Anda di halaman 1dari 25

DESTILASI

Sebagai salah satu pra rancangan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Menggambar Teknik

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Rifki Aulia NIM. 180140100


2. Lidia Manik NIM. 180140105
3. Sri Dea Varissa NIM. 180140070

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALKUSSALEH
BUKIT INDAH
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
ABSTRACT.........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Destilasi ........................................................................................ 3
2.2 Pengertian Destilasi .................................................................................. 3
2.3 Jenis-jenis Destilasi ................................................................................... 4
2.3.1 Destilasi Sederhana ................................................................................... 5
2.3.2 Destilasi Fraksionasi ................................................................................. 5
2.3.3 Destilasi Uap ............................................................................................. 8
2.3.4 Destilasi Vakum ........................................................................................ 10
2.4 Kondisi Umpan Destilasi .......................................................................... 12
2.5 Jenis-jenis Plat (Tray) pada Destilasi ........................................................ 13
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Operasi Kolom Destilasi ................... 13
2.7 Perbedaan Total Reflux dan Minumum Reflux ........................................ 14
2.8 Komponen penyusun destilasi....................................................................15
2.9 Sketsa Gambar Destilasi.............................................................................19
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 20
3.2 Saran .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
punyusunan makalah Perancangan Alat Proses ini. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Alat
Proses yang berjudul “Destilasi” pada semester 3 tahun ajaran 2019/2020. Dengan
selesainya makalah kami ini kami telah berhasil menyelesaikan tugas yang
diberikan kepada kami, karena penulisan makalah adalah merupakan salah satu
tugas dan persyaratan yang wajib diselesaikan oleh setiap mahasiswa.
Kami sadar, sebagai mahasiswa yang sedang dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dari segi kata-kata maupun dari
segi isi. Oleh karena itu, kami dari segenap penyusun makalah ini mengharapkan
adanya kritik dan saran yang positif guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di
masa-masa yang akan datang.
Harapan kami tentang makalah ini dapat memberi ilmu pengetahuan untuk
segenap pembaca yang telah membaca makalah yang telah kami susun ini.

Lhokseumawe, 22 Oktober 2019

Penyusun

ii
ABSTRAK
Destilasi (penyulingan) merupakan sebuah metode yang dipakai untuk memisahkan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan dan kemudahan menguap serta
volatilitas bahan. Dalam prose penyulingan ini, Terlebih dahulu campuran zat
didihkan sehingga menguap lalu uap tersebut kemudian didihkan ke dalam bentuk
cairan. Zat yang titik didih nya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Destilasi ini
mempunyai tujuan yakni untuk memurnikan zat cair terhadap titik didihnya serta
memisahkan cairan dari zat padat. Uap yang dikeluarkan dari campuran sebagai uap
bebas. Adapun konsentrat yang jatuh sebagai destilat bagian cair yang tidak
menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan yaitu bagian campurannya yang
tidak teruapkan maka proses itu dikatakan sebagai pengentalan dengan evaporasi.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak
murni. Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam suatu sampel dapat
dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih
dahulu dari unsur ataupun zat yang menjadi pengganggu ataupun pengotor dari
komponen tersebut.
Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan
senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang
memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi
suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen cairan yang
dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensial dari suatu campuran cairan
merupakan bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan destilasi. Diikuti
dengan penampungan material uap dengan cara pendinginan dan pengembunan
dalam kondensor pendingin air. Beberapa teknik destilasi telah dikembangkan
untuk pekerjaan preparatif. Syarat utama pemisahan campuran cairan dengan cara
destilasi adalah semua komponen yang terdapat di dalam campuran haruslah
bersifat volatil. Tingkat penguapan masing-masing komponen berberda-beda pada
suhu yang sama (Alimin, 2007).
Proses pemisahan sangat penting dalam bidang kimia analitik. Suatu contoh
pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak
bumi merupakan campuran berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-
hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian
yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya
akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal. Proses pemisahan
pada pengolahan minyak bumi dilakukan dengan metode destilasi. Proses destilasi
terdiri dari destilasi uap, destilasi vakum serta destilasi bertingkat.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah proses distilasi ditemukan?
2. Apa yang dimaksud dengan distilasi?
3. Apa saja jenis-jenis distilasi?
4. Dimana aplikasi dari proses distilasi?
5. Bagaimana proses distilasi berlangsung?

