Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abses serebri merupakan infeksi berat dalam parenkim otak, yang dapat

disebabkan oleh berbagai macam organisme, baik bakteri, fungi, protozoa maupun

parasit. Kejadian abses serebri pada anak cukup jarang dan pada umumnya muncul

akibat adanya faktor predisposisi tertentu seperti adanya infeksi, trauma maupun

tindakan pembedahan. Abses serebri cukup jarang terjadi karena pada kondisi

normal asupan darah ke otak cukup tinggi dan otak juga dilindungi oleh blood brain

barrier.1

Penanganan abses serebri yang tidak adekuat dapat menyebabkan luaran yang

buruk hingga kematian. Beberapa kondisi yang merupakan faktor predisposisi

terjadinya abses serebri antara lain adalah adanya infeksi otogenik (34%), infeksi

di area kepala dan wajah (21,3%), kriptogenik (21,3%), penyakit jantung sianotik

(12,8%), septikemia (6,4%) dan infeksi paru (4,2%).2

Terdapat dua mekanisme utama penyebab infeksi fokal pada parenkim otak (abses

serebri), yaitu adanya kondisi ensefalomalasia fokal dan bakteremia intermiten.

Organisme penyebab abses otak yang paling sering adalah dari golongan

Streptococci. Kebanyakan bakteri ini tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya

(anaerobik). Bakteri Streptococci ini seringkali berkombinasi dengan bakteri

anaerobik lainnya seperti Bacteriodes, Propinobacterium dan Proteus. Beberapa


jenis jamur yang berperan terhadap pembentukan abses otak antara lain Candida,

Mucor, dan Aspergilus.3

Walaupun kemajuan dalam hal diagnostik dan antibiotika cukup pesat saat ini.

Insiden abses otak tidak terlihat menurun dan kenyataannya masih banyak dijumpai

kasus ini di dalam masyarakat. Diagnosa dan pengelolaan abses otak tetap masih

merupakan tantangan, walaupun dengan kemajuan-kemajuan dalam hal cara

diagnostik radiologis dengan memakai CT Scan kepala dan didapatkannya berbagai

antibiotika yang bekerja luas, angka kematian masih tetap tinggi, antara 40% atau

lebih.4
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas

Nama : Tn. MN

Umur : 56 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Alamat : Indra Jaya Dusun Ujong Perleng, Aceh Jaya

Masuk Rumah Sakit : 26/09/209

No CM : 1-22-22-67

2.2 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Keluhan Utama

Penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS

Keluhan Tambahan

Keluar cairan kuning kehijauan disertai dengan bau di telinga kiri, kejang,

dan nyeri kepala


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUZA dengan kondisi penurunan kesadaran sejak

3 hari SMRS. Penurunan kesadaran yang dialaminya terjadi saat pasien sedang

istirahat sore. Dari pengakuan istrinya sebelum pasien hilang kesadaran pasien

mengalami nyeri kepala disertai muntah kemudian tak lama kemudian pasien

kejang-kejang dengan mata mendelek ke atas selanjutnya pasien hilang

kesadaran. Pasien langsung dilarikan ke RS terdekat di Aceh Jaya dan kemudian

di rujuk ke RSUZA untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pasien adalah seorang

neayan yang sudah bekerja selama 25 tahun.

Sakit kepala yang dirasakan pasien sudah muncul sejak 1 bulan yang lalu

dan makin lama makin memberat. Sakit kepalanya timbul terus-menerus dan

menetap serta lebih sering terasa semakin memberat pada pagi hari dan

menjelang malam hari sehingga membuat pasien tidak dapat beristirahat. Untuk

mengurangi sakit kepalanya, pasien lebih senang berbaring pada sisi sebelah

kanan. Muntah yang dialami pasien timbul pada saat pasien sedang berbaring

dan terkesan muncrat. Kejang-kejang dialami pasien berlangsung 3-5 menit

dimana aat kejang pasien terlihat matanya mendelek ke atas.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat Otitis Media yang sudah dialaminya bertahun-tahun dan

tidak pernah diobati. Istri pasien juga mengaku sampai sekarang.


 cairan kuning kehijauan disetai dengan bau busuk masih keluar dari

telinga kiri suaminya.

 Riwayat DM : Disangkal

 Riwayat HT : Disangkal

 Riwayat Asma : Disangkal

 Riwayat sakit kuning : Disangkal

 Riwayat Alergi : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwaya Keluhan serupa pada keluarga : Disangkal

 Riwayat DM : Disangkal

 Riwayat HT : Disangkal

 Riwayat Asma : Disangkal

 Riwayat sakit kuning : Disangkal

 Riwayat Alergi : Disangkal

Riwayat Kebiasaan

 Sering mencongkel kotoran telinga sendiri

Riwayat Pengobatan

Tidak ada
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Tekanan Darah : 140 / 80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 37,5 ˚C

Pernafasaan : 22 x/menit

Keadaan gizi : Baik

Kesadaran : apatis

Sianosis : tidak ditemukan

Udema umum : tidak ada

Cara berjalan : tidak dinilai

Status Generalis

a. Kulit :

Warna coklat sawo matang, tidak ikterik, tidak pucat, tidak tampak ada tanda

peradangan, tugor kulit baik.

b. Kepala : Simetris, bentuk mesocephal, tidak tampak adanya peradangan

1. Rambut : Berwarna hitam, distribusi merata tidak mudah dicabut.

2. Wajah : Simetris, tidak terdapat adanya tanda perdangan dan massa.


3. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks

cahaya positif, pupil isokor.

4. Hidung : Simetris, tidak ada deviasi septum dan deformitas, tidak

ada discharge dari hidung, napas cuping hidung tidak ada.

5. Telinga : Simetris, tidak ada deformitas, keluar discharge berwarna

kuning kehijauan dan nyeri.

6. Mulut : bibir tak tampak kering, tidak sianosis, tidak ada stomatitis,

lidah tidak kotor, tidak ada atrofi papil lidah, uvula dan tonsila tidak

membesar dan tidak hiperemis, faring tampak sedikit hipremis, lidah

tidak tremor.

c. Pemeriksaan Leher

Simetris, trakhea berada di tengah dan tidak ada jejas. Tekanan jugular vena

tidak meningkat.

d. Pemeriksaan Paru

1. Inspeksi : Hemithorax Dextra = Sinistra, Deformitas (-), Retraksi

dinding dada (-), Jejas (-).

2. Palpasi : Fokal fremitus Dextra = Sinistra, Krepitasi (-)

3. Perkusi : Sonor (+), batas atas hepar SIC VI midclavicula kanan.

4. Auskultasi : Vesikuler (+) Suara tambahan paru (-).

e. Pemeriksaan Jantung

1. Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat

2. Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba.

3. Perkusi : Batas Jantung


Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis dextra

Kanan bawah : SIC V Linea Para Sternalis dextra

Kiri atas : SIC III Linea Mid Clavicula sinistra

Kiri bawah : SIC VI Linea Axilaris anterior sinistra

4. Auskultasi : S1>S2, irama regular normal, tidak terdapat bising

jantung.

f. Pemeriksaan Abdomen

1. Inspeksi : Datar, dinding perut sejajar dengan dinding dada, tidak

tampak adanya massas

2. Auskultasi : Bising usus normal

3. Perkusi : Pekak

4. Palpasi : Soefl (+), Nyeri tekan (+) bagian lumbal sinistra, hepar dan

lien tidak teraba.

g. Pemeriksaan Genital

Tidak dilakukan pemeriksaan

h. Pemeriksaan Ekstremitas

Superior : Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat dan

udem. Tak tampak adanya jejas dan tak tampak adanya tanda

peradangan.

Inferior : Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat dan

udem. Tak tampak adanya jejas dan tak tampak adanya tanda

peradangan.
2.3 Usulan Pemeriksaan

- Darah Rutin

- Rontgen thoraks AP lateral

- CT-Scan kepala

2.4 Pemeriksaan Penunjang

29/12/2018
Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hb 13.40 13-18

Eritrosit 3.80 4,5-6,5

Leukosit 13.17 4-11

Hematokrit 30.08 42-52

MCV 81.0 79-99

MCH 27.1 27-32

MCHC 34.1 33-37

RDW 12.5 11,5-14,5

Trombosit 250 150-450

KGD

KGDS 117 110-200

Renal Function Test

Ureum 36,95 20-40 mg/dL

Kreatinin 0.91 0,60-1,00 mg/dL

Asam Urat 6.0 <6.8 mg/dL


2.5 Diagnosa Banding

2.6 Diagnosis

2.7 Penatalaksanaan

Non medikamentosa : Bedrest

Rawat Luka

Mempertahankan tekanan darah agar stabil

Personal hygiene

Minum cukup

Medikamentosa : IVFD D5% : Nacl : Aminofluid = 1:2:1

Inj Ceftriaxone 1 gr/12 jam

Inj Ranitidin 25 mg/12 jam

Inj Novalgin /8 jam

Amlodipin 1x 10 mg

Operatif : Nefrektomi

2.8 Prognosis

 Quo ad vitam : dubia at bonam

 Quo ad functionam : dubia at malam

 Quo ad sanactionam : dubia at malam


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai