Perencanaan Dan Prinsip Pengoperasian Un PDF
Perencanaan Dan Prinsip Pengoperasian Un PDF
1
PLTMG SITE PLANT
2
Pendahuluan
Mesin Gas Generator adalah mesin pembangkit tenaga yang
berfungsi merubah energi ekspansi gas menjadi energi listrik.
2. Engine
3. Control Panel
4. Generator
3
Gas Engine
4
Komponen Dasar Gas Engine
5
Kenapa Memilih Mesin Gas Generator
1. Efisiensi yang tinggi
4. High Reliability
a. Bio gas
b. Landfil gas
d. Sewage gas
6
Komponen Mekanikal Mesin Gas
Secara umum komponen mekanikal pada mesin gas adalah sbb
7
Unit Mesin Gas (Gas Engine Unit)
Unit mesin gas yang akan digunakan disesuaikan dengan kapasitas yang dibutuhkan.
Perencana (desain engineer) yang menentukan konfigurasi dan spesifikasi mesin
yang akan digunakan, dengan dukungan data-data terkait dari pemberi kerja. Kriteria
itu antara lain sbb
3. Penggunaannya untuk beban dasar (base load) atau untuk beban puncak (peak
load).
8
Unit Mesin Gas (Gas Engine Unit)
9
Prinsip Pembakaran di Gas Engine
10
Four Stroke Engine
11
Intake Stroke
12
Compression Stroke
13
Power Stroke
14
Exhaust Stroke
proses pelepasan gas buang keluar dari ruang bakar
melalui katup buang.
15
P-V Gas Engine (Otto cycle)
16
P-V dan T-S Siklus Otto Ideal (Compression &
Power Stroke )
1) Proses 1-2 kompresi isentropik.
2) Proses 2-3 penambahan kalor
pada volume tetap.
3) Proses 3-4 ekspansi isentropik.
4) Proses 4-1 pelepasan kalor pada
volume tetap
17
Jenis-jenis pengisian bahan bakar
18
Keuntungan dan Kerugian Direct Injection
No Keuntungan Kerugian
1 Starting pada kondisi dingin lebih Cenderung berisik
mudah
2 Lebih ekonomis Lebih rentan terhadap penyumbatan
karena lubang injector kecil
3 Ruang pembakaran yang lebih kecil, Output daya yang lebih rendah
sehingga efisiensi thermal lebih baik
4 Perputaran campuran udara+bahan bakar
lebih lambat, terutama pada kecepatan
mesin rendah
19
Keuntungan dan Kerugian Indirect
Injection
No Keuntungan Kerugian
1 Perputaran campuran udara + bahan Thermal efisiensi yang rendah
bakar tinggi untuk berbagai kecepatan
mesin
2 Harga tidak terlalu mahal Perbandingan rasion kompresi yang tinggi
terutama untuk starting
3 Kemungkinan penyumbatan kecil
karena ada mekanisme self cleaning
4
20
Komponen Dasar Four Stroke Engine
21
Cylinder layout Multi Cylinder
inline
flat
22
Skematik Sistem Bahan Bakar
23
Sistem Bahan Bakar (1/5)
PLTMG di Indonesia umumnya menggunakan mesin dengan dua bahan
bakar, oleh karena itu sistem bahan bakarnya juga harus bisa mengakomodir
kedua bahan bakar tersebut. Bahan bakar yang umumnya digunakan pda
PLTMG adalah
24
Sistem Bahan Bakar (2/5)
Bahan bakar gas umumnya
didapatkan dari stasiun gas
terdekat. Sebelum masuk ke
area pembangkit, gas dari
sumber ini dilewatkan Scrubber
terlebih dahulu untuk menjaga
gas dari partikel pengotor dan
uap air.
25
Scrubber
Adanya uap air dan partikel pengotor
menyebabkan
26
Prinsip Kerja Scrubber
1. Gas kotor yang masih mengandung partikel pengotor dan uap air.
27
Sistem Bahan Bakar (3/5)
Sebelum diumpankan langsung ke dalam mesin, gas disaring lagi
menggunakan sebuah filter. Umumnya posisi filter ini akan duduk bersama
beberapa instrumen lapangan (field instrument) yang tergabung dalam
sebuah modul gas (gas module), yang tugas utamanya adalah untuk
pengaturan volume, keamanan sistem dan untuk memastikan bahwa gas
siap diumpankan ke mesin.
