Anda di halaman 1dari 4

VISUM ET REPERTUM

Staatsblas (lembaran negara) Tahun 1937 No. 350


Visum et Repertum adalah laporan tertulis untuk kepentingan peradilan (pro yustisia) atau
permintaan yang berwenang, yang di buat oleh dokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan
ditemukan pada pemeriksaan barang bukti, berdasarkan sumpah pada waktu menerima jabatan,
serta berdasarkan pengetahuannya yang sebaik-baiknya.

KUHAP pasal 184:


Alat bukti yang sah ialah:
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa

APA ITU KETERANGAN AHLI ?


KUHAP pasal 186:
Keterangan ahli ialah apa yang ahli nyatakan di sidang pengadilan.

KEMANAKAH VeR ITU DIGOLONGKAN DALAM ALAT BUKTI YANG SAH ?

KUHAP pasal 187:


Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau di
kuatkan dengan sumpah, adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alas an
yang jelas dantegas tentang keterangan itu;
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh
pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung
jawabnya dan yang diperuntukan bagi pernuktian sesuatu keadaan
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang membuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu
keadaan yang diminta secara resmi kepadanya
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya denga isi dari alat
pembuktian yang lain

YANGMENENTUKAN MAYAT HARUS DI AUTOPSI DAN/ ATAU PEMERIKSAAN


LUAR SAJA ADALAH PENYIDIK ! DAN HARUS SECARA TERTULIS DIDALAM
SURAT.

KUHAP pasal 133:


Ayat
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korbam baik
luka, keracunan ataupu mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dana tau ahli lainnya.
2. Permintaan ketarangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemerisaan mayat dana tau pemeriksaan bedah mayat.

BAGAIMANA PROSES MELAKUKAN PERMINTAAN ATAS SUATU TINDAKAN


AUTOPSI?
KUHAP pasal 134:
Ayat
1. Dalam hal yang sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian pembedahan
bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas -jelasnya
tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut
3. Apabila dalam waktu 2 hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang
diberu tahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana di
maksud dalam pasal 133 ayat 3 undang-undang ini

KUHAP pasal 133 :


Ayat
3 . mayat yang di kirim ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlaukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi
label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada
ibu jari kaki atau bagian lain dari mayat.

HAL DI ATAS DITEGASKAN KARENA SEBELUMNYA ADA KERAGU-RAGUAN


DALAM HUKUM ACARA PIDANA YANG LAMA

Instruksi Kapolri No: Ins/E/20/IX/75


Pasal
3. Dengan visum et repertum atas mayat, berarti mayat harus dibedah. Sama sekali tidak
dibenarkan mengajukan permintaan visum et repertum berdasarkan pemeriksaan luar saja.
6. Bila ada keluarga korban/ mayat keberatan jika diadakan bedah mayat, maka kewajiban
petugas polisi pemeriksa untuk secara persuasive memberikan penjelasan tentang perlunya dan
pentungnya autopsy untuk kepentingan penyelidikan. Kalu perlu bahkan ditegakkannya pasal
22 KUHP

KUHP pasal 222:


Baranf siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau mengagalkan pemeriksaan
mayat forensic, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana denda paling
banyak Rp. 4.500.
TRAUMATOLOGI

APA ITU PENGANIAYAAN?


KUHP pasal 351
Ayat 4
Dengan sengaja merusak kesehatan orang disamakan dengan penganiayaan.

APA ITU PENGANIAYAAN RINGAN ?


KUHP pasal 351; (tentang penganiayaan ringan)
Ayat
1. Kecuali tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbukan
penyakut atau halangan untuk melakukan pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam dengan
penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling
banyak Rp. 4.500. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu
terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
2. percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak di pidana

APA ITU PENGANIAYAAN SEDANG ?


KUHP pasal 360 ayat
2 . Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain terluka
sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalan kan
jabatan atau pekerjaannya sementara diancam dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau
pidana kurungan paling lama 6 bulan atau pidana denda paling tinggi Rp. 400.500.

KUHP pasal 351 : (tentang penganiayaan sedang)


Ayat
1. Penganiayaan diancam denga pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana
denda paling banyak Rp. 4.500

KUHP pasal 353:


Ayat 1
Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu di hukum penjara selama-
lamanya 4 tahun.

APA ITU LUKA BERAT?


KUHP pasal 90 : (tentang luka berat)
Luka berat berarti
1. Jatuh sakit atau mendapatkan luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekai, atau yang menimbulkan bahaya maut
2. Tidak mampu terus menerus menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian
3. Kehilangan salah satu panca indra
4. Mendapat cacat berat
5. Menderita sakit lumpuh
6. Terganggunya daya piker selama 4 minggu lebih
7. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

APA SANKSI PENGANIAYAAN BERAT?


Penganiayaan berat diatur dalam KUHP pasal 351 ayat 2, padal 353 ayat 2, pasal 354
ayat 1, pasal 355 ayat 1
KUHP pasal 351:
Ayat 2 jika perbuatan itu mengakibatkan luka berat, yang bersalah dianca, dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun.
(tentang luka berat akibat penganiayaan tanpa rencana)

KUHP pasal 353:


Ayat 2 jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan penjara
palinh lama 7 tahun.
(tentang luka berat akibat penganiayaan yang terencana)

KUHP pasal 354


ayat 1 barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana paling lama 8 tahun.

KUHP pasal 355:


Ayat 1 penganiayaan berat yang dilakukan dengan terencana terlebih dahulu, diancam dengan
pidana penkara paling lama 12 tahun

APA SANKSI TERHADAP JENIS-JENIS PENGANIAYAAN?


KUHP pasal 351
Ayat
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana
denda paling banyak Rp 4.500
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun.
3. Jika mengakubatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai