Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan YME karena berkat karunia dan
rahmat-Nya lah Modul Praktikum Blok 10 by. Div. Praktikum Gamma 2016 ini dapat
selesai dalam tempo waktu sesingkat-singkatnya dan semaksimal mungkin dibuat
lengkap untuk kita semua. Pembuatan modul ini tidak luput dari khilaf dan kesalahan
mungkin dari sisi konten ataupun pengetikan dari divisi praktikum, mohon jika
menemukan hal yang ingin diklarifikasi atau hal yang dirasa belum tepat agar
menyampaikannya dengan terbuka kepada kami, sebisa mungkin akan kami perbaiki.
Terimakasih!
Pengerjaan bahan obat yang tidak dicampur langsung dengan bahan obat lain
a. Ekstrak kental: tambahkan beberapa tetes alkohol 70% dalam mortir panas
kemudian gerus dengan bahan pengisi sampai kering dan homogen.
b. Minyak atsiri : dipakai sebagai pemberi rasa/ bau/aroma, maka ditambahkan pada
bahan pengisi.
c. Bahan obat yang mengandung air kristal : diganti dengan bahan yang tidak
mengandung air kristal
d. Camphora, menthol, asetosal: ditetesi dengan spiritus fortior (alkohol 95%)
secukupnya sampai larut di dalam mortir hangat, kemudian digerus dengan bahan
pengisi sampai kering dan homogen.
Kapsul
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak.
Dapat berisi bahan obat padat (serbuk, granul, pelet) atau berisi bahan cair yang
dikentalkan.
Skenario 1
dr. Galaxy praktek sebagai dokter umum di Jl. Madang no. 1512 Palembang, senin -
sabtu pukul 16.00 - 20.00. Pada tanggal 30 Oktober 2017 datang seorang ibu
membawa anaknya bernama Bubu BB=12kg, Umur 2,5 tahun berobat, dengan
keluhan sesak napas, demam, sakit tenggorokan, dan pilek. Hasil diagnosa dokter,
Bubu menderita asma bronkitis. Dokter berencana membeli obat aminofilin,
parasetamol, amoxicillin, dan CTM. Tulis resep dan hitung dosisnya.
Jawab:
BB pada kasus: 12kg
Dosis lazim Amoxicillin anak: 20-40mg/kgBB/hari
Pemberian dosis 12kg x 20mg
240mg/hari
R/ Amoxicillin mg 80
m. f. l. a. pulv. Dtd. No. XV
s. t. d. d. pulv. I
Skenario 2
Bubu juga menderita gangguan dermatologi, yaitu gatal dan bercak-bercak merah.
Dokter memberikan obat yang mengandung asam salisilat 1%, camphora 1%, amilum
3%, dan talkum. Hitung dosisnya
R/ Asam salisilat 1%
Camphora 1%
Amilum 3%
Talkum ad. 20
m. f. l. a adsp.
S. .u .e
Pro: Bubu 2,5 tahun
Jawab:
Komposisi obat:
1
As. Salisilat x 20mg 0,2g (200mg)
100
1
Camphora x 20mg 0,2g (200mg)
100
3
Amilum x 20mg 0,6g (600mg)
100
Skenario 3
dr. Galaxy praktek sebagai dokter umum di Jl. Madang no. 1512 Palembang, senin -
sabtu pukul 16.00 - 20.00. Pada tanggal 30 Oktober 2017 datang seorang bapak yang
membawa anaknya yang bernama Prilly BB=33kg TB=137cm, umur 10 tahun
mengeluh demam. Setelah diperiksa oleh dokter, ia didiagnosis menderita infeksi
Jawab:
WAKTU PRAKTIKUM BBNYA 12 KG
CARA PEMBUATAN
A. PEMBUATAN PULVERES
1. Bersihkan mortir
2. Taburi mortir dengan Sacharrum Lactis (SL/ Laktosa) untuk menutupi pori-pori
mortir agar obat tidak tertinggal
3. Timbang seluruh bahan obat/ sediaan
4. Masukkan bahan obat (Amoxicillin) ke dalam mortir
5. Gerus sediaan
6. Tambah Sacharrum Lactis sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen
7. Setelah homogen, bagi sediaan kedalam menjadi 3 bagian, kemudian bagilah
masing-masing bagian itu menjadi 5 bagian lagi dan bungkuslah menjadi 15 bungkus
C. PEMBUATAN KAPSUL
1. Bersihkan mortir
2. Taburi mortir dengan Sacharrum Lactis (SL/ Laktosa) untuk menutupi pori-pori
mortir agar obat tidak tertinggal
3. Timbang seluruh bahan obat/ sediaan
4. Masukkan bahan obat (Cefadroxil) ke dalam mortir
5. Gerus sediaan
6. Tambah Sacharrum Lactis sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen
7. Setelah homogen, bagi sediaan kedalam menjadi 2 bagian, kemudian bagilah
masing-masing bagian itu menjadi 5 bagian lagi dan masukkanlah sediaan
tersebut kedalam kapsul, usahakan pengisian kapsul hingga padat.
GUTTAE
Yang dimaksud dengan sediaan guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa
larutan, suspensi atau emulsi yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam atau
luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku Farmakope Indonesia.
Guttae diberikan untuk pemakaian dalam dan pemakaian luar, contoh guttae untuk
pemakaian dalam adalah obat tetes yang diberikan secara oral antara lain : vitamin,
antibiotika, obat penurun panas, dan lain-lain.
TONISITAS
Suatu larutan dikatakan mempunyai tonisitas yang sama dengan serum atau cairan
mata atau ISOTONIS apabila :
1. Mempunyai titik beku yang sama dengan serum atau cairan mata yaitu –0.52
(dihitung berdasarkan penurunan titik beku zat berkhasiat).
2. Mempunyai konsentrasi sama dengan serum yaitu 0.3 M (dihitung
berdasarkan molaritas larutan zat berkhasiat).
3. Mempunyai tonisitas sama dengan 0,9% NaCl (dihitung berdasarkan
ekivalensi zat berkhasiat dengan NaCl).
Suatu larutan dapat bersifat hipertonis atau hipotonis. Apabila suatu larutan hipertonis
akan dibuat isotonis maka konsentrasi bahan yang harus dikurangi, sedangkan untuk
larutan hipotonis harus ditambahkan suatu bahan pengisotoni hingga mencapai
tonisitas yang sama dengan serum.
SKENARIO 1
dr. Galaxy praktek sebagai dokter umum di Jl. Madang No. 1512 Palembang, hari
senin - sabtu pukul 16.00 - 20.00. Pada tanggal 1 November 2017 datang seorang Ibu
membawa anaknya yang bernama Joni (BB=12kg) umur 2,5 tahun berobat, dengan
keluhan infeksi dan demam. Demam sudah berlangsung sama 3 hari dan disertai
dengan batuk. Hasil diagnosa dokter, Joni menderita ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Dokter berencana memberi obat antibiotik Cefadroxil, Mucohexin,
dan Paracetamol. Tulis resep dan hitung dosisnya
Jawab:
MUCOHEXIN
BB anak pada kasus = 12kg
12
Dosis anak x8mg 1,37
70
2mg
Menghitung penggunaan 1 botol (60ml), perhitungan dengan anggapan 1x
penggunaan sebanyak 1 cth (5ml)
60ml
12 x penggunaan
5ml
Jika penggunaan per 1 cth disesuaikan dengan kebutuhan dosis anak pada kasus,
maka:
12 kali penggunaan x 2mg = 24mg (yang diperlukan dalam 60ml obat)
Tablet yang diperlukan (sediaan 8mg/tablet)
Penggunaan 6 tablet:
8mg x 6 tablet 48mg
48mg Penggunaan 1/2 cth per kali
4mg / 1cth minum
12 kali penggunaan
SKENARIO 2
Joni (dari skenario 1) memiliki keluhan sulit BAB, dokter mendiagnosis Joni
menderita konstipasi. Dokter merencanakan memberikan obat dalam bentuk sediaan
emulsi yang mengandung paraffin liquid
Jawab:
Perhitungan dosis
Dosis lazim anak : 0,5 - 1 ml/kgBB/hari
Dosis pakai : 12kg x 0,5 ml = 6ml/hari
SKENARIO 3
Joni (dari skenario 1) juga mengeluhkan matanya gatal. Dokter juga akan memberikan
obat cuci mata dalam bentuk sediaan solutio asam borat 3%. Hitung dosis lazim dan
buat resepnya!
Jawab:
R/ Asam borat 3%
s. u. c.
Komposisi obat
3
Asam borat x30ml 0,9ml 1ml
100
Aquades = 30ml
CARA PEMBUATAN
A. PEMBUATAN SUSPENSI
Persiapan:
1. Timbang seluruh bahan/ sediaan
2. Ambil CMC 1% dari bahan yang akan dibuat
3. Siapkan air hangat sebanyak 20 x CMC
Pembuatan Suspensi:
1. Masukkan air hangat 12ml dalam mortir, tambahkan CMC, biarkan sampai
mengembang (gel bening)
2. Gerus sampai homogen, encerkan dengan sedikit sirupus simpleks
3. Gerus mucohexin/cefadroxil lalu masukkan bahan yang sudah dibuat (CMC) ->
beda mortir
4. Gerus sampai homogen, tambah sisa sirupus simpleks, tambahkan aquades.
Kocoklah
5. Beri etiket putih (obat dalam)
B. PEMBUATAN EMULSI
1. Siapkan paraffin liq.
2. Siapkan gom arab 1/2x paraffin
3. Siapkan air 1 1/2 kali gom arab
4. Siapkan sirupus simpleks 10% dari sediaan yang akan dibuat
5. Buat corpus emulsi
Gom arab + air secukupnya = gerus sampai terbentuk musilago
Tambah paraffin liq. segera (ada busa dan berdecak)
Tambah sirupus simpleks, aduk hingga homogen
Tambahkan sisa air yang masih ada
6. Beri etiket biru (obat luar)
1x sehari 1 cth pagi/ siang hari (YANG BENAR SESUAI HITUNGAN
SEHARUSNYA)
1x sehari 30ml pagi/ siang hari (YANG SESUAI PRAKTIKUM KEMARIN)
KOCOK TERLEBIH DAHULU SEBELUM DIGUNAKAN
Atiran Peracikan
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
m.f misce fac Campur dan Aturan
buatlah peracikan atau
pembuatan
Lokasi penggunaan
Bentuk sediaan