28
Gas Filter
29
Sistem Bahan Bakar (4/5)
Bahan bakar minyak diesel biasanya digunakan untuk dua (2) fungsi, yaitu:
1. Fungsi bahan bakar utama (main fuel) digunakan jika dan hanya jika mesin gas
dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak solar sebagai bahan bakar
utamanya, atau pada kondisi mesin sebelum switch-over bahan bakar ke
sistem gas.
2. Fungsi bahan bakar awalan (pilot fuel) akan selalu digunakan pada setiap
upaya operasi mesin (starting & operating).
30
Sistem Bahan Bakar (5/5)
Sebelum diumpankan ke dalam mesin, bahan bakar minyak akan
disaring terlebih dahulu menggunakan sebuah filter. Posisi filter bisa
berada sebelum mesin, ataupun digabung dalam sebuah modul pada
posisi dekat dengan pompa pengumpan (feed pump).
Bahan bakar solar yang ada saat ini umumnya sudah baik, sehingga
tidak diperlukan pengolahan lebih lanjut menggunakan fasilitas
pengolahan bahan bakar minyak (advance fuel oil treatment plant).
31
Fuel Oil Treatment
32
Heavy Fuel Oil Centrifuge
33
Skematik sistem pelumas
34
Fungsi Pelumas
Fungsi pelumas di dalam operasi sistem mekanikal power
plant bisa dijelaskan sbb
1. Mereduksi gesekan
2. Mereduksi keausan
3. Mencegah terjadinya korosi
4. Mereduksi panas yang terjadi akibat gesekan
5. Mencegah pengotor masuk kedalam sistem
35
Sistem Pelumas (Lubrication System)
Selama operasi, jumlah pelumas dalam mesin mengalami sedikit pengurangan dan bekerja
Gesekan komponen mekanikal ketika saling bergesekan menimbulkan panas yang secara
otomatis diserap oleh pelumas, akibatnya temperatur pelumas lambat laun menjadi panas.
Heat exchanger (penukar panas) digunakan untuk menurunkan temperatur minyak pelumas,
melalui mekanisme wet cooling atau dry cooling yang bisa dilihat pada bagian sub-bab cooling
system.
36
Sistem Pelumas (Lubrication System)
Sebelumnya diumpankan ke dalam mesin dan turbocharger, pelumas akan
disaring terlebih dahulu menggunakan sebuah filter.
37
Skematik sistem pendingin pada PLTMG
Gas Engine
Gas Engine
38
Sistem Pendingin (Cooling System)
Sistem pendingin utama pada sebuah Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas
39
Cooling Sistem
Sistem pendinginan untuk power plant terbagi dalam dua tipe
40
Dry Cooling
Air panas
Udara pendingin
Air dingin
No Kelebihan Kekurangan
1 Tidak Ukuran peralatan yang besar
memerlukan air
41
Prinsip Kerja Dry Cooling
1. Air panas dialirkan ke dalam tube radiator.
2. Di sekeliling tube ditambahkan fin yang berfungsi
menambah luasan area pendinginan
3. Panas dari air inlet akan ditransfer ke permukaan tube
kemudian ke fin
4. Udara dingin dari kipas digunakan untuk mendinginkan
panas yang terjadi di permukaan tube dan fin
42
Dry Cooling
43
No Kelebihan Kekurangan
1 Murah Air yang dibutuhkan 200 s/d 1000 ton/jam, karena air ada
yang menguap (evaporasi)
2 Efektif
44
Prinsip Kerja Cooling Tower
1. Air panas masuk melalui hot water inlet port pada cooling tower untuk
seterusnya naik kebagian atas cooling tower tersebut.
2. Air kemudian keluar melalui lubang2 yang ada pada sprinkler. Sprinkler
akan berputar sambil melepaskan air dan mendistribusikannya secara
merata di bagian atas cooling tower.
3. Air yang keluar dari sprinkler ini kemudian masuk ke water column dan
bersinggungan dengan aliran udara yang arahnya berlawanan (air panas
turun ke bagian bawah cooling tower, sementara udara masuk dari bagian
bawah untuk seterusnya keluar dari bagian atas).
4. Pada saat persinggungan antara air dan udara ini, sejumlah kalor akan
dilepaskan dari air yang bertemperatur lebih tinggi ke udara yang
bertemperatur lebih rendah.
