Anda di halaman 1dari 7

Ahmad Zakaria pada tahun 2018 bekerja pada perusahaan PT

Zamrud Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp


10.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp
100.000,00.
Ahmad Zakaria menikah tetapi belum mempunyai anak.
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
Gaji Sebulan 10.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan 500.000
Iuran Pensiun 100.000
Jumlah Pengurangan 600.000
Penghasilan Neto Sebulan 9.400.000
(10.000.000 – 600.000)
Penghasilan Neto Setahun 112.800.000
PTKP Setahun :
WP Sendiri 54.000.000
Status Kawin 4.500.000
Jumlah PTKP Setahun 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun 54.300.000
(112.800.000 – 58.500.000)
PPh Pasal 21 Terutang :
5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15 % x 4.300.000 = 645.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun 3.145.000
PPh Pasal 21 sebulan 262.083
(3.145.000 : 12)

 Contoh 2
Bambang Yuliawan pegawai pada Tahun 2018 di perusahaan
PT. Yasa Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji
sebulan Rp 10.000.000,00.
PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan
0,30% dari gaji.
PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap
bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang Yuliawan
membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji
setiap bulan.
Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun
untuk pegawainya.
PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang
Yuliawan ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,00,
sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun
sebesar Rp 50.000,00.
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2018 adalah sebagai
berikut :

Gaji Sebulan 10.000.000


Premi Jaminan 50.000
Kecelakaan Kerja
(0.50 % x
10.000.000)
Premi Jaminan 30.000
Kematian Kerja
(0.30 % x
10.000.000)
Jumlah Penghasilan Bruto 10.080.000
Sebulan
Pengurangan :
Biaya Jabatan 500.000
(5 % x
10.080.000,
maksimal
500.000)
Iuran Pensiun 50.000
Iuran Jaminan 200.000
Hari Tua
(2 % x
10.000.000)
Jumlah Pengurangan 750.000
Penghasilan Neto Sebulan 9.330.000
(10.080.000 – 750.000)
Penghasilan Neto Setahun 111.960.000
(9.330.000 x 12)
PTKP Setahun :
WP Sendiri 54.000.000
Status Kawin 4.500.000
Jumlah PTKP Setahun 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun 53.460.000
(111.960.000 – 58.500.000)
PPh Pasal 21 Terutang :
5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15 % x 3.460.000 = 519.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun 3.019.000
PPh Pasal 21 sebulan
(3.019.000 : 12)

PERTENGAHAN TAHUN MASUK KERJA


Pada bulan September 2017, posisi Abdul diisi oleh Umar. PT Karya Abadi memberikan gaji
setiap bulan sebesar Rp. 7.500.000, mendapat tunjangan BPJS Ketenagakerjaan JKK, JKM dan
JHT sebesar 0,24%, 0,30% dan 3,70% dari gaji pokok. BPJS Kesehatan sebesar 4% yang
ditanggung perusahaan. Umar membayar JHT sebesar 2% dari gaji pokok dan BPJS Kesehatan
sebesar 1%. Umar belum menikah. Berapa PPh 21 Umar tahun 2017 selama di PT Karya
Abadi?
A. Pajak per bulan selama tahun 2017
Pajak Perbulan selama tahun 2017
Gaji Pokok dari bulan Sept – Des 2017: Rp. 7.500.000 x 4 = Rp. 30.000.000
BPJS TK:
JKK : (0,24% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 72.000
JKM : (0,30% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 90.000
BPJS KES: (4% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 1.200.000
Penghasilan Bruto Setahun = Rp. 31.362.000
Pengurang
Biaya Jabatan: 5%x Rp. 31.362.000 = Rp. 1.568.100
BPJS TK:
JHT: (2% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 600.000
Penghasilan Neto Setahun = Rp. 29.193.900
(hasil dari pengurangan Penghasilan Bruto Setahun dengan Pengurang)
PTKP TK/0
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 0
(tidak dikenakan pajak, karena Penghasilan Neto Setahun lebih kecil dari PTKP)
B. Pajak per bulan selama tahun 2018
Gaji Pokok: Rp. 7.500.000 x 12 = Rp. 90.000.000
BPJS TK:
JKK : (0,24% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 216.000
JKM : (0,30% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 270.000

