Anda di halaman 1dari 14

AUDITING 1

(BIAYA DIBAYAR
DIMUKA)
MAKALAH
Dosen : Ruruh Dyatmiko
S.E., M.M., Ak., CA

Disusun Oleh

1. NINA MUSLIMAH 171011201477


2. NUR KHALIFAH 171011201517
3. NURUL HIKMAH 171011201487
4. PRIANTIKA PUTRI L 171011200803
5. RAKA IKHSAN ALWI 171011201518
6. RAUDATI MUKTININGSIH 171011201480
KELAS 04 SAKE 023 / RUANG A.611

PROGRAM STUDI S.1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang

Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Biaya Dibayar Dimuka”.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang

pentingnya mengetahui Biaya Dibayar Dimuka dalam Auditing.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa merido’i segala usaha kita.

Pamulang, 10 Mei 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Maalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka...........................................................3
2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Biaya Dibayar Dimuka.........................3
2.3 Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka...................................................3
2.4 Study Kasus Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka.............................................3
BAB III..............................................................................................................................3
PENUTUP.........................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan........................................................................................................3
3.2 Saran..................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................3

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktifitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba (profit)

maupun non-laba (profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di dalam suatu

perusahaan, Beban adalah suatu elemen penting dalam aktivitas operasional,

investasi, maupun pendanaan perusahaan tersebut. Hal ini dikarenaka beban

merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mejalankan operasi

sehingga mencerminakan kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah

perkiraan perusahaan yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk

beban beban yang dibayar dimuka.


Untuk menghindari terjadinya berbagai macam penyelewengan

terhadap Beban, maka diperlukan adanya sistem pengendalian (pengawasan)

yang cukup terhadap Beban. Sistem pengendalian intern (SPI) yang baik

akan mengurangi potensi penyelewengan terhadap Beban perusahaan.


Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah fokus

utama auditor dalam tugasnya melakukan audit kepada perusahaan/entitas.

Apabila auditor tidak mendapatkan temuan-temuan yang janggal pada saat

pemeriksaan Beban dan penilaian yang baik terhadap pengendalian internal

Beban perusahaan, auditor akan lebih mudah untuk melanjutkan

pemeriksaan pada elemen keuangan perusahaan yang lainnya.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sifat biaya dibayar dimuka ?


2. Apa saja tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya dibayar dimuka ?
3. Apa saja prosedur pemeriksaan pada biaya dibayar dimuka ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sifat biaya dibayar dimuka dan;


2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya dibayar

dimuka;
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dibayar dimuka.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka

Definisi biaya dibayar dimuka adalah sebagai berikut:


Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang

akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.


b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat

untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak

lancar.

2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Biaya Dibayar Dimuka

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas

biaya dibayar di muka.


Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal

control atas biaya dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya

pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat dipersempit.


Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dibayar di muka

adalah :
a. Setiap pengeluaran untuk biaya dibayar di muka diotorisasi oleh

pejabat perusahaan yang berwenang.


b. Setiap pengeluaran untuk biaya dibayar di muka didukung oleh

bukti-bukti yang sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi,

perjanjian sewa menyewa (lease agreement), dll.


2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun

berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

6
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang

belum expired (mempunyai kegunaan untuk periode yang akan datang)

tidak dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di

muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai

kegunaan untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya

tahun berjalan.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian

yangexpired (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan

sebagai biaya tahun berjalan.


4. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dibayar di muka dalam

laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).


Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat

kurang dari atau sama dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar,

sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari sat tahun disajikan sebagai

aktiva tak lancar.

2.3 Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka

Menurut Soekrisno Agoes (2012:169), Prosedur pemeriksaan dibagi

atas prosedur compliance test dan prosedur subtantive test. Pembahasan

prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan dibagi dalam beberapa

bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi dibayar di muka, dan

biaya advertensi dibayar di muka.


1. Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :
(1) Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya yang dibayar di

muka:

7
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang

dipergunakan tercakup dalam internal control questionnaires

atas pengeluaran kas dan bank :


 Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya

dibayar di muka didukung oleh bukti-bukti sah dan

lengkap.
 Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat

perusahaan yang berwenang.


 Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan

baik dan rapi.


b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dibayar di

muka. Yang digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti

pengeluaran kas dan bank dan samplecukup dipilih secara

random.
(2) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dibayar di

muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan,

maka auditor bisa menyimpulkan bahwa internal control atas biaya

dibayar di muka berjalan efektif


2. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka (Prepaid

Rent)
(1) Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
(2) Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical accuracy).
(3) Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku

besar (general ledger) prepaid rent.


(4) Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan

tahun lalu.

8
(5) Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun

berjalan dan pemeriksaan lease agreement ( jika sudah dilakukan

di compaliance test,refer ke kertas kerja compliance test ).


(6) Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa

ke buku besar biaya sewa. Dalam hal ada biaya sewa yang

langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa (tanpa

melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar akan

terlihat lebih besar.


(7) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
3. Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar di

Muka (Prepaid Insurance)


(1) Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
(2) Check mathematical accuracy.
(3) Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo

buku besar (general ledger) prepaid insurance.


(4) Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja

pemeriksaan tahun lalu.


(5) Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun

berjalan, perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran

tersebut.
(6) Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi

dengan rincian prepaid insurance.


(7) Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar

biaya asuransi.
(8) Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cukup

atau tidak dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
(9) Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S

CLAUSE, maksudnya apakah dalam polis asuransi tersebut ada

salah satu pasal yang menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim,

9
karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi

harus dibayarkan kepada bank.


(10) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising
(1) Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
(2) Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke

buku besar dan saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
(3) Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan di

tv/radio/bill board ) dan bukti pembelian ( untuk barang-barang

souvenir ).
(4) Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang

souvenir harus dilakukan stock opname ( perhitungan fisik ) pada

akhir tahun.
5. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes
(1) Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian bisa per

jenis pajak atau di campur).


(2) Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.
(3) Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di

rincian dengan SPT PPH Badan.


(4) Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan

angka prepaid taxes di rincian dengan SPT Masa (SPM)


Di dalam top schedule biasanya si auditor harus

mencantumkan kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas perkiraan

tersebut, apakah menurut pendapat auditor, perkiraan tersebut

disajikan secara wajar atau tidak.


Menurut SAK ETAP (IAI,2009:86,87):
Untuk sewa operasi, lease menggunakan hal-hal berikut :
a. Jumlah pembayaran sewa yang harus diabayar selama masa

sewa.
b. Jumlah pembayaran sewa selama periode berjalan yang diakui

sebagai beban sewa


c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa

10
d. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta

amortisasinya sehubungan dengan transaksi jual dan sewa

balik
e. Ikatan-ikatan penting yaang dipersyaratkan dalam perjanjian

sewa.
Sedangkan bagi lessor, pembayaran sewa selama tahun

berjalan dari lessee harus diakui sebagai pendapatan sewa.

Pendapatan sewa harus diakui dan diukur berdasarkan metode garis

lurus sepanjang masa sewa, meskipun pembayaran sewa guna

usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap

perode.

2.4 Study Kasus Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka


1. Penentuan Risiko Bawaan (Beban Dibayar Dimuka)

Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi

dibaray di muka pada umumnya akan ditentukan pada tingkat yang

rendah karena akun ini tidak melibatkan isu akuntansi yang

kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji yang mungkin

dapat dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan berjumlah

tidak material.

Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain

dapat memerlukan pertimbangan risiko bawaan yang serius. Contohnya,

penilaian dan estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan

pertimbangan mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan

11
pendapatan antara auditor dengan klien. Dalam situasi seperti itu,

auditor dapat menentukan risiko bawaan pada tingkat yang tinggi.

2. Penentuan Risiko Pengendalian (Beban Dibayar Dimuka)


Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan

aktiva tidak berwujud biasanya diproses melalui proses pembelian.

Pembahasan yang tersisa berfokus pada akun asuransi dibayar di muka

karena akun tersebut akan ditemui pada hamper semua perikatan.

Bagian dari penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi

asuransi dibayar di muka didasarkan pada efektivitas prosedur

pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya, prosedur

pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis

asuransi yang baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.


Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk

mengendalikan transaksi dan informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar

asuransi (insurance register) dapat dibuat sebagai catatan yang terpisah

mengenai semua polis asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi

berisi informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi dan

tanggal habis masa berlaku tiap polis asuransi. Daftar ini harus di-

review secara berkala oleh orang yang independen untuk memverifikasi

bahwa entitas telah memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan

kebutuhannya.

Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi

sistematis dari asuransi dibayar di muka ke beban asuransi. Pada tiap

akhir bulan, karyawan klien harus menyiapkan ayat jurnal untuk

12
mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam

beberapa kasus, entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat

ayat jurnal ini pada tahun berjalan. Pada akhir tahun, akun asuransi

dibayar di muka disesuaikan untuk mencerminkan jumlah actual dari

asuransi yang belum jatuh tempo.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi,

yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Pajak

dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan

atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai

kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan

(untuk PPN).
Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap

biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka sesuai dengan prosedur

pemeriksaan biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka yang

13
berlaku. Hal ini untuk menghindari adanya penggelapan pajak ataupun

beban yang dilakukan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.

3.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis

para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat

dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar

bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,Sukirno.2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Publik.Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Salemba Empat.

Bouton, WilliamC., Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell,2002. Modern


Auditing, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jilid 1, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Profesional Akuntantan Publik : Standar


Auditing, Standar Atestasi, Standar Jasa Akuntansi dan Review. Yogyakarta :
Bagiaan Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.1994.

14

Anda mungkin juga menyukai