Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia Limfositik/Limfoblastik Akut (LLA) adalah penyakit yang
berkaitan dengan sel jaringan tubuh yang tumbuhnya berlebihan dan