BPJS KES: (4% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 3.600.000


Penghasilan Bruto Setahun = Rp. 94.086.000

Pengurang
Biaya Jabatan: 5% x Rp. 94.086.000 = Rp. 4.704.300
BPJS TK:
JHT: (2% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 1.800.000

Penghasilan Neto Setahun = Rp. 87.581.700


(hasil dari pengurangan Penghasilan Bruto Setahun dengan Pengurang)
PTKP TK/0
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 33.581.700
(hasil dari pengurangan Penghasilan Neto Setahun dengan PTKP K/1)
Pembulatan = Rp. 33.581.000
(hasil PKP dilakukan pembulatan ke bawah, misalnya: PKP = Rp. 33.088.753 maka
Pembulatan = Rp. 33.088.000. Contoh kasus pada artikel ini hanya kebetulan memiliki PKP
dan Pembulatan yang sama)
Perhitungan PPh 21
5% x Rp. 33.581.000 = Rp. 1.679.050
PPh 21 Setahun = Rp. 1.679.050

PPh 21 Sebulan = Rp. 1.679.050 : 12 = Rp. 139.921


PASAL 23
PAJAK Penghasilan (PPh) Pasal 23 mengatur mengenai pajak yang dipotong oleh pemungut pajak dari wajib pajak atas
penghasilan yang diperoleh dari modal (dividen, bunga, royalti), penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain
yang dipotong dalam PPh Pasal 21. Kini untuk lebih memahami perhitungan PPh Pasal 23, berikut adalah beberapa ulasan
contoh soal perhitungan PPh Pasal 23.

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen

Pada 10 Mei 2015, PT Dahlia mengumumkan akan membagikan dividen melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
dan melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT Melati sebesar Rp30.000.000 yang melakukan penyertaan modal
sebesal 15%.

Jawab:

PPh Pasal 23 = 15% x Rp30.000.000 = Rp4.500.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2015

Saat penyetoran: paling lambat 10 Juni 2015

Saat pelaporan: paling lambat 20 Juni 2015

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen

PT ABCD, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu dan beralamat di Jl. Terusan No.11,
Jakarta Selatan. PT ABCD telah memiliki NPWP 01.111.444.8-061.000. Pada tanggal 10 Juli 2013, perusahaan membayar
dividen tunai kepada pemegang saham yang sebelumnya telah diumumkan melalui RUPS. Berikut data yang diperlukan
dalam pembayaran dividen tunai..

Pemegang % Penyertaan
NPWP Dividen
Saham Modal
PT Perkasa 01.589.365.8-039.000 26% Rp130.000.000
PT Cakrawala 01.125.735.8-045.000 15% Rp75.000.000
PT Matahari 01.156.198.8-026.000 10% Rp50.000.000
PT Angkasa 01.754.125.8-039.000 18% Rp90.000.000
CV Bahari Jaya 01.342.657.8-039.000 12% Rp60.000.000
CV Karya Raya 01.453.198.8-039.000 11% Rp55.000.000
PT BNI (BUMN) 01.354.344.8-045.000 8% Rp40.000.000
Jawab:

Dari data tabel di atas, berikut perhitungan PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT ABCD.

%
Pemegang
Penyertaan Dividen PPh Pasal 23 yang Dipotong
Saham
Modal

PT Cakrawala 15% Rp75.000.000 15% x Rp75.000.000 = Rp11.250.000

PT Matahari 10% Rp50.000.000 15% x Rp50.000.000 = Rp7.500.000

PT Angkasa 18% Rp90.000.000 15% x Rp90.000.000 = Rp13.500.000

CV Bahari Jaya 12% Rp60.000.000 15% x Rp60.000.000 = Rp9.000.000

CV Karya Raya 11% Rp55.000.000 15% x Rp55.000.000 = Rp8.250.000


Jumlah Rp330.000.000 Rp49.500.000
Catatan: untuk PT Perkasa dikategorikan menjadi non-objek pajak sebab % penyertaan modalnya lebih dari 25% dan untuk
PT BNI (BUMN) juga merupakan non-objek pajak karena merupakan badan usaha milik negara yang menjadi pengecualian
dari objek pajak.
 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Royalti

Pada 2 Agustus 2014, PT Mawar membayar royalti kepada Tuan Zainudin sebagai penulis buku sebesar Rp50.000.000.
Tuan Zainudin telah mempunyai NPWP 01.444.888.2.987.000.

Jawab:

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Mawar adalah: 15% x Rp50.000.000 = Rp7.500.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Agustus 2014

Saat penyetoran: paling lambat 10 September 2014

Saat pelaporan: paling lambat 20 September 2014

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Bunga Obligasi

Pada tanggal 3 Januari 2015, PT Sejahtera melakukan pembayaran bunga obligasi kepada PT Damai Sentosa sebesar
Rp75.000.000. Obligasi tersebut tidak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Jawab:

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Sejahtera adalah: 15% x Rp75.000.000 = Rp11.250.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari 2015

Saat penyetoran: paling lambat 10 Februari 2015

Saat pelaporan: paling lambat 20 Februari 2015

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Hadiah & Penghargaan

Pada 20 Maret 2012, PT Abadi memberikan hadiah perlombaan kepada PT Makmur sebagai juara umum lomba senam
sehat sebesar Rp150.000.000.

Jawab:

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Abadi adalah: 15% x Rp150.000.000 = Rp22.500.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2012

Saat penyetoran: paling lambat 10 April 2012

Saat pelaporan: paling lambat 20 April 2012

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa

PT Irama meminta jasa dari Pak Budi untuk membuat sistem akuntansi perusahaan dengan imbalan sebesar Rp80.000.000
(sudah termasuk PPN).

Jawab:

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Irama adalah: 2% x Rp80.000.000 = Rp1.600.000

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Sewa

PT Karya Makmur membayar sewa kendaraaan bus pariwisata dengan nilai sewa sebesar Rp35.000.000 kepada Sugianto
Haris.

Jawab:

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Karya Makmur adalah: 2% x Rp35.000.000 = Rp700.000
 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa

PT Indoraya membayarkan jasa konsultan dari PT Nuansaraya sebesar Rp120.000.000 (sudah termasuk PPN). PT
Nuansaraya tidak mempunyai NPWP.

Jawab:

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Indoraya adalah: 200% x 2% x Rp120.000.000 = Rp4.800.000

Contoh Soal dan Jawaban Akuntansi PPh Pasal 23


CV. Karya Sejati membayar jasa akuntansi ke KAP Candra & Partner sebesar Rp10.000.000 ( tidak termasuk PPN )
Pada tanggal 1 April 2010 dan PPh 23 langsung dipotong CV.Karya Sejati.
Ditanya :
a. Besarnya PPh 23 Terutang ?
b. Juranal Akuntansi yang dibuat CV.Karya Sejati dan KAP Candra & Partner.

Jawab :
a. Besarnya PPh 23 yaitu = 2%x 30% x 10.000.000 = Rp60.000
Rumus PPh 23 yaitu : 2% x DPP
Ket : 2 % merupakan tarif Tunggal ( Jika WP Tidak punya NPWP Tarif menjadi 4% )
DPP merupakan dasar pengenaan pajak, yang mana jasa akuntansi pengenaan
pajaknya adalah 30%.

b. Jurnal Akuntansinya :
CV. Karya Sejati :
Saat membayar Jasa akuntasi ke KAP Candra & Partner :

Beban Jasa Akuntan 10.000.000


PPN Masukan 1.000.000
Kas 10.940.000
Utang PPh 23 60.000

Saat membayar PPh 23 ke kas negara :

Utang PPh 23 60.000


Kas 60.000

KAP Candra & Partner :


Saat menerima pembayaran jasa akuntansi :

Kas 10.940.000
PPh 23 dibayar dimuka 60.000
Pendapatan Jasa 10.000.000
PPN Keluaran 1.000.000

Karna KAP Candra & Partner Memungut PPN, maka PPN saat disetor ke negara :
PPN Keluaran 1.000.000

Kas 1.000.000
..

Anda mungkin juga menyukai