Anda di halaman 1dari 8

SKENARIO 4

“ Lemah dan Letih ”

Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan badan dan
demam sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan hilang timbul disertai batuk dan memar – memar kulit.
Sejak 2 bulan yang lalu badannya sering terasa lemah, letih, lesu, lelah dan lunglai. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 80x/menit,
frekuensi napas 22x/menit dan suhu 38,3oC. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak pucat dan
konjungtiva anemis, adanya ulkus dimulut, hepar dan lien tidak teraba serta ekimosis dilengan
tangan dan paha. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb 6,5 g/dL, leukosit 2000/UL, MCV 2
fl, MCH 29 pg, HCT 19,6 %, PLT 45000/UI.

STEP 1

1. Ekimosis : Bercak perdarahan pada kulit yang lebih lebar dari peteki.
2. MCV : Untuk menghitung rata – rata ukuran eritrosit dan untuk mengukur
volume eritrosit.
3. MCH : Berat rata – rata hemoglobin pada setiap sel darah.

STEP 2

1. Bagaimana patomekanisme dari keluhan pasien ?


2. Bagaimana nilai normal pembuluh darah pada kasus tersebut dan interpretasikan ?
3. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus tersebut ?
4. Apa saja yang menyebabkan keluhan pada kasus ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ?

STEP 3

1. Berikut patomekanisme dari keluhan pasien :


a. 5 L  kadar Hb menurun  pertumbuhan CO2 dan O2 menurun  hipoksia ringan
 tubuh merespon mekanisme anaerob  asam laktat menumpuk  lemah, letih,
lesu, lunglai, lelah.
b. Pertukaran O2 dan C2 menurun  kompensasi tubuh  tekanan darah menurun 
pucat dan konjungtiva anemis.
c. Menurunnya leukosit  menurunnya imun tubuh  infeksi menyerang tubuh 
ulkus dimulut dan batuk.
d. Trombosit menurun  luka  perdarahan berlebih  ekimosis.
2. Berikut nilai normal pembuluh darah pada kasus tersebut dan interpretasikan :
a. Nilai normal WHO :
i. Hemoglobin
1) 6 bulan – 6 tahun : 11,0 g/ dL.
2) 6 tahun – 14 tahun : 12,0 g/ dL.
3) Pria dewasa : 13,0 g/ dL.
4) Wanita hamil : 13,0 g/ dL.
5) Wanita dewasa : 12,0 g/ dL.
ii. Hemoglobin wanita hamil
1) Trimester I : 11,6 – 13,0 g/ dL.
2) Trimester II : 9,7 – 14,8 g/ dL.
3) Trimester III : 9,5 – 15 g/ dL.
iii. MCV
1) BBL : 99 – 122.
2) 1 – 9 tahun : 73 – 101.
3) \4 – 5 tahun : 62 – 88.
4) 6 – 10 tahun : 69 – 96.
5) Dewasa : 80 – 100.
iv. MCH
1) BBL : 33 – 41.
2) 1 – 5 tahun : 23 – 31.
3) 6 – 10 tahun : 22 – 34.
4) Dewasa : 26 – 34.
v. Hemoglobin
1) BBL : 5 – 10 %.
2) 1 minggu : 31 – 49 %.
3) 1 tahun : 28 – 45 %.
4) Dewasa laki – laki : 38 – 50 %.
5) Dewasa wanita : 36 – 46 %.
vi. Leukosit
1) BBL : 9000.
2) 10 tahun : 4500 – 13500.
3) Dewasa : 4500 – 10000.
4) Hamil : 6000 – 17000.
5) Setelah melahirkan : 9700 – 25000.
vii. Trombosit : 15000 – 450000.
b. Interpretasi
i. Hb menurun.
ii. Leukositopenia.
iii. MCV menurun (mikrositik).
iv. MCH (normokromik).
v. Ht menurun.
vi. Platelet (trombositopenia).
3. Berikut penegakan diagnosis pada kasus tersebut :
a. Anamnesis
i. Demam.
ii. Batuk.
iii. 5 L.
b. Pemeriksaan fisik
i. TD : 100/70 mmHg.
ii. N : 80 x/menit.
iii. RR : 22 x/menit.
iv. T : 38,2oC.
v. Tampak pucat.
vi. Konjungtiva anemia.
vii. Ulkus pada mulut.
viii. Eksimosis pada lengan dan paha.
c. Pemeriksaan fisik
i. Hb : 6,5.
ii. Leukosit : 2000.
iii. MCV : 2.
iv. MCH : 29.
v. Ht : 19,6 %.
vi. Platelet : 45000000.
4. Berikut yang menyebabkan keluhan pada kasus :
a. Penyebab kronik.
b. Faktor keturunan.
c. Kurang nutrisi.
d. Perdarahan.
e. Gangguan pembentukan eritrosit.
f. Hemolisis.
g. Radiasi.
h. Hipersensitivitas.
i. Benzene.
5. Berikut penatalaksanaan pada kasus :
a. Anemia : 5,5 transfusi.
b. Trombositopenia : kortikosteroid, IVIG, supresi trombositopenia.