1.3 Tujuan
Adapunn tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sejarah proses distilasi.
2. Paham apa yang dimaksud dengan distilasi.
3. Mengetahui jenis-jenis distilasi.
4. Mengetahui aplikasi distilasi.
5. Mengetahui bagaimana proses distilasi berlangsung.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan referensi untuk belajar.
2. Sebagai pemenuhan tugas.
3. Sebagai sarana pemberian informasi kepada mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Destilasi


Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
pertama masehi yang perkembangannya dipicu oleh tingginya permintaan akan
spirtus. Rangkaian alat destilasi dipercayai telah ditemukan oleh Hypathian dan
Alexandria dan proses distilasi ditemukan oleh Zosimos dan Panopolis secara
akurat pada abad ke-3. Bentuk modern destilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-
ahli kimia islam pada masa khalifah Abbasiah untuk memisahkan alhokol menjadi
senyawa yang lebih murni oleh Al-Razi.
Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah pemisahan
minyak mentah menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik yang digunakan untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain sebagainya. Udara didestilasi
menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium
untuk pengisi balon. Destilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan
alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk
menghasilkan minuman suling (Chadijah, 2011)

2.2 Pengertian Destilasi


Destilasi atau penyulingan adalah proses pemisahan bahan kimia yang
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) dari bahan
kimia tersebut. Proses pemisahan terjadi karena perbedaan titik didih dari zat kimia
yang akan dipisahkan, zat yang memiliki titik didih rendah akan menguap terlebih
dahulu dan berbentuk uap yang kemudian didinginkan kembali agar kembali
kebentuk cairan. Secara umum proses destilasi adalah memanaskan campuran yang
akan dipisahkan, zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap dan
masuk ke kondensor, di dalam kondensor uap tersebut akan mengalami
pendinginan dan berubah wujud kebentuk semula yaitu lliquid. Untuk zat yang titik
didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada wadah destilasi. Prinsip dari destilasi
adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu

3
4

tertentu, sedangkan tujuan dari destilasi adalah untuk memurnikan zat yang
diinginkan.

Gambar : Menara Destilasi

Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen


cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensial dari suatu
campuran cairan merupakan bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan
destilasi, diikuti dengan penampungan material uap dengan cara pendinginan dan
pengembunan dalam kondensor pendingin-air .
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses destilasi adalah:
1. Perbedaan komposisi antara fase uap dan fase cair
2. Efektivitas kontak dari uap dan cairan yang biasa dinyatakan dalam plat
teoritis
3. Kecepatam uap yang naik atau kecepatan aliran destilat
4. Suhu yang berbeda pada proses destilasi
5. Tekanan
(Chadijah, 2012).

2.3 Jenis-Jenis Destilasi


Secara umum distilasi terdiri dari 4 jenis, yaitu destilasi sederhana, destilasi
fraksionasi, destilasi uap, dan destilasi vakum.
5

2.3.1 Destilasi sederhana

Gambar 1.1 Destilasi Sederhana


Pada destilasi sederhana proses pemisahannya didasarkan oleh perbedaan
titik didih yang jauh atau salah satu komponen yang akan dipisahkan bersifat mudah
menguap (volatil).
Cara kerja dari destilasi sederhana adalah campuran yang akan dipisahkan
dipanaskan terlebih dahulu, untuk komponen yang titik didihnya lebih rendah maka
akan menguap terlebih dahulu yang kemudian didinginkan dan akan kembali
kebentuk semula, yaitu liquid. Selain perbedaan titik didih, perbedaan kevolatilan
dari campuran tersebut juga berpengaruh. Kevolatilan suatu zat merupakan
kecenderungan zat tersebut untuk berubah wujud menjadi gas. Destilasi sederhana
sering diaplikasikan untuk memisahkan antara air-alkohol dan air-ester. Destilasi
ini juga sering dilakukan di laboratorium (Bresnick, 2003).

