Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI

PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG


MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi di KPP Pratama Salatiga)

Mohammad Choirul Anam1 ), Rita Andini 2), Hartono 3)


1)
MahasiswaJurusanAkuntansiFakultasEkonomiUniversitasPandanaranSemarang
2),
DosenJurusanAkuntansiFakultasEkonomiUniversitasPandanaran Semarang

ABSTRACT

Tax compliance is a situation when taxpayers understand or try to understand all of of the tax
laws and regulations by filling out tax forms fully and clearly, calculating the amount of tax payable
correctly and paying the tax due on time.
The purpose of this study was to determine whether the taxpayer’s awareness, quality of the
tax authorities, tax penalties and the taxpayers have significant impact on taxpayers compliance in
Salatigaeither partially or simultaneously. Data were obtained from 100 respondents listed as
taxpayers in KPP Pratama Salatiga. By using multiple linear regression techniques, the results showed
that the awareness of the taxpayers, the quality of the quality of the tax authorities, the tax penalties
and the taxpayers have significant influence on taxpayers compliance inSalatiga.

Keywords : Tax compliance, the taxpayer awareness, the service tax authories and tax penalies.

PENDAHULUAN dan pengaruh langsung dengan variabel


Pajak merupakan penerimaan Negara yang intervening wajib pajak orang pribadi yang
mempunyai peranannya sangat penting dalam melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas.
menopang perekonomian Negara, yaitu Pajak merupakan penerimaan Negara yang
digunakan dalam pembiayaan Negara dengan mempunyai peranan sangat penting dalam
tujuan kesejahteraan masyarakat. Negara menopang perekonomian Negara, yaitu
dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik digunakan dalam pembiayaan Negara dengan
agar masyarakat berperan aktif melaksanakan tujuan kesejahteraan masyarakat. Negara Jurnal
kegiatan perpajakan. Tujuan penelitian untuk Perpajakan (JEJAK)| Vol. 11 No. 1 2016
mengetahui pengaruh langsung variabel perpajakan.studentjournal.ub.ac.id sendiri harus
kesadaran wajib pajak, variabel pelayanan fiskus lebih giat dalam menghimpun pajak untuk
dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak memperoleh penerimaan secara optimal dari

Journal of Accounting 1
sektor pajak. Pencapaian tujuan tersebut dirasakan dan jasa yang diharapkan (Sri
diperlukan adanya kerja sama antara pemerintah Rizki,dkk 2015:57).
dengan masyarakat. Negara dituntut untuk Kepuasan Wajib Pajak yang meningkat
memberikan pelayanan yang terbaik agar sangat besar harapannya sebagai balas jasa
masyarakat berperan aktif dalam melaksanakan terima kasih Negara atas kesediaan Wajib Pajak
kegiatan perpajakan. Pemberian layanan untuk membayar pajak.Kepuasan Wajib Pajak
(melayani) keperluan orang atau masyarakat atas pelayanan dari pegawai pajak juga
berkaitan dengan perihal perpajakan yang diharapkan dapat menambah tingkat kepatuhan
mempunyai kepentingan pada organisasi itu melaksanakan kewajiban sebagai warga Negara
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang untuk membayar pajak. Kepatuhan Wajib Pajak
telah ditetapkan (Septi Mory, 2015:7). terhadap kewajiban perpajakan sangat perlu
Pelayanan yang baik adalah sebuah keharusan diperhatikan. Kepatuhan pajak diartikan sebagai
yang harus dilakukan oleh Negara kepada suatu kesadaan wajib pajak memenuhi semua
masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
kegiatan membangun negara melalui perpajakan (Sutari, 2013 : 4).
pembayaran pajak. Direktorat jenderal pajak (DJP) telah
Masyarakat perlu mendapatkan apresiasi melakukan berbagai upaya untuk
terhadap kesediaannya tersebut dengan memaksimalkan penerimaan pajak. Salah satu
memberikan pelayanan sebagai timbal balik atas upaya yang dilakukan adalah melalui reformasi
respon positif yang telah dilakukan. Negara peraturan perundang-undangan di bidang
dalam memberikan pelayanan kepada perpajakan dengan diberlakukannya self-
masyarakat diharapkan dapat membantu assesment system dalam pemungutan pajak. Self
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan Assessment System, artinya wajib pajak
kewajiban perpajakan. Pelayanan prima adalah menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan
bentuk keseriusan Negara dalam memberikan melaporkannya sendiri besarnya hutang pajak.
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang Konsekuensi dari Self Assessment System, setiap
pelaksanaannya dilakukan oleh pegawai pajak wajib pajak yang memiliki penghasilan wajib
atau fiskus. mendaftarkan diri sendiri ke Kantor Pelayanan
Kepuasan masyarakat atau Wajib Pajak Pajak (KPP).
dalam menerima pelayanan adalah cara yang Septia Mory (2015) menyatakan bahwa
ditempuh pegawai pajak atau fiskus untuk untuk mengatasi permasalahan rendahnya
mengambil simpati masyarakat akan pentingnya tingkat kesadaran masyarakat ini. Direktorat
pelaksanaan kewajiban perpajakan. Kepuasan Jenderal Pajak membentuk unit kerja yang
dilihat dari dua variabel yaitu jasa yang bertugas untuk meningkatkan kesadaran

