Makala H
Makala H
Sistem Bilangan
DOSEN PEMBIMBING
Rini Widyastuti,S.KOM
DISUSUN OLEH
Kelompok 7
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Basis bilangan
2.2 Representasi Bilangan
2.3 Operasi bilangan
2.3 Konversi bilangan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan kali ini yaitu mengenai sistem bilangan dan
pengkonversiannya, dimana ini sangat umum dipelajari oleh para pelajar teknik
informatika. Konversi yang akan dibahas pada artikel ini meliputi bilangan bulat dan
bilangan pecahan dari sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal.
Konversi dari desimal ke biner diperlukan untuk menerjemahkan keinginan
(perintah) manusia kedalam kode-kode yang dikenali oleh sistem digital.
Sebaliknya, konversi dari biner ke desimal diperlukan untuk menterjemahkan kode
hasil pengolahan sistem digital ke dalam bentuk informasi yang dimengerti oleh
manusia. Konversi dari biner ke oktal atau heksadesimal (dan sebaliknya)
merupakan perantara konversi dari/ke biner ke/dari desimal. Konversi ini banyak
dilakukan karena disamping digit angka biner jauh lebih banyak dibandingkan
dengan angka-angka pada sistem bilangan oktal dan heksadesimal, juga karena
melakukan konversi tersebut sangat mudah.
B. Tujuan
I. Mengetahui dan memahami apa itu sistem bilangan
II. Mampu untuk memahami bagian-bagian pada sistem bilangan
III. Memahami basis bilangan
IV. Mengatahui tentang representasi bilangan
V. Mampu mengoperasikan sistem bilangan
VI. Mampu mengkorverssikan sistem bilangan
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis
(base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis
Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis
2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16). Berikut penjelesan mengenai 4
Sistem Bilangan ini :
A. Basis Bilangan
Basis bilangan itu adalah bilangan yang menjadi dasar terbentuknya bilangan lain
dalam suatu system bilangan.
Adapun contoh dari basis bilangan adalah sebagai berikut:
1. Desimal (Basis 10)
Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan
menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat
juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).
2. Biner (Basis 2)
Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1.
Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann.
3. Oktal (Basis 8)
Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7.
Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem
Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11),
C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur
yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili angka 11 dan
seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.
B. Representasi Bilangan
Untuk memberi tanda bilangan biner telah diperjanjikan yakni 0 (nol) untuk bilangan
positif atau plus dan 1 untuk bilangan negatif atau minus. Pada bilangan biner n-bit,
jika susunannya dilengkapi dengan bit tanda maka diperlukan register dengan
panjang n+1 bit. Dalam hal ini, n bit digunakan untuk menyimpan bilangan biner itu
sendiri dan satu bit untuk tandanya. Pada representasi bilangan biner yang dilengkapi
dengan tanda bilangan, bit tanda ditempatkan padaposisipalingkiri.
Nilai sebuah data dari sebuah tipe data integer adalah nilai bilangan bulat tersebut
dalam matematika. Representasi data ini merupakan cara bagaimana nilainya
disimpan di dalam memori komputer. Tipe data integral terbagi menjadi dua buah
kategori, baik itu bertanda (signed) ataupun tidak bertanda (unsigned). Bilangan
bulat bertanda mampu merepresentasikan nilai bilangan bulat negatif, sementara
bilangan bulat tak bertanda hanya mampu merepresentasikan bilangan bulat positif.
Representasi integer positif di dalam komputer sebenarnya adalah untaian bit,
dengan menggunakan sistem bilangan biner. Urutan dari bit-bit tersebut pun
bervariasi, bisa berupa Little Endian ataupun Big Endian. Selain ukuran, lebar atau
ketelitian (presisi) bilangan bulat juga bervariasi, tergantung jumlah bit yang
direpresentasikanya. Bilangan bulat yang memiliki n bit dapat mengodekan 2n. Jika
tipe bilangan bulat tersebut adalah bilangan bulat tak bertanda, maka jangkauannya
adalah dari 0 hingga 2n-1.
1. Sistem Bilangan
Bahasa alamiah mengenal bilangan basis 10 (disebut desimal), sedangkan bahasa
mesin mengenal sistem bilangan yakni tiga basis :
• Basis bilangan 2 yakni binary-digit, digunakan pada komunikasi data.
• Basis bilangan 8 yakni octal-digit, digunakan pada pengalamatan memori
• Basis bilangan 16 yakni hexadecimal, digunakan pada pengalamatan di memory
dan pengkodean warna.
Sistem Bilangan biner
Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah system penulisan
angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern
ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini
merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita
dapat mengkonversinya ke sistem bilangan oktal atau hexadesimal. Sistem ini juga
dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam
komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte. Dalam istilah komputer, 1 Byte
= 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard
Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.
Bilangan desimal yang dinyatakan sebagai bilangan biner akan berbentuk sebagai
berikut:
Desimal Biner (8 bit)
0 0000 0000
1 0000 0001
2 0000 0010
3 0000 0011
4 0000 0100
5 0000 0101
6 0000 0110
7 0000 0111
8 0000 1000
9 0000 1001
10 0000 1010
11 0000 1011
12 0000 1100
13 0000 1101
14 0000 1110
15 0000 1111
16 0001 0000
20=1
21=2
22=4
23=8
24=16
25=32
26=64
dst
C. Operasi Bilangan
1. Desimal (Basis 10)
Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan
menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat
juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).
Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut,
misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :
Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol
dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut
value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position
Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan
tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan
posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.
Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :
Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction),
misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :
2.Biner (Basis 2)
Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1.
Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner
1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi
sebagai berikut :
Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan perpangkatan dari nilai 2
(basis), seperti pada tabel berikut ini :
Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut :
3. Oktal (Basis 8)
Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7. Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem
bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8
(basis), seperti pada tabel berikut ini :
Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan
desimal) menjadi sebagai berikut :
D. Konversi Bilangan
Sistem bilangan atau numbering system merupakan angka yang digunakan sebagai
alat bantu untuk menghitung atau menuliskan sebuah nilai. Hal ini dapat
dianalogikan pada sebuah komputer. Komputer terdiri dari transistor yang
tergabung dalam sebuah microchips. Microchips digunakan untuk menyampaikan
informasi. Sedangkan transistor hanya mengenali dua buah status yaitu nyala dan
mati. Dua status ini dapat diterjemahkan dalam bilangan biner yang terdiri dari 2
basis, 0(mati) dan 1(nyala).
Konversi bilangan adalah proses dimana suatu sistem bilangan tertentu akan
dirubah ke bentuk sistem bilangan yg lain. Sudah dikenal, dalam bahasa komputer
terdapat empat basis bilangan. Keempat bilangan itu adalah Biner, Oktal, Desimal
dan Hexadesimal. Keempat bilangan itu saling berkaitan satu sama lain. Rumus
atau cara mencarinya cukup mudah untuk dipelajari. Konversi dari desimal ke non-
desimal, hanya mencari sisa pembagiannya saja. Dan konversi dari non-desimal ke
desimal adalah:
2. Setiap angka yang bernilai satuan, dihitung dengan pangkat NOL (0). Digit
puluhan,dengan pangkat SATU (1), begitu pula dengan digit ratusan, ribuan, dan
seterusnya. Nilai pangkat selalu bertambah satu point
1. Bilangan Biner
Bilangan biner terdiri dari dua basis 0 dan 1. Supaya mempermudah perhitungan,
bilangan biner diterjemahkan ke basis 10 terlebih dahulu. Dalam menghitung basis
ini ke desimal menggunakan penjumlahan 2 pangkat. Contoh terjemahkan bilangan
biner 1101(2) ke desimal:
28 27 26 25 24 23 22 21 20
256 128 64 32 16 8 4 2 1
1 1 0 1 Desimal
23 x 1 22 x 1 21 x 0 20 x 1 = (8+4+0+1) = 13(10)
Sehingga 1101(2) = 13(10)
0000 0000 0
0000 0001 1
0000 0010 2
0000 0011 3
0000 0100 4
0000 0101 5
0100 0101 133
1111 1111 511
2. Bilangan Oktal
Bilangan oktal terdiri dari delapan basis 0,1,2,3,4,5,6, dan 7. Cara perhitungannya
sama dengan binary. Perbedaannya dalam basis ini menggunakan penjumlahan 8
pangkat. Contoh terjemahkan bilangan oktal 1321(8) ke desimal:
83 82 81 80
512 64 8 1
1 3 2 1 Desimal
83 x 1 82 x 3 81 x 2 80 x 1 = (512+192+16+1)
= 721(10)
3. Bilangan Hexadesimal
4096 256 16 1
1 9 F Desimal
= 415(10)
4. Bilangan Desimal
Bilangan desimal terdiri dari 10 basis, 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 0. Selain basis lain
yang diterjemahkan ke bilangan desimal. Bilangan desimal juga dapat
diterjemahkan ke basis lain. Basis lain diterjemahkan menggunakan hasil jumlah
dari x pangkat. Kebalikannya, untuk mengubah bilangan desimal ke basis lain,
menggunakan pembagian.
a. Desimal ke Biner
125 / 2 = 62 Sisa 1
62 / 2 = 31 tidak sisa 0
31 / 2 = 15 Sisa 1
15 / 2 = 7 Sisa 1
7/2=3 Sisa 1
3/2=1 Sisa 1
1/2=0 Sisa 1
Dalam penulisannya, hasil pembagian pertama berada di ujung kiri, terurut kearah
kanan. Sehingga 251(10) = 1111 1011(2)
b. Desimal ke Oktal
251 / 8 = 31 3 3
31 / 8 = 3 7 7
3/8=0 3 3
Dalam penulisannya, hasil pembagian pertama berada di ujung kiri, terurut kearah
kanan. Sehingga 251(10) = 373(8)
c. Desimal ke Hexadesimal
251 / 16 = 15 11 B
15 / 16 = 0 15 F
Dalam penulisannya, hasil pembagian pertama berada di ujung kiri, terurut kearah
kanan. Sehingga 251(10) = FB(16)
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah yang dapat disimpulkan bahwa dalam sistem penulisan bilangan
komputer terdapat beberapa sistem penulisan, yaitu: sistem bilangan biner, sistem
bilang desimal bilangan okta, dan sistem bilangan hexadesimal.Beberapa sistem ini
sangat diperlukan dalam penulisan bilangan komputer, terutama sistem bilangan
biner, kerena sistem bilangan ini merupakan dasar dari penulisan system bilangan
lain.
3.2 SARAN