Anda di halaman 1dari 14

MODUL I

TEGANGAN, DAYA LISTRIK DAN TEORI SUPER POSISI

1.1 TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum tegangan, daya listrik dan teori super posisi,
praktikan diharapkan mampu:
1. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian listrik arus sederhana dengan
menggunakan hukum kirchoff.
2. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian menggunakan teori super posisi.

1.2 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tegangan, daya listrik dan
teori super posisi meliputi:
1. Breadboard 1
2. Multitester Digital 1
3. Resistor 100 ohm 1
4. Resistor 200 ohm 1
5. Resistor 300 ohm 1
6. Kabel Penghubung (~)
7. Saklar 2
8. Sumber Tegangan 1

1.3 DASAR TEORI


Sebelum melakukan praktikum didapatkan dasar teori seperti dibawah ini:
1.3.1 HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding
terbalik dengan hambatan [1]. Rumus pada Hukum Ohm :
E= I.R dengan E=V1=V2
Semakin besar resistansi atau hambatan dalam sebuah rangkaian, maka akan
semakin kecil arus yang mengalir pada rangkaian tersebut. Dan juga sebaliknya, jika
sumber daya yang diberikan terlalu besar, maka beban harus mampu menerima daya
yang besar pula.
Hukum Kirchoff adalah sebuah hukum yang menganalisis sebuah rangkaian
arus dan tegangan. Pada hukum kirchoff terbagi menjadi 2 bagian yaitu Hukum
Kirchoff 1 dan Hukum Kirchoff 2. Hukum Kirchof 1 adalah sebuah hukum yang
menjelaskan tentang arah arus yang menghadapi titik percabangan. Rumus Hukum
Kirchoff 1 :
I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6
Sedangkan Hukum Kirchoff 2 adalah sebuah hukum yang menjelaskan analisis
tegangan pada rangkaian tertutup. Rumus Hukum Kirchoff 2 :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
1.3.2 RANGKAIAN PERMBAGI TEGANGAN DAN RANGKAIAN
PEMBAGI ARUS
Rangkaian Pembagi Tegangan adalah sebuah rangkaian yang terhubung seri.
rangkaian pembagi tegangan mempunyai fungsi tertentu yaitu membagi tegangan input
menjadi beberapa tegangan output. Pembagi tegangan dapat ditemukan pada penguat
transistor dan teori yang biasa digunakan yaitu Teori Thevenin. Rumus pada Rangkaian
Pembagi Tegangan:
R1
Vout = Vin R1+r2

Sedangkan Rangkaian Pembagi Arus adalah Suatu rangkaian elektronika yang


menggunakan dua buah resistor yang salah satu kakinya dihubungkan pada arus dan
kaki yang lainnya dihubungkan pada beban. Rumus pada Rangkaian Pembagi Arus:
I x R2
I=R2+R1

Dengan keterangan :
I = Arus (A)
R2 = Resistor (Ω)
1.3.3 DAYA DAN ENERGI
Daya adalah sebuah energi yang jumlah energinya diserap dari tegangan dalam
sebuah rangkaian. Sebuah energi listrik seperti tegangan listrik akan menghasilkan
daya listrik, dan beban akan menyerap daya listrik yang sudah terhubung tegangan
listrik. Definisi dari sebuah daya listrik adalah besarnya usaha dalam memindahkan
muatan persatuan waktu atau lebih singkatnya adalah jumlah energi listrik yang
digunakan perdetik. Rumus pada daya listrik yaitu :
P= V x I atau P=I2 x R
Dengan Keterangan :
P = Daya
V = Tegangan Listrik dengan satuan volt (v)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R =Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
Energi daya atau kekuatan yang digunakan untuk melakukan berbagai proses
kegiatan atau pula suatu kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan. Energi sendiri
terbagi menjadi dua bagian yaitu energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial
adalah suatu energi yang dimiliki pada sebuah kedudukan tertentu.
Ep = m x g x h
Dengan keterangan :
Ep = Energi Potensial (J)
m = Massa (kg)
g = Gravitasi (m/s2)
h = Ketinggian (m)
1.3.4 TEORI SUPER POSISI
Super Posisi adalah jika terdapat (n) buah sumber bebas maka dengan teorema
superposisi samadengan (n) buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana
nantinya (n) buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa
buah sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk
(n) buah keadaan dari (n) buah sumber yang bebasnya. Teorema superposisi berlaku
untuk semua rangkaian linear dan bilateral. Dalam teorema superposisi ini terdapat
dua atau lebih sumber yang bebas. Teorema superposisi digunakan untuk menghitung
besar arus pada masing-masing beban dengan menentukan terlebih dahulu arah arus
pada rangkaian