Journal of Accounting 2
masyarakat terkait pentingnya membayar pajak memberikan informasi, sosialisasi dan
yaitu Kantor Pelayanan Pajak. Kantor Pelayanan pembayaran pajak di Kota Salatiga guna
Pajak merupakan unit kerja dari Direktorat tercapainya tujuan perpajakan. Semakin
Jenderal Pajak yang melaksanakan pelayanan banyaknya wajib pajak yang berada di wilayah
kepada masyarakat baik yang sudah terdaftar KPP Pratama Salatiga pihak wajib pajak berhak
sebagai wajib pajak maupun yang belum mendapatkan pelayanan yang maksimal dari
terdaftar, unit kerja ini bertugas memberikan KPP. Di KPP Pratama Salatiga Jl. Diponegoro
segala macam informasi dan melakukan No. 163 Salatiga, di mana pihak KPP
sosialisasi perpajakan kepada masyarakat. memberikan informasi bahwa masih mengalami
KPP Pratama Salatiga menjadi salah satu beberapa masalah yang berkaitan dengan
bagian dari Direktorat Jenderal Pajak untuk kepatuhan wajib pajak.
Widayati dan Nurlis (2014) menguraikan
TINJAUAN PUSTAKA beberapa bentuk kesadaran membayar pajak
Kepatuhan Pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pajak.Pertama, kesadaran bahwa pajak
kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
atau aturan. Sedangkan menurut Gibran (2015) pembangunan negara.Dengan menyadari hal ini,
dalam Sutari (2013) sebagaimana yang dikutip wajib pajak mau membayar pajak karena merasa
oleh Septi Mory (2015), kepatuhan adalah tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang
motivasi seseorang, kelompok atau organisasi dilakukan.
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan Pelayanan Fiskus
aturan yang ditetapkan. Dalam pajak, aturan Pelayanan adalah cara melayani
yang berlaku adalah Undang-undang (membantu mengurus atau menyiapkan segala
Perpajakan. Jadi, kepatuhan pajak merupakan kebutuhan yang diperlukan seseorang).
kepatuhan seseorang, dalam hal ini adalah wajib Sementara itu, fiskus merupakan petugas pajak.
pajak, terhadap peraturan atau Undang-undang Jadi, pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai
Perpajakan. cara petugas pajak dalam membantu, mengurus,
Kesadaran Wajib Pajak atau menyiapkan segala keperluan yang
Kesadaran merupakan unsur dalam diri dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah
manusia untuk memahami realitas dan wajib pajak (Septi Mory, 2015).
bagaimana mereka bertindak atau bersikap Kegiatan yang dilakukan otoritas pajak
terhadap realitas. Septi Mory (2015) dengan menyapa masyarakat agar
menjelaskan bahwa kesadaran adalah keadaan menyampaikan SPT tepat waktu, termasuk
mengetahui atau mengerti. Sutari (2013) dalam penyuluhan secara kontinyu melalui berbagai

Journal of Accounting 3
media, serta pawai peduli NPWP di jalan, patut Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan
untuk dipuji.Dengan penyuluhan secara terus- Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas
menerus kepada masyarakat agar mengetahui, Wajib pajak orang pribadi yang melakukan
mengakui, menghargai, dan menaati ketentuan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas adalah
pajak, diharapkan tujuan penerimaan pajak bisa mereka yang menyelenggarakan kegiatan usaha
berhasil. dan tidak terikat oleh suatu ikatan dengan
Sanksi Pajak pemberi kerja.Definisi menjalankan kegiatan
Sanksi adalah suatu tindakan berupa usaha yang dimaksud adalah usaha apapun di
hukuman yang diberikan kepada orang yang berbagai bidang, baik pertanian, industri,
melanggar peraturan. Peraturan atau Undang- perdagangan, maupun yang lainnya. Sedangkan
undang merupakan rambu-rambu bagi seseorang pekerjaan bebas umumnya terkait dengan
untuk melakukan sesuatu mengenai apa yang keahlian atau profesi yang dijalankan sendiri
harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak oleh tenaga ahli yang bersangkutan antara lain:
dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau pengacara, akuntan, konsultan, notaris, atau
Undang-undang tidak dilanggar. Sanksi pajak dokter. Maksudnya, pelaku pekerjaan bebas
merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan tersebut membuka praktek sendiri dengan nama
perundang-undangan perpajakan (norma sendiri. Jika yang bersangkutan hanya bekerja
perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, atau berstatus karyawan, misalnya seorang
dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan akuntan bekerja di Kantor Akuntan Publik, maka
alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar yang bersangkutan tidak termasuk wajib pajak
norma perpajakan (Sri Rizku, dkk 2015). orang pribadi yang menjalankan pekerjaan
menganggap remeh dengan denda yang kecil bebas.
(Sri rizki, 2015). Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Wajib pajak akan memenuhi pembayaran
Kesadaran
H5 +
pajak bila memandang sanksi perpajakan akan wajib
pajak X1
lebih banyak merugikannya Septi Mory, 2015). H1 +
Semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan
Pelayanan Kepatuhan Kegiatan
semakin merugikan wajib pajak. Oleh sebab itu, H2+ H4+
Fiskus X2 wajib pajak usaha dan
Y1 pekerjaan
sanksi perpajakan diduga akan berpengaruh
bebas Y2
Sanksi
H3+
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
PAjak X3 H6+
membayar pajak.
H7+

Sumber: diolah tahun 2018

Journal of Accounting 2
METODE PENELITIAN langsung dengan permasalahan yang diteliti
Jenis Penelitian (Triaada, 2013 ).
Penelitian ini adalah jenis penelitian kausal Uji Instrumen
yang dimaksudkan untuk mengungkap Uji Validitas
permasalahan berupa sebab dan akibat.Peneliti Uji validitas digunakan untuk mengukur
menggunakan desain penelitian untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner
memberikan bukti empiris dan menganalisis (Ghozali, 2014:45). Suatu kuesioner dikatakan
kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
fiskus, penyuluhan wajib pajak dan sanksi untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak oleh kuesioner tersebut.
orang pribadi. Tabel 1
Uji Validitas
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Salatiga Jl.
Diponegoro 163, Kota salatiga. Penelitian ini
berlangsung Pada Bulan Agustus
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel. 2

seluruh wajib pajak orang pribadi yang


melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
yang terdaftar di KPP Salatiga. Jumlah Populasi
dalam penelitian ini yaitu 8.066 Wajib Pajak Tabel .3

Sampel
Pengambilan sample dalm penelitian ini
dilakukan dengan metode simple random
Tabel. 4
sampling. Jumlah sample yang memadai untuk
penelitian adalah berkisar antara 100 hingga
150.
Jenis dan Sumber Data Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu data primer. Data primer yaitu data Hasil analisis dari butir pertanyaan dari variabel
yang berasal langsung dari sumber data yang penelitian menunjukkan koefisien validitas
dikumpulkan secara khusus dan berhubungan berkisar antara 0,524 sampai 0,799 sedangkan
nilai dari r tabel α = 0,05 dengan sampel 100

Journal of Accounting 3
cronbach alpha berkisar antara 0,788 sampai
responden sebesar 0,163. Terlihat bahwa
0,881. Tampak bahwa nilai tersebut di atas nilai
koefiensi validitas seluruh butir pertanyaan lebih
yang diisyaratka yaitu sebesar 0,60. Dengan
besar dari r tabel.
Uji Reliabilitas demikian dapat di simpulkan bahwa rangkaian
Tabel. 5 soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Uji Reliabilitas
reliable.
Uji Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk
melihat apakah model yang digunakan dalam
nenganalisa data dan pengujian hipotesis pada
Tabel .6 peneliian ini sudah layak atau belum. Model
Uji Normalitas Data
yang baik adalah model yang memenuhi asumsi
klasik. Adapun asumsi yang harus dipenuhi
tersebut adalah data berdistribusi normal, tidak
terjadi hubungan sempurna antara sesama
variabel bebas (bebas dari masalah
multikolineneritas), serta varian data harus
homogen (bebas dari masalah
heterokedastisitas).

Uji Normalitas Data

Hasil P-P Plot. Titik-titik menyebar


sepanjang garis regresi. Hal tersebut
mengartikan sebaran data nya merata sehingga
dapat dihasilkan Y1 yang merata pula pada garis
Hasil analisis factor pada seluruh butir regresi.
pertanyaan dari variabel penelitian, baik Uji Mutikolinearitas
meliputi variabel bebas (X1,X2,X3) dan variabel Uji multikolonieritas bertujuan untuk
terkait (Y1 dan Y2) menunjukkan koefisiensi menguji apakah model regresi ditemukan

Journal of Accounting 4
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tollerance
> 0,1 mendekati satu untuk semua variabel nilai
VIF berada di sekitar satu, dengan demikian ini
menunjukan bahwa tidak terdapat kasus
multikolineritas di dalam model. Pengujian
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tollerance > multikolineritas dengan menggunakan VIF <
0,1 mendekati satu untuk semua variabel nilai VIF 10 dan Tollerence sesusai dengan pendapat
berada di sekitar satu, dengan demikian ini (Santoso 2003 : 124)
menunjukan bahwa tidak terdapat kasus Dari tabel terlihat bahwa nilai tollerance
multikolineritas di dalam model. Pengujian > 0,1 mendekati satu untuk semua variabel nilai
multikolineritas dengan menggunakan VIF < 10 VIF berada di sekitar satu, dengan demikian ini
dan Tollerence sesusai dengan pendapat menunjukan bahwa tidak terdapat kasus
(Santoso 2003 : 124) multikolineritas di dalam model.
Uji Multikolinearitas Step 2 Pengujian multikolineritas dengan
menggunakan VIF < 10 dan Tollerenc sesusai
dengan pendapat (Santoso 2003 : 124)
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
adanya korelasi antar satu atau semua variabel
variance dari residual satu pengamatan ke
bebas (independen). Model regresi yang baik
pengamatan yang lain tetap,maka disebut
sebaiknya tidak terjadi multikolonieritas
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Uji Multikolinearitas Step 1
hetereskodestisitas. Model regresi yang baik
Tabel. 9 adalah yang homoskedastisitas atau tidak
Nilai VIF dan Tollerance Pada Y1
terjadiheteroskedatisitas.
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Cons
tant)
X1 ,330 3,026
X2 ,238 4,207
X3 ,282 3,551

Journal of Accounting 5
Uji Heteroskedastisitas Step 1 1. Nilai koefesian regresi untuk variabel
kesadaran wajib pajak (X1) adalah sebesar
0,409. Hal ini menunjukan ada pengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Nilai koefisien regresi untuk pelayanan
fiskus (X2) adalah sebesar 0,564. Hal ini
menujukan ada pengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak
3. Nilai koefisien regresi untuk pelayanan
Dari hasil diatas terlihat bahwa data menyebar
fiskus (X3) adalah sebesar 0,001 Hal ini
secara acak atau tidak membentuk sebuah pola
menujukan ada pengaruh negative terhadap
yang dapat memberikan arti (variance bersifat
kepatuhan wajib pajak.
homogen), dengan demikian diseimpilkan
Analisis Regresi linier berganda tahap 2
bahwa model yang digunakan dalam penelitian
ini memenuhi asumsi klasik
Uji Heteroskedastisitas Step 2

Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan


sebagin berikut :
1. Nilai koefien regresi untuk variabel
Dari hasil diatas terlihat bahwa data menyebar kesadaran wajib pajak (X1) adalah sebesar
secara acak atau tidak membentuk sebuah pola 0,158. Hal ini menunjukan pengaruh
yang dapat memberikan arti (variance bersifat negative atau tidak berpengarug langsung
homogen), dengan demikian disimpulkan terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan
bahwa model yang digunakan dalam penelitian bebas.
ini memenuhi asumsi klasik. 2. Nilai koefisien regresi untuk variabel
Analisis Regresi Linier Berganda linier pelayanan fiskus (X2) adalah sebesar 0,348.
Analisis Regresi linier berganda tahap I Hal ini menunjukan pengaruh positif dari
variabel kegiatan usaha dan pekerjaan bebas.
3. Nilai koefisien regresi untuk variabel Sanksi
pajak (X3) adalah sebesar 0,3449 Hal ini
menunjukan pengaruh positif dari variabel
Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan
kegiatan usaha dan pekerjaan bebas.
sebagai berikut :

Journal of Accounting 6
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mencari Std. Error
kontribusi variabel kesadaran wajib pajak (X1), Mo R Adjusted of the Durbin-
Pelayanan fiskus (X2) dan Sanksi pajak (X3) del R Square R Square Estimate Watson
terhadap kepatuahan wajib pajak (Y1) . Berikut 1 ,883a ,779 ,768 1,71723 1,936
ini koefisien korelasi (R) dan nilai koefisien
determinasi (Adj. R).
Tabel diatas menunjukkan besarnya
Model summary
Koefisien R hitung dan Determinasi nilai determinasi (Adj.R2) hasil hitung adalah
(Ajd R 2) sebesar 0,768. Nilai tersebut menunjukkan
Model summary
Tabel 4.16 menunjukan besarnya nilai bahwa variabel rekrutmen kesadaran wajib pajak

R Adjusted R Std. Error of the (X1), Pelayanan fiskus (X 2), sanksi pajak (X3)
Model R Square Square Estimate serta Kepatuhan wajib pajak (Y1) dalam
1 ,887 a
,786 ,778 1,58137 penelitian ini mampu menjelaskan variabel
2
determinasi (Adj.R ) hasil hitung adalah 0,778. kegaitan usaha dan pekerjaan bebas (Y2) sebesar
Niali tersebut menunjukkan bahwa variabel 76,8% dimana sisanya yaitu sebesar 23,2%
kesadaran wajib pajak (X 1), pelayanan fiskus dijelaskan oleh factor- faktor lainnya.
(X2) dan sanksi pajak (X3)dalam penelitian ini Pengujian Hipotesis parsial (Uji t)
mampu menjeskan variabel kegiatan usaha dan Uji t digunakan utuk menguji signifikan
pekerjaan bebas (Y2) sebesar 77,8% di mana pengaruh variabel kesadaran wajib pajak (X1),
sissanya yaitu sebesar 22,2% dijelaskan oleh pelayanan fiskus (X2), sanksi pajak (X3),
faktor lain di luar penelitian ini. kepatuhan wajib pajak (Y1) secara parsial
Koefisien determinasi digunakan untuk terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan bebas
mencari kontribusi variabel kesadaran wajib (Y2). Berikut adalah hasil perhitungan uji t.
pajak (X1), pelayanan fiskus (X2), sanksi pajak Hasil Perhitungan t hitung
(X3) serta kepatuhan wajib pajak (Y1) terhadap
kegaiatan usaha dan pekerjaan bebas (Y2). Variabe thitung ttabel Hasi
Berikut ini adalah nilai koefisiensi korelasi (R)
l l Sig
terhadap dan nilai koefisien determinasi
(Adj.R2) X1 3,99 0,194 0,00
2
Koefisien R hitung dan Determinasi (Adj.R ) X2 7 6 0
tahap 2 X3 5,51 0,194 0,00
1 6 0
0,00 0,194 0,99
7 6 4

Journal of Accounting 7
1. Pengujian Hipotesis Parsial antara Variabel berada di daerah penolakan Ho atau
Kesadaran wajib pajak (X1) dan Kesadaran daerah penerimaan Ha, maka Ho ditolak
Wajib Pajak (Y1) Hipotesis yang digunakan : dan Ha diterima artinya ada pengaruh
a. Ho : p < 0 ; tidak ada pengaruh positif yang positif antara variabel kesadaran wajib
signifikan antara variabel kesadaran wajib pajak terhadap kepatuha wajib pajak
pajak (X1) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y1).
(Y1) 2. Pengujian Hipotesis Prasial antara
b. Ha : p > 0 ; Ada pengaruh positif yang variabel Sanksi pajak (X2) dan
signifikan antara variabel kesadaran wajib kepatuhan wajib pajak (Y1)
pajak (X1) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y1) Hipotesis yang digunakan :
Kriteria yang digunakan dalam pengujian a. Ho : p < 0 ; tidak ada pengaruh
hipotesis adalah : positif yang signifikan antara
a. Derajat kebebasan (df) = n-k variabel pelayanan fiskus (X2)
b. Taraf nyata (α) : 0,5 terhadap kepatuhan wajib pajak (Y1)
c. t tabel = 0,1946 b. Ha : p > 0 ; Ada pengaruh positif
d. t hitung = 3,997 yang signifikan antara variabel
e. Apabila t hitung > t tabel makah Ha diterima dan pelayanan fiskus (X2) terhadap
Ho ditolak berarti ada pengaruh positif dan kepatuhan wajib pajak (Y1)
signifikan antara variabel kesadaran waji pajak Kriteria yang digunakan dalam
(X1) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y1). pengujian hipotesis adalah :
f. Apabila t hitung < t tabel maka Ha ditolak dan Ho a. Derajat kebebasan (df) = n-k
diterima, berarti tidak ada pengaruh positif dan b. Taraf nyata (α) : 0,5
signifikan antara variabel kesadaran wajib pajak c. t tabel = 0,1946
(X1) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y1). d. t hitung = 5,511
Uji Hipotesis Parsial (Pihak kanan) e. Apabila t hitung > t tabel makah Ha
Variabel Kesadaran Wajib Pajak diterima dan Ho ditolak
Daerah Penerimaan Ho Daerah
berarti
Penolakan
ada pengaruh
Ho positif dan
signifikan antara variabel
pelayanan fiskus (X2) terhadap
0,1946 3,997 kepatuhan wajib pajak (Y1).
Berdasarkan gambar diatas dapat f. Apabila t hitung <t tabel maka Ha
disampaikan bahwa dari perhitungan ditolak dan Ho diterima,
diperoleh nilai t hitung (3,997) > dari berarti tidak ada pengaruh
pada t tabel (0,1946). Sehingga t hitung positif dan signifikan antara variabel

Journal of Accounting 8
pelayanan fiskus (X2) terhadap signifikan antara variabel sanksi (X 3) terhadap
kepatuhan wajib pajak (Y1). kepatuhan wajib pajak (Y1).
Uji Hipotesis Parsial (Pihak kanan) f. Apabila t hitung <t tabel maka Ha ditolak dan
Variabel Pelayanan fiskus Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh positif
dan signifikan antara variabel sanksi (X 3)
Daerah Penerimaan Ho terhadap kepatuhan
Daerah Penolakan
wajib pajakHo(Y1).
Uji Hipotesis Parsial (pihak kanan)
0,1946 5,511 Variabel Sanksi PajakDaerah Penerimaan
Berdasarkan gambar 4.3 dapat disampaikan HoDaerah Penolakan Ho
bahwa dari perhitungan diperoleh nilai t hitung

(5,511) > dari pada t tabel (0,1946). Sehingga t


hitung berada di daerah penolakan Ho atau daerah
penerimaan Ha, maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya ada pengaruh positif antara 0,1946 0,007

variabel pelayanan fiskus terhadap kepatuha


Berdasarkan gambar 4.5 dapat disampaikan
wajib pajak (Y1).3. Pengujian Hipotesis
bahwa dari perhitungan diperoleh nilai t hitung
Prasial antara variabel Sanksi pajak (X3) dan
(0,007) < dari pada t tabel (0,1946). Sehingga t
kepatuhan wajib pajak (Y1)
hitung berada di daerah penerimaan Ho atau
Hipotesis yang digunakan :
daerah penolakan Ha, maka Ho diterima dan Ha
a. Ho : p < 0 ; tidak ada pengaruh positif yang
diterima artinya ada pengaruh negatif antara
signifikan antara variabel kesadran wajib
variabel sanksi pajak terhadap kepatuha wajib
pajak (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak
pajak (Y1).
(Y1)
Hasil Perhitungan t hitung
b. Ha : p > 0 ; Ada pengaruh positif yang
signifikan antara variabel sanksi pajak (X 3) Variabel t hitung t tabel Hasil
Sig
terhadap kepatuhan wajib pajak (Y1)
Kriteria yang digunakan dalam pengujian
X1 0,1946
hipotesis adalah : -1,305 ,196
a. Derajat kebebasan (df) = n-k X2 0,1946
2,672 ,009
b. Taraf nyata (α) : 0,5
X3 0,1946
c. t tabel = 0,1946 4,518 ,000
d. t hitung = 0,007
Y1 0,1946
e. Apabila t > t tabel maka Ha diterima dan 2,442 ,017
hitung

Ho ditolak berarti ada pengaruh positif dan

Journal of Accounting 9
1. Pengujian Hipotesis Prasial antara Berdasarkan diatas dapat disampaikan bahwa
variabel Kesadaran wajib pajak (X1) dan dari perhitungan diperoleh nilai t hitung (-1,305) <
Kegiatan usaha dan pekerjaan bebas (Y2) dari pada t tabel (0,1946). Sehingga t hitung berada
Hipotesis yang digunakan : di daerah penerimaan Ho atau daerah penolakan
a. Ho : p < 0 ; tidak ada pengaruh positif yang Ha, maka Ho diterima dan Ha diterima artinya
signifikan antara variabel kesadran wajib pajak ada pengaruh negatif antara variabel kesadaran
(X1) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y2) wajib pajak terhadap kegiatan usaha dan
b. Ha : p > 0 ; Ada pengaruh positif yang pekerjaan bebas (Y2).
signifikan antara variabel kesadaran wajib 2.Pengujian Hipotesis Parsial antara Variabel
pajak (X1) terhadap kegiatan usaha dan pelayanan fiskus (X2) dan Kegiatan usaha dan
pekerjaan bebas (Y2) pekerjaan bebas (Y2) Hipotesis yang digunakan :
Kriteria yang digunakan dalam pengujian Ho : p < 0 ; tidak ada pengaruh positif yang
hipotesis adalah : signifikan antara variabel pelayanan fiskus (X 2)
a. Derajat kebebasan (df) = n-k terhadap kepatuhan wajib pajak (Y2)
b. Taraf nyata (α) : 0,5 b. Ha : p > 0 ; Ada pengaruh positif yang
c. t tabel = 0,1946 signifikan antara variabel pelayanan fiskus
d. t hitung = -1,305 (X2) terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan
e. Apabila t hitung > t tabel makah Ha diterima dan bebas (Y2)
Ho ditolak berarti ada pengaruh positif dan Kriteria yang digunakan dalam pengujian
signifikan antara variabel pelayanan fiskus (X1) hipotesis adalah :
terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan bebas a. Derajat kebebasan (df) = n-k
(Y2). b. Taraf nyata (α) : 0,5
f. Apabila t hitung <t tabel maka Ha ditolak dan c. t tabel = 0,1946
Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh positif d. t hitung = 2,672
dan signifikan antara variabel kesadaran wajib e. Apabila t hitung > t tabel makah Ha diterima dan
pajak (X1) terhadap kegiatan usaha dan Ho ditolak berarti ada pengaruh positif dan
pekerjaan bebas (Y2). signifikan antara variabel pelayanan fiskus (X 2)
Uji Hipotesis Parsial (pihak kanan) terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan bebas
Variabel X1 terhadap Y2 (Y2).
Daerah Penerimaan Ho f. Apabila t Daerah
hitung < tPenolakan
tabel maka Ha
Ho ditolak dan Ho
diterima, berarti tidak ada pengaruh positif dan
signifikan antara variabel pelayanan fiskus (X 2)
0,1946 -1,305 terhadap kegiatan usaha dan pekerjaaan bebas
(Y2)

Journal of Accounting 10
Uji Hipotesis Parsial (Pihak kanan) f. Apabila t hitung <t tabel maka Ha ditolak dan
Variabel X2 terhadap Y2 Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh positif
dan signifikan antara variabel sanksi pajak (X 3)
Daerah Penerimaan Ho terhadap kegiatan
Daerah Penolakan
usaha danHopekrjaan bebas
(Y2).
0,1946 2,672 Uji Hipotesis Parsial (Pihak kanan)
Berdasarkan diatas dapat disampaikan bahwa Variabel X3 terhadap Y
dari perhitungan diperoleh nilai t hitung (2,672) >
dari pada t tabel (0,1946). Sehingga t hitung berada Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho
di daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan
Ha, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya 0,1946 4,518
ada pengaruh positif antara variabel pelayanan Berdasarkan diatas dapat disampaikan bahwa
fiskus terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan dari perhitungan diperoleh nilai t hitung (2,672) >
bebas (Y2). Pengujian Hipotesis Parsial antara dari pada t tabel (0,1946). Sehingga t hitung berada
Variabel Sanksi pajak (X3) dan Kegiatan usaha di daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan
dan pekerjaan bebas (Y2) Ha, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
Hipotesis yang digunakan : ada pengaruh positif antara variabel sanksi pajak
Ho : p < 0 ; tidak ada pengaruh positif yang terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan bebas
signifikan antara variabel sanksi pajak (X 3) (Y2). Pengujian Hipotesis Parsial antara Variabel
terhadap kepatuhan wajib pajak (Y2) Kepatuhan wajib pajak (Y1) dan Kegiatan
b. Ha : p > 0 ; Ada pengaruh positif yang usaha dan pekerjaan bebas (Y2)
signifikan antara variabel sanksi pajak (X 3) Hipotesis yang digunakan :
terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan bebas a. Ho : p < 0 ; tidak ada pengaruh positif yang
(Y2). Kriteria yang digunakan dalam pengujian signifikan antara variabel kepatuhan wajib
hipotesis adalah : pajak (Y1) terhadap kegiatan usaha dan
a. Derajat kebebasan (df) = n-k pekerjaan bebas (Y2)
b. Taraf nyata (α) : 0,5 b. Ha : p > 0 ; Ada pengaruh positif yang
c. t tabel = 0,1946 signifikan antara variabel Kepatuhan
d. t hitung = 4,518 wajib pajak (Y1) terhadap Kegiatan usaha
e. Apabila t hitung > t tabel makah Ha diterima dan dan pekerjaan bebas (Y2)
Ho ditolak berarti ada pengaruh positif dan Kriteria yang digunakan dalam pengujian
signifikan antara variabel sanksi pajak (X3) hipotesis adalah :
terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan bebas a. Derajat kebebasan (df) = n-k
(Y2). b. Taraf nyata (α) : 0,5

Journal of Accounting 11
c. t tabel = 0,1946 pajak (X1), pelayanan fiskus (X2), sanksi
d. t hitung = 2,442 pajak (X3), loyalitas (Y1) secra bersama-
e. Apabila t hitung > t tabel makah Ha diterima dan sama terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan
Ho ditolak berarti ada pengaruh positif dan bebas.
signifikan antara variabel kepatuhan wajib pajak b. Ha : β > 0 : ada pengaruh yang
(Y1) terhadap kegitan usaha dan pekerjaan bebas signifikan antara variabel kesadaran wajb
(Y2). pajak (X1), pelayanan fiskus (X2), Sanksi
f. Apabila t hitung < t tabel maka Ha ditolak dan Ho pajak (X3), kepatuhan wajib pajak (Y1)
diterima, berarti tidak ada pengaruh positif dan secara bersama – sama terhadap kegiatan
signifikan antara variabel kepatuhan wajib pajak usaha dan pekerjaan bebas (Y2).
(Y1) terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan Kriteria yang digunakan dalam pengujian
bebas (Y2). hipotesis adalah :
Uji Hipotesis Parsial (Pihak kanan) 1. Derajat kebebasan (df1) = k (3); (df2) =
Variabel X3 terhadap Y2 n-k-1 (100 – 3 -1 =96)
Daerah Penerimaan Ho Daerah Penerimaan 2. Taraf nyata (α) : 0,05
Ho 3. F tabel
Daerah
= 0,1671
Penolakan Ho
4. F hitung = 100,568
0,1946 2,442 Test Signifikasi simultan (Uji F)
Berdasarkan gambar 4.8 dapat disampaikan Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan
bahwa dari perhitungan diperoleh nilai t hitung

(2,442) > dari pada t tabel (0,1946). Sehingga t 0,1671 100,568


hitung berada di daerah penolakan Ho atau daerah
penerimaan Ha, maka Ho ditolak dan Ha Berdasarka diatas dapat disimpulkan bahwa dari
diterima artinya ada pengaruh positif antara hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung (
variabel kepatuhan wajib pajak terhadap 100,568 ) > F tabel (0,1671) dan sign (0,000) <
kegiatan usaha dan pekerjaan bebas (Y2). sign α (0,050 sehingga Ho ditolak dan Ha
b. Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F) diterima artinya ada pengaruh antara variabel
Uji F digunakan untuk menguji signifikan kesadaran wajib pajak (X 1), pelayanan fiskus
pengaruh kesadaran wajib pajak (X1), pelayanan (X2), sanksi pajak (X3), Kepatuhan wajib pajak
fiskus (X2), sanksi pajak (X3), kepatuhan wajib (Y1) terhadap wajib pajak orang pribadi yang
pajak (Y1) secara bersama-sama terhdap melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas
kegiatan usaha dan pekerjaan bebas (Y2). (Y2) secara bersama-sama.
a. Ho : β < 0 : tidak ada pengaruh yang Uji Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
signifikan antara variabel kesadaran wajib

Journal of Accounting 12
Pada penelitian ini pengaruh langsung yaitu
Pengaruh Variabel Koefisien
pengaruh variabel kesadaran wajib pajak, regresi
pelayanan fiskus, sanksi pajak dan kepatuhan Pengaruh Kesadaran wajib 0,409
Langsung pajak terhadap
wajib pajak terhadap kegiatan usaha dan kepatuhan wajib
pajak
pekerjaan bebas. Sedangkan penfaruh tidak Pengaruh Pelayanan fiskus 0,564
langsung penelitian ini adalah pengaruh variabel Langsung terhadap kepatuhan
wajib pajak
kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan
Pengaruh Sanksi pajak =(0,001 x
sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak Tidak terhadap kepatuhan 0,293)
dengan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas langsung wajib pajak = 0,0002

sebagai variabel intervening. Dalam Nazarudin Pengaruh Kepatuhan wajib 0,293


Langsung pajak terhadap
(2015) besarnya pengaruh tidak langsung suatu Kegiatan usaha
dan pekerjaan
variabel independen terhadap variabel dependen
bebas
yaitu perkalian nilai koefisien jalur variabel Pengaruh Kesadaran wajib = (0,158 x
Tidak pajak terhadap 0,293)
independen terhadap variabel dependen dengan Langsung kegiatan usaha dan = 0,046
nilai koefisien variabel dependen terhadap pekerjaan bebas

variabel dependen lainnya. Pada penelitian ini Pengaruh Pelayanan fiskus 0,348
Langsung terhadap kegiatan
pengaruh secaralangsung dan tidak lagsung di usaha dan
pekerjaan bebas
jelaskan tabel 4.20. Pengarauh Sanksi pajak 0,3449
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Langsung terhadap kegiatan
usaha dan
pekerjaan bebas
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa
variabel kesadaran wajib pajak berpengaruh
langsung terhadap kepatuhan wajib pajak yang
ditunjukkan dengn nilai koefisien regresi sebesar
0,564 akan tetapi tidak berpengaruh langsung
terhadap kegiatan usaha dan pekerjaaan bebas
dimana variabel kegiatan usaha tidak memediasi
pengaruh kesadarn wajib pajak yang ditunjukan
koefisien regresi secara langsung lebih besar
dari koefisien regresi langsnung (0,409 > 0,293).
Berdasarkan tabel diatas menunjukan
bahwa variabel pelayanan fiskus berpengaruh
langsung terhadap kepatuhan wajib pajak yang
ditunjukkan dengn nilai koefisien regresi sebesar

Journal of Accounting 13
0,409 akan tetapi tidak berpengaruh langsung Berdasarkan tabel diatas menunjukan
terhadap kegiatan usaha dan pekerjaaan bebas bahwa variabel sanksi pajak berpengaruh
dimana variabel kegiatan usaha tidak memediasi langsung terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan
pengaruh pelayanana fiskus yang ditunjukan bebas yang ditunjukkan dengn nilai koefisien
koefisien regresi secara langsung lebih besar regresi sebesar (0,3449 > 0,293).
dari koefisien regresi langsnung (0,564 > 0,293). PENUTUP
Berdasarkan tabel diatas menunjukan Kesimpulan
bahwa variabel sanksi pajak berpengaruh tidak Penelitian ini memiliki tujuan untuk
langsung terhadap kepatuhan wajib pajak yang mengetahui pengaruh variabel independen yaitu
ditunjukkan dengn nilai koefisien regresi sebesar Kesadaran Wajib pajak, pelayanan fiskus, dan
0,0002 akan tetapi berpengaruh langsung Sanksi pajak terhadap variabel dependen yaitu
terhadap kegiatan usaha dan pekerjaaan bebas kepatuhan Wajib Pajak dan adanya interaksi
dimana variabel kegiatan usaha memediasi variabel intervening yaitu wajib pajak orang
pengaruh sanksi pajak yang ditunjukan koefisien pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan
regresi secara tidak langsung lebih kecil dari pekrjaan bebas.
koefisien regresi langsung (0,0002 < 0,293). 1. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh
bahwa variabel kepatuhan wajib pajak positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal
berpengaruh langsung terhadap kegiatan usaha ini berarti bahwa semakin tinggi kesadaran
dan pekerjaan bebas yang ditunjukkan dengn wajib pajak maka semakin meningkat
nilai koefisien regresi sebesar 0,293. kepatuhan Wajib Pajak dalam pembayaran
Berdasarkan tabel diatas menunjukan pajak.
bahwa variabel kesadaran wajib pajak 2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh positif
usaha dan pekerjaan bebas yang ditunjukkan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini
dengn nilai koefisien regresi sebesar 0,046 yang berarti bahwa semakin baik pelayanan yang
ditunjukan koefisien regresi secara tidak diberikan kepada Wajib Pajak maka dapat
langsung lebih kecil dari koefisien regresi meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
langsung (0,046< 0,293). 3. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sanksi pajak berpengaruh tidak
bahwa variabel pelayanan fiskus berpengaruh langsunng terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
langsung terhadap kegiatan usaha dan pekerjaan Hal ini berarti bahwa semakin tinggi sanksi
bebas yang ditunjukkan dengn nilai koefisien yang di berikan tidak berpengaruh langsung
regresi sebesar (0, 348 > 0,293). terhadap kepatuhan seorang Wajib Pajak.

Journal of Accounting 14
4. Menunjukkan bahwa layanan Fiskus penelitian agar mendapatkan hasil yang lebih
mempengaruhi kegiatan usaha dan pekerjaan baik, yaitu:
bebas terhadap kepatuhan Wajib Pajak. 1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak , diharapkan
5. Menunjukan bahwa kesadaran wajib Pajak selalu berupaya dalam meningkatkan
tidak berpengaruh secara langsung terhadap kemajuan pelayanan layanan Fiskus
kegiatan usaha dan pekerjaan bebas dengan lebih baik kepada Wajib Pajak.
6. Hasil analisis menunjukan bahwa pelayanan 2. Bagi perguruan tinggi lebih
fiskus berpengaruh terhadap kegiatan usaha mengembangkan keilmuan pendalaman
dan pekerjaan bebas. Jadi semakin baik materi dan skill atau mengadakan seminar
pelayanan fiskus akan meningkatkan pajak yang berhubungan dengan perpajakan.
dari wajib pajak kegiatan usaha dan 3. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
pekerjaan bebas. melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan
7. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa bebas, diharapkan agar selalu membayar
pelayanan fiskus, sanki pajak dan kepatuhan Pajak Pribadi tepat pada waktunya.
wajib pajak secara simultan berpengaruh 4. Bagi peneiti selanjutnya, diharapkan
langsung terhadap wajib pajak yang melaksanakan penelitian dengan
melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan responden yang lebih luas agar penelitian
bebas. dapat digunakan secara universal dan
Keterbatasan Penelitian obyek penelitiannya tidak hanya pada
1. Penelitian ini hanya terbatas dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Salatiga
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama sehingga didapatkan sampel yang lebih
Salatiga, sehingga penelitian ini hanya baik.
mencerminkan tingkat kepatuhan Wajib
Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Salatiga.
2. Penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan DAFTAR PUSTAKA
untuk semua Kantor Pelayanan Pajak Ademarta, Rio Septiadi. 2014. “Pengaruh
karena belum semua menerapkan variabel Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan
yang diangkat pada penelitian ini. Pengusaha Kena Pajak di Kantor
Implikasi Penelitian Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang
dan Solok”. Jurnal Akuntansi. Vol.2.
Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan No.1: 1-18. Tesis?”. Edisi 4. Erlangga:
kesimpulan, adapun implikasi dari penelitian Jakarta
yang telah dilakukan, yakni dinyatakan dalam Rizki Utami, dkk, 2014. Pengaruh Faktor-faktor
bentuk saran-saran yang diberikan melalui hasil Eksternal terhadap Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak di Lingkungan KPP Pratama .

Journal of Accounting 15
Skripsi Universitas Sumatera Utara
Serang.

Satya, Abbi. 2017. “3 Sistem Pemungutan


Pajak di Indonesia dan Asasnya”.Solusi
Smart. 26 Juli 2017.

Septi Mory, 2015. Pengetahuan Layanan


Kesadaran Wajib Pajak dan Kondisi
Keuangan di Wilayah KPP Pratama
Tanjung Balai Persandingan UU
Perpajakan. (www.kemenkeu.go.id)
Diakses tanggal 20 Juli 2018

Seri KUP-Pembukuan & Pencatatan Bagi Wajib


Pajak (www.pajak.go.id). Diakses tanggal
20 Julil 2018.

Siti. 2009. “Perpajakaan: Teori dan Kasus”.


Edisi 5 Buku 1. Salemba Empat: Jakarta.

Rohemah, Riskiyatur, Sri Rizki, dkk, 2015.


Kesadaran Pembayaran Pajak,
Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan
Pajak, dan Kualitas Pelayanan
Berpengaruh terhadap Kepatuhan
Membayar Pajak

Sugiyono. 2013. “Cara Mudah Menyusun:


Skripsi, Tesis, dan Disertasi”.Alfabeta:
Bandung.

Sugiyono. 2016. “Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D”. Cetakan ke23.
Alfabeta: Bandung

Sugiyono. 2016. “Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D”. Cetakan Ke
23.Alfabeta: Bandung

Tiraada, 2013. Kesadaran Perpajakan dan


Sanksi Pajak Memberikan Pengaruh yang
Signifikan terhadap Kapatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi

Journal of Accounting 16

Anda mungkin juga menyukai