STEP

1. Berikut patomekanisme dari keluhan pasien :


a. 5 L  kadar Hb menurun  pertumbuhan CO2 dan O2 menurun  hipoksia ringan
 tubuh merespon mekanisme anaerob  asam laktat menumpuk  lemah, letih,
lesu, lunglai, lelah.
b. Pertukaran O2 dan C2 menurun  kompensasi tubuh  tekanan darah menurun 
pucat dan konjungtiva anemis.
c. Menurunnya leukosit  menurunnya imun tubuh  infeksi menyerang tubuh 
ulkus dimulut dan batuk.
d. Trombosit menurun  luka  perdarahan berlebih  ekimosis.
2. Berikut nilai normal pembuluh darah pada kasus tersebut dan interpretasikan :
a. Derajat anemia (WHO) :
i. Derajat 0 nilai normal : > 11,9 g/ dL.
ii. Derajat 1 ringan : 9,5 – 10,9 g/ dL.
iii. Derajat 2 sedang : 8 – 9,4 g/ dL.
iv. Derajat 3 berat : 6,5 – 7,9 g/ dL.
v. Derajat 4 mengancam jiwa : 6,5 g/ dL.
3. Berikut penegakan diagnosis pada kasus tersebut :
a. Anamnesis
i. Demam.
ii. Batuk.
iii. 5 L.
b. Pemeriksaan fisik
i. TD : 100/70 mmHg.
ii. N : 80 x/menit.
iii. RR : 22 x/menit.
iv. T : 38,2oC.
v. Tampak pucat.
vi. Konjungtiva anemia.
vii. Ulkus pada mulut.
viii. Eksimosis pada lengan dan paha.
c. Pemeriksaan fisik
i. Hb : 6,5.
ii. Leukosit : 2000.
iii. MCV : 2.
iv. MCH : 29.
v. Ht : 19,6 %.
vi. Platelet : 45000000.
4. Berikut yang menyebabkan keluhan pada kasus :
a. Penyebab kronik.
b. Faktor keturunan.
c. Kurang nutrisi.
d. Perdarahan.
e. Gangguan pembentukan eritrosit.
f. Hemolisis.
g. Radiasi.
h. Hipersensitivitas.
i. Benzene.
5. Berikut penatalaksanaan pada kasus :
a. Anemia : 5,5 transfusi.
b. Trombositopenia : kortikosteroid, IVIG, supresi trombositopenia.
MIND MAP

Anemia

Jenis

Klasifikasi

Etiologi
KELAINAN
HEMATOLOGI
Faktor Resiko

Patofisiologi Anamnesis

Penegakan Pemeriksaan
Diagnosis Fisik

Pemeriksaan
Tatalaksana
Penunjang

STEP 5

1. Apa saja klasifikasi dari anemia?


2. Bagaimana etiologi sampai tatalaksana dari klasifikasi anemia ?

STEP 6

Belajar Mandiri
STEP 7

1. Berikut klasifikasi dari anemia :


a. Klasifikasi anemia menurut etiopatogenesis
i. Anemia karena ganggaun pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang.
1) Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
a) Anemia defisiensi Fe.
b) Anemia defisiensi asam folat.
c) Anemia defisiensi B12.
2) Gangguan penggunaan Besi
a) Anemia akibat penyakit kronik.
b) Anemia sideroblastik.
3) Kerusakan sumsung tulang
a) Anemia aplastik.
b) Anemia megaloblastik.
c) Anemia pada keganasan hemtologi.
d) Anemia diseritropoietik.
e) Anemia pada sindrom mielodisplastik.
f) Anemia akibat kekurangan eritropoietin.
ii. Anemia akibat hemoragi
1) Anemia pasca perdarahan akut.
2) Anemia akibat perdarahan kronik.
iii. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik intrakorpuskuler
a) Gangguan hemolitik eritrosit (membranopati).
b) Gangguan enzim eritrosit (enzinopati).
c) Gangguan Hb (hemoglobinopati).
d) Thalasemia.
2) Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
a) Anemia hemolitik autoimun.
b) Anemia hemolitik mikroangiopatik.
iv. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang
kompleks.
b. Kalsifikasi menurut morfologi eritrosit
i. Anemia hiprokromatik mikrositer (MCV <80fl ; MCH <27 pg)
a) Anemia defisiensi Fe.
b) Thalasemia mayor.
c) Anemia akibat penyakit kronik.
d) Anemia sideroblastik.
ii. Anemia normokromik normositer (MCV 80 -95 fl ; MCH 27 – 34 pg)
a) Anemia pasca perdarahan kronik.
b) Anemia aplastik.
c) Anemia hemolitik didapat.
d) Anemia akibat penyakit kronik.
e) Anemia pada gagal ginjal kronik.
f) Anemia pada sindrom mielodisplastik.
g) Anemia pada keganasan hematologik.
iii. Anemia makrositer (MCH >95 fl)
a) Bentuk megaloblastik
1) Anemia defisiensi Asam folat.
2) Anemia defisiensi B12.
b) Bentuk non megaloblastik.
1) Anemia pada penyakit hati kronik.
2) Anemia pada hipotiroidisme.
3) Anemia pada sindrom mieloblastik (MDS).

DAFTAR PUSTAKA : Bakta, Prof. Dr. I. Made. Hematologi Klinis Ringkas. Jilid 1. Jakarta ;
EGC : 2018.

Anda mungkin juga menyukai