Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Sistem Bilangan

DOSEN PEMBIMBING
Rini Widyastuti,S.KOM

DISUSUN OLEH

Kelompok 7

UNIVERSITAS BUNG HATTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
sistem bilangan.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambahkan wawasan untuk lebih mengenal macam
sistem bilangan dan cara perhitunganya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
pada pembuatan makalah ini. Oleh karena itu Kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada para
sumber yang telah berbagi materi tentang sistem bilangan
yang telah berperan serta sebagai referensi dalam
memudahkan kami menyusun makalah ini dari awal
sampai akhir.
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Basis bilangan
2.2 Representasi Bilangan
2.3 Operasi bilangan
2.3 Konversi bilangan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan kali ini yaitu mengenai sistem bilangan dan
pengkonversiannya, dimana ini sangat umum dipelajari oleh para pelajar teknik
informatika. Konversi yang akan dibahas pada artikel ini meliputi bilangan bulat dan
bilangan pecahan dari sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal.
Konversi dari desimal ke biner diperlukan untuk menerjemahkan keinginan
(perintah) manusia kedalam kode-kode yang dikenali oleh sistem digital.
Sebaliknya, konversi dari biner ke desimal diperlukan untuk menterjemahkan kode
hasil pengolahan sistem digital ke dalam bentuk informasi yang dimengerti oleh
manusia. Konversi dari biner ke oktal atau heksadesimal (dan sebaliknya)
merupakan perantara konversi dari/ke biner ke/dari desimal. Konversi ini banyak
dilakukan karena disamping digit angka biner jauh lebih banyak dibandingkan
dengan angka-angka pada sistem bilangan oktal dan heksadesimal, juga karena
melakukan konversi tersebut sangat mudah.

B. Tujuan
I. Mengetahui dan memahami apa itu sistem bilangan
II. Mampu untuk memahami bagian-bagian pada sistem bilangan
III. Memahami basis bilangan
IV. Mengatahui tentang representasi bilangan
V. Mampu mengoperasikan sistem bilangan
VI. Mampu mengkorverssikan sistem bilangan
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis
(base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis
Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis
2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16). Berikut penjelesan mengenai 4
Sistem Bilangan ini :

A. Basis Bilangan
Basis bilangan itu adalah bilangan yang menjadi dasar terbentuknya bilangan lain
dalam suatu system bilangan.
Adapun contoh dari basis bilangan adalah sebagai berikut:
1. Desimal (Basis 10)

Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan
menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat
juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).

2. Biner (Basis 2)

Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1.
Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann.

3. Oktal (Basis 8)
Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7.

4. Hexadesimal (Basis 16)

Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem
Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11),
C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur
yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili angka 11 dan
seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.

