Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu angkutan modern dengan pengendalian tercanggih yang
dapat mengudara yaitu pesawat. Pada umumnya, pesawat dikendalikan oleh
seorang pilot dan co pilot. Dengan perkembangan zaman dan banyaknya
penelitian, terciptalah pesawat tanpa kendali pilot didalamnya atau dapat disebut
dengan pesawat tanpa awak.
Dengan perkembangan zaman dan majunya teknologi, terdapat
kekurangan pesawat dengan kendali pilot yaitu ketergantungan seorang pilot
terhadap peralatan otomatis dipesawat dalam mengendalikan penerbangan yang
akibat fatalnya dapat menyebabkan kecelakaan saat mendekati runway. Untuk
ssitem manual, kekurangan pesawat dengan kendali pilot yaitu lalainya seorang
pilot dan rasa panik pilot yang dapat menyebabkan kecelakaan udara.
Dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi, maka terciptalah pesawat
dengan kendali tanpa pilot atau yang sering disebut dengan pesawat tanpa awak.
Pesawat tanpa awak dapat melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh
pesawat dengan kendali seorang pilot seperti pengintaian, pengawasan tingkat
tinggi, penyerangan serta hal-hal kotor dan terlalu berbahaya yang tidak mungkin
dilakukan oleh seorang pilot. Hal ini juga menghindarkan pilot dari bunuh diri
karena misi-misi berbahaya yang tidak mungkin dilakukan pesawat dengan
kendali pilot didalamnya.
Pesawat tanpa awak atau Pesawat nirawak (english = Unmanned
Aerial Vehicle atau UAV) adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan
kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri,
menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan
kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya.
Pesawat tanpa awak memliki bentuk, ukuran, konfigurasi dan karakter yang
bervariasi. Pesawat tanpa awak tercipta pertama kali terinspirasi oleh drone target
yaitu pesawat tanpa awak yang digunakan sebagai sasaran tembak. Perkembangan
kontrol otomatis membuat pesawat sasaran tembak yang sederhana mampu

1
berubah menjadi pesawat tanpa awak yang kompleks dan rumit. Predator ini
menggunakan hukum aerodinamik yaitu ilmu yang mempelajari tentang udara
yang mengalir, yang biasanya dikaitkan dengan udara di atmosfer.
Pesawat tanpa awak dimaksudkan untuk mengemban misi
pemantauan udara untuk melihat objek diam atau bergerak diatas permukaan
tanah. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pesawat berawak (kendali pilot)
tidak dapat melakukan hal-hal seperti pengawasan tingkat tinggi, penyerangan,
peluncuran rudal serta hal-hal kotor dan sangat berbahaya yang dapat
menyebabkan terbunuhnya pilot. Untuk menghindari hal ini, General Atomics
Aeronautical Systems, Inc (GA-ASI) menciptakan pesawat tanpa awak untuk misi
yang sangat berbahaya yang tidak mungkin dilakukan oleh pesawat berawak.

B. Rumusan Masalah
1) Prinsip kerja Predator Drone tipe General Atomic MQ9 Reaper?
2) Kelebihan dan kekurangan Predator Drone tipe General Atomic MQ9
Reaper?

C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui prinsip kerja dari Predator Drone
2) Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Predator Drone

BAB II
PEMBAHASAN

2
1. Sejarah Predator Drone
Penggunaan dan pengembangan teknologi drone muncul sejak awal
abad 19, sebelum perang dunia I, pertama kali di tanggal 22 Agustus 1849. Pada
saat itu, ada pertempuran antara Austria melawan kota Venesia, Italia. Austria
yang menguasai mayoritas wilayah Italia meluncurkan ratusan balon dari kapal
Austria Vulcano. Dan balon-balon tersebut pun berhasil mengenai target,
walaupun beberapa diantaranya justru meleset berubah arah karena tertiup angin
dan malah meledak di perbatasan Austria dan Italia. Kemudian, pada 8 November
1898, Nicolas Tesla, penemu US keturunan Serbia mematenkan remote control
atau pengendali jarak jauh temuannya. Remote control ini menjadi dasar ilmu
robotik kontemporer. Tesla membuat kapal dan balon yang bisa dikendalikan dari
jarak jauh.
Kemudian pada era Perang Dunia II, Drone digunakan untuk alat
latihan para tentara untuk menembak target. Militer Jerman dari pemerintahan
Nazi juga menggunakan drone sebagai senjata udara UAV sepanjang Perang
Dunia II tersebut.
Pada era modern, Kelahiran UAV Amerika dimulai pada 1959, ketika
Angkatan Udara AS, khawatir kehilangan pilot di atas wilayah musuh, mulai
merencanakan penerbangan tanpa awak. Setelah Soviet berhasil menembak
pesawat mata-mata mereka U-2 pada tahun 1960, program UAV yang sangat
rahasia diluncurkan dengan kode “Red Wagon”. UAV era-modern digunakan
pertama selama 2 Agustus dan 4 Agustus. Pada 1964 ketika terjadi bentrokan di
Teluk Tonkin antara AS dan angkatan laut Vietnam Utara.
Selama Perang Vietnam, China menunjukkan foto-foto pesawat tanpa
awak AS yang jatuh setelah Perang Vietnam respon Angkatan Udara AS hanyalah
“no comment”. Namun pada 1973, militer AS akhirnya secara resmi
mengkonfirmasi bahwa mereka telah memanfaatkan teknologi UAV di Vietnam,
dengan menyatakan bahwa selama perang, lebih dari 3.435 misi UAV
diterbangkan, dimana sekitar 554 hilang dalam pertempuran.

3
Ketika Perang Yom Kipur 1973, Israel mengembangkan UAV pertama
dengan real-time surveilans. Setelah itu rudal permukaan udara Soviet yang
digunakan Mesir dan Suriah bisa digempur jet Israel hingga rusak parah. Gambar
dan radar decoying disediakan oleh UAV ini membantu Israel untuk menetralisir
pertahanan udara Suriah pada awal 1982, ketika Perang Libanon, sehingga tidak
ada pilot yang yang tewas. Pada tahun 1987, Israel telah mengembangkan UAV
berbasis siluman, dorong tiga dimensi vectoring kontrol, UAV jet untuk pertama
kalinya. Perkembangan teknologi UAV tumbuh pesat selama tahun 1980 dan 1990
yang digunakan selama Perang Teluk Persia pada 1991 dan menjadi mesin
pertempuran lebih murah dan lebih mampu.
Sementara sebagian besar drone dari tahun-tahun sebelumnya yang
terutama pesawat pengintai, beberapa telah berevolusi dengan mampu membawa
amunisi. General Atomics MQ-1, yang menggunakan AGM-114 Hellfire, rudal
udara ke permukaan dikenal sebagai kendaraan udara tempur tak berawak
(UCAV).
Sementara kebanyakan UAV yang digunakan oleh militer, teknologi
ini ditugaskan oleh CIA setelah serangan teroris 11 September 2001. Operasi
pengumpulan intelijen dimulai pada tahun 2004, dengan UAV yang dioperasikan
terutama terbang di atas Afghanistan dan wilayah udaranya sebagai zona tempur,
Amerika Serikat telah menggunakan drone di wilayah lain di dunia, seperti
Yaman, di mana pasukan al-Qaeda telah ditargetkan dan dibunuh1 juga pada
negara Pakistan dan Somalia.
Program UAV pertama CIA disebut Eagle Program. Pada 2008, USAF
telah mempekerjakan 5.331 UAV, yang berarti dua kali jumlah pesawat berawak.
Dari jumlah tersebut, Predator telah menjadi yang paling dipuji. Tidak seperti
UAV lain, Predator dipersenjatai dengan rudal Hellfire. Predator digunakan
selama perburuan Osama Bin Laden dan telah menunjukkan kemampuan
menunjuk laser pada target untuk akurasi. Keberhasilan keseluruhan dari misi

1 Michael W. Lewis & Vincent J. Vitkowsky, The Use of Drones and Targeted Killing in
Counterterrorism 12 Engage: J. Federalist Soc’Y Prag. Groups 73, 73 (2013)

4
Predator jelas karena dari Juni 2005 sampai Juni 2006 saja, Predator melakukan
2,073 misi sukses dalam 242 serangan terpisah.
Predator drone memiliki dampak negatif salah satunya kematian
penduduk sipil seperti kata Lindsay Graham salah satu Senator pemerintah AS
menegaskan bahwa “Sometimes you hit innocent people, and I hate that, but we're
at war, and we've taken out some very senior members of Al Qaeda”
Berdasarkan AUMF, predator drone dapat digunakan melawan
pasukan al-Qaeda untuk menargetkan atau membunuh musuh. Telah dilaporkan
bahwa Amerika Serikat memiliki dua jenis drone: yang lebih kecil, yang sebagian
besar melaksanakan misi pengawasan, dan yang lebih besar, yang dapat membawa
rudal hellfire dan telah digunakan untuk melakukan serangan dan pembunuhan
yang ditargetkan.2
Sementara Predator dioperasikan dari jarak jauh melalui satelit dari
lebih dari 7.500 mil jauhnya, Global Hawk beroperasi hampir mandiri. Setelah
pengguna menekan tombol, menyiagakan UAV lepas landas, satu-satunya
interaksi antara darat dan UAV adalah petunjuk arah melalui GPS. Global Hawks
memiliki kemampuan untuk lepas landas dari San Francisco, terbang melintasi
Amerika Serikat, dan memetakan seluruh negara bagian Maine sebelum kemudian
kembali. Pada Februari 2013, dilaporkan bahwa UAV yang digunakan oleh
setidaknya 50 negara, beberapa di antaranya telah membuat sendiri, termasuk
Iran, Israel, China dan Indonesia.

A. Prinsip Kerja Predator Drone


MQ-9 Reaper adalah bagian dari sistem pesawat yang dikemudikan
dari jarak jauh. MQ-9 dan UAV lainnya disebut sebagai Remotey Piloted Vehicles
/ Pesawat Terbang (RPV / RPA) oleh USAF untuk menunjukkan pengendali tanah
manusia mereka.3 MQ-9 adalah pesawat yang lebih besar, lebih berat, dan lebih
mampu daripada Predator General Atomics MQ-1 sebelumnya; itu dapat dikontrol
oleh sistem tanah yang sama yang digunakan untuk mengendalikan MQ-1.
2 See Ryan J. Vogel, Drone Warfare and the Law of Armed Conflict, 39 DENV.J.INT’L
L.& POLY 101, 104 (2010)
3 Escutia, Sondra (2009), ”remotely piloted vehicle squadrons stand up at Holloman", US Air
Force

5
Reaper memiliki mesin turboprop 950-poros-tenaga kuda (712 kW)
(dibandingkan dengan mesin piston Predator 115 hp (86 kW)). Kekuatan yang
lebih besar memungkinkan Reaper untuk membawa 15 kali lebih banyak muatan
persenjataan dan berlayar sekitar tiga kali kecepatan MQ-1. 4 Pesawat ini dipantau
dan dikendalikan oleh aircrew di Ground Control Station (GCS), termasuk
pekerjaan senjata.5 Sistem operasional penuh terdiri dari beberapa pesawat yang
dilengkapi sensor / senjata, stasiun pengendali tanah, Predator Primary Satellite
Link, dan peralatan cadangan bersama dengan kru operasi dan pemeliharaan untuk
misi 24 jam yang disebarkan. Kru dasar terdiri dari pilot pengenal untuk
mengendalikan pesawat dan memimpin misi, dan meminta kru pesawat tanpa
awak untuk mengoperasikan sensor dan senjata sebagai koordinator misi, bila
diperlukan.
Untuk memenuhi persyaratan komandan, Reaper memberikan
kemampuan yang disesuaikan menggunakan kit misi yang berisi berbagai senjata
dan kombinasi sensor muatan. Sistem baseline MQ-9 membawa Sistem
Penargetan Multi-Spektrum, yang memiliki rangkaian sensor visual yang kuat
untuk penargetan. MTS-B mengintegrasikan sensor inframerah, kamera TV warna
/ monokrom siang hari, kamera TV yang dioptimalkan untuk gambar, penunjuk
laser, dan iluminator laser. Video gerak penuh dari masing-masing sensor
pencitraan dapat dilihat sebagai aliran video terpisah atau menyatu.
Unit ini juga menggabungkan laser petunjuk jarak (laser range
finder) /designator, yang secara tepat menetapkan target untuk penggunaan
amunisi berpanduan laser, seperti Unit Bom Terarah-12 Paveway II. Reaper juga
dilengkapi dengan radar bidik kamera yang sintetis untuk memungkinkan
perlengkapan perang GBU-38 bergabung dalam serangan langsung. MQ-9 juga
dapat menggunakan empat rudal yang dipandu laser, Air-to-Ground Missile-114
Hellfire, yang memiliki ketepatan tinggi, kerusakan kolateral rendah, anti-armor
dan kemampuan keterlibatan anti-personil.

4 Gen. T. Michael Moseley (2006), 'Reaper' moniker given to MQ-9 unmanned aerial vehicle,
www.af.mil (U.S. Air Forces)
5 www.af.mil (U.S. Air Forces)

6
Konsep utama operasi, operasi pemisahan jarak jauh, menggunakan
stasiun kontrol darat peluncuran-dan-pemulihan untuk operasi lepas landas dan
pendaratan di lokasi operasi selanjutnya, sedangkan kru yang berbasis di benua
Amerika Serikat menjalankan perintah dan kontrol dari sisa misi melalui tautan
luar-garis-penglihatan. Operasi pemisahan jarak jauh menghasilkan jumlah
personel yang lebih sedikit yang dikerahkan ke lokasi selanjutnya,
mengkonsolidasikan kendali dari berbagai penerbangan di satu lokasi, dan dengan
demikian, menyederhanakan fungsi perintah dan kontrol serta tantangan pasokan
logistik untuk sistem persenjataan.
a) Spesifikasi cara kerja Pesawat Tanpa Awak (UAV)
UAV harus memiliki kemampuan untuk stabilisasi diri dan
mempertahankan posisi. Lalu, dalam UAV, sensor dan aktuator apakah yang
digunakan?

Gambar 1. Diagram kendali penerbangan UAV sederhana

Sensor utama yang berfungsi sebagai kendali pada suatu UAV adalah
sensor IMU(Inertial Measurement Unit), yang terdiri dari accelerometer,
gyroscopes, dan juga dapat memiliki kompas(magnetometer). Sensor ini akan
memberi informasi kepada UAV tentang keadaan dari UAV terhadap lingkungan
eksternal seperti percepatan pada tiap sumbu termasuk percepatan akibat gravitasi,
lalu informasi tentang orientasi dan kecepatan angular dari wahana, dan jika
terdapat kompas maka dapat mengetahui posisi mata angin dari bumi.

7
Gambar 2. Ilustrasi Inertial Measurement Unit

Selanjutnya terdapat sensor posisi menggunakan GPS. Sensor ini digunakan


sebagai perangkat navigasi yang dapat menerima informasi dari satelit GPS dan
mengetahui posisi geografis dari perangkat tersebut.

Gambar 3. Ilustrasi Kerja GPS pada UAV


Selanjutnya, terdapat beberapa aktuator yang digunakan pada UAV tergantung
pada tipe UAV yang dibuat.
Pada UAV tipe Vertical Take-Off Landing(VTOL), aktuator yang
digunakan adalah electronic speed controller digital berfungsi untuk mengontrol

8
rotasi per menit dari suatu motor yang dihubungkan kepada motor dengan tipe
yang umum saat ini adalah Brushless DC Motor.

Gambar 4. Sistem Brushless DC Motor

Pada Brushless DC Motor, berbeda dengan motor DC biasa, magnet


permanen diletakkan pada bagian rotor dan elektromagnetik digerakkan kepada
stator. Lalu menggunakan sinyal digital yang diprogram oleh kontroler untuk
mengisi elektromagnetik saat porosnya berputar. Kemudian pada tipe Fixed Wing,
selain menggunakan Brushless DC Motor, digunakan juga servo yang digunakan
untuk menggerakkan aileron, rudder, dan elevator pada sayapnya.

9
Gambar 5. Sistem servo

Servo ini bergerak dengan memiliki batas sudut pergerakkan, biasanya


180 derajat. Servo ini menerima sinyal digital yang akan di decode menjadi posisi
dari servo tersebut. Kendali dari servo akan menentukan kecepatan dan posisi dari
servo tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada pergerakan mekanik dari
UAV tersebut.

