Visum et Repertum adalah laporan tertulis untuk kepentingan peradilan (pro yustisia) atau permintaan yang berwenang, yang di buat oleh dokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti, berdasarkan sumpah pada waktu menerima jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang sebaik-baiknya.
KUHAP pasal 184:
Alat bukti yang sah ialah: a. Keterangan saksi b. Keterangan ahli c. Surat d. Petunjuk e. Keterangan terdakwa
APA ITU KETERANGAN AHLI ?
KUHAP pasal 186: Keterangan ahli ialah apa yang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
KEMANAKAH VeR ITU DIGOLONGKAN DALAM ALAT BUKTI YANG SAH ?
KUHAP pasal 187:
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau di kuatkan dengan sumpah, adalah: a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alas an yang jelas dantegas tentang keterangan itu; b. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukan bagi pernuktian sesuatu keadaan c. Surat keterangan dari seorang ahli yang membuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi kepadanya d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya denga isi dari alat pembuktian yang lain
YANGMENENTUKAN MAYAT HARUS DI AUTOPSI DAN/ ATAU PEMERIKSAAN
LUAR SAJA ADALAH PENYIDIK ! DAN HARUS SECARA TERTULIS DIDALAM SURAT.
KUHAP pasal 133:
Ayat 1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korbam baik luka, keracunan ataupu mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dana tau ahli lainnya. 2. Permintaan ketarangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemerisaan mayat dana tau pemeriksaan bedah mayat.
BAGAIMANA PROSES MELAKUKAN PERMINTAAN ATAS SUATU TINDAKAN
AUTOPSI? KUHAP pasal 134: Ayat 1. Dalam hal yang sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian pembedahan bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. 2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas -jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut 3. Apabila dalam waktu 2 hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberu tahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana di maksud dalam pasal 133 ayat 3 undang-undang ini
KUHAP pasal 133 :
Ayat 3 . mayat yang di kirim ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlaukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain dari mayat.
HAL DI ATAS DITEGASKAN KARENA SEBELUMNYA ADA KERAGU-RAGUAN
DALAM HUKUM ACARA PIDANA YANG LAMA
Instruksi Kapolri No: Ins/E/20/IX/75
Pasal 3. Dengan visum et repertum atas mayat, berarti mayat harus dibedah. Sama sekali tidak dibenarkan mengajukan permintaan visum et repertum berdasarkan pemeriksaan luar saja. 6. Bila ada keluarga korban/ mayat keberatan jika diadakan bedah mayat, maka kewajiban petugas polisi pemeriksa untuk secara persuasive memberikan penjelasan tentang perlunya dan pentungnya autopsy untuk kepentingan penyelidikan. Kalu perlu bahkan ditegakkannya pasal 22 KUHP
KUHP pasal 222:
Baranf siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau mengagalkan pemeriksaan mayat forensic, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 4.500. TRAUMATOLOGI
APA ITU PENGANIAYAAN?
KUHP pasal 351 Ayat 4 Dengan sengaja merusak kesehatan orang disamakan dengan penganiayaan.
APA ITU PENGANIAYAAN RINGAN ?
KUHP pasal 351; (tentang penganiayaan ringan) Ayat 1. Kecuali tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbukan penyakut atau halangan untuk melakukan pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam dengan penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 4.500. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya. 2. percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak di pidana
APA ITU PENGANIAYAAN SEDANG ?
KUHP pasal 360 ayat 2 . Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain terluka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalan kan jabatan atau pekerjaannya sementara diancam dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana kurungan paling lama 6 bulan atau pidana denda paling tinggi Rp. 400.500.
KUHP pasal 351 : (tentang penganiayaan sedang)
Ayat 1. Penganiayaan diancam denga pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 4.500
KUHP pasal 353:
Ayat 1 Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu di hukum penjara selama- lamanya 4 tahun.
APA ITU LUKA BERAT?
KUHP pasal 90 : (tentang luka berat) Luka berat berarti 1. Jatuh sakit atau mendapatkan luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekai, atau yang menimbulkan bahaya maut 2. Tidak mampu terus menerus menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian 3. Kehilangan salah satu panca indra 4. Mendapat cacat berat 5. Menderita sakit lumpuh 6. Terganggunya daya piker selama 4 minggu lebih 7. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
APA SANKSI PENGANIAYAAN BERAT?
Penganiayaan berat diatur dalam KUHP pasal 351 ayat 2, padal 353 ayat 2, pasal 354 ayat 1, pasal 355 ayat 1 KUHP pasal 351: Ayat 2 jika perbuatan itu mengakibatkan luka berat, yang bersalah dianca, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun. (tentang luka berat akibat penganiayaan tanpa rencana)
KUHP pasal 353:
Ayat 2 jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan penjara palinh lama 7 tahun. (tentang luka berat akibat penganiayaan yang terencana)
KUHP pasal 354
ayat 1 barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana paling lama 8 tahun.
KUHP pasal 355:
Ayat 1 penganiayaan berat yang dilakukan dengan terencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penkara paling lama 12 tahun
APA SANKSI TERHADAP JENIS-JENIS PENGANIAYAAN?
KUHP pasal 351 Ayat 1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500 2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun. 3. Jika mengakubatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun. 4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.