2.3.2 Destilasi Fraksionasi

Gambar 1.2 Destilasi fraksionasi


6

Fungsi destilasi fraksionisasi adalah memisahkan komponen-komponen


cair, dua tau lebih larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Secara prinsip cara
kerja antara destilasi fraksionasi sama dengan destilasi sederhana, perbedaan antara
destilasi sederhana dengan destilasi fraksionasi terletak pada titik didih antar
komponen. Untuk destilasi sederhana perbedaan titik didih >30oC, sedangkan
untuk destilasi fraksionasi perbedaan titk didihnya <30oC hal ini dikarenakan pada
destilasi fraksionasi adanya kolom fraksinasi. Di kolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu yang berbeda di setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat bawahnya.
Kolom fraksionasi: digunakan untuk memberikan luas permukaan yang besar agar
uap yang berjalan naik dan cairan yang turun dapat bersentuhan.dalam praktek,
kolom tutup gelembung kurang efektif untuk pekerjaan di laboratorium. Hasilnya
relatif terlalu sedikit bila dibandingkan dengan besar bahan yang tergantung di
dalam kolom. Dengan kata lain kolom tutup gelembung memiliki keluaran yang
kecil dengan sejumlah besar bahan yang masih tertahan di dalam kolom. Distilasi
fraksionasi diaplikasikan dalam dua skala, yaitu skala laboratorium dan skala
industri. Adapun aplikasi destilasi dalam skala laboratorium dan skala industri yaitu
:
a. Skala laboratorium
Dalam skala laboratorium digunakan kolom destilasi yang panjang dari alat
destilasi yang memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang
berjalan naik dan cairan yang turun dapat bersentuhan. Di puncak kolom,
termometer digunakan untuk mengukur suhu fraksinasi pertama yang kaya
dengan komponen yang lebih mudah menguap. Dengan berjalannya proses
destilasi, skala termometer meningkat menunjukkan bahwa komponen yang
tidak mudah menguap juga ikut terbawa. Selanjutnya uap dari zat yang
mudah menguap dialirkan ke kondensor untuk di dinginkan. Agar diperoleh
produk yang murni, distilasi dapat diulang.
b. Skala industri
7

Proses destilasi fraksionasi dalam skala industri biasa terjadi di pengilangan


minyak bumi untuk memisahkan produk-produk yang terkandung di dalam
minyak bumi.
Awalnya bahan baku yang akan dipisahkan didistilasi di bawah tekanan
atmosfer dan kemudian pada kondisi vakum. Pada saat menggunakan
tekanan atmosfer, minyak bumi dipanaskan pada suhu lebih dari 370°C
karena suhu yang lebih tinggi akan menyebabkan pemecahan (cracking)
atau dekomposisi hidrokarbon. Hal ini harus dihindari karena hidrokarbom
jenuh yang terbentuk akan menurun kualitasnya. Destilasi pada tekanan
atmosfer akan menghasilkan fraksi dengan titik didih sekitar 30° hingga
350°-360°C. Fraksi ini terdiri dari senyawa yang berguna bagi manusia,
yaitu bensin, minyak tanah, minyak diesel (solar), dan bahan bakar jet
(aftur). Selain itu juga menghasilkan bahan baku sintesis petrokimia seperti
benzene, etilbenzena, xilena, etilena, propilena, dan butadiene.
Proses pemisahan minyak mentah. Mula-mula minyak mentah dipanaskan
dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C.
Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam
kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan
dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan
bertekanan tinggi). Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini
naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang
berbeda-beda.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan
turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi
tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih
lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih
rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga
8

komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar
berupa gas.
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan
dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak mentah yang
tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin,
dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20
(Yazid, 2005).

2.3.3 Destilasi Uap

Gambar 1.3 Destilasi Uap


Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi
campuran yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam
campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada
temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk
destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan
labu pembangkit uap. Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa
yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa
tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih
komponen-komponennya.
Destilasi uap biasanya digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer
9

dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi
uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi
dengan air.
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari destilasi uap yaitu memisahkan suatu campuran yang
memiliki titik didih yang tinggi dengan cara mengalirkan uap kedalamnya.
Dimana senyawa yang memiliki titik didih yang tinggi sebelum mencapai
titik didihnya dimurnikan dengan menggunakan uap atau air
mendidih. Campuran substansi yang tidak larut menunjukkan reaksi yang
sangat beda dalam larutan homogen dan deskripsi sifatnya memerlukan
hukum fisik yang berbeda. Pada destilasi uap, uap air yang dialirkan ke
dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk
menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran
lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.
b. Penerapan
Penerapan destilasi uap dalam bidang industri bermacam-macam, salah
satunya yaitu pada pembuatan minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan minyak yang
berasal dari daun jeruk purut. Destilasi uap ini biasanya digunakan dalam
penyulingan minyak atsiri untuk pembuatan parfum. Caranya sama dengan proses
yang telah diuraikan diatas yaitu dengan melewatkan uap pada tanaman yang
mengandung minyak atsiri didalam retort. Jika daun jeruk purut itu disuling,
dihasilkan minyak atsiri yang dari tidak berwarna (bening) sampai kehijauan
(tergantung cara ekstraksi), minyak atsiri berbau harum mirip bau daun (jeruk
purut). Minyak atsiri hasil destilasi (penyulingan) menggunakan uap mengandung
57 jenis komponen kimia. Yang utama dan terpenting adalah sitronelal dengan
jumlah 81, 49%, sitronelol 8,22%, linalol 3,69% dangeraniol 0,31%. Komponen
lainnya ada dalam jumlah yang sedikit.
Ekstrasi yang dilakukan menggunakan pelarut meliputi persiapan bahan,
mencampur,mengaduk dan memanaskan bahan dan pelarut serta memisahkan pela
10

rut dari minyak atsiri. Pelarut yang banya digunakan untuk mengekstraksi minyak
atsiri adalah etanol, heksana, etilen diklorida, aseton, isopropanol, dan methanol.
Destilasi uap juga banyak digunakan di kilang-kilang minyak bumi dan petrokimia
dimana distilasi uap ini sering disebut sebagai "penguapan stripping". Pada intinya
distilasi uap ini digunakan sebagai alat untuk mendapatkan suatu senyawa murni
dengan hasil yang maksimal dan tingkat kerusakan yang kecil. Destilasi uap ini
dipilih karena lebih mudah digunakan juga hemat biaya (McCabe,1985).

2.3.4 Distilasi Vakum

Gambar 1.4 Destilasi Vakum


Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
dapat terdekomposisi campuran yang memiliki titik didih diatas 1500C. Destilasi
vakum merupakan distilasi dibawah tekanan 1 atmosfer tekanan operasinya 0,4 atm
(≤300 mmHg absolut), untuk memisahkan fraksi –fraksi yang tidak dapat
dipisahkan dengan distilasi atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau
11

vakum distilate yang masih terkandung didalam long residu dari hasil destilasi
atmosferik. Residu yang terdapat dari distilasi atmosferik ini tidak dapat dipisahkan
dengan distilasi atmosferik, apabila dipanaskan pada tekanan atmosferik akan
terjadi cracking sehingga akan merusak mutu produk dan menimbulkan tar (coke)
yang kemudian dapat diberikan pada tube dapur. Dengan cara penyulingan di
bawah tekanan atmosferik atau tekanan vakum fraksi–fraksi yang terkandung di
dalam long residu dapat discover. Cara kerja dari distilasi vakum adalah Long
Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada preheater dan dapur
sampai temperatur ± 345oC, kemudian dimasukkan dalam kolom distilasi vakum
yang tekanannya ± 13 mmH2O. Dalam kolom ini terdapat tray-tray seperti halnya
di kolom distilasi atmosferik. Untuk memperluas kontak uap dan cairan biasanya
kolomnya dibuat lebih lebar. Untuk mendapatkan tekanan dibawah atmosfer
digunakan peralatan yang disebut ejektor dan kondensor.
Fungsi dari Destilasi Vakum
Untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga
menghasilkan produk – produknya.
Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :
1. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi
proses pembuatan lilin atau wax, di unit proses wax plant. Produk ini merupakan
produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.
2. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk fuel
oil di dapur atau digunakan untuk aspal jalan. Produk-produk tersebut keluar dari
kolom kemudian diambil panasnya dipreheater atau heat-exchager dan didinginkan
dengan fin fan dan selanjutnya dikirim ke tangki produksi atau ke proses
selanjutnya.
Distilasi vakum ini juga digunakan dalam skala laboratorium dan skala industri.
a. Skala laboratorium
Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling
memiliki titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu
mendekati titik didih atmosfer mereka. Suhu bahan sensitif (seperti beta
karoten) juga memerlukan distilasi vakum untuk menghapus pelarut dari
12

campuran tanpa merusak produk. Alasan lain penyulingan vakum


digunakan adalah bahwa dibandingkan dengan penyulingan uap ada tingkat
yang lebih rendah residu membangun. Hal ini penting dalam aplikasi
komersial dimana transfer suhu diproduksi menggunakan penukar panas.
b. Skala industri
Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup
mendidih campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan
untuk memisahkan komponen-komponen. Satu alat untuk mengurangi
jumlah tahapan yang diperlukan adalah dengan memanfaatkan penyulingan
vakum. Vakum kolom distilasi biasanya digunakan dalam penyulingan
minyak telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi
badan berkisar sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga berkisar
sampai sekitar 25.400 m3/per hari (160.000 barel per hari) (Soebagio, 2003).

