Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Maslah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Listrik statis dalam bahan Dielektrik
B. Dipol induksi
C. Polarisasi pada bahan
D. Muatan bahan dielektrik
E. Medan dalam bahan dielektrik
F. Representasi hukum gaus pada bahan dielektrik linear
G. Subseptibilitas, permeabilitas dan kontanta dielektronik
H. Energi dalam sistem dielektrik
I. Gaya pada bahan dielektrik
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi tuhan yang maha kuasa, yang telah melimpahkan kasihnya sehingga saya
bisa menyusun makalah ini dan bisa selesai tepat waktunya.
Terima kasih yang sama juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa di susun dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat
mengarapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptnya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.
BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah


Listrik statis adalah ketidakseimbangan muatan listrik dalam atau pada permukaan benda.
Muatan listrik tetap ada sampai benda kehilangannya dengan cara sebuah arus
listrik melepaskan muatan listrik. Listrik statis kontras dengan arus listrik, yang mengalir
melalui kabel atau konduktor lainnya dan mentransmisikan listrik.
Sebuah muatan listrik statis dibuat setiap kali dua permukaan terhubung dan terpisah, dan
setidaknya salah satu permukaan memiliki resistensi yang tinggi terhadap arus listrik (dan
karena itu adalah isolator listrik). Efek listrik statis yang akrab bagi kebanyakan orang
karena orang dapat merasakan, mendengar, dan bahkan melihat percikan sebagai
kelebihan muatan dinetralkan ketika dibawa dekat dengan konduktor listrik yang besar
(misalnya, dialirkan ke tanah (ground)).
Fenomena listrik statis memerlukan pemisahan muatan-muatan.ketika positif dan negatif
berada dalam kontak, elektron dapat berpindah dari satu materi ke materi yang lain, yang
meninggalkan kelebihan muatan positif pada suatu material dan muatan negatif sama di
sisin lain. Ketika bahan di pisahkan mereka mempertahankan ketidakseimbangan muatan

II. Rumusan Masalah


1. Menjelaskan tentang bahan dielektrik
2. Mendeskripsikan dipol induksi
3. Menganalisis polarisasi dalam bahan
4. Menjelaskan muatan batas
5. Menjelaskan medan dalam dielektrik
6. Mendeskripsikan representasi Hukum Gauss pada bahan dielektrik linier
7. Menjelaskan subsebilitas,permitivitas dan konstanta dielektik.
8. Mendeskripsikan energi dalam sistem dielektrik
9. Mendeskripsikan Gaya pada bahan dielektrik
III. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui tentang bahan dielektrik


2. Untuk memahami dipol induksi
3. Untuk mengetahui olarisasi dalam bahan
4. Untuk mengetahui muatan batas
5. Untuk mengetahui medan dalam dielektrik
6. Untuk memahami representasi Hukum Gauss pada bahan dielektrik linier
7. Untuk mengetahui subsebilitas,permitivitas dan konstanta dielektik.
8. Untuk memahami energi dalam sistem dielektrik
9. Untuk memahami Gaya pada bahan dielektrik
BAB II PEMBAHASAN