B. Kelebihan dan Kekurangan Predator General Atomic MQ9 Reaper


Predator MQ-9 Reaper atau pesawat tanpa awak ini paling mematikan
di dunia. Pesawat General Atomic MQ-9 Reaper disebut Predator B Big Wing
yang banyak digunakan oleh militer US dan Britania Raya, CIA, Bea Cukai dan
Perlindungan Perbatasan AS, NASA, dan militer dari beberapa negara lain.. Akan
tetapi predator satu ini memiliki kelebihan dan kelemahan diantaranya:
a. Kelebihan
1) Daya terbang predator besar menggunakan mesin 950hp turboprop
2) Predator ini dapat mengangkut beban hingga lima ton
3) Predator ini memiliki kecapatan 230 mil per jam pada ketinggian
50,000 kaki dan dapat terbang sejauh 3,682 mil
4) Predator ini dilengkapi dengan IR targeting sensor, laser
rangefinder dan synthetic aperture radar
5) Predator MQ-9 reaper dapat dibongkar pasang dan diangkut ke
berbagai lokasi dengan mudah
6) Predator ini dapat terbang secara autonomous. Rute penerbangan
diatur terlebih dahulu, lalu dimonitor dari stasiun di darat atau
Ground Control Station
7) Pada jarak 3,2 km, camera yang terdapat pada predator ini dapat
melihat sebuah objek kendaraan sampai ke nomor plat kendaraan
8) Kemampuan terbang selama 42 jam untuk tugas mata mata, dengan
persenjatan lengkap dapat terbang selama 14 jam
b. Kekurangan
1) Daya jangkau ketinggian terbatas
2) Perintah untuk menyerang terjadi keterlambatan 1,2 detik

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Predator MQ-9 Reaper atau pesawat tanpa awak ini paling mematikan
di dunia. Pada umumnya predator menggunakan sensor dan aktuator. Sensor
utamanya adalah sensor IMU (Internal Measurement Unit) yang berfungsi sebagai
kendali, terdapat juga sensor posisi yang menggunakan GPS sebagai perangkat
navigasi yang dapat menerima informasi dari satelit GPS dan mengetahui posisi
geografis dari perangkat tersebut. Untuk tipe Vertical Take-Off Landing(VTOL),
aktuator yang digunakan adalah electronic speed controller digital. UAV ini juga
menggunakan Brussle DC Motor dan sistem servo.
Untuk UAV tipe General Atomic MQ9 Reaper memiliki kelebihan dan
kekurangan diantaranya:
a. Kelebihan
1) Daya terbang predator besar menggunakan mesin 950hp turboprop

11
2) Predator ini dapat mengangkut beban hingga lima ton
3) Predator ini memiliki kecapatan 230 mil per jam pada ketinggian
50,000 kaki dan dapat terbang sejauh 3,682 mil
4) Predator ini dilengkapi dengan IR targeting sensor, laser
rangefinder dan synthetic aperture radar
5) Predator MQ-9 reaper dapat dibongkar pasang dan diangkut ke
berbagai lokasi dengan mudah
6) Predator ini dapat terbang secara autonomous. Rute penerbangan
diatur terlebih dahulu, lalu dimonitor dari stasiun di darat atau
Ground Control Station
7) Pada jarak 3,2 km, camera yang terdapat pada predator ini dapat
melihat sebuah objek kendaraan sampai ke nomor plat kendaraan
8) Kemampuan terbang selama 42 jam untuk tugas mata mata, dengan
persenjatan lengkap dapat terbang selama 14 jam
b. Kekurangan
1) Daya jangkau ketinggian terbatas
2) Perintah untuk menyerang terjadi keterlambatan 1,2 detik

SARAN
Pada makalah ini, sumber-sumber yang didapatkan terbatas akibat
pemakalah kekurangan referensi, diharapkan pembaca mendapatkan atau
membaca berbagai informasi dari referensi yang lebih banyak dan lebih akurat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Michael W. Lewis & Vincent J. Vitkowsky, The Use of Drones and Targeted Killing in

Counterterrorism 12 Engage: J. Federalist Soc’Y Prag. Groups 73, 73 (2013)

See Ryan J. Vogel, Drone Warfare and the Law of Armed Conflict, 39 DENV.J.INT’L L.&

POLY 101, 104 (2010)

Escutia, Sondra (2009), ”remotely piloted vehicle squadrons stand up at

Holloman", US Air Force

Gen. T. Michael Moseley (2006), 'Reaper' moniker given to MQ-9 unmanned

aerial vehicle, www.af.mil (U.S. Air Forces)

medium.com/@faizal.adila/prinsip-cara-kerja-uav

General Atomics MQ-9 Reaper - Wikipedia.htm

www.militaryfactory.com

www.airforce-technology.com

www.military.com

en.wikipedia.org/wiki/General_Atomics_MQ-9_Reaper

13
theaviationist.com

14

Anda mungkin juga menyukai