Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KOMPLIKASI ANESTESI

VOLUME 3 NOMOR 1, NOVEMBER 2015

TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan Stewart


pada Periode Perioperatif

Farhan Ali Rahman, Calcarina Fitriani Retno Wisudarti*, Bhirowo Yudo Pratomo*
Peserta PPDS I Anestesiologi & Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
*Konsultan Anestesiologi & Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK
Kondisi keseimbangan asam basa sangat berpengaruh terhadap perubahan fisiologi pasien secara
keseluruhan. Gangguan asam basa perioperatif potensial terjadi pada kondisi preoperatif gawat darurat,
durante operasi, paska operasi, dan kondisi kritis di ruang intensif. Ketika dikonfirmasi dengan manifestasi
klinis pasien, analisis gas darah (AGD) dapat menunjang diagnosis dan penatalaksanaan. Pendekatan
Stewart yang melibatkan strong ion difference (SID), asam lemah (ATOT), dan tekanan parsial karbondioksida
(PaCO2) dapat melihat keseluruhan proses yang terlibat dalam gangguan asam basa secara lebih luas.
Dokter anestesi dapat menggunakan pendekatan Stewart untuk menegakkan diagnostik yang lebih tepat
dalam masalah keseimbangan asam basa serta menentukan terapi, pilihan cairan, dan strategi ventilasi
mekanik yang sesuai untuk kesembuhan pasien.

Kata kunci: gangguan asam basa, perioperatif, analisis gas darah, pendekatan Stewart, strong ion difference
(SID), asam lemah (ATOT), tekanan parsial karbondioksida (PaCO2)

ABSTRACT
Acid-base balance greatly affect the overall changes in patient’s physiology. Potential perioperative
acid-base disorder occurs in preoperative emergency conditions, durante surgery, postoperative, and
critical condition in intensive care unit. When confirmed by the clinical manifestations of patients, blood
gas analysis (BGA) can support the diagnosis and management. Stewart approach involving strong ion
difference (SID), weak acid (ATOT), and partial pressure of carbondioxide (PaCO2) can see the whole process
involved in acid-base disorders more broadly. An anesthesiologist can use Stewart approach to enforce more
appropriate diagnostic in the matter of acid-base disorder and determine the medication, fluid preference,
and mechanical ventilation strategy that is appropriate for the patient’s recovery.

Keywords: acid-base disorder, perioperative, blood gas analysis, Stewart approach, strong ion difference
(SID), weak acid (ATOT), partial pressure of carbondioxide (PaCO2)

69
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 1, November 2015

PENDAHULUAN Tabel 1. Nilai Referensi Gas Darah4,6


Dokter anestesi harus berupaya menjaga
ARTERI VENA
keseimbangan asam basa pasien, sehingga pH 7,35 – 7,45 7,32 – 7,43
sangat penting untuk dapat membaca hasil 80 – 100 10,6 – 25 – 40
PaO2 mmHg 13,3 kPa mmHg
pemeriksaan gas darah, memahami kimia asam
35 – 45 4,7 – 6,0 41 – 50
basa, mengetahui diagnosis banding pada keadaan PaCO2 mmHg kPa mmHg
gangguan asam basa, serta melakukan terapi yang 22 – 26 23 – 27
HCO3- mmol/L mmol/L
sesuai selama pengelolaan tindakan anestesi.1
Base -2 s/d +2
Tingkat keasaman (pH) dalam tubuh manusia excess mmol/L
ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen [H+].
Keterangan: untuk mengubah tekanan menjadi
Notasi pH diciptakan oleh seorang ahli kimia dari
kPa, satuan mmHg dibagi 7,5
Denmark yaitu Soren Peter Sorensen pada tahun
1909, yang berarti log negatif dari konsentrasi
Komposisi kimia ruang intrasel dan ekstrasel
ion hidrogen. Dalam bahasa Jerman disebut
dikontrol dengan ketat untuk memfasilitasi fungsi
Wasserstoffionenexponent (eksponen ion hidrogen)
homeostasis. Termasuk di dalamnya konsentrasi
dan diberi simbol pH yang berarti ‘potenz’ (power)
ion hidrogen dan ion hidroksil. Perubahan pada
of Hydrogen. Rentang konsentrasi normal tingkat
konsentrasi ion-ion tersebut berhubungan
keasaman tubuh manusia adalah 7,40 (7,35 – 7,45)
dengan problem klinis yang signifikan. Deteksi,
dengan viable range berkisar antara 6,80 – 7,80.2
interpretasi, dan terapi pada kelainan asam basa
Analisis gas darah (AGD) pada periode
menjadi elemen inti dari terapi klinis.7 Pendekatan
perioperatif dapat membantu dalam menilai
tradisional tentang keseimbangan asam basa
pertukaran gas, kontrol ventilasi, dan
2 cenderung terfokus pada metode interpretasi
keseimbangan asam-basa pasien. AGD juga dapat
data laboratorium daripada pemahaman dasar
digunakan sebagai penunjang dalam menegakkan
kimia dan biofisika. Pendekatan fisika dan kimia
diagnosis, panduan rencana terapi, dan penunjang
modern pada keseimbangan asam basa secara
penatalaksanaan ventilator.3 AGD memiliki
signifikan meningkatkan pemahaman kita tentang
keterbatasan, yaitu tidak dapat menghasilkan
masalah-masalah tersebut dan menyederhanakan
diagnosis spesifik dan tidak dapat menunjukkan
pendekatan klinis.8,9
derajat abnormalitas yang sebenarnya
Abnormalitas asam basa sebaiknya dipandang
berpengaruh terhadap pasien. PaO2 rendah tidak
sebagai akibat dari perubahan biokimia lain pada
langsung menandakan hipoksia jaringan dan PaO2
lingkungan ekstraseluler. Perubahan konsentrasi
normal juga tidak pasti menandakan oksigenasi
relatif ion hidrogen tidak begitu penting
jaringan yang adekuat, karena penggunaan
dibandingkan abnormalitas kimia yang menjadi
oksigen dipengaruhi oleh faktor lain seperti aliran
penyebabnya. Ion hidrogen [H+] dan hidroxil [OH–]
darah regional, afinitas hemoglobin terhadap
merupakan hasil disosiasi air yang konsentrasinya
oksigen, dan curah jantung.4
telah mengalami modulasi untuk mempertahankan
kenetralan elektrik tergantung pada konsentrasi
TINJAUAN PUSTAKA
lokal ion-ion kuat, asam-asam lemah, dan
Fisiologi Dasar Gas Darah Arteri
karbondioksida (CO2).10 Untuk melakukan analisis
Gas darah arteri membantu kita dalam
gas darah arteri dikenal beberapa teknik, yaitu :
mendapatkan informasi mengenai tiga proses
fisiologis yang menjaga homeostasis pH, yaitu:
1. Pendekatan Henderson - Hasselbach
ventilasi alveolar, oksigenasi, keseimbangan asam
Henderson di tahun 1902 dilengkapi oleh
basa, ketiga proses ini saling berkaitan.5 Nilai
Hasselbach di tahun 1916 menyampaikan bahwa
normal gas darah tertera pada tabel 1.
untuk dapat mempertahankan kehidupannya,

70
Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan Stewart ...

tubuh manusia harus dapat menjaga rentang pH (ATOT) sekarang didefinisikan sebagai bentuk asam
yang sempit untuk mengoptimalkan fungsi sel. lemah terdisosiasi [A-] dan tak terdisosiasi [AH].
Tubuh manusia mempunyai sistem penyangga Hal ini lebih dikenal dengan istilah anion gap (AG),
(buffer system) dan mekanisme kompensasi untuk dengan konsentrasi normal dijaga oleh [A-]. Ketiga
dapat menjaga pH antara 7,36 sampai dengan metode tersebut di atas digunakan untuk menilai
7,44 pada orang dewasa. Untuk dapat memahami status asam basa pada sampel darah.3
perhitungan pH, perlu kiranya memahami
persamaan Henderson - Hasselbach berikut ini1 : Pendekatan Stewart pada Keseimbangan Asam
Basa
HCO3-
pH = 6,1 + log 1. Sifat Fisika Kimia Air
0,03 x PaCO2
Tubuh manusia terutama tersusun oleh
air. Air tersusun atas molekul triatomik dengan
Untuk dapat menjaga pH fisiologis, tubuh
formula kimia H2O dan atom struktural H-O-H.
harus dapat mempertahankan rasio optimal dari
Karena distribusi ion pada ikatan kovalen tidak
HCO3- dan PaCO2, yaitu 20:1. Rasio ini diatur paru-
sama maka molekul ini punya konfirmasi polar
paru (PaCO2) dan ginjal (HCO3-). Gangguan asam
dan sudut H-O-H 105º. Molekul air melekat dan
basa berupa penurunan nilai HCO3- berakibat
membentuk ikatan ion hidrogen yang menempel
meningkatnya ventilasi alveolar untuk dapat
satu sama lain. Ikatan ini bersifat mendasar
menjaga rasio tersebut. Setiap perubahan
terhadap kelangsungan kehidupan di planet ini. Air
pada keseimbangan asam basa pada dasarnya
mempunyai tegangan permukaan tinggi dengan
dapat dikoreksi dengan sistem penyangga dan
tekanan uap yang rendah, dengan kapasitas
kompensasi ginjal.1
panas spesifik tinggi, suhu uap yang tinggi, dan
Namun, persamaan Henderson-Hasselbach ini
titik didih tinggi. Molekul air dalam gerakan yang
tidak membahas mekanisme perubahan pH akibat
berkesinambungan dan bila terjadi benturan
efek metabolik sejelas efek respiratoriknya, karena
molekul maka energi akan dihasilkan serta cukup
secara in vivo kadar bikarbonat sangat tergantung
untuk transfer proton dari satu molekul air ke
pada PaCO2. Oleh sebab itu, muncul konsep standar
molekul yang lain. Air terdisosisasi ke ion muatan
bikarbonat dan standard base excess (SBE) untuk
negatif [OH-] dan ion positif hidronium [H3O+].
menghitung efek metabolik terhadap perubahan
Secara konvensional ionisasi air dituliskan sebagai
pH.1
berikut9 : H2O [H+] + [OH-]
Ion hidrogen [H+] adalah simbol yang tepat,
2. Pendekatan Peter Stewart
karena meski proton berdisosiasi dari air, memiliki
Peter Stewart di tahun 1983 menyampaikan
banyak sinonim yakni H3O dan H9O4+. Ionisasi air
3 pendekatan fisiologi asam basa berupa HCO3-
sangatlah kecil. Pada air murni suhu 25ºC, kadar
(dalam konteks PaCO2), standard base excess (SBE),
[H+] dan [OH-] adalah 1 x 10 -7mmol/L. Tendensi air
dan strong ion difference (SID). Tiga pendekatan ini
untuk berdisosiasi dirumuskan sebagai berikut9 :
sudah ada sejak 20 tahun konsep Stewart mengenai
Keq H2O = [H+] + [OH-]
SID mulai diperkenalkan, yang didefinisikan
Molaritas air sangat tinggi, yaitu 55,5 M
sebagai perbedaan mutlak antara anion dan
(“terdapat banyak air di dalam air”). Karena
kation terdisosiasi lengkap. Sesuai dengan prinsip
konsentrasi air dan Keq konstan, maka ion hasil
netralitas elektrik, perbedaan ini diseimbangkan
disosiasi konstanta air (KW) diekspresikan sebagai
oleh asam lemah dan CO2. SID didefinisikan dalam
berikut9 : Keq H2O = Keq (55,5) = KW = [H+] [OH-]
istilah asam lemah dan CO2 yang kemudian disusun
Implikasi dari persamaan ini menunjukkan ion
ulang sebagai SID efektif (SIDe) yang identik
hidroksil dan hidrogen adalah konstan. Air murni
dengan “buffer base”. Serupa dengan hal di atas,
bermuatan netral karena konstanta relatif hidroksil
istilah asli untuk konsentrasi asam lemah total
dan hidrogen adalah 1 x 10-7mmol/L. Suatu larutan

71
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 1, November 2015

dikatakan asam jika konsentrasi ion-ion hidrogen Konsentrasi total substansi yang tidak
melebihi ion hidroksil atau [H +] > 1 x 10-7 mmol/L. terdisosiasi adalah jumlah ion terdisosiasi
Suatu larutan dikatakan basa / alkali jika konsentrasi dan tidak terdisosiasi.
ion hidroksil lebih besar daripada konsentrasi ion Untuk menentukan status asam basa suatu
hidrogen atau [OH-] < 1 x 10-7 mmol/L.9 cairan dengan metode Stewart menggunakan
variabel independen, yaitu: strong ion difference
2. Faktor yang Mempengaruhi Asam Basa (SID), asam lemah (ATOT), PaCO2 dan konstanta
suatu Larutan lain.8,11
Larutan ekstraselular (extracellular fluid /
ECF) adalah larutan yang berisi banyak molekul a. Strong Ion Difference (SID)
yang berbeda yang memengaruhi disosiasi Ion kuat terdisosiasi sempurna. Jumlah ion
air. Sebenarnya cukup sukar penggunaan terbanyak di ruang ekstraselular adalah ion Na+
konsentrasi molar hidrogen dan hidroksil untuk dan Cl-. Ion kuat yang lain adalah K+, SO42-. Mg 2+
menggambarkan asiditas dan alkalinisasi larutan. dan Ca 2+. Pada suatu larutan yang mengandung ion
Skala pH yang yang dikembangkan Sorenson kuat, misalkan dengan menggunakan konsentrasi
pada tahun 1909 merupakan alat sederhana spesifik NaOH dan HCl, maka konsentrasi ion
menentukan kadar asam basa. Dengan skala hidrogen dapat dihitung dengan reaksi disosiasi
logaritma negatif (p) dari konsentrasi ion H, untuk netralitas elektrik sebagai berikut8 : ( [Na+]
maka dibuatlah skala pH, dimana pH netral untuk - [Cl-] ) + ( [H+] - [OH-] ) = 0
air murni = 7,0 dan pH fisiologis ECF = 7,4, yang Dibawah ini dua persamaan ion direaksikan
merupakan alkali. Jika pH > 7,4 maka ECF bersifat secara simultan8 :
alkali, jika pH< 7,4 maka ECF bersifat asam.
[H+] = √KW + ( [Na+] - [Cl-] )2 / 4 - ( [Na+] - [Cl-] ) / 2
Sedangkan pH ruang intraselular = 6,8 s/d 7 dan
tetap konstan meski terjadi perubahan pada pH [OH-] = √KW + ( [Na+] - [Cl-] )2 / 4 + ( [Na+] - [Cl-] ) / 2
ekstraselular. Penyebab perbedaan keasaman dari Persaman diatas menunjukkan bahwa ion
kedua ruang tersebut belum diketahui.8 hidrogen dan hidroksil menentukan disosiasi air
Untuk menentukan konsentrasi ion hidrogen (KW) dan perbedaan muatan Na+ dan Cl-. Karena
suatu ECF maka harus diperhatikan keseimbangan konsentrasi Na dan Cl diketahui, maka muatan
disosiasinya (terdisosiasi sempurna atau sebagian) positif dikurangi muatan negatif dapat dihitung.
dengan 3 prinsip, yaitu8 : Inilah yang dimaksud SID. Pada banyak larutan,
a. Netralitas elektrik à ∑ muatan ion (+) = ∑ jumlah total muatan kation kuat dikurangi anion
muatan ion (-) kuat sama dengan SID. Pada ECF manusia SID
Semua larutan mempunyai muatan listrik adalah positif.8
yang netral, dimana konsentrasi total SID = ([Na+] + [K+] + [Ca 2+] + [Mg 2+]) – ([Cl-] + [A-] =
kation harus sama dengan konsentrasi 40 s/d 44 mEq/L
anion. SID ↑ = Alkalemia
b. Keseimbangan disosiasi berdasarkan SID ↓ = Asidemia
hukum kekekalan masa Hubungan SID dan [H+] pada keadaan ini
Jumlah suatu zat/substansi akan selalu adalah non linear, adanya perubahan SID akan
konstan, kecuali ditambahkan/dikurangi merubah konsentrasi ion [H+] dan [OH-] (lihat
dari luar atau dibuat/dirusak oleh suatu Gambar 1). Karena disosiasi air adalah konstan,
reaksi kimia. maka berakibat [H+] naik, [OH-] turun. SID
c. Konservasi massa adalah variabel independen sedangkan [H+] dan
Jumlah substansi konstan kecuali jika [OH-] variabel dependen, berarti penambahan
terjadi penambahan, pengurangan, ion hidrogen saja tanpa anion tidak dapat
penghilangan atau penghancuran. mempengaruhi pH suatu cairan.8

72
Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan Stewart ...

c. CO2
Selain ion kuat dan basa lemah, ECF juga
mengandung CO2. Konsentrasi CO2 dalam ECF
ditentukan oleh produksi jaringan dan ventilasi
alveolar. CO2 dalam larutan terdapat dalam 4
bentuk CO2, yaitu: CO2 (d), asam karbonat (H2CO3)
, ion bikarbonat [HCO3-] dan ion karbonat [CO32-
]. Konsentrasi CO2(d) tergantung pada kelarutan
koefisien CO2 (SCO2) yang tergantung suhu badan,
PaCO2 dan faktor-faktor lain dengan persamaan
sebagai berikut8 :
Gambar 1. Efek perubahan strong ion difference
(SID) pada hidrogen dan konsentrasi ion hidroksil8 [CO2 (d)] = [SCO2] x PaCO2
Tendensi CO2 untuk menghidrasi menjadi
H2CO3 dan berdisosiasi menjadi [H+] dan [HCO3-]
b. Larutan Buffer Asam Lemah ditunjukkan dalam persamaan ini8 : [CO2 (d)] x [OH-
Tingkat disosiasi air dan konsentrasi ion ] = K1 x [HCO3-]
hidrogen juga dipengaruhi perubahan dari Persamaan ini dikombinasikan bersama
muatan asam lemah. Disosiasi parsial dari dengan keseimbangan air untuk menghasilkan8 :
berbagai campuran menentukan tingkat disosiasi [H+] x [HCO3-] = KC x PCO2
yang dipengaruhi oleh temperatur dan pH Bikarbonat juga berdisosiasi untuk melepas
dengan predominan molekul albumin dan PO4. ion H dan karbonat, dengan reaksi keseimbangan
Stewart menggunakan ATOT untuk menunjukkan dalam persamaan sebagai berikut8 : [H+] x [CO32-]
konsentrasi ion total asam lemah yang = K3 x [HCO3-]
mempengaruhi keseimbangan asam basa. Asam,
HA, secara parsial berdisosiasi dan ditunjukkan 3. Faktor Independen yang Mempengaruhi
dengan persamaan11 : [HA] = KA [H+] [A-] Disosiasi Air
KA adalah konstanta disosiasi asam lemah, Setelah mengetahui bahwa faktor-faktor
jika diasumsikan [HA] dan [A-] tidak berperan pada yang mempengaruhi konsentrasi ion hidrogen
reaksi ini (karena hukum konservasi massa) jumlah dalam suatu larutan adalah ion kuat, asam lemah,
[A-] dalam larutan harus sama dengan jumlah yang dan CO2 maka larutan dengan ion [H+] dapat
ada sebelumnya11 à [HA] [A-] = [ATOT] dikombinasikan menjadi persamaan :
Pada persamaan diatas, [ATOT] adalah Keseimbangan disosiasi air
konsentasi asam total. Untuk menghitung [H+] x [OH-] = KW
efektifitas disosiasi asam lemah pada [H+] maka
kita harus menghitung diasosiasi air dan netralitas Keseimbangan disosiasi asam lemah
elektrik11 : [H+] x [A-] = KA x [HA]

Konservasi massa pada asam lemah


+ -
[H ] x [OH ] = KW (water dissociation) [HA] + [A-] = [ATOT]
[SID] + [H+] - [A-] - [OH-] = 0 (electrical neutrality)
Keseimbangan ion bikarbonat
[H+] x [HCO3-] = KC x PaCO2
Ke-4 persamaan sebelumnya menunjukkan
SID dan ATOT adalah variabel independen yang Keseimbangan ion karbonat
konsentrasinya tergantung pada produksi sistem. [H+] x [CO32-] = K3 x [HCO3-]
KW dan KA adalah konstan. Variabel [HA], [H+],[OH-] Netralitas Elektrik
dan [A-] adalah variabel dependen.11 SID] + [H+] - [HCO3-] - [A-] - [CO32-] - [OH-] = 0

73
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 1, November 2015

Dari 6 persamaan diatas, variabel dependen 2. Gangguan Metabolik Asam Basa


adalah [HA], [A-],[CO32-], [HCO3-], [H+] dan [OH- Abnormalitas metabolik asam basa disebabkan
], sedangkan variabel independen adalah [SID], oleh perubahan SID, ATOT atau keduanya.
[ATOT] dan PaCO2. Meski nampak sederhana, namun Peningkatan SID menyebabkan alkalemia dan
perlu 4 tingkat polinomial dalam suatu larutan. penurunan SID menyebabkan asidemia (Tabel 2).
Perhitungan persamaan untuk [H+] adalah : [H+]4 + Hal ini menyebabkan perubahan total konsentrasi
([SID] + KA) x [H+] + (KA x ([SID] – [ATOT]) – (KW – KC ion kuat, contohnya pada penurunan SID (lebih
x PaCO2) x [H+]2 – (KA x (KW + KC x PaCO2) – K3 x KC x banyak anion dibanding kation) yang menyebabkan
PaCO2) X [H+] - KA x K3 x KC x PaCO2 = 0. Dengan kata asidosis akibat peningkatan murni anion
lain [H+] adalah fungsi dari SID, ATOT, PaCO2 dan (hiperkloremia, laktatsemia) atau peningkatan
konstanta lain.8,11 volum distribusi ion (asidosis dilusional).12

Abnormalitas Asam Basa Tabel 2. Penyebab Primer Gangguan Asam-Basa9


Nilai dari metode Stewart memungkinkan
kita menggunakan model sederhana untuk
menerangkan kelainan asam basa, karena semua
abnormalitas dapat dijelaskan dalam terminologi
dari SID, ATOT, dan PaCO2. Secara tradisional
gangguan asam basa diidentifikasikan karena
gangguan tekanan arterial CO2 (PaCO2) (misalkan
pada asidosis atau alkalosis respiratorik) dan
gangguan metabolik.11

1. Abnormalitas Asam Basa pada Sistem


Respirasi Asidosis metabolik merupakan manifestasi
Asidosis respiratorik ditandai dengan klinik dari dua hal, yaitu: gangguan dari asidosis itu
peningkatan PaCO2 karena gagal nafas, secara sendiri dan gangguan dari penyebab asidosisnya.
klinik terdapat tanda retensi CO2 berupa Asidosis dihubungkan dengan perubahan
sianosis, vasodilatasi, dan narkosis. Alkalosis pompa ion transeluler dan peningkatan ion Ca,
respiratorik terjadi jika ada penurunan akut PaCO2 sehingga terjadi vasodilatasi, turunnya fungsi
karena hiperventilasi dengan tanda dan gejala otot (terutama miokardial), dan aritmia. Kurva
vasokonstriksi, gangguan penglihatan, pusing disosiasi oksihemoglobin bergeser ke kanan untuk
dan hipokalsemia karena banyaknya CO2 terikat meningkatkan oksigen ke jaringan. Onset cepat
albumin. Kondisi terakhir disebabkan karena asidosis metabolik mungkin dapat menggambarkan
meningkatnya muatan ke albumin pada kondisi manifestasi profound hypotension, kardiak aritmia,
alkalosis. Hipokalsemia akut ditandai parestesi dan dan kematian. Asidosis maligna dihubungkan
tetani.11 dengan proses dasar sebelumnya dimana laktat
Asidosis respiratorik secara cepat asidosis akibat syok lebih berbahaya dari asidosis
+
meningkatkan [H ] dengan kompensasi terhadap hiperkloremik yang diberikan NaCl berlebihan.
hiperkarbia lambat, dan memerlukan peningkatan Asidosis hiperkloremik prognosisnya lebih baik
[Cl-] melalui ekskresi urin. Bersamaan dengan daripada asidosis laktat.12
peningkatan bikarbonat, menunjukkan tingginya Tubuh sangat hiperesponsif terhadap asidosis.
muatan CO2 melebihi kompensasi. Tidak semua Peningkatan ion [H+] dalam LCS mengaktifkan
asidosis respirasi berbahaya, pada perawatan pusat respirasi untuk stimulasi respirasi. Ventilasi
intensif pasien dapat dikondisikan “permissive alveolar meningkat dan menurunkan isi CO2 arterial
hypercapnea” dan dapat ditoleransi.11 dan mengurangi total [H+] tubuh. Secara simultan

74
Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan Stewart ...

terjadi penurunan bicarbonat karena aktifitas buffer alkalosis hipokloremik terjadi karena peningkatan
dan penurunan total CO2. Respon ini menurunkan SID. Alkalosis juga dapat disebabkan karena
pH plasma dengan cepat pada asidosis metabolik.12 hilangnya ion Cl. Diare berat yang berhubungan
Alkalosis metabolik adalah kondisi yang dengan hilangnya [Na] dan [K] akan menyebabkan
jarang terjadi akibat kondisi penyakit akut. Tanda asidosis metabolik.13
dan gejala yang muncul adalah vasokontriksi luas, Bentuk paling berbahaya asidosis metabolik
nyeri kepala, tetani dan parestesi. Mekanisme adalah yang berhubungan dengan13 :
kompensasi awal adalah hipoventilasi yang dapat a. Disoksia, dimana terjadi produksi laktat
menunda weaning/lepas ventilator mekanik di yang menurunkan SID dan menyebabkan
ruang perawatan intensif.13 asidosis.
Contoh kasus, pada seorang pria dengan berat b. Pada KAD, dimana ß-hidroxybutirat dan
badan rata-rata 70 kg memiliki total body water acetoacetat yang diproduksi menurunkan
(TBW) 4 L, dan 2/3nya berada di ruang intraselular. SID dan menyebabkan asidosis.
Lebih kurang 15 L berada di ekstraselular. [Na+] c. Pada chronic renal failure (CRF), dimana
pada kompartemen ini adalah 140 mEq/L, [Cl] = 100 SO42- dan PO43- yang tidak diekskresi
mEq/L, [K] = 4 mEq/L. Dengan mengabaikan [Mg], menyebabkan asidosis.
[Ca], ion kuat lainnya dan CO2, maka SID pada Mekanisme asidosis tersebut sama dengan
pasien ini SID = 44 mEq/L. contoh sebelumnya. Jika pasien dengan [Na] =
Faktor yang meningkatkan SID akan 140 mEq/L, [Cl] = 109 mEq/L, dan [K] = 4 mEq/L,
meningkatkan konsentrasi kation kuat terhadap dengan penambahan anion laktat [LA] = 10 meq/L,
anion lemah dan membasakan larutan, dan SID turun menjadi 34 mEq/L, dan sistem menjadi
sebaliknya. Saat volum pada kompartemen ini lebih asidemik.13
tersekspansi 2 L seperti yang terjadi pada pasien Asam lemah total, albumin serum, dan
paska infus cepat dengan D5% dimana [Na] = 123, PO4 juga mempengaruhi status asam basa.
[K] = 3,5, dan [Cl] = 88, konsentrasi relatif kation Hiperfosfatemia dihubungkan dengan asidosis
terhadap anion turun sehingga SID turun 38,5 pada CRF. Hipoalbuminemia sering terjadi pada
mEq/L, maka sistem menjadi lebih asam dan inilah praktek klinik. Hipoalbuminemia menurunkan ATOT
yang dimaksud asidosis dilusional. Sebaliknya jika dan berhubungan dengan alkalosis metabolik.
2 L diambil dari sistem dan total konsentrasi ion Hubungan hipoalbumnemia dengan asam basa
yang ada tidak berubah (misal pada orang yang masih belum banyak digali, metode Stewart yang
berkeringat profuse atau pada keadaan dehidrasi), dimodifikasi oleh Fencl dan Figge menyebutkan
maka kompensasi yang terjadi [Na] naik menjadi bahwa albumin bermuatan negatif dan SID
161, [K] = 4,6, [Cl] = 115, SID = 50,6 inilah yang bermuatan positif. Adanya hipoalbumin dapat
disebut alkalosis kontraksi.13 mengaburkan asidosis seperti anion yang tidak
Dalam cairan perioperatif, normal saline (NaCl terukur saat menggunakan alat konvensional
0,9%) berisi [Na] = 154 mEq/L dan [Cl] = 154 mEq/L untuk mengitung pH. Hiperalbuminemia pernah
dengan SID = 0 sering digunakan. Sebagai contoh, dijumpai pada kolera dihubungkan dengan
pasien yang kehilangan 5 L ECF dan diberikan 5 L hemokonsentrasi yang menggambarkan asidosis.13
NaCl sebagai gantinya, maka pada profil elektrolit
terjadi peningkatan [Na] = 141, penurunan [K] = Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa
2,6, [Cl] = 118, SID turun sampai dengan 29 mEq/L, Konsentrasi ion [H+] ekstraselular diatur ketat
ini merupakan dasar asidosis hiperkloremik.13 di dalam tubuh. Buffer adalah satu atau lebih dari
Semua proses yang menaikkan volum air dua larutan kimia yang berfungsi mengurangi
akan menghasilkan asidosis dilusional. Proses perubahan pH sebagai respon penambahan asam
yang mengakibatkan kehilangan Cl tanpa Na akan atau basa. Sebagian besar buffer adalah asam
mengakibatkan alkalosis metabolik, sedangkan lemah. Sumber utama asam di dalam tubuh adalah

75
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 1, November 2015

CO2 yang menghasilkan [H+] sebanyak 12.500 mEq/ memerlukan respon netralitas elektrik. Di dalam
hari dan dieksresi oleh paru. Secara kontras, hanya asidosis tubulus renal terjadi ketidakmampuan
20-70 mEq yang dibuang (diekskresi) melalui ginjal untuk mengekskresi Cl sampai Na.12
setiap harinya. Asam volatil di-buffer oleh Hb. Hb- Diagnosis dapat ditegakkan dengan
deoksigenasi adalah basa kuat dan peningkatan pH mengamati satu asidosis metabolik hiperkloremik
terjadi pada darah vena jika Hb tidak mengikat ion dengan ketidaksesuaian kadar Cl di dalam urin
hidrogen (dari hasil metabolisme oksidatif). Darah dimana SID urin adalah positif. Jika SID urin negatif
vena mengandung 1,68 mmol/L ekstra CO2 arterial, maka proses bukan terjadi di ginjal. Penyebab
dimana 65% sebagai HCO3 (H terikat Hb), 27% lain asidosis metabolik hiperkloremik adalah
sebagai karbamino-Hb, dan 8% terlarut.12 gastrointestinal losses (misalkan diare, small
CO2 dapat secara mudah masuk membran bowel atau pancreatic drainage), nutrisi parenteral,
sel. Di dalam eritrosit CO2 bergabung dengan H2O pemberian cairan salin berlebihan, dan penggunaan
dengan pengaruh karbonik anhidrase membentuk inhibitor karbonik anhidrase inhibitor.12
H2CO3. Ion H terikat pada histidin residu pada
deoksihemoglobin dan bikarbonat secara aktif Masalah Asam Basa Perioperatif
dipompa keluar dari sel. Cl masuk ke dalam sel 1. Gangguan Asam Basa dalam Situasi Gawat
untuk menjaga netralitas larutan.12 Darurat
Kompensasi metabolik untuk asidosis Gangguan asam basa merupakan bagian
respiratorik adalah peningkatan SID dengan penting gambaran laboratorium pada penyakit
membuang Cl dari ruang ekstraselular, transeluler akut. Metabolik alkalosis akut tidak umum terjadi.
inisial, kemudian melalui urin. Bersamaan dengan Gambaran campuran asidosis metabolik dan
hal tersebut terjadi peningkatan HCO3 yang sering respiratorik sering terjadi. Nampak pada cedera
disalah interpretasikan dengan peningkatan PaCO2. berat, sakit berat atau pasien infeksi. Asidosis
[HCO3-] adalah variabel dependen yang meningkat respiratorik akut berasal dari hipoventilasi karena
atau menurun dari PaCO2. Tingkat konversi CO2 ke hilangnya drive respirasi, gangguan neuromuskular
HCO3 tergantung aktivitas karbonik hidrase dan atau neurologi. Nafas dangkal dan cepat yang
terjadi secara lambat.12 meningkatkan dead space ventilasi. Alkalosis
Asam metabolik di-buffer dengan respiratorik akut menyebabkan hiperventilasi,
meningkatkan ventilasi alveolar yang dapat disebabkan karena kecemasan, stimulasi
mengakibatkan alkalosis respirasi dan asam lemah pusat nafas pada keracunan salisilat, dan ventilasi
ekstraselular. Termasuk asam lemah disini adalah artifisial yang eksesif yang biasanya mengikuti
protein plasma, fosfat dan bikarbonat. Sistem asidosis metabolik.12
buffer bikarbonat merupakan buffer ekstraseluler. Asidosis metabolik akut disebabkan gangguan
pKa bikarbonat rendah (6,1), namun penting karena SID atau ATOT. SID berubah sesuai muatan anion
jumlahnya yang amat banyak dari CO2 dalam kuat atau kation kuat. Hal ini dapat disebabkan
tubuh. Gabungan CO2 dan H2O menghasilkan CO2 anion gap (AG) dari asidosis laktat, renal asidosis,
yang dibuang melalui paru. Kompensasi ini hilang ketoasidosis diabetikum (KAD), dan asidosis
pada pasien dalam anestesi dan pasien yang hiperkloremik. Asidosis dilusional terjadi karena
menggunakan ventilator mekanik.12 intake cairan hipotonik berlebihan, racun seperti
Pengaruh ginjal adalah dengan renal menahan methanol, glikol, isopropil alkohol atau paska
Na dan Cl, ginjal membuang muatan Cl dengan manitol. Untuk menilai status asam basa dengan
menggunakan NH4+ yg merupakan kation lemah metode matematis sederhana AG atau BD sangat
untuk menjaga netralitas elektrik urin. Pada berguna. BD menggambarkan anomali asam basa.
asidosis metabolik, Cl dieksresi oleh ginjal. Pada AG = (Na + K) - (Cl + HCO3) membedakan asidosis
alkalosis metabolik, terjadi retensi ion Cl serta hiperkloremia dengan asidosis akibat unmeasured
ekskresi ionNa dan K. Adanya bikarbonat dalam urin anions (UMAs) dan dilusi. Banyak UMAs seperti

76
Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan Stewart ...

laktat dan keton, yang dapat diukur. Jika pasien tidak ikut berperan dalam keseimbangan
datang dengan trauma, penurunan kesadaran, asam basa.
takipneu, maka analisa gas darah, serum elektrolit, Alkalosis akibat penambahan natrium, sensitif
osmolaritas, dan urinalisa harus diperiksa.12 dengan klorida dan diterapi dengan pemberian
NaCl 0,9%, KCl, CaCl2 dan HCl. Penyebab lain
2. Gangguan Asam Basa Durante Operatif alkalosis metabolik adalah hilangnya Cl dari GI tract
Kelainan asam basa yang dapat terjadi pada karena muntah dan suctioning. Cairan lambung
pasien perioperatif yaitu14 : berisi HCl dan hilang Cl menyebabkan alkalosis
a. Alkalosis atau asidosis yang berhubungan bukan hilangnya H+.12
dengan ventilator Dokter anestesi harus paham pengaruh cairan
b. Asidosis akibat hiperkloremia atau dilusi pada keseimbangan asam basa. Cairan berisi
c. Alkalosis akibat tingginya Na, Cl loss dan dekstrose harus dihindari. Jika pasien mendapat
kontraksi volum cairan 1-2 L terdapat beberapa perbedaan
Alkalosis respirasi disebabkan hiperventilasi pemilihan cairan. Jika diberikan kristaloid jumlah
akibat nyeri atau cemas. Gangguan asam basa besar maka harus dipilih yang balanced buffer
metabolik yang umum adalah asidosis laktat, KAD, seperti RL, normosol, atau plasmalyte.12
renal dan iatrogenik karena manipulasi elektrolit Perubahan suhu menimbulkan efek pada
yang memengaruhi SID.14 pH dan PaCO2 darah dan jaringan. Ketika suhu
Asidosis hiperkloremik banyak terjadi di kamar turun, CO2 menjadi lebih larut karena PaCO2 akan
operasi akibat pemberian NaCl 0,9% berlebihan, turun. Nilai perubahannya sekitar 4,5% per °C dan
dimana berisi 154 mEq/L Na dan 154 mEq/L Cl cenderung meningkatkan pH. pH darah kemudian
dengan nilai SID = 0. Kellum (2009) dengan model meningkat karena disosiasi air menjadi proton dan
sepsis pada anjing membuat eksperimen anjing ion hidroksil menurun dengan pendinginan, jadi
yang diresusitasi dengan RL dan HES 5% dalam RL menurunkan konsentrasi ion hidrogen. Sebagai
(SID = 20) mempunyai survival lebih baik dibanding tambahan, penyangga proton oleh kelompok
yang diresusitasi dalam larutan berbasis normal hemoglobin alpha-imadazole ditingkatkan oleh
saline.14 Asidosis hiperkloremik diterapi dengan keadaan hipotermi. Akhir dari efek ini adalah
meningkatkan SID cairan yang diinfus seperti peningkatan 0,015 unit pH setiap °C penurunan
memberi natrium tanpa Cl. Meski tidak ada cairan suhu. Perubahan ini tidak signifikan pada rentang
yang dijual secara komersil namun dapat dibuat suhu fisiologis tetapi penting ketika interpretasi gas
sendiri dengan mengencerkan 3 ampul bikarbonat darah dan status asam basa selama pendinginan
dalam 1 liter D5 5% yang diberikan secara pada bypass kardiopulmoner. Jika suhu darah
maintenance tercapai Na = 144 sampai dengan BD menurun 10°C sampai 27°C, pH akan meningkat
kembali ke normal.12 sampai 7,6. Dua alternatif penatalaksanaan gas
Alkalosis perioperatif biasanya disebabkan darah, alpha-stat dan pH-stat digunakan selama
oleh12 : hipotermi dalam ruang operasi.15
a. Iatrogenik
b. Hiperventilasi pada pasien PPOK 3. Gangguan Asam Basa Paska Operatif dan
(penyakit paru obstruktif kronik) yang Pada Kondisi Kritis di Rawat Intensif
menyebabkan alkalosis metabolik akut Pendekatan Stewart memberikan jawaban
karena klorida banyak diekskresi ginjal kepada pada intensivis yang tidak puas dengan
c. Peningkatan SID karena penambahan Na pendekatan asam basa tradisional. Pasien rawat
akibat pemberian cairan yang di-buffer intensif dengan gangguan asam basa yang
asam lemah seperti sitrat, asetat, gluonat kompleks tidak mungkin diatasi dengan satu
dan laktat yang dalam kondisi normal model pendekatan. Gangguan tunggal pasien
diekskresi dengan cepat oleh hepar dan rawat intensif adalah hipoalbuminemia yang

77
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 1, November 2015

menyebabkan alkalosis metabolik yang dapat insipidus adalah komplikasi cedera kepala berat
menutupi perubahan SID seperti asidosis laktat. pada stadium terminal karena kerusakan pituitari
Pasien dengan ventilator jangka panjang dengan atau hipotalamus. Dengan tidak adanya ADH, urin
hiperkarbia karena hilangnya ion Cl pada urin. tidak mampu membuat konsentrasi urin normal,
Ventilator mekanik menaikkan hormon atripeptin sehingga terjadi diuresis masif, yang diikuti
(ANP) dan anti diuretic hormon (ADH) yang alkalosis kontraksi. Terapi keadaan ini adalah
meningkatkan TBW dan mengakibatkan asidosis dengan desmopresin.12
dilusional yang sering juga dikomplikasi gagal
ginjal.12 PENUTUP
Pasien rawat intensif rentan terhadap Pengukuran gas darah arteri berguna untuk
perubahan SID dan air bebas, nasogastric menunjang penilaian pasien dengan penyakit
suctioning menyebabkan hilangnya Cl. Diare akut maupun kronik. Hasil penilaian asidemia atau
menyebabkan hilangnya Cl dan K. Drain bedah alkalemia ditunjukkan pada komponen respiratorik
dapat mengakibatkan terbuangnya cairan dan atau metaboliknya. PaCO2 menggambarkan
elekrolit. Banyak antibiotik di rawat intensif seperti ventilasi alveoler dan PaO2 menggambarkan
piperocilin tazobactam dilarutkan dalam larutan oksigenasi darah arteri. Ketika dikonfirmasikan
kaya Na. Vankomisin dilarutkan dalam D5% dengan manifestasi klinis pasien, analisis gas darah
dalam jumlah besar. Lorazepam dilarutkan dalam dapat menunjang diagnosis dan penatalaksanaan.
propilenglikol. Pemberian dalam jumlah besar Banyak hak yang masih membingungkan
mengakibatkan asidosis metabolik. Continous dalam konsep kimia asam basa baik itu pendekatan
Renal Replacement Therapy (CRRT) telah banyak Henderson-Hasselbalch maupun konsep lain
dipakai di rawat intensif untuk hemofiltrasi dan untuk melihat keseluruhan proses yang terlibat.
hemodialisa (HD) pasien dengan hemodinamik Pendekatan stewart dengan melibatkan SID, ATOT,
tidak stabil. CRRT mengatasi asidosis pada and Pco2 setidaknya dapat melihat lebih luas.
gagal ginjal dengan membuang SID dan fosfat. Dokter anestesi dapat menggunakan hal tersebut
Namun ada resiko alkalosis metabolik karena untuk melakukan diagnostik yang lebih tepat
hipoalbuminemia.12 dalam masalah keseimbangan asam basa yang
Loop diuretics mengakibatkan alkalosis menentukan terhadap pilihan terapi, cairan, dan
kontraksi dan hipokloremik. Terjadi banyak strategi ventilator mekanik yang berguna bagi
kekeliruan dalam penggunaan inhibitor anhidrase kesembuhan pasien.
yang meningkatkan kadar CO2 jaringan dan
mengakibatkan asidosis respirasi dan diuresis. DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada terapi untuk metabolik hipoalbuminemia 1. Cole JD & Schlunt M. 2004. Adult Perioperative
kecuali penyembuhan penyakit primernya. Anesthesia The Requisites in Anesthesiology.
Alkalosis kontraksi diterapi dengan menghitung Elsevier Mosby.
defisit air bebas dengan formula12 : Defisit air bebas 2. Adrogue HJ & Madias NE. 1998. Management
= 0,6 x Berat Badan (kg) x ((Kadar Na pasien/140) of life-threating acid-base balance disorders.
- 1). New England Journal of Medicine. Vol 338:26-
Alkalosis hipokloremik diterapi dengan 34.
mengkoreksi defisit klorida dengan infus NaCl. 3. Sood P, Paul G & Puri S. 2010. Interpretation
Pasien bedah saraf rentan terjadi gangguan of Arterial Blood Gas. Indian Journal of Critical
asam basa. Manitol untuk mengurangi tekanan Care Medicine. Vol 14:57-64.
intra kranial (TIK) dapat mengakibatkan asidosis 4. Abhishek V & Paul R. 2010. The Interpretation
dilusional yang diikuti alkalosis kontraksi karena of Arterial Blood Gases. Australian Prescriber.
efek diuresis. Jika diterapi dengan NaCl maka Vol 33:124-129.
dapat terjadi asidosis hiperkloremik. Diabetes

78
Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan Stewart ...

5. Barthwal MS. 2004. Analysis of Arterial Blood 11. Kellum JA. 2000. Diagnosis and treatment
Gas – A Comprehensive Approach. JAPI. Vol of acid base disorders in: Shoemaker W
52:573-77. (editor), Textbook of Critical Care Medicine 4th
6. Anwar Y & Wisudarti CFR. 2012. Interpretasi ed. WB Saunders. Philadelphia.
Gas Darah Arteri. Referat PPDS I FK UGM. 12. Neligan PJ & Deutschman CS. 2009.
Yogyakarta. Perioperative Acid Base Balance in: Miller
7. Morgan GE, Mikhail MS & Murray MJ. 2013. RD et.al. (editors), Miller’s Anesthesia 7th ed.
Acid Base Balance in Clinical Anesthesiology. Churchill Livingstone-Elsevier. New York.
Lange Medical Books/McGraw-Hill. New York. 13. Story DA, Poustie S & Bellomo R. 2001.
8. Stewart PA. 1983. Modern quantitative acid Quantitative physical chemistry analysis
base chemistry. Canadian Journal of Physiology of acid-base disorders in critically ill
and Pharmacology. Vol 61:1444-1461. patients. Anaesthesia. Vol 56:530-533.
9. Fencl V & Leith DE. 1993. Stewart’s quantitative 14. Kellum JA & Elbers PWG. 2009. Stewart’s
acid base chemistry applications in biology and Textbook of Acid-Base 2nd ed. Amsterdam. The
medicine. Respiratory Physiology. Vol 91:1-16. Netherlands.
10. Wooten EW. 1999. Analytic calculation 15. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan
of physiological acid base parameters in MK & Stock MC. 2009. Fluids, Electrolytes and
plasma. Journal of Application Physiology. Acid Base Physiology in: Handbook of Clinical
Vol 86:326-334. Anesthesia 6th ed. Wolters Kluwer Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia.

79
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 1, November 2015

80

Anda mungkin juga menyukai