1. Listrik Statis Dalam Bahan Dielektrik

Bahan Dielektrik adalah sejenis bahan isilator listrik yang dapat dikutubkan (polarized)
dengan cara menempatkan bahan dielektrik dalam medan listrik. Ketika bahan ini berada dalam
medan listrik, muatan listrik yang terkandung di dalamnya tidak akan mengalir, sehingga tidak
timbul arus seperti bahan konduktor, tetapi hanya sedikit bergeser dari posisi setimbangnya
mengakibatkan terciptanya pengutuban dielektrik. Oleh karena pengutuban dielektrik, muatan
positif bergerak menuju kutub negatif medan listrik, sedang muatan negatif bergerak pada arah
berlawanan (yaitu menuju kutub positif medan listrik) Hal ini menimbulkan medan listrik
internal (di dalam bahan dielektrik) yang menyebabkan jumlah keseluruhan medan listrik yang
melingkupi bahan dielektrik menurun. Jika bahan dielektrik terdiri dari molekul-molekul yang
memiliki ikatan lemah, molekul-molekul ini tidak hanya menjadi terkutub, tetapi juga sampai
bisa tertata ulang sehingga sumbu simetrinya mengikuti arah medan listrik.
Walaupun istilah "isolator" juga mengandung arti Konduksi listriknya rendah, seperti
"dielektrik", tetapi istilah "dielektrik" biasanya digunakan untuk bahan-bahan isolator yang
memiliki tingkat kemampuan pengutuban tinggi yang besarannya diwakili oleh kontanta
dielektrik. Contoh umum tentang dielektrik adalah sekat isolator di antara plat konduktor yang
terdapat dalam kapasitor. Pengutuban bahan dielektrik dengan memaparkan medan listrik
padanya mengubah muatan listrik pada kutub-kutub kapasitor.
Penelitian tentang sifat-sifat bahan dielektrik berhubungan erat dengan kemampuannya
menyimpan dan melepaskan energi listrik dan magnetik. Sifat-sifat dielektrik sangat penting
untuk menjelaskan berbagai fenomena dalam bidan elektronika, optika, dan fisika zat padat.
Istilah "dielektrik" pertama kali dipergunakan oleh William Whewell (dari kata "dia" dari yunani
yang berarti "lewat" dan "elektrik") sebagai jawaban atas permintaan dari Michael Faraday.
Bahan dielektrik dapat berwujud padat,cair dan gas. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-
elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan. Benda
padat atau dalam hal cairan atau gas. Setiap bahan dielektrik memiliki kekuatan dielektrik
tertentu,yaitu tekanan elektrik tertinggi yang dapat di tahanya di mana dielektrik tersebut tidak
berubah sifat menjadi konduksif
2. Dipol Induksi

Dipol adalah singkatan dari polar,yang artinya dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah
senyawa yang memiliki kutub positif di satu sisi, dan kutub negatif di sisi yang lain. Senyawa
yang memiliki dipol biasa di sebut senyawa polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan polar.

Istilah molekul hanya ditujukan pada atom-atom yang berikatan secara kovalen. Ikatan kovalen
disebut gaya intramolekul (intramoleculer force) yang mengikat atom-atom menjadi satu
kesatuan.

Gaya intramolekul menstabilkan molekul secara individual. Satu molekul dengan molekul lain
yang sejenis atau berbeda dapat mengadakan interaksi atau tarik menarik. Gaya tarik menarik
antarmolekul-molekul ini disebut gaya antarmolekul atau gaya intermolekul (intermoleculer
force).

Gaya antar molekul pada umumnya lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen.
Misalnya untuk memutuskan gaya tarik antara molekul HCl dengan molekul HCl lain, hanya
diperlukan energi sebesar 16 kJ/mol, sedangkan untuk memutuskan ikatan kovalen antara atom
H dan Cl pada molekul HCl dibutuhkan energi sebesar 431 kJ/mol. Ikatan kovalen dan gaya
antarmolekul pada molekul HCl seperti tertera pada Gambar.

(Gambar ikatan kovalen (gaya intramolekul) dan gaya antarmolekul dalam molekul-molekul
HCl)

Secara garis besar terdapat tiga jenis gaya tarik antarmolekul, yaitu:

1. Gaya antar molekul nonpolar yaitu gaya dipol sesaat dengan dipol terimbas

2. Gaya antamolekul polar yaitu gaya dipol-dipol

3. Ikatan hidrogen disebut juga gaya dipol-dipol karena molekul yang memiliki ikatan
hidrogen selalu berupa molekul polar.
Semua gaya antarmolekul disebut gaya Van Der Waals. Namun terkadang ikatan hidrogen
tidak disebut sebagai gaya Van der Waals, walaupun molekul yang memiliki ikatan hidrogen
selalu bersifat polar.

