Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP)

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

Nama Mahasiswa : Ageng Setio Legowo


NIM : P1337433219012
Kelas/Semester : 1C/Ganjil
Dosen : Mela Firdaust, SST, M.KL
Materi Praktek ke 13 :
Pemeriksaan Bahan Pengawet

PEMERIKSAAN BAHAN PENGAWET (FORMALIN) PADA AIR

1. Tujuan:
Mengetahui prosentase kandungan formalin dalam air
2. Metode Analisa
Titrasi asam basa menggunakan Natrium sulfite (Na2SO3) dan asam klorida (HCl)
3. Dasar Teori
Kata formalin yang sering kita jumpai sebetulnya mengacu pada “formaldehyde”
(FA) yang merupakan aldehida terbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO.
Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon.
Terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap temabakau. Dalam
atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap
metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali
juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Meskipun dalam udara bebas formaldehyde berada dalam bentuk gas, tetapi bisa
larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang
‘formalin’ atau ‘formol’). Formalin adalah nama dagang dari suatu larutan yang
mengandung sekitar 37% (berat/volume) FA. FA adalah suatu gas yang berbau menyengat
dan akan berpolimerasi dalam air. Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi sangat
sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Formalin adalah larutan
formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10% - 40%. Larutan formalin37% mendidih
pada 960C dan pada pemanasan yang lebih tinggi akan terurai menjadi karbondioksida dan
karbon monoksida. Larutan formalin 37% mengandung 37 gram FA per 100 ml larutan dan
jika dikonversikan ke mg per liter, maka menjadi
370.000 mg/L.
Kegunaan formalin
Formaldehid dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga
sering digunakan sebagai desinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai
desinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama Formalin dan dimanfaatkan sebagai
pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formalin merupakan antiseptic yang mampu
membunuh bakteri dan kapang. Dalam konsentrasi rendah (2-8%) terutama digunakan
untuk mensterilkan peralatan kedokteran. Namun formalin lebih popular untuk
mengawetkan mayat dan specimen biologi lainnya.
Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang
medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil.
Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta
untuk sementara mengawetkan bangkai. Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai
dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea,
atau melamin, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai
untuk lem permanent, misalnya yang dipakai untuk kayu lapis/ tripleks atau karpet. Juga
dalam bentuk busanya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan
untuk produksi resin formaldehida. Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida
dipakai untuk produksi alcohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk
membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil
diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena
tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan
peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida
serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastic dan bahan peledak.
Penggunaan lainnya
1. Pengawet mayat
2. Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya
3. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
4. Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia fotografi
5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
6. Bahan untuk pembuatan produk parfum
7. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
8. Pencegah korosi untuk sumur minyak
9. Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%). Formalin digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin dan
pembersih karpet.
Peggunaan formalin yang salah
Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah
produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Sebagaimana dikemukakan
oleh Muchtadi (1995), bahwa bila tahu direndam dalam larutan formalin 2% selama 3
menit, dapat memperpanjang daya tahan simpannya pada suhu kamar selama 4-5 hari.
Sedangkan tahu tanpa formalin, atau hanya direndam dalam air, hanya bertahan selama 1-
2 hari. Penggunaan formalin sebagai bahan tambahan makanan, dalam hal ini sebagai
pengawet bahan makanan, merupakan pelanggaran. Menurut Peraturan Pemerintah No 28
Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, yang dimaksud dengan bahan
tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk pangan. Meskipun demikian telah ada peraturan yang dengan tegas
menyatakan bahwa formalin dilarang digunakan untuk bahan tambahan makanan.
Bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan, menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia No: 722/ Menkes/ Per/ IX/ 88, yakni (1) asam borat
dan senyawanya, (2) asam salisilat dan garamnya, (3) dietilpirokarbonat, (4) dulsin,
(5) kalium klorat, (6) kloramfenikol, (7) minyak nabati yang dibromisasi, (8)
nitrofurazon, dan (9) formalin (formaldehida)
Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pegelola pangan yang
tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering diketahui mengandung
formalin misalnya
1. Ikan segar: ika basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah
tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
2. Ayam potong: ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak
mudah busuk.
3. Mie basah: mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi
dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
4. Tahu: tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa
hari dan tidak mudah basi.
Pengaruh terhadap tubuh
Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/
tripleks, karpet dan busa semprot dan isolasi, serta karena resin ini melepaskan
formaldehida pelan-pelan, formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan
yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/ kg, formaldehida yang
terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membrane mukosa, yang menyebabkan
keluarnya air mata, pusing, tenggorokan serasa terbakar serta kegerahan.
Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa
menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam
format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan nafas menjadi pendek dan sering,
hipotermia juga koma atau sampai kepada kematian.
Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein,
sehingga mengganggu ekspresi genetic yang normal. Binatang percobaan yang menghisap
formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga
dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang
menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan
dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang
terpapar zat tersebut.
Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut
Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan
rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada
saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas lambung
(gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan
mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk
mendiagnosis terjadinya trauma esophagus dan saluran cerna. Untuk meningkatkan
eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodialisis (cuci darah). Tindakan ini
diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolic berat.
4. Prosedur
a. Alat : Formalin test kit
b. Cara Kerja :

1. Ambil kurang lebih 1 ml air rendaman bakso, masukkan ke dalam tabung reaksi.

2. Tambahkan 3-5 tetes pereaksi 1 formalin dengan hati-hati tetes demi tetes dan segera
botol ditutup.

3. Tambahkan pereaksi 2 formalin ± 1 mg (gunakan ujung stick yang tersedia) ke dalam


tabung dan kocok, biarkan ± 3-5 menit.

4. Formalin positif jika terbentuk warna ungu kebiruan, seperti pada petunjuk
penggunaan.
5. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktek yang kami lakukan didapatkan hasil negatif formalin dari sampel
bakso yang kami beli di warung kemutug lor, karena setelah didiamkan selama 3-5 menit
air rendaman bakso tidak berubah warna menjadi ungu kebiruan.

6. Kesimpulan
Sampel bakso yang kami beli di warung kemutug lor dinyatakan tidak mengandung
formalin setelah di tes menggunakan formalin test kit.

Purwokerto, 6 November 2019


Mengetahui/Setuju,
Asisten Dosen Praktikan,

(...........................................) (Ageng Setio Legowo)


NIM : P1337433219012
lampiran

Anda mungkin juga menyukai