B. Representasi Bilangan
Untuk memberi tanda bilangan biner telah diperjanjikan yakni 0 (nol) untuk bilangan
positif atau plus dan 1 untuk bilangan negatif atau minus. Pada bilangan biner n-bit,
jika susunannya dilengkapi dengan bit tanda maka diperlukan register dengan
panjang n+1 bit. Dalam hal ini, n bit digunakan untuk menyimpan bilangan biner itu
sendiri dan satu bit untuk tandanya. Pada representasi bilangan biner yang dilengkapi
dengan tanda bilangan, bit tanda ditempatkan padaposisipalingkiri.
Nilai sebuah data dari sebuah tipe data integer adalah nilai bilangan bulat tersebut
dalam matematika. Representasi data ini merupakan cara bagaimana nilainya
disimpan di dalam memori komputer. Tipe data integral terbagi menjadi dua buah
kategori, baik itu bertanda (signed) ataupun tidak bertanda (unsigned). Bilangan
bulat bertanda mampu merepresentasikan nilai bilangan bulat negatif, sementara
bilangan bulat tak bertanda hanya mampu merepresentasikan bilangan bulat positif.
Representasi integer positif di dalam komputer sebenarnya adalah untaian bit,
dengan menggunakan sistem bilangan biner. Urutan dari bit-bit tersebut pun
bervariasi, bisa berupa Little Endian ataupun Big Endian. Selain ukuran, lebar atau
ketelitian (presisi) bilangan bulat juga bervariasi, tergantung jumlah bit yang
direpresentasikanya. Bilangan bulat yang memiliki n bit dapat mengodekan 2n. Jika
tipe bilangan bulat tersebut adalah bilangan bulat tak bertanda, maka jangkauannya
adalah dari 0 hingga 2n-1.
1. Sistem Bilangan
Bahasa alamiah mengenal bilangan basis 10 (disebut desimal), sedangkan bahasa
mesin mengenal sistem bilangan yakni tiga basis :
• Basis bilangan 2 yakni binary-digit, digunakan pada komunikasi data.
• Basis bilangan 8 yakni octal-digit, digunakan pada pengalamatan memori
• Basis bilangan 16 yakni hexadecimal, digunakan pada pengalamatan di memory
dan pengkodean warna.
Sistem Bilangan biner
Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah system penulisan
angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern
ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini
merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita
dapat mengkonversinya ke sistem bilangan oktal atau hexadesimal. Sistem ini juga
dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam
komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte. Dalam istilah komputer, 1 Byte
= 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard
Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.
Bilangan desimal yang dinyatakan sebagai bilangan biner akan berbentuk sebagai
berikut:
Desimal Biner (8 bit)
0 0000 0000
1 0000 0001
2 0000 0010
3 0000 0011
4 0000 0100
5 0000 0101
6 0000 0110
7 0000 0111
8 0000 1000
9 0000 1001
10 0000 1010
11 0000 1011
12 0000 1100
13 0000 1101
14 0000 1110
15 0000 1111
16 0001 0000
20=1
21=2
22=4
23=8
24=16
25=32
26=64
dst

contoh: mengubah bilangan desimal menjadi biner


desimal = 10.
berdasarkan referensi diatas yang mendekati bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya
hasil pengurangan 10-8 = 2 (21). sehingga dapat dijabarkan seperti berikut
10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20).
dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010
dapat juga dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir
dalam bilangan biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi
angka kedua terakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa
0(0 akan menjadi angka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian
ketiga): 2 = 0 sisa 1 (0 akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena
hasil bagi sudah 0 atau habis, sehingga bilangan biner dari 10 = 1010
atau dengan cara yang singkat 10:2=5(0),5:2=2(1),2:2=1(0),1:2=0(1)sisa hasil bagi
dibaca dari belakang menjadi 1010.
Sistem Bilangan Oktal
Oktal atau sistem bilangan basis 8 adalah sebuah sistem bilangan berbasis delapan.
Simbol yang digunakan pada sistem ini adalah 0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem
Bilangan Oktal berasal dari sistem bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit
biner dari ujung paling kanan (LSB atau Least Significant Bit).
Biner Oktal
000 000 00
000 001 01
000 010 02
000 011 03
000 100 04
000 101 05
000 110 06
000 111 07
001 000 10
001 001 11
001 010 12
001 011 13
001 100 14
001 101 15
001 110 16
001 111 17

Sistem bilangan desimal


Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan yang menggunakan 10 macam
angka dari 0,1, sampai 9. Setelah angka 9, angka berikutnya adalah 1 0, 1 1, dan
seterusnya (posisi di angka 9 diganti dengan angka 0, 1, 2, .. 9 lagi, tetapi angka di
depannya dinaikkan menjadi 1). Sistem bilangan desimal sering dikenal sebagai
sistem bilangan berbasis 10, karena tiap angka desimal menggunakan basis (radix)
10, seperti yang terlihat dalam contoh berikut
angka desimal 123 = 1*102 + 2*101 + 3*100
Berikut adalah tabel yang menampilkan sistem angka desimal (basis 10), sistem
bilangan biner (basis 2), sistem bilangan/ angka oktal (basis 8), dan sistem angka
heksadesimal (basis 16) yang merupakan dasar pengetahuan untuk mempelajari
komputer digital. Bilangan oktal dibentuk dari bilangan biner-nya dengan
mengelompokkan tiap 3 bit dari ujung kanan (LSB). Sementara bilangan
heksadesimal juga dapat dibentuk dengan mudah dari angka biner-nya dengan
mengelompokkan tiap 4 bit dari ujung kanan.
Desimal Biner (8 bit) Oktal Heksadesimal
0 0000 0000 000 00
1 0000 0001 001 01
2 0000 0010 002 02
3 0000 0011 003 03
4 0000 0100 004 04
5 0000 0101 005 05
6 0000 0110 006 06
7 0000 0111 007 07
8 0000 1000 010 08
9 0000 1001 011 09
10 0000 1010 012 0A
11 0000 1011 013 0B
12 0000 1100 014 0C
13 0000 1101 015 0D
14 0000 1110 016 0E
15 0000 1111 017 0F
16 0001 0000 020 10
REPRESENTASI FIXED POINT

C. Operasi Bilangan
1. Desimal (Basis 10)

Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan
menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat
juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).

Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut,
misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :

Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol
dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut
value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position
Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan
tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan
posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.
Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :

Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction),
misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :

2.Biner (Basis 2)

Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1.
Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner
1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi
sebagai berikut :

Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan perpangkatan dari nilai 2
(basis), seperti pada tabel berikut ini :
Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut :

3. Oktal (Basis 8)
Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7. Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem
bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8
(basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :

4. Hexadesimal (Basis 16)


Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem
Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11),
C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur
yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili angka 11 dan
seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.

Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan
desimal) menjadi sebagai berikut :

Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan perpangkatan dari


nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Hexadesimal F3DA perhitungannya adalah sebagai berikut :

D. Konversi Bilangan
Sistem bilangan atau numbering system merupakan angka yang digunakan sebagai
alat bantu untuk menghitung atau menuliskan sebuah nilai. Hal ini dapat
dianalogikan pada sebuah komputer. Komputer terdiri dari transistor yang
tergabung dalam sebuah microchips. Microchips digunakan untuk menyampaikan
informasi. Sedangkan transistor hanya mengenali dua buah status yaitu nyala dan
mati. Dua status ini dapat diterjemahkan dalam bilangan biner yang terdiri dari 2
basis, 0(mati) dan 1(nyala).
Konversi bilangan adalah proses dimana suatu sistem bilangan tertentu akan
dirubah ke bentuk sistem bilangan yg lain. Sudah dikenal, dalam bahasa komputer
terdapat empat basis bilangan. Keempat bilangan itu adalah Biner, Oktal, Desimal
dan Hexadesimal. Keempat bilangan itu saling berkaitan satu sama lain. Rumus
atau cara mencarinya cukup mudah untuk dipelajari. Konversi dari desimal ke non-
desimal, hanya mencari sisa pembagiannya saja. Dan konversi dari non-desimal ke
desimal adalah:

1. Mengalikan bilangan dengan angka basis bilangannya.

2. Setiap angka yang bernilai satuan, dihitung dengan pangkat NOL (0). Digit
puluhan,dengan pangkat SATU (1), begitu pula dengan digit ratusan, ribuan, dan
seterusnya. Nilai pangkat selalu bertambah satu point

1. Bilangan Biner

Bilangan biner terdiri dari dua basis 0 dan 1. Supaya mempermudah perhitungan,
bilangan biner diterjemahkan ke basis 10 terlebih dahulu. Dalam menghitung basis
ini ke desimal menggunakan penjumlahan 2 pangkat. Contoh terjemahkan bilangan
biner 1101(2) ke desimal:

28 27 26 25 24 23 22 21 20

256 128 64 32 16 8 4 2 1

1 1 0 1 Desimal
23 x 1 22 x 1 21 x 0 20 x 1 = (8+4+0+1) = 13(10)
Sehingga 1101(2) = 13(10)

Contoh bilangan biner :

0000 0000 0
0000 0001 1
0000 0010 2
0000 0011 3
0000 0100 4
0000 0101 5
0100 0101 133
1111 1111 511

2. Bilangan Oktal

Bilangan oktal terdiri dari delapan basis 0,1,2,3,4,5,6, dan 7. Cara perhitungannya
sama dengan binary. Perbedaannya dalam basis ini menggunakan penjumlahan 8
pangkat. Contoh terjemahkan bilangan oktal 1321(8) ke desimal:

83 82 81 80
512 64 8 1

1 3 2 1 Desimal
83 x 1 82 x 3 81 x 2 80 x 1 = (512+192+16+1)
= 721(10)