5. Akibatnya temperatur air akan turun. Temperatur air yang sudah dingin ini
kemudian ditampung di bagian bawah cooling tower (basin) untuk
kemudian disirkulasikan lagi
45
Contoh Equipment Cooling Tower
46
Sistem Pendingin (Cooling System)
Baik tower pendingin ataupun radiator, untuk proses
pendinginannya, umumnya menggunakan metode penggerak paksa
(forced draft), yang dapat berupa kipas pendingin (cooling fan).
Pilihan ini cukup masuk akal dalam rangka memperkecil biaya
investasi awal, yaitu dengan cara mengurangi luas lahan dan biaya
konstruksi, bila dibandingkan dengan menggunakan metode
penggerak alami (natural forced).
47
Sistem Pendingin (Cooling System)
Efisiensi proses pendinginan dengan
48
Sistem Pendingin (Cooling System)
Penambahan air untuk proses pendinginan tetap perlu dilakukan karena
volume air berkurang karena proses penguapan.
49
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
50
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
51
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
Selain itu ada juga alat tambahan yang digunakan untuk mereduksi
level kebisingan (noise level).
52
Penggunaan Turbocharger
1. Berfungsi meningkatkan tekanan udara yang masuk ke ruang bakar
4. Meningkatkan thermal efisiensi dan unjuk kerja dari gas buang, dan
secara general meningkatkan unjuk kerja dari sistem
53
Fungsi Turbo Charger & Intercooler
3
2
4
6
1
5
54
Penjelasan Langkah Siklus
55
Skematik Sistem Udara
56
Inside Turbocharger
57
Intercooler
1. Temperatur udara yang keluar dari kompressor tinggi, akibatnya
density dari udara turun.
2. Nilai density udara yang turun menyebabkan pasokan oksigen
ke ruang bakar menurun. Akibatnya terjadi pembakaran tidak
sempurna sehingga efisiensi mesin turun.
3. Untuk meningkatkan density udara, maka diperlukan
intercooler.
58
Intercooler
59
Sistem Udara Terkompresi (Compressed
Air System)
Sistem udara terkompresi (compressed air) adalah sistem pembantu dalam bagian
utama pusat listrik. Udara terkompresi ini dimanfaatkan setidaknya untuk beberapa
fungsi, antara lain :
Untuk mengurangi jam operasi dari unit compressor, digunakan bantuan tabung
udara terkompresi (air bottle) untuk menampung udara bertekanan dalam jumlah
dan tekanan tertentu.
60
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
61
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
62
Rupture Disk
63
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
Prinsip kerja:
1. Rupture Disk adalah device yang
melindungi sistem udara dari tekanan
berlebih atau kondisi vakum yang
merusak.
2. Apabila terjadi tekanan /vakum yang
merusak maka rupture disk akan terbuka
seperti gambar disamping.
3. Pemakain rupture disk bersifat sekali
pakai dan harus diganti apabila sudah
rusak
64
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
Udara sisa pembakaran ini juga digunakan lebih lanjut sebagai tenaga pemutar
turbin yang dikopel dengan compressor pada turbocharger. Udara sisa pembakaraan
peraturan yang berlaku. Khusus untuk mesin dengan kapasitas unit lebih besar atau
sama dengan 25 MW, diwajibkan untuk menggunakan sistem monitor emisi gas
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 21 Tahun 2008, mengenai Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik
Termal.
65
Sistem Udara Mesin (Engine Air System)
66
Scrubber di Gas Buang
Prinsip Kerja:
1. Ketika PLTMG menggunakan bahan bakar fuel oil, maka didalam gas buang terdapat
zat sulphur.
2. SO2 dapat dihilangkan dari gas buang dengan menambahkan kapur (CaO) dan air.
3. Reaksi ke-3 elemen tersebut akan menghasilkan kalsium sulfit dihidrat (CaSO3 -
2H2O).
4. Tujuan menghilangkan SO2 dari gas buang adalah untuk mencegah berubahnya SO2
menjadi SO3 yang akan memicu terjadinya hujan asam yang bisa merusak
lingkungan.
67
Scrubber di Gas Buang
68
SCRUBBER
69
Spray Tower
Prinsip kerja
1. Dalam spray, aliran gas yang dimasukkan ke
dalam sebuah ruangan dan disentuhkan
dengan cairan yang disemprotkan oleh
nozel .
2. Ukuran tetesan dikendalikan untuk
mengoptimalkan kontak partikel dan
pemisahan tetesan dari aliran gas
70
Cyclone Spray Chambers
Prinsip kerja
1. Cyclone Spray Chamber adalah scrubber
yang menggabungkan teknik siklon dan
menara semprot.
