Anda di halaman 1dari 5

4.

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

a. Riwayat penyakit

1. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

2. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,


hipertensi

3. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk
terjadinya intoksikasi

4. Kondisi psikososiaL

b. Pengkajian fisik

1. Aktivitas : kelelahan umum

2. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;


defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit
warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran
urin menruun bila curah jantung menurun berat.

3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah,


gelisah, menangis.

4. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan,


mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

5. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,


perubahan pupil.

6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
dengan obat antiangina, gelisah
7. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

8. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema


(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

c. Diagnosa keperawatan dan Intervensi

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi


elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

1. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh


TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status
mental biasa

2. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

1. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo
dan simetris.

2. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung
ekstra, penurunan nadi.

3. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

4. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;
disritmia ventrikel; blok jantung
5. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase
akut.

6. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi


nafas dalam, bimbingan imajinasi

7. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor


penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,
menangis, perubahan TD

8. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

9. Atur Program HD sesuai kebutuhan

10. Kolaborasi :

· Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

· Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

· Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

· Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

· Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

· Masukkan/pertahankan masukan IV

· Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

· Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan


kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

1. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat


Intervensi :

1. Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

2. Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada


pasien/keluarga

3. Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan,


perubahan mental, vertigo.

4. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;


bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

5. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

6. Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

7. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

8. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

9. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala
yang memerlukan intervensi medis

10. Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus,
manuver Valsava bila perlu

c. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret


Intervensi :

a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga


b. Atur posisi semifowler
c. Kaji suara napas tambahan
d. Kaji kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
e. Ukur tanda-tanda vital
f. Atur UFR dengan berdasar pada BB kering, air yang ditarik <5% BB kering
g. Atur program HD sesuai kebutuhan
d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan pengeluaran urin, diet
berlebihan dan retensi air

Intervensi :

a. Timbang berat badan tiap hari


b. Kaji Keseimbangan input dan output
c. Kaji Turgor kulit dan adanya oedema
d. Ukur Tekanan darah, denyut nadi dan irama nadi
e. Atur UF untuk mencapai BB kering

Anda mungkin juga menyukai