Sehingga 1321(8) = 721(10)

3. Bilangan Hexadesimal

Bilangan hexadesimal terdiri dari 16 basis yaitu, 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,


dan F. Huruf pada hexadecimal diterjemahkan kelanjutan dari angkanya. Pada
huruf A dihitung 10, huruf B dihitung 11, dan seterusnya sampai huruf F. Berbeda
dengan basis lainnya, cara penulisan basis ini diawali dengan 0x. Dalam
menghitung basis ini ke desimal menggunakan penjumlahan 16 pangkat. Contoh
terjemahkan bilangan hexadecimal 19F(16) ke desimal:
163 162 161 160

4096 256 16 1

1 9 F Desimal

162 x 1 161 x 9 160 x 15 = (256+144+15)

= 415(10)

Sehingga 19F(16) = 415(10)

4. Bilangan Desimal

Bilangan desimal terdiri dari 10 basis, 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 0. Selain basis lain
yang diterjemahkan ke bilangan desimal. Bilangan desimal juga dapat
diterjemahkan ke basis lain. Basis lain diterjemahkan menggunakan hasil jumlah
dari x pangkat. Kebalikannya, untuk mengubah bilangan desimal ke basis lain,
menggunakan pembagian.

a. Desimal ke Biner

Dalam menerjemahkan bilangan desimal ke biner, bilangan desimal dibagi dengan


2. Bilangan dibagi hingga habis atau hasilnya sama dengan 0. Jika terdapat sisa
pada pembagian, maka bernilai 1. Jika tidak terdapat sisa pada pembagian maka
bernilai 0. Contoh terjemahkan bilangan 251(10)

Decimal Habis dibagi / tidak Biner

251 / 2 = 125 Sisa 1

125 / 2 = 62 Sisa 1
62 / 2 = 31 tidak sisa 0

31 / 2 = 15 Sisa 1

15 / 2 = 7 Sisa 1

7/2=3 Sisa 1

3/2=1 Sisa 1

1/2=0 Sisa 1

Dalam penulisannya, hasil pembagian pertama berada di ujung kiri, terurut kearah
kanan. Sehingga 251(10) = 1111 1011(2)

b. Desimal ke Oktal

Dalam menerjemahkan bilangan desimal ke oktal, bilangan desimal dibagi dengan


8. Bilangan dibagi hingga habis atau hasilnya sama dengan 0. Jika terdapat sisa
pada pembagian, maka nilai tersebutlah yang ditulis. Contoh terjemahkan bilangan
251(10)

Decimal Sisa Pembagian Oktal

251 / 8 = 31 3 3

31 / 8 = 3 7 7

3/8=0 3 3

Dalam penulisannya, hasil pembagian pertama berada di ujung kiri, terurut kearah
kanan. Sehingga 251(10) = 373(8)
c. Desimal ke Hexadesimal

Dalam menerjemahkan bilangan desimal ke hexadesimal, bilangan desimal dibagi


dengan 16. Bilangan dibagi hingga habis atau hasilnya sama dengan 0. Jika
terdapat sisa pada pembagian, maka nilai tersebutlah yang ditulis. Contoh
terjemahkan bilangan 251(10) ke hexadesimal:

Decimal Sisa Pembagian Hexadesimal

251 / 16 = 15 11 B
15 / 16 = 0 15 F
Dalam penulisannya, hasil pembagian pertama berada di ujung kiri, terurut kearah
kanan. Sehingga 251(10) = FB(16)
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari makalah yang dapat disimpulkan bahwa dalam sistem penulisan bilangan
komputer terdapat beberapa sistem penulisan, yaitu: sistem bilangan biner, sistem
bilang desimal bilangan okta, dan sistem bilangan hexadesimal.Beberapa sistem ini
sangat diperlukan dalam penulisan bilangan komputer, terutama sistem bilangan
biner, kerena sistem bilangan ini merupakan dasar dari penulisan system bilangan
lain.

3.2 SARAN

Sebagai siswa yang mendalami bidang komputer hendaknya kita memahami


penulisan sistem bilangan karena sistem bilangan merupakan hal yang penting
dalam dunia komputer.

Anda mungkin juga menyukai