1.4 TUGAS PENDAHULUAN


1.4.1. Alasan Membuat Rangkaian dengan Mengukur Resistansi Resistor.
Karena supaya bisa kita mengetahui berapa besar nilai resistansi pada resistor
tersebut, dengan cara membaca gelang secara langsung atau bisa menggunakan
multimeter atau AVO, cara secara langsung yaitu dengan membaca gelang-gelang pada
resistor cincin 1, 2, 3 adalah nilainya, dan cincin ke 4 adalah nilai pengalinya, dan
cincin 5 adalah nilai toleransinya. Contoh jingga-jingga-hitam-hitam-coklat = 330 Ω ±
1 %, kalau dengan cara menggunakan multimeter putar saklar pada posisi Ω dan ukur
resistor tersebut dengan menghubungkan probe + dan – pada kaki resistor dan baca
hasil atau resistasinya pada jarum meter.
1.4.2. Mencari Nilai Arus pada Rangkaian Tanpa Perlu Mencari Nilai Tegangan
dan Sebaliknya.
𝑉
Dapat mengguakan rumus P=VxI sementara I=𝑅, sehinga apabila kedua rumus

𝑉
digabungkan menghasilkan rumus I=√𝑅, sedangkan untuk mencari nilai tegangan

tanpa mengetahui nilai arus dapat menggunkan rumus P=VxI, sementara V=IxR,
sehingga apabila kedua rumus digabungkan menghasilkan rumus V=√𝑃 𝑥 𝑅 .
1.4.3. Perhitungan Sebuah Rangkaian.
Berikut merupakan contoh rangkaian yang menggunakan rumus Thevenin yang
ditunjukkan pada Gambar 1.1. dibawah ini.
Gambar 1.1 Contoh Rangkaian
Apabila R1=1 Ω, R2=2 Ω, R3=4 Ω, V1=7 volt, dan V2=14 volt. Hitunglah besar arus
pada R2!
1 1 1 1 1 2+1 3 4
= 𝑅2 + =2+4= = 4 = Rp1 = 3
𝑅𝑝1 𝑅3 4
1 1 1 1 1 2+1 3 2
= + =1+2= = 2 = Rp2 = 3
𝑅𝑝2 𝑅1 𝑅2 2

Tinjau V1=
𝑉1 𝑅3
I1 = x 𝑅2+𝑅3
𝑅1+𝑅𝑝1
7 4
= 1+4/3 x 2 +4
7 4 28 28
= 7/3 x 6 = 42/3 = 14 = 2A

Tinjau V2=
𝑉2 𝑅1
I2 = x 𝑅1+𝑅2
𝑅3+𝑅𝑝2
14 1
= 4+2/3 x 1 + 2
14 1
= 14/3 x 3 = 1A

Jadi I tot = I1 +I2 = 2 + 1 = 3A

1.5 TUGAS PRAKTIKUM


1.5.1. RANGKAIAN PERCOBAAN BEBAN SERI DAN PARALEL
Langkah-Langkah Praktikum Percobaan Beban Seri
1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.
2. Setelah rangkaian benar tutuplah saklar dan aturlah tegangan seperti pada tabel
berikut. Catatlah arus yang mengalir serta ukur tegangan pada R1 dan R2 pada setiap
perubahan tegangan.
Berikut merupakan Tabel hasil perhitungan menggunakan Avometer yang
ditunjukkan pada Table 1.1. dibawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Avometer
V I V1 V2
3,3 11 mA 1,1 volt 2,2 volt
5 16 mA 1,6 volt 3,2 volt
12 4 mA 4 volt 8 volt