2.4 Kondisi Umpan Destilasi


𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 1 𝑚𝑜𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
q=
𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛

cairan berada pada titik didih →( q= 1)


cairan berada di bawah titik didih → (q >1)
cairan + uap → (0< q< 1)

Dimana:
Hv- HL = panas laten (Kj/kgmol)
CPL = kapasitas panas (Kj/kgmol.K)
TB = temperatur pada titik didih
Tf = temperatur masuk 13

2.5 Jenis-jenis Plate (Tray) Pada Destilasi


Pada destilasi tray berfungsi untuk memperluas kontak antara fase gas dan
fase cair agar diperoleh hasil (destilat) yang lebih. Fase gas akan menguap keatas
sedangkan fase cair akan turun ke bawah
Ada beberapa jenis tray pada destilasi yaitu:
1. Bubble cap tray : Didesain diatas sudut equilateral triangular dengan baris
yang disesuaikan secra normal dengan aliran menyilang plate. Digunakan
pada kondisi aliran rendah, dimana tray tetap basah kecuali kondisi dalam
bentuk polymer, cooking, flouling.
2. Sieve tray : dilengkapi dengan satu atau lebih downcomer untuk membawa
cairan turun dari tray yang satu ke tray lainnya. Kelebihan tray jenis ini
adala lubang yang terdapat pada tray dapat dipasang cap sama halnya pada
bubble tray.
3. Valve Tray: efisiensi tinggi, efek korosi sedang, flouding sedang, kapasitas
tinggi.

Gambar 1.5 Jenis-jenis Tray

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Operasi Kolom Distilasi


Kinerja kolom destilasi ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Kondisi Feed
14

Keadaan campuran dan komposisi feed mempengaruhi garis operasi dan


jumlah stage dalam pemisahan, juga mempengaruhi lokasi feed tray.
2. Kondisi Refluks
Tray minimum dibutuhkan di bawah kondisi total refluks, yakni tidak ada
penarikan distilat. Kondisi minimum refluks adalah jumlah liquid dari hasil
atas dikembalikan ke kolom sangat sedikit dibanding hasil distilat.
Refluks adalah (dikembalikan) memurnikan produk yang kita inginkan. Ada dua
kondisi refluks: total refluks dan minimum refluks (McCabe, 1985).

2.7 Perbedaan Total Reflux dan Minimum Reflux


1. Total Refluks
- Jumlah tray/plate yang digunakan lebih sedikit
- Reboiler yang digunakan lebih besar
- Energi yang digunakan lebih banyak
- Tinggi kolom distilasi lebih rendah
- Kemurnian hasil atas lebih rendah
2. Minimum Refluks (Rm)
- Jumlah tray/plate yang digunakan lebih banyak
- Reboiler yang digunakan lebih kecil
- Energi yang digunakan lebih sedikit
- Tinggi kolom distilasi lebih tinggi
- Kemurnian hasil atas lebih tinggi
- Biaya kolom lebih besar
15

2.8 Komponen Penyusun Destilasi


Suatu alat proses teknik kimi pasti memiliki komponen yang menyusunnya
sehingga menjadikannya satu kesatuan alat yang nantinya akan dipakai pada proses
industri. Destilasi juga memiliki komponen yang menyusunnya menjadi satu unit
alat destilasi. Komponen tersebut antara lain :

1. Silver Tray
Silver tray adalah alat yang dipasang pada plat baki yang di bor untuk membuat
lubang-lubang dengan diameter 4-30 mm. Alat ini sering digunakan karena
sederhana dan memiliki efisiensi yang tinggi.

Gambar : 2.8.1 : Silver Troy


16

Pada suatu plat baki dipasang weir yang gunanya untuk menampung cairan
yang cukup. Ketika cairan yang berada di weir sudah penuh, maka aka terus
diteruskan menuju downcomer. Weir berfungsi sebgai penghalang yang dipasang
di pinggir dari downflow utk membuat agar volume liquid yang tertampung di tray
banyak, sehingga efektif terjadinya kontak antara liquid dan gas. Sedangkan
Downcomer berfungsi sebagai lubang tempat masuknya aliran dari atas berupa
liquid (plate atas) ke plate bawah (kita memandang plate bawah ini sebagai acuan)

Gambar : Weir dan Downcomer

2. Bubble Cup Tray


Bubble caup tray juga salah satu unsur komponen yang menyusun alat
destilasi. Alat ini mempunyai bubble cup yang berada diatas lubang plat baki. Uap
akan memlalui resier dan memasuki slit. Pada bubble cup arah aliran uap akan
dibelokkan dan uap di semburkan melalui slit. Selanjutnya uap yang berada pada
puncak kolom akan menuju ke overhead condenser.

Gambar : Bubble cup tray


17

Salah satu alasan mengapa bubble cup tray ini digunakan, dikarenakan alat
ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi walaupun memliki biaya pembuatan yang
cukup mahal. Serta alasan lain adalah karena meiliki kolom yang besar sehingga
alat ini sesuai digunakan pada industri skala besar.

Gambar : Bubble cup tray

3. Overhead Condensor
Overhead condensor adalah alat yang digunakan sebagai penuka panas untuk
mendinginkan dan mengambunkan uap yang keluar dari puncak kolom dan lebih
banyak mengandung komponen yang mengandung bertitik didih rendah. Alat ini
sering digunakan untuk penukar panas jenis rongga dan tabung untuk medium
pendingin dapat digunakan refigerant atau air karena lebih ekonomis. Biasanya air
yang digunakan adalah air dingin.

Gambar : Kondemsor
18

4. Reflux Drum
Sebagai pencampur dari reflux drum dikembalikan ke kolom destilasi atau
disebut reflux dan sisanya dikirim ke tangki produk. Pompa yang digunakan untuk
pengembalian disebut reflux pump. Untuk menjamin kemantapan operasi pompa
maka harus ada cairan yang mencukupi dalam reflux drum itu. Sebagian dari produk
overhead yang terkumpul di reflux di alirkan ke tangki produk dan sisanya dalirkan
ke menara puncak.

Gambar : Proses pada reflux drum

5. Reflux dan Reflux Ratio


Bagian dari produk puncak yang dikembalikan ke kolom destilat disebut reflux.
Reflux akan mengakibatkan bertambahnya aliran cairan yang dibutuhkan untuk
pemisanhan pada baki. Reflux akan meningkatkan kemurnian produk pada puncak.
Jumlah reflux meruakan variabel operasi yang penting dalam kolom destilasi, rasio
dari jumlah reflux disebut sebagai reflux ratio.
19

2.9 Ukuran dan Skala Gambar


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Distilasi atau penyulingan adalah proses pemisahan bahan kimia yang
berdasarkan kemudahan menguap (volatilitas) dari bahan kimia tersebut.
Proses pemisahan terjadi karena perbedaan titik didih dari zat kimia yang
akan dipisahkan.
2. Jenis-jenis destilasi ada empat yaitu : destilasi sederhana, destilasi
fraksionasi, destilasi uap dan destilasi vakum.
3. Destilasi sederhana digunakan hanya pada skala laboratorium, sedangkan
destilasi fraksionasi, destilasi uap dan destilasi vakum digunakan pada skala
laboratorium dan industri.
4. Aplikasi destilasi sederhana yaitu pemisahan air dan alkohol.
5. Aplikasi destilasi fraksionasi pada industri pengilangan minyak mentah,
aplikasi destilasi uap pada industri yang biasanya digunakan dalam
penyulingan minyak atsiri (dari daun jeruk purut) untuk pembuatan parfum,
sedangkan aplikasi destilasi vakum pada industri penyulingan minyak yang
terkandung residu.

3.2 Saran
Diharapkan saran yang membangun untuk makalah ini berhubung isi
makalah kami yang masih jauh dari kesempurnaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alimin, dkk. 2007. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press.


Bresnick, Stephen. 2003. Inti Sari Kimia Organik. Jakarta: Hipokrates.
Chadijah, Sitti. 2012 Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press.
Chadijah, Sitti, Wa ode Rustiah dan Anna Handayani. 2011. Penuntun Praktikum
Kimia Analitik. (Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
McCabe, Warren L, dkk. Operasi Teknik Kimia. Jakarta: Erlangga, 1985.
Soebagio. 2003. Kimia Analitik II. Jakarta : IMSTEP.
Turmala, Ela Sutrisno, Dra, M.S. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar,
Universitas Pasundan : Bandung.
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika untuk paramedis. Yogyakarta: Andi Offset.

21

Anda mungkin juga menyukai