Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Islam Nusantara

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Nusantara dan Kepesantrenan yang dibimbing
oleh Bapak Irfa’ Asy’at Firmansyah, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 7:


1. Eka Septa Amalia R. A. (U20184016)
2. Mina Ayu Lestari (U20184049)
3. Ira Puspita Anggraeni (U20184052)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN HUMANIORA
PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Solawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.,
yang telah membimbing umatnya sehingga kita dapat merasakan masa islamiah yang cerah ini.
Pada kesempatan ini, dalam penulisan makalah yang kami beri judul Sejarah Islam
Nusantara. Kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari hati yang
terdalam penyusun ingin mengungkapkan rasa terima kasih kami kepada Bapak Irfa’ Asy’at
Firmansyah, M.Pd.I selaku Dosen Mata Kuliah Islam Nusantara dan Kepesantrenan yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan baik dalam pembuatan makalah ini maupun dalam
bidang lainnya serta pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan
makalah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam makalah ini, kami selaku
penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran
seperlunya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran
kepada kita semua.

Jember, 6 November 2019

Penyusun
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Islam pertama kali turun di Makkah lalu tersebar ke Madinah dan ke daerah-daerah
lain seperti Yaman, Mesir, Irak, India, Pakistan, Indonesia dan di seluruh daerah di seluruh
dunia.Islam dalam penyebaran itu tentunya bertemu dengan budaya-budaya setempat. Pada
mulanya islam di Makkah bertemu dengan budaya Makkah dan sekitarnya, alkulturasi
antara budaya dan agama ini sebagaimana juga terjadi di daerah-daerah lainnya juga pada
penyebaran agama Islam, maka oleh Islam dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Adakalanya Islam
menolak budaya setempat 2. Islam merevisi budaya yang tealah ada 3. Islam hadir
menyetujui budaya yang telah ada tanpa menolak dan merevisi. Kata Islam Nusantara itu
akan salah jika dimaknai dalam struktur na’at man’ut (penyifatan) karena akan berarti
Islam yang dinusantarakan. Islam Nusantara akan benar jika dimaknai dalam struktur
idhafah (penunjukan tempat) yang akan menghasilkan artian Islam di Nusantara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah singkat masuknya Islam di Indonesia?


2. Bagaimana nilai-nilai Islam Nusantara?
3. Bagaimana sejarah munculnya Islam Nusantara?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah singkat mengenai masuknya Islam di Indonesia
2. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai Islam Nusantara
3. Untuk mengetahui proses munculnya Islam Nusantara
BAB II
Pembahasan

A. Sejarah singkat masuknya Islam di Indonesia


Para sejarawan Indonesia berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia dalam waktu
yang tidak bersamaan. Di perkirakan Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 7
Masehi dan daerah penyebaran agama Islam di Indonesia yang pertama adalah di daerah
pesisir Sumatra Utara yang setelah Islamisasi tersebut terbentuklah kerajaan Islam di Aceh.
Meskipun masuknya Islam ke Indonesia belum pasti, namun para sejarawan berpendapat
bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia meliputi 4 teori besar yaitu:
1. Teori Mekkah
Dalam teori ini dijelaskan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah melalui aktivitas
perdagangan antara pedagang Arab dengan pedagang Indonesia1. Pedagang Arab sudah
memasuki wilayah Indonesia sejak masa kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Pada saat itu para pedangan Arab berlayar ke pesisir wilayah Indonesia yang untuk
berdagang dan sekaligus menyebarkan agama mereka yaitu agama Islam kepada
masyarakat setempat.
2. Teori Gujarat
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia adalah melalui pedagang-
pedagang dari daerah Gujarat, India yang berlayar melewati selat Malaka. Teori ini
menjelaskan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia sekitar abad ke-13 melalui aktivitas
perdagangan antara para pedagang dan kerajaan Samudra Pasai yang menguasai selat
Malaka pada saat itu. Teori ini diperkuat dengan di temukannya Makam Sultan
Samudra Pasai, Malik As-saleh pada tahun 1297 yang bercorak Gujarat.
3. Teori Persia
Dalam teori ini dijelaskan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah melalui kontak
dagang pedangang Indonesia dengan pedagang dari Persia bukan dari Arab apalagi dari
India. Hal ini dikarenakan adanya persamaan budaya antara Persia dengan Indonesia.
4. Teori China

1
Rahayu Permana, Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, 2012, hlm. 3.
Pada teori ini dijelaskan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah melalui perantara
masyarakat muslim China. Migrasi masyarakat muslim China dari Kanton ke
Nusantara, khususnya Palembang pada abad ke 9 menjadi awal mula masuknya budaya
Islam ke Nusantara. Hal ini dikuatkan dengan adanya bukti bahwa Raden Patah (Raja
Demak) adalah keturunan China, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah China,
dan catatan yang menyebutkan bahwa pedagang China lah yang pertama menduduki
pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.

B. Nilai-nilai Islam Nusantara


C. Sejarah Munculnya Islam Nusantara
Agama Islam adalah agama yang sangat menghargai dan saling toleransi, agama
yang mengajarkan penganutnya untuk saling mengasihi, menyayangi, dan mengayomi
tanpa memandang ras, suku, wakna kulit dan strata. Hal ini tentunya sejalan dengan
Islamnya Indonesia atau yang akrab disebut dengan Islam Nusantara. Meskipun bukan
negara Islam, namun tak dapat dipungkiri kalau mayoritas masyarakat Indonesia memeluk
agama Islam. Meskipun Indonesia tidak memiliki pengaruh yang signifikan mengenai
arabisasi karna Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, namun bukan berarti
Indonesia menyimpang dari ajaran-ajaran Islam murni.
Mengubah doktrin Islam bukan merupakan ide dari Islam Nusantara. Bagaimana
caranya menyatukan Islam dengan budaya masyarakat yang sangat beragam adalah inti
pokok pembahasan Islam Nusantara. Cara tersebut dalam ushul fiqh disebut dengan ijtihad
tathbiqi yang berarti ijtihad untuk menerapkan hukum bukan ijtihad istinbathi (ijtihad
untuk menciptakan hukum). Meskipun Islam Nusantara mengedepankan budaya atau
memberikan nuansa baru dalam beragama Islam, namun sama sekali tidak mengubah
kemurnian dari Islam itu sendiri2 Tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan agama
malah justru dengan adanya Islam Nusantara, Islam terkesan tidak kaku dan lebih terbuka.
Islam nusantara berkonsep mengedepankan budaya, oleh karna itu masyarakat
Indonesia dikatakan multicultural. Sehingga ketika mendengar istilah Islam Nusantara
maka dapat berkaitan dengan pluralism. Dalam Islam Nusantara, budaya merupakan
bagian dari agama, dapat dilihat dari awal mula masuknya Islam ke Nusantara adalah
melalui alkulturasi budaya yang digadang-gadang sangat merakyat sehingga Islam dengan
mudah di terima di Indonesia.
Dalam pluralitas dan keberagaman, akan menciptakan peradaban Islam yang berciri
moderat, yang mana menyelaraskan antara kekhasan individual dengan bangsa. Maka yang
akan terjadi adalah rasa bangga dengan kekhasannya dan keutamaan yang dimiliki tanpa
mengingkari keutamaan dan kekurangan yang lain.
Islam Nusantara dihadirkan terkait kenyataan bahwa, berkat dinamika tersebut
budaya nusantara mengembangkan ciri-ciri yang khas yang mana lebih menekankan pada

2
Hanum Jazimah Puji Astuti, ISLAM NUSANTARA: Sebuah Argumentasi Beragama dan Bingkai
Kultural, 2017, hlm. 28
kedamaian, harmoni, dan silaturahmi termasuk kerukunan dan welas asih, yang sebenarnya
hanya merupakan manifestasi dari inti ajaran Islam itu sendiri. Kenyataan ini disambut baik
oleh budaya khas nusantara pra-Islam maupun oleh kenyataan bahwa Islam yang dihayati
oleh mayoritas muslin di negri ini didasarkan pada modernisasi, keseimbangan, dan
toleransi.
Alkulturasi antara agama dan budaya akan terus-menerus berproses serta akan
memperkaya kehidupan dan membuatnya tidak gersang, kekayaan variasi budaya akan
memungkinkan adanya persinambungan antara berbagai kelompok atas dasae persamaan-
persamaan baik persamaan budaya maupun agama. Rekonsiliasi antara budaya dan agama
bukan karena kekhawatiran terjadinya ketegangan santara keduanya, sebab kalau manusia
dibiarkan pada fitrah rasionalisnya, ketegangan seperti itu akan reda dengan sendirinya.
Islam Nusantara adalah Islam yang khas ala Indonesia, gabungan nilai Islam
teologis dengan nilai-nilai tradisi local, budaya dan adat istiadat di Tanah Air. Karakter
Islam Nusantara menunjukkan adanya kearifan local di Nusantara yang tidak melanggar
ajaran Islam, namun justru menyinergikan ajaran Islam dengan budaya adat-istiadat yang
ada. Dengan kata lain, Islam Nusantara dating untuk memperkaya dan mengislamkan
tradisi dan budaya yang ada secara bertahap.
Islam Nusantara adalah Islam yang ramah, terbuka, dan mampu memberi solusi-
solusi terhadap masalah besar bangsa dan negara. Islam bukan hanya cocok di terima oleh
nusantara, tetapi juga pantas mewarnai budaya nusantara untuk mewujudkan sifat
akomodatifnya yakni rahmatan lil ‘alamin. Oleh karena itu, Islam Nusantara merupakan
cara melaksanakan Islam melalui pendekatan kultural, sehingga merawat dan
mengembangkan budaya atau tradisi local dengan nilai-nilai Islam manakala budaya atau
tradisi tersebut masih belum senafas dengan Islam. Islam sangat menghargai kreasi-kreasi
kebudayaan masyarakat, sejauh tidak menodai prinsip kemanusiaan, ia akan tetap
dipertahankan3

3
Hanum Jazimah Puji Astuti, ISLAM NUSANTARA: Sebuah Argumentasi Beragama dan Bingkai
Kultural, 2017, hlm 38
BAB III
Penutup
Kesimpulan

Meskipun masuknya Islam ke Indonesia belum pasti, namun para sejarawan


berpendapat bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia meliputi 4 teori besar yaitu:
1. Teori Mekkah
2. Teori Persia
3. Teori Gujarat
4. Teori China

Mengubah doktrin Islam bukan merupakan ide dari Islam Nusantara. Bagaimana
caranya menyatukan Islam dengan budaya masyarakat yang sangat beragam adalah inti
pokok pembahasan Islam Nusantara.
Islam nusantara berkonsep mengedepankan budaya, oleh karna itu masyarakat
Indonesia dikatakan multicultural. Sehingga ketika mendengar istilah Islam Nusantara
maka dapat berkaitan dengan pluralism. Dalam Islam Nusantara, budaya merupakan
bagian dari agama, dapat dilihat dari awal mula masuknya Islam ke Nusantara adalah
melalui alkulturasi budaya yang digadang-gadang sangat merakyat sehingga Islam dengan
mudah di terima di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu Permana, Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, 2012


Hanum Jazimah Puji Astuti, ISLAM NUSANTARA: Sebuah Argumentasi Beragama dan Bingkai
Kultural, 2017

Anda mungkin juga menyukai