3. Hitunglah besar arus dan tegangan V1, V2 berdasarkan teori dan bandingkan
hasilnya dengan hasil pengukuran.
No. Rangkaian Multitester Multisim Perhitungan
Manual
Itotal = 10,7 A, V1 = Itotal = 11 mA, V1 =
1,10 volt dan V2 = 1,1 volt dan V2 =
2,18 volt 2,2 volt
Itotsl = 15,7 A, V1 = Itotal = 16 mA, V1 =
1,61 volt dan V2 = 1,6 volt dan V2 =
3,36 volt 3,2 volt
Itotal = 3,97 A, V1 = Itotal = 4 mA, V1 =
3,96 volt dan V2 = 4 volt dan V2 = 8
7,91 volt volt
Berikut merupakan gambar dari hasil pengukuran menggunakan multitester dan
perhitungan secara manual yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
Gambar 1.2 Hasil Itotal = 10,7 mA Gambar 1.3 Hasil V1 = 1,10 volt dari
dari tegangan 3,3 volt tegangan 3,3 volt

Gambar 1.4 Hasil V2 = 2,18 volt dari Gambar 1.2 Hasil Itotal = 15,7 mA dari
tegangan 3,3 volt tegangan 5 volt

Gambar 1.4 Hasil V2 = 3,36 volt dari


tegangan 5 volt
Gambar 1.4 Hasil V1 = 16,1 volt dari
tegangan 5 volt

Gambar 1.4 Hasil Itotal = 39,7 mA dari Gambar 1.4 Hasil V1 = 3,36 volt dari
tegangan 12 volt tegangan 12 volt
Gambar 1.4 Hasil V2 = 7,91 volt dari
tegangan 12 volt

Langkah-Langkah Praktikum Percobaan Beban Paralel


1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.

2. Setelah rangkaian benar tutuplah saklar dan aturlah tegangan seperti pada
tabel berikut. Catatlah I, I1 dan I2 pada setiap perubahan tegangan.
V I(mA) I1 I2
3,3 34,65 mA 33 mA 16,5 mA
5 75 mA 50 mA 25 mA
12 180 mA 120 mA 60 mA

3. Hitunglah besar arus pada setiap perubahan tegangan dan bandingkan hasilnya
dengan hasil pengukuran.

No. Rangkaian Multitester Multisim Perhitungan


Manual
Itotal = 38,4 mA, I1 Itotal = 34,65 mA, I1
= 110,7 mA dan I2 = 33 mA dan I2 =
= 114,3 mA 16,5 mA
Itotal = 57,1 mA, I1 Itotal = 75 mA, I1 =
= 107,6 mA dan I2 50 mA dan I2 = 25
= 114,1 mA mA
Itotal = 172,1 mA, Itotal = 180 mA, I1 =
I1 = 174,3 mA dan 120 mA dan I2 =
I2 = 63,4 mA 60 mA

Gambar 1.5 Hasil Itotal = 38,4 mA Gambar 1.6 Hasil I1 = 110,7 volt dari
dari tegangan 3,3 volt tegangan 3,3 volt

Gambar 1.7 Hasil I2 = 114,3 mA Gambar 1.8 Hasil Itotal = 15,7 mA dari
dari tegangan 3,3 volt tegangan 5 volt

Gambar 1.9 Hasil I1 = 107,6 mA Gambar 1.10 Hasil I2 = 114,1 mA


dari tegangan 5 volt dari tegangan 5 volt
Gambar 1.11 Hasil Itotal = 39,7 mA Gambar 1.12 Hasil I1 = 174,3 mA
dari tegangan 12 volt dari tegangan 12 volt

Gambar 1.13 Hasil I2 = 63,4 mA dari tegangan 12 volt


Langkah-Langkah Praktikum Percobaan Rangkaian Ekivalen
1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.

