Anda di halaman 1dari 19

Tugas Individu

SISTEM PEMBANGKIT DAYA


(KONDENSOR)

Disusun Oleh:

MUHAMMAD IQBAL (D211 16 504)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri, terdapat berbagai macam peralatan dengan
fungsinya masing-masing, tidak terkecualiindustri migas, entah itu peralatan
utama maupun peralatan pendukung. Peralatan tersebut digunakan sesuai
fungsinya masing-masing dengan tujuan tertentu, Kali ini kita akan sedikit
membahas tentang suatu alat yang disebut dengan kondensor, alat ini sering
ditemui pada suatu industri yang bergerak dibidang energi maupun kimia,
misalnya saja unit pengolahan migas, pembangkit listrik, industri petrokimia dan
sebagainya.
Kondensor merupakan komponen pendingin yang sangat penting yang
berfungsi untuk memaksimalkan efisiensi pada mesin pendingin. Pada kondensor
ini, terjadi pelepasan kalor secara kondensasi dan kalor sensibel. Pada umumnya
menggunakan kondensor tipe permukaan (surface condenser), tipe kondensor ini
merupakan jenis shell-tube yang mana air pendingin disirkulasikanmelalui tube.
Kondensorbiasanya menggunakan sirkulasi air pendingin dari menara pendingin
(cooling tower) untuk melepaskan kalor ke atmosfir, atau once-through water
dari sungai, danau atau laut. Kebanyakan aliran fluida kerja yang mengalir secara
terus menerus di dalam alat penukar kalor (APK), setelah melampaui waktu
operasi tertentu akan mengotori permukaan perpindahan panasnya.
Deposit yang terbentuk di permukaan kebanyakan akan mempunyai
konduktivitas termal yang cukup rendah sehingga akan mengakibatkan
menurunnya besaran koefisien global perpindahan panas di dalam alat penukar
kalor, akibatnya laju pertukaran energi panas di dalam APK menjadi lebih
rendah. Untuk memperoleh performan yang sebaik-baiknya maka alat penukar
kalor harus dirancang dengan cara yang seksama dan seoptimal mungkin. Oleh
karena itu penguasaan metode perancangan sebuah alat penukar kalor menjadi
sangat penting karena akan memberikan kontribusi yang sangat besar kepada
upaya peningkatan performance instalasi industri, yang berarti juga kepada upaya
penghematan energi terutama di sektor industri. (Ihsan Sobar, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang dihadapi yaitu
a. Apa yang di maksud kondensor?
b. Bagaimana prinsip kerja dari kondensor?
c. Apa saja komponen yang di miliki kondensor?
d. Apa saja macam-macam kondensor yang ada?
e. Bagaimanakah perhitungan yang ada pada kondensor?
f. Apa yang menjadi masalah dari kondensor dan bagaimana solusi yang bisa di
berikan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
berikut merupakan tujuan praktikum:
a. Mengetahui apa yang di maksud kondensor
b. Mengetahui prinsip kerja dari kondensor
c. Mengetahui apa saja komponen yang di miliki kondensor
d. Mengetahui apa saja macam-macam kondensor yang ada
e. Mengetahui perhitungan yang ada pada kondensor
f. Mengetahui masalah dari kondensor dan bagaimana solusi yang bisa di
berikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kondesnor


Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan
untuk mengubah uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat
penukar kalor (panas) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Dalam
penggunaanya kondensor diletakkan diluar ruangan yang sedang didinginkan
supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat dibuang keluar sehingga
tidak mengganggu proses pendinginan.

Gambar 2.1 Kondensor


Kondensor merupakan salah satu peralatan dari sistem refrigerasi yang
merupakan alat untuk mengubah fase dari suatu zat yang kondisinya gasmenjadi
cair dan ditempatkan antara generator absorber pada penelitian ini dan pengatur
bahan bakar pendingin (pipa kapiler), jadi pada sisi tekanan tinggi pada sistem.
Kondensor yang baik harus dapat membuat cairan dingin lanjut (subcooling) dari
bahan pendingin cair sebelum meninggalkan kondensor tersebut.
Tekanan yang rendah didalam kondensor adalah baik dan ekonomis tetapi
tekanan bahan pendingin yang meninggalkan kondensor harus masih cukup tinggi
untuk mengatasi gesekan pipa dan tahanan dari lat pengatur bahan pendingin.
Tekanan didalam kondensor yang sangat rendah dapat menyebabkan bahan
pendingin tidak dapat mengalir melalui pipa kapiler. Untuk mengubah dari fase
gas menjadi cair diperlukan usaha melepas kalor laten pengembunan dengan cara
mendinginkan uap tersebut.

Gambar 2.2 Kondensor pada sistem kompresi uap


Media yang dipakai untuk mendinginkan disini berupa air, karena memiliki
keuntungan yaitu memerlukan pendingin yang lebih sedikit sehingga lebih
ekonomis dan memiliki dimensi yang sangat kecil (Anshori Muhammad Isa, 2017)

2.2 Prinsip Kerja Kondensor


Prinsip kerja kondensor tergantung dari jenis kondensor tersebut, secara
umum terdapat dua jenis kondensor yaitu surface condenser dan direct contact
condenser. Berikut klasifiksi kedua jenis kondesor tersebut:
a. Surface Condenser
Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan dengan cara
mengalirkan uap kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut
akan memenuhi permukaan luar pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai
pendingin akan mengalir di dalam pipa (tube side), maka akan terjadi kontak
antara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan
bersinggungan dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor
dari uap tersebut, sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan
terkondensasi. Surface condenser terdiri dari dua jenis yang dibedakan oleh
cara masuknya uap dan air pendingin, berikut jenis-jenisnya:
1. Type Horizontal Condenser
Pada type kondesor ini, air pendingin masuk melalui bagian bawah,
kemudian masuk kedalam pipa (tube) dan akan keluar pada bagian atas,
sedangkap uap akan masuk pada bagian tengah kondensor dan akan keluar
sebgai kondensat pada bagian bawah.
2. Type Vertical condenser
Pada jenis kondensor ini, tempat masuknya air pendingin melalui bagian
bawah dan akan mengalir di dalam pipa selanjutnya akan keluar pada
bagian atas kondensor, sedangkan steam akan masuk pada bagian atas dan
air kondesat akan keluar pada bagian bawah.
b. Direct Contact Condenser
Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan dengan
cara mencampurkan air pendingin dan uap secara langsung. Jenis dari
kondensor ini disebut spray condenser, pada alat ini proses pencampuran
dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin ke arah uap. Sehingga steam
akan menempel pada butiran-butiran air pendingin tersebut dan akan
mengalami kontak temperatur, selanjutnya uap akan terkondensasi dan
tercampur dengan air pendingin yang mendekati fase saturated (basah). Perlu
kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara kerja pertukaran
panas yang berbeda-beda, misalnya saja pada industri migas, fraksi yang
panas akan mengalir melalui pipa sedangkan minyak mentah (dingin) akan
mengalir diluar pipa. Hal ini dikarenakan fraksi yang mengalir di dalam pipa
merupakan hasil yang telah diolah pada menara destilasi sehingga memiliki
temperatur yang panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan untuk
memanaskan miyak mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom destilasi.
2.3 Komponen-Komponen Kondensor
Kondensor pada umumnya memiliki beberapa komponen utama, dimana
masing-masing komponen memiliki fungsinya tersendiri. Adapun komponen-
komponen utama dari kondensor adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kondensor dan Komponennya

a. Turbin Uap
Uap air yang masuk ke dalam boiler berasal dari turbin uap. Uap air yang
sudah mengalami penurunan tekanan dan entalpi yang terkandung masuk ke
dalam kondensor. Uap air ini sudah mencapai tekanan 0 bar absolut, artinya
memiliki tekanan vakum di bawah tekanan atmosfer tetapi masih berfase uap
sebab panas laten yang terkandung di dalamnya masih akan di serap di
kondensor oleh media pendingin.
b. Pompa Vakum Kondensor (Condenser Vacuum Pump)
Pompa vakum pada kondensor berfungsi untuk menghisap gas-gas yang tidak
dapat terkondensasi yang mungkin ada di dalam kondensor. Gas-gas tersebut
bercampur dengan uap air, dan karena sifatnya yang uncondensible atau tidak
dapat terkondensasi dan dapat mengurangi kinerja kondensor maka harus
dikeluarkan dari kondensor. Yang tidak diinginkan dari gas-gas tersebut
adalah mengurangi bidang kontak perpindahan panas pada kondensor.
Gambar 2.4 Pompa Vakum Kondensor
c. Air Pendingin (Cooling Water)
Media pendingin yang digunakan pada kondensor umumnya berasal dari 2
tempat. Yang pertama air pendingin yang berasal dari cooling tower. Media
pendingin untuk kondensor yang berasal dari cooling tower didinginkan oleh
udara atmosfer. Sistem kerja cooling tower ada dua macam, yaitu Crosflow
dan Counterflow, berdasarkan atas aliran air dan udara di dalamnya. Untuk
lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Cooling Tower Tipe Crosflow


Gambar 2.6 Prinsip Kerja Cooling Tower Tipe Counterflow

d. Pompa Ekstraksi Kondensat (Condensate Extraction Pump)


Uap air yang sudah berubah fase menjadi air keluar dari kondesor menuju
pompa ekstraksi kondensat untuk selanjutnya disupply menuju deaerator dan
feed water tank. Secara sederhana pompa ini bertugas untuk menaikkan
tekanan air kondensat sehingga dapat mencapai ketinggian tertentu.
Deaerator dan feed water tank terletak di suatu ketinggian tertentu.
2.4 Macam-Macam Kondensor
a. Menurut Jenis Cooling Medium
Menurut jenis cooling mediumnya kondensor dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai cooling mediumnya)
Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan uap dari turbin
uap dan kembali kondensat (cairan yang sudah terkondensasi) ke boiler
tanpa kehilangan air.

Gambar 2.7 Air Cooled Condenser


2. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling mediumnya).
Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
a) Shell and Tube Condenser
Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan Pipa
digunakan pada kondensor berukuran kecil sampai besar. Tabung dan
Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin pengalir di
dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan pangkal pipa pendingin terikat
pada pelat pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung
dipasang sekat-sekat untuk membagi aliran air yang melewati pipapipa
dan mengatur agar kecepatannya cukup tinggi, yaitu 1,5 – 2 m/detik.

Gambar 2.8 Shell and Tube Condenser

b) Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit pendingin
dengan Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil, misalnya untuk
penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya. Pada Kondensor
tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa pendingin.

Gambar 2.9 Shell and Coil Condenser


c) Tube and Tubes Condenser
Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa coaksial
dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk antara
pipa dalam dan pipa luar yang melintang dari atas ke bawah.
Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah
berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.

Gambar 2.10 Tube and Tubes Condenser


b. Menurut Jenis Desain
1. Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung berakhir
dan kembali pada dirinya sendiri dengan sirip pendingin ditambahkan di
antara tabung.

Gambar 2.11 Kondensor Berbelit-Belit

2. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih bepergian
refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe serpentine) sekarang dapat
melakukan perjalanan di berbagai bagian. Ini akan memberi luas
permukaan yang lebih besar untuk udara ambien dingin untuk kontak.

Gambar 2.12 Kondensor Arus Pararel

c. Berdasarkan Klasifikasi Umum


1. Surface Condenser
Prinsip kerja surface Condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor
melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Surface
Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas
sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar
sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.

Gambar 2.13 Horizontal Condenser


b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian

masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas

Sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar

sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.

Gambar 2.14 Vertical Condense

2.5 Perhitungan Pada Kondensor


Laju perpindahan panas pada kondensor adalah fungsi dari kapasitas
refrigerasi dan suhu evaporasi serta suhu kondensasi. Kondensor harus dapat
membuang panas yang diserap di evaporator dan yang ditambahkan di kompresor.
Istilah yang umum digunakan untuk menunjukkan tingkat perpindahan panas dari
kondenser ke evaporator adalah rasio pelepasan panas (heat rejection ratio) yang
dihitung dengan persamaan:

Pada kondensor, terjadi kondensasi pada uap yang mengembun di luar pipa.
Koefisien kondensasi yang terjadi di luar pipa dihitung dengan persamaan:
dengan hct = koefisien kondensasi (W/m2k)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
ρ = rapat massa fluida (kg/m3)
hfg = kalor laten penguapan (J/kg)
μ = viskositas kondensat (Pa.detik)
Δt = perbedaan suhu antara kondensat dan pipa (K)
N = jumlah pipa dalam baris vertikal
D = diameter luar pipa (m)

saat kondensor berpendingin air telah digunakan selama beberapa waktu,


akan terjadi pengendapan pada pipa karena adanya kotoran pada fluida yang
mengalir. Pengendapan ini akan mengurangi proses pindah panas dan besarnya
disebut

sebagai fouling factor Beberapa perusahan menetapkan fouling factor


sebesar0.000176 m2K/W.Koefisien pindah panas keseluruhan ditulis ulang
menjadi:

refrigeran berada dalam keadaan superheat, sebaran suhu digambarkan pada grafik
dibawah. Karena perbedaan penurunan suhu ini, beda temperatur antara refrigeran
dan pendingin dihitung dengan persamaan:
2.6 Masalah dan Solusi
a. Masalah
Kondensor sangat rentan terhadap gangguan-gangguan yang dapat
menghambat kinerjanya, berikut masalah-masalah yang sering terjadi pada
kondensor:
1. Non Condesable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).
Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan
menyelimuti permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer panas
antara uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan
atau dibuang dari dalam kondensor.
2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.
Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan
yang mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan
bahanbaku air pendingin. Seperti yang kita ketahui tempat pengambilan air
pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air tersebut
mengandung endapan-endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap
pada tube-tube kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya laju
perpindahan panas pada kondensor, sehingga kualitas air pendingin sangat
diperlukan agar mengurangi penyebab fouling pada kondensor.
b. Solusi
1. Non Condesable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).
Cara untuk mengeluarkan udara tersebut biasanya dilakukan dengan
bantuan venting pump dan primming pump yang merupakan pompa
vakum.
2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.
Cara untuk mengeluarkan kotoran tersebut biasanya dilakukan dengan
cara:
a) backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air
pendingin dengan tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam
waterbox inlet yang menghalangi proses perpindahan panas pada
kondensor, proses ini dilakukan dengan cara membalikkan arah aliran
inlet dan outlet.
b) Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan
dengan bola sebgai alat untuk membersihkan tube kondensor. Cara
kerjanya yaitu bola akan dimasukkan pada inlet mengikuti aliran
kondensor dan keluar pada waterbox outlet.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Kondensor merupakan alat penukar kalor pada system
refrigerasiyang berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan.Didalam syst
em kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen yang
berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi
cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses
kondensasi.
b. Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor dengan
temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan
hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas masuk kedalam SuctionPipe Dan
kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan dengan
media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube,kemudian keluar
melalui Discharge Pipe dengan temperature yang sudah turun.
c. Macam- macam kondensor ada beberapa klasifikasi kondensor, antara lain :
1. Menurut Jenis Cooling Medium
a) Kondensor Berpendingin Udara (Air Cooled Condenser);
b) Kondensor Berpendingin Air (Water Cooled Condenser)
c) Kondensor Berpendingin Campuran Udara dan Air (Evaporating
Condenser).
2. Berdasarkan jenis desaiannya :
a) Berbelit– belit;
b) Arus parallel; dan
3. Berdasarkan klasifikasi umum
a) Surface condenser
b) Horizontal condenser
c) Vertical condenser
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Anshori Muhammad Isa. 2017. Analisa Desain Dan Performa Kondensor Pada Sistem
Refrigerasi Absorpsi Untuk Kapal Perikanan. Surabaya: Teknik Sistem
Perkapalan.

Ihsan, Sobar. 2017. Perencanaan dan Analisa Perhitungan Jumlah Tube dan Diameter
Shell pada Kondensor Berpendingin Air pada Sistem Refrigerasi NH3.
Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan.
https://dokumen.tips/documents/makalah-kondensor-567839899a6bf.html Di unggah
pada tanggal 12 November 2019 pukul 21:00

Anda mungkin juga menyukai