Peter,
S., 2017. Evaluation of the Acelerate Pheno System for Fast Identification
and Anti Mikrobial Susceptibility Testing from Positive Blood Cultures by
Gram-Negative Pathogens. Journal of Clinical Microbiology, 55(7), pp.
2116-2126.

Parker, J., T., & William, A., H., 1978. Text Book of Zoology Volume II: Vertebrates.
London: The Mac Millan Press LTD.

Rassmusen, K., J., Steffensen, J., F., 2016. Differential Occurrence of Immune Cells
in the Primary and Secondary Vascular Systems in Rainbow Trout,
Oncorhynchusmykiss(Walbaum). Journal of Fish Diseases, 3(6), pp. 675-
679.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Tabayong, M., O., Lumenta, A., S., & Sugiarso, B., A., 2016. Implementasi
Augmented Reality Pada Sistem Sirkulasi Darah Manusia. Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer, 5(3), pp. 49-57.

Wulangi, K., 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Yogyakarta: UGM Press

Anda mungkin juga menyukai