2. Aliran gas biasanya masuk ke dalam ruang
secara tangensial pada kecepatan tinggi.
3. Kecepatan tinggi menyebabkan terjadinya
gaya sentrifugal .
4. Gaya sentrifugal ini menyebabkan pemisahan
tetesan air (yang telah menggumpal dengan
pengotor) dengan gas, sehingga gas yang
keluar sudah benar-benar bersih dari
pengotor.
71
Venturi Scrubbers
Prinsip kerja
1. Venturi scrubber adalah scrubber dengan
bentuk venturi seperti gambar disamping.
2. Air disuntikkan dengan tekanan rendah ke
leher venturi yang dilalui aliran gas dengan
kecepatan tinggi.
3. Kecepatan tinggi gas mengakibatkan air
mengalami atomisasi dan partikel pengotor
mengumpal bersama partikel air tersebut.
4. Gumpalan tersebut akan turun ke bagian
bawah dalam bentuk tetesan air.
72
Orifice Scrubber
Prinsip kerja
1. Prinsip kerjanya hampir sama dengan venturi
scrubber, bedanya untuk scrubber jenis ini
dia menggunakan orifice plat sebagai ganti
venturi.
2. Air disuntikkan dengan tekanan rendah di
daerah orifice yang dilalui aliran gas dengan
kecepatan tinggi.
3. Kecepatan tinggi gas mengakibatkan air
mengalami atomisasi dan partikel pengotor
mengumpal bersama partikel air tersebut.
4. Gumpalan tersebut akan turun ke bagian
bawah dalam bentuk tetesan air.
73
Impingement Scrubber
Prinsip kerja
1. Prinsip kerjanya hampir sama dengan orifice
scrubber, bedanya untuk scrubber jenis ini
dia menggunakan orifice plat yang dapat
berubah-rubah diameternya.
2. Air disuntikkan dengan tekanan rendah di
daerah orifice yang dilalui aliran gas dengan
kecepatan tinggi.
3. Kecepatan tinggi gas mengakibatkan air
mengalami atomisasi dan partikel pengotor
mengumpal bersama partikel air tersebut.
4. Gumpalan tersebut akan turun ke bagian
bawah dalam bentuk tetesan air.
74
Packed Bed Scrubber
Prinsip Kerja
1. Packed Bed adalah ruang yang
mengandung satu atau lebih lapisan bahan
kemasan untuk meningkatkan kontak gas-
cair, seperti cincin Raschig, spiral cincin,
atau Berl pelana.
2. Aliran gas masuk dari bagian bawah ruang
dan mengalir ke atas (berlawanan) maupun
horizontal (cross-flow) melalui packed bed
secara merata ke seluruh bagian packed
bed.
3. Setelah melalui packed bed ini, gas buang
akan benar-benar bersih dari pengotor ,
sedangkan pengotor akan jatuh ke bawah
karena gaya gravitasi.
75
Perbandingan Antar Scrubber
76
Skematik Sistem Udara Terkompresi
77
Sistem Udara Terkompresi (Compressed
Air System)
Khusus untuk udara penggerak instrumen (instrument air), udara
terkompresi perlu diberi perlakuan tambahan, yaitu dengan penambahan
pengering udara (air drier) dan air filter.
Air drier berfungsi untuk menghilangkan kandungan uap air pada udara,
yang dapat merusak peralatan mekanikal karena sifat korosif dari air.
Air filter berfungsi untuk menyaring kotoran yang bisa merusak sistem
mekanikal karena adanya sifat abrasif material pengotor.
78
Air Drier
79
Penambahan Pelumas Pada Udara
nozzle
chamber
80
Penambahan Pelumas Pada Udara
Prinsip kerja
4. Terjadi proses atomisasi oil dan oil ikut bersama aliran udara.
81
Perpipaan (Piping)
Pipa-pipa digunakan sebagai media perantara antar fluida sehingga bisa
saling menunjang operasi dari sebuah mesin gas. Pipa-pipa didesain dan
diatur sedemikian rupa, harapannya dapat menyalurkan fluida kerja kepada
tujuannya dengan jumlah dan tekanan yang tepat.
Jenis pipa dan sambungan pipa akan sangat bergantung kepada penggunaan
dari fluida yang bersangkutan. Semisal untuk fluida gas, pipa yang digunakan
harus memenuhi standar API 5L, dilas dengan mengikuti standar API 1104
dan AWS, serta dilakukan pengetesan seperti yang dipersyaratkan.
82