Hal ini disebabkan molekul-molekul yang memiliki hidrogen menunjukan sifat yang berbeda
dengan molekul lain yang memiliki gaya antarmolekul lain yang massa molekul relatifnya (Mr)
sama atau hampir sama.

a. Gaya Antar Molekul Nonpolar

Gaya tarik antarmolekul nonpolar pertama kali diuraikan oleh ilmuwan fisika, berasal dari
Jerman, Fritz London, pada tahun 1930-an sehingga sering disebut gaya London, dan sering pula
disebut gaya dispersi. Molekul nonpolar penyebaran elektron dapat dianggap merata, sehingga
molekul nonpolar digambarkan berbentuk bola dengan muatan positif dan negatif berimpit pada
pusat bola seperti yang ditunjukan pada Gambar.

Seperti yang diketahui elektron dalam molekul selalu dalam keadaan bergerak dan posisinya
tidak dapat ditentukan secara pasti akibat berlakunya azas ketidakpastian heisenberg. Gerakan
elektron menyebabkan pada saat-saat tertentu dalam waktu yang sangat singkat penyebaran
elektron yang awalnya merata menjadi tidak merata sehingga molekul yang awalnya tidak
memiliki dipol menjadi menjadi memiliki dipol atau menyebabkan muatan positif dan negatif
yang awalnya berimpit dipusat bola menjadi memisah. Dipol yang timbul dalam waktu yang
sangat singkat kemudian kembali lagi ke keadaan awal atau hilang. Karena hal inilah dipol yang
timbul disebut dipol sesaat.

Dipol sesaat yang timbul pada satu molekul, tentu saja akan mempengaruhi molekul
tetangganya. Oleh sebab itu jika satu molekul mengalami dipol sesaat, maka akan mempengaruhi
molekul yang paling dekat dengan dirinya sehingga timbul dipol juga atau muatan positif dan
negatif yang awalnya berimpit menjadi memisah juga.

Atau dapat dikatakan molekul yang mengalami dipol sesaat akan mengimbas atau menginduksi
molekul-molekul yang berada di dekatnya. Karena hal inilah maka gaya antar molekul nonpolar
disebut sebagai gaya dipol sesaat-gaya dipol terimbas atau terinduksi.
Proses pembentukan dipol sesaat dan dipol induksian pada atom Ne yang memiliki dua
elektron ditunjukan pada Gambar.

Keterangan angka-angka pada molekul

Nomor 1 molekul dengan dua elektron yang selalu dalam keadaan bergerak

Nomor 2 molekul yang telah mengalami dipol sesaat

Nomor 3 molekul yang telah mengalami dipl sesaat karena diimbas diinduksi oleh molekul
nomor 2.

Gaya tarik antara molekul yang memiliki dipol sesaat dengan molekul yang memiliki dipol
imbasan inilah yang disebut gaya London.

Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat ditunjukan dengan kebolehpolarran.
Makin banyak elektron molekul memiliki kebolehpolaran yang besar atau makin mudah
mengalami dipol sesaat. Jumlah elektron berbanding lurus dengan massa atom dan massa
molekul relatif.

Oleh sebab itu dapat dapat disimpulkan bahwa makin tinggi massa molekul relatif atau massa
atom relatif suatu molekul maka makin mudah mengalami dipol sesaat atau gaya london yang
terjadi makin kuat.

Adanya gaya London antara molekul-molekul nonpolar menyebabkan pada waktu peleburan
dan pendidihan diperlukan sejumlah energi untuk memperbesar jarak antara molekul-molekul
nonpolar. semakin kuat gaya London antara molekul-molekul semakin besar pula energi yang
diperlukan untuk terjadinya peleburan dan pendidihan.
b. Gaya Antarmolekul Polar
Gaya tarik antar molekul polar disebut gaya tarik dipol-dipol. Hal ini disebabkan molekul polar
memiliki penyebabran elektron yang tidak merata sehingga memiliki dipol yang tetap, tidak
seperti pada molekul nonpolar yang dipolnya muncul pada saat-saat tertentu saja.

Molekul-molekul polar yang memiliki fasa cair jika berada pada satu tempat, maka molekul-
molekul yang ada akan menyusun diri sehingga dipol positif (muatan positif) dekat dengan dipol
negatif, begitupun sebaliknya dipol negatif akan menyusun diri agar lebih dekat dengan dipol
positif dari molekul tetangganya, seperti yang ditunjukan pada Gambar.

(Gambar Gaya tarik dan gaya tolak antara molekul-molekul polar)

Dengan posisi seperti ini gayaa tarik yang terjadi lebih kuat dibanding tolaknya. Karena dalam
fasa cair molekul–molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu dengan yang lain, maka posisi
molekul-molekul selalu berubah namun pusat muatan positif dari satu molekul selalu berdekatan
dengan pusat muatan negatif molekul-molekul yang lain, begitupun sebaliknya.

Kenaikan energi termal (kenaikan suhu) menyebabkan tumbukan antarmolekul sering


terjadidan susunan molekul-molekul menjadi semakin acak (random). Kekuatan gaya tarik antara
molekul-molekul semakin berkurang sedangkan kekuatan gaya tolaknya bertambah, akan tetapi
kekuatan gaya tarik masih lebih dominan daripada gaya tolak.

Pada waktu temperatur mencapai titik didih cairan maka kekuatan antara gaya tarik dan gaya
tolak adalah seimbang, cairan mulai mendidih. Titik didih berkaitan dengan energi yang
diperlukan untuk memutuskan gaya antarmolekul bukan memutuskan ikatan antaratom. Semakin
kuat gaya antarmolekul, semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya.

Dalam fasa padat susunan molekul-molekul polar lebih teratur dibanding dalam fasa cair
seperti yang ditunjukan pada Gambar berikut.

(Gambar Susunan molekul polar dalam fasa padat)


c. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya antar molekul polar yang paling kuat dibanding dua gaya
lainnya. Ikatan hidrogen hanya terbentuk jika hidrogen di ikat oleh dua atom (selama ini hanya
dua) yang berkeelektronegatifan tinggi, seperti yang ditunjukan pada gambar.

Atom-atom yang berkeelektronegatifan tinggi tersebut yaitu N, O dan F. Jadi dapat


disimpulkan bahwa ikatan hidrogen hanya terbentuk bila molekul tersebut memiliki ikatan N–H,
O–H dan O–F.

Pada gambar di atas jika A adalah N maka B dapat berupa N, O atau F selain ketiga atom
tersebut maka ikatan yang terbentuk bukan merupakan ikatan hidrogen. Dilihat dari panjang
ikatan, ikatan hidrogen selalu lebih panjang daripada ikatan kovalen.

3. Polarisasi pada bahan

Terdapat beberapa cara dalam menjelaskan proses polarisasi didalam suatu bahan.Semua bahan
pada dasarnya terdiri dari molekul-molekul yang terdiri dari beberapa gabungan atom-atom yang
saling terikat satu sama lain.Untuk bahan konduktor,atom-atom yang membentuk molekul
tersebut terikat tidak sekuat seperti pada bahan isolator,atau disini sering disebut dengan
dielektrik.Sehingga pada bahan konduktor sebagian elektronnya merupakan elektron bebas yang
tidak terikat pada atom ataupun molekul dan dapat bergerak secara bebas di dalam bahan.Namun
secara keselurahan,pada sebuah bahan pada dasarnya tidak memiliki muatan netto,sehingga
untuk suatu bahan yang ideal dianggap tidak memiliki medan listrik didalamnya, begitupun juga
pada bahan isolator (dielektrik).Apabila pada suatu bahan konduktor di kenakan suatu medan
dari luar ke padanya, akan terjadi penataan ulang posisi elektron-elektron bebasnya.Elektron–
elektron bebas akan cenderung bergerak berlawanan arah dengan arah medan listrik dari luar
tersebut,sehingga akan mengakibatkan suatu bidang dengan muatan negatif pada daerah tertentu
yang lebih dekat dengan letak sumber medan listrik tersebut,sehingga pada bagian yang lain akan
terlihat cenderung membentuk bidang dengan muatan positif.
Hal tersebut mengakibatkan rapat muatan pada bidang – bidang tersebut bertambah besar,yang
dimana akan menciptakan sebuah medan listrik baru di dalam bahan tersebut yang arahnya
berlawanan dengan arah medan listrik dari luar yang mempengaruhinya tersebut,yang besarnya
sama,sehingga akan saling meniadakan satu sama lain,sehingga dapat dianggap bahwa medan
listrik di dalam konduktor tersebut tetaplah nol.Namun berlainan dengan bahan
isolator(dielektrik), telah dikatakan sebelumnya bahwa bahan isolator elektronnya cenderung
terikat secara kuat pada atom ataupun molekulnya,sehingga perpindahannya tidak sesederhana
seperti pada bahan konduktor.Namun secara keseluruhan juga akan membentuk dipol-dipol
listrik dalam bahan tersebut.Apabila medan listrik dari luar tersebut ditiadakan,maka untuk
bahan konduktor,elektron-elektronnya akan cenderung menyusun kembali ke posisi awal, namun
tidak untuk sebuah isolator.bahan isolator terdiri dari elektron yang terikat sangat kuat pada atom
atau molekulnya,sehingga pergerakan untuk kembali pada posisi semula tidak sesederhana
seperti pada bahan konduktor,yang dimana akan cenderung tetap membentuk dipol-dipol
didalamnya

4. Muatan batas

Dielektrik adalah sejenis bahan Isolator listrik yang dapat dikutubkan (polarized) dengan cara
menempatkan bahan dielektrik dalam medan listrik. Ketika bahan ini berada dalam medan listrik,
muatan listrik yang terkandung di dalamnya tidak akan mengalir, sehingga tidak timbul arus
seperti bahan konduktor, tetapi hanya sedikit bergeser dari posisi setimbangnya mengakibatkan
terciptanya pengutuban dielektrik. Oleh karena pengutuban dielektrik, muatan positif bergerak
menuju kutub negatif medan listrik, sedang muatan negatif bergerak pada arah berlawanan (yaitu
menuju kutub positif medan listrik) Hal ini menimbulkan medan listrik internal (di dalam bahan
dielektrik) yang menyebabkan jumlah keseluruhan medan listrik yang melingkupi bahan
dielektrik menurun.Jika bahan dielektrik terdiri dari molekul-molekul yang memiliki ikatan
lemah, molekul-molekul ini tidak hanya menjadi terkutub, tetapi juga sampai bisa tertata ulang
sehingga sumbu simetrinya mengikuti arah medan listrik.

Walaupun istilah "isolator" juga mengandung arti konduksi listriknya rendah, seperti
"dielektrik", tetapi istilah "dielektrik" biasanya digunakan untuk bahan-bahan isolator yang
memiliki tingkat kemampuan pengutuban tinggi yang besarannya diwakili oleh konstanta
dielektrik. Contoh umum tentang dielektrik adalah sekat isolator di antara plat konduktor yang
terdapat dalam kapasitor. Pengutuban bahan dielektrik dengan memaparkan medan listrik
padanya mengubah muatan listrik pada kutub-kutub kapasitor.

Penelitian tentang sifat-sifat bahan dielektrik berhubungan erat dengan kemampuannya


menyimpan dan melepaskan energi listrik dan magnetik.[3] Sifat-sifat dielektrik sangat penting
untuk menjelaskan berbagai fenomena dalam bidan elektronika, optika, dan fisika zat padat.
5. Medan listrik dalam dielektrik

makroskopik adalah medan listrik rata-rata didalam daerah kecildalam bahan dielektrik yang
mengandung sejumlah molekul.Medan listrik di dalam bahan dielektrik pada dasarnya memiliki
sifat yang samadengan medan listrik di ruangan hampa, khususnya bahwa medan listrik
bersifatkonservatif

x E   E d   0

Pandang suatu rongga vakum berbentuk silinder kecil yang diletakkan dalambahan dielektrik.
AB terletak di dalam rongga dan CD terletak di dalam bahan dielektrik. Karena AD dan BC
dapat dibuat sekecil mungkin, maka berdasarkan sifat konservatif diatas

E V    E d   0
Evt  Edt

dengan v untuk vakum dan d untuk bahan dielektrik dan t adalah komponentangensial.

6. Representasi hokum gaus pada bahan dielektrik linear


Hukum Gauss menyatakan bahwa fluk listrik yang melewati suatu permukaantertutup
sembarang sebanding dengan muatan total yang dilingkupi permukaan tersebut.

1 1
 E  nda    q
S 0
i 
 0 V
dv

Dalam menerapkan Hukum Gauss pada suatu daerah yang mengandung muatan-muatan yang
diletakkan didalam bahan dielektrik, kita harus memperhitungkanseluruh muatan didalam
permukaan Gauss (polarisasi muatan).Pandang suatu permukaan S yang terletak di dalam bahan
dielektrik. Kita berikanmuatan Q di dalam volume pada permukaan S dengan asumsi bahwa
muatan iniberada pada permukaan-permukaan konduktor q1,q2, dan q3.

1
 E  nda  
S 0
(Q  Q p )

Dimana:
Q  q1  q2  q3
Q p   (  P)dv   P  nda
V S1  S 2  S3

7. Subsebilitas,permitivitas dan konstanta dielektrik

 Subsebilitas ( kerentanan kelistrikan )

Subsebilitas (𝑥𝑒 ) pada bahan dielektrik adalah ukuran seberapa mudah bahan ini dikutubkan
dalam medan listrik, yang pada akhirnya menentukan permitivitas listrik sehingga
mempengaruhi sifat-sifat lain dalam bahan dielektrik tersebut, misalnya nilai kapasitansi jika
dipergunakan dalam kapasitor.
nilai kerentanan listrik ini didefinisikan melalui sebuah konstanta perbandingan antara medan
listrik E dan pengkutuban bahan dielektrik P sedemikian rupa sehingga:

𝑃 = 𝜀0 ΧeE

 permitivitas
Permitivitas adalah suatu kuantitas fisik yang mengambarkan bagaimana medan
listrik memengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu medium dielektrik, dan nilainya ditentukan oleh
kemampuan bahan dari medium untuk terpolarisasi sebagai respons dari medan tersebut, yang
pada akhirnya juga mengurangi medan listrik dalam bahan. Jadi, permittivitas berkaitan dengan
kemampuan suatu material untuk menyampaikan atau memperbolehkan
(atau permit dalam bahasa Inggris) suatu medan listrik.

 Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif, adalah sebuah konstanta dalam ilmu fisika.
Konstanta ini melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial
listrik. Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan pada bahan
tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum (ruang hampa).
Konstanta dielektrik dilambangkan dengan huruf Yunani εr atau kadang-kadang , K, atau Dk.
Secara matematis konstanta dielektrik suatu bahan didefinisikan sebagai:

𝜀𝑠
𝜀𝑟 =
𝜀0
di mana εs merupakan permitivitas statis dari bahan tersebut, dan ε0 adalah permitivitas
vakum.
8. Energi dalam sistem dielektrik

energi dari sistem muatan yang berada dalam ruang bebas. Secara umum rapat muatan, 𝜌𝑟(r)
dan potensial, V(r) tidak dapat digambarkan secara makroskopik. Hal ini disebabkan kerja dalam
medium dielektrik dilakukan tidak hanya untuk membawa muatan nyata (real /makroskopik)
kedalam posisinya tetapi juga untuk menghasilkan keadaan polarisasi dalam medium. Jika dibuat
perubahan yang kecil terhadap energi, 6U dan perubahan 6p
dalam densitas muatan nyatdmakroskopik (𝜌) yang berada dalam seluruh ruang,
maka kerja yang dilakukan adalah:

𝛿𝑈 ∫ 𝛿𝜌 (𝑟)= V(r) d2r

dimana V(r) adalah potensial untuk densitas muatan p(r) yang ada. Dengan menyatakan V.D =
4𝜋𝜌 akan didapat hubungan perubahan 𝛿𝜌 terhadap perubahan dari 𝛿D yaitu:

dan perubahan energinya adalah :

juga telah dinyatakan U = ∇V dan dengan mengasumsikan bahwa 𝜌 adalah distribusi muatan
yang terlokalisasi. Energi elektrostatik total dapat ditulis
secara umum dengan membawa harga D dari 0 sampai nilai akhirnya D, didapat:

1
Jika medium dielektrik adalah E 𝛿𝐷 = 𝛿(𝐸𝐷)rnaka energy elektrostatik total adalah
2
Rumusan energi elektrostatik dari sebuah dielektrik yang mempunyaimuatan eksternal terikat
adalah:

dimana Eo adalah medan listrik yang berada dalam dielekrik.

9. Gaya pada bahan Dielektrik

Gaya di dalam bahan dielektrik Seperti sebuah konduktor yang tertarik ke dalam sebuah medan
listrik, begitu juga untuk bahan didlektrik, dan terutama untuk pertimbangan yang sama : muatan
terikatnya cenderung menbgumpul mendekati muatan bebas dari arah yang berlawanan akan
tetapi perhitungan gaya pada bahan dielektrik dapat menjadi rumit.

dW = Fme dx

dimana Fme adalah gaya yang digunakan untuk menetralkan gaya dielektrik :

F me = -F

Sehingga gaya listrik pada lempeng adalah

dW= Fme dx
dW= (-F) dx

jadi gaya dalam bahan dielektrik adalah


1 𝑑𝑐
F = 2 V2 𝑑𝑥
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dielektrik didefinisikan sebagai sebuah bahan atau materi dimana semua muatannyaterikat
pada atom atau molekul dan hanya mengalami pergeseran dalam skala mikroskopik,sehingga
bergerak sedikit dalam molekul. Dipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya dua kutub.
Senyawa yang memiliki 17egati adalah senyawa yang memiliki kutub positif (δ+) di satu sisi,
dan kutub 17egative (δ-) di sisi yang lain. Polarisasi adalah salah satu sifat cahaya, atau radiasi
elektromagnetik lainnya, yang dipahami dengan pengetahuan tentang gelombang radiasi. Radiasi
elektromagnetik adalah radiasi yang dihasilkan oleh medan listrik dan magnet yang bergerak
bersama-sama dengan kecepatan cahaya melalui ruang. M a k r o s k o p i k a d a l a h m e d a n
l i s t r i k r a t a - r a t a d i d a l a m d a e r a h k e c i l dalam bahan dielektrik yang mengandung
sejumlah molekul.Medan listrik di dalam bahan dielektrik pada dasarnya memiliki
sifat yang samadengan medan listrik di ruangan hampa, khususnya bahwa medan
listrik bersifatkonservatif. Hukum Gauss menyatakan bahwa fluk listrik yang melewati suatu
permukaantertutup sembarang sebanding dengan muatan total yang dilingkupi
permukaantersebut.

Daftar Pustaka

1. http://id.m.wikipedia.org/wiki/dielectrik
2. http://id.sribd.com

Anda mungkin juga menyukai