2. Aturlah tegangan keluaran dari sumber tegangan DC sehingga menunjukkan nilai 22


volt.
3. Setelah rangkaian benar hubungkan saklar S dan catat arus yang mengalir.
4. Lepas saklar dan sumber tegangan, rangkaian masih semula.
5. Atur tegangan keluaran dari sumber tegangan yang lain sehingga menunjukkan nilai
14 volt.
6. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.
7. Setelah rangkaian benar, hubungkan saklar dan catat arus yang mengalir.
8. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.

9. Setelah rangkaian benar, tutuplah kedua saklar dan catat arus yang mengalir.
10. Hitunglah besar arus pada ketiga percobaan dan bandingkan hasilnya dengan hasil
pengukuran.

No. Rangkaian Multitester Multisim Perhitungan


Manual
Itotal = 20,5 mA, V1
= 2,56 volt, V2 =
2,17 volt,dan V3 =
2,65 volt
Itotal = 53,5 mA, V1 =
5,37 volt, V2 = 6,28
volt,dan V3 = 6,45
volt
Berikut merupakan gambar dari hasil pengukuran menggunakan multitester,
Multisim dan perhitungan secara manual yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
Gambar 1.14 Hasil Itotal = 20,5 mA Gambar 1.5 Hasil V1 = 2,56 volt dari
dari tegangan 3,3 volt tegangan 3,3 volt

Gambar 1.16 Hasil V2= 2,17 volt dari Gambar 1.17 Hasil V3 = 2,65 volt
tegangan 3,3 volt dari tegangan 3,3 volt

Gambar 1.18 Hasil Itotal= 53,5 mA Gambar 1.19 Hasil V1=5,37 volt dari
dari 12 volt 12 volt

Gambar 1.20 Hasil V2= 6,28 volt


dari 12 volt
1.6 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum modul 1 Tegangan, Daya Listrik Dan
Teori Super Posisi adalah dimana dapat mengetahui pengertian dari rangkaian seri dan
paralel, hukum Ohm dan hukum Kirchoff, pembagi arus dan pembagi tegangan serta
mengetahui teorema superposisi. Rangkaian seri adalah salah satu rangkain listrik yang
di susun secara sejajar sedangkan rangkian paralel adalah salah satu rangkain listrik
yang mempunya titik percabangan. Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar
arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan sedangkan hukum kirchoff adalah
sebuah hukum yang menganalisis sebuah rangkaian arus dan tegangan. Pada hukum
kirchoff terbagi menjadi 2 bagian yaitu Hukum Kirchoff 1 dan Hukum Kirchoff 2.
Pembagi arus adalah suatu pembagi yang dimana dilakukan pada rangkain paralel dan
pambagi tagangan biasanya dilakukan pada rangkaian seri.
Pada teorema superposisi adalah dimana ada 2 sumber tegangan yang disusun
secara seri dan paralel dengan tegangan bebas maupun tan bebas. Pada modul I dasar
teori dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari untuk mempermudahkan perhitungan
atau mencari suatu nilai dari rangkian seri, paralel maupun rangkain listrik campuran.
1.7 DAFTAR PUSTAKA
[1] Setiawan. Puja. “Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff”.
http://www.academia.edu/ diakses jam 18.45 WIB tanggal 13 Oktober 2019.
[2] Dickson, Kho. “Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya”.
https://teknikelektronika.com/ diakses jam 08.15 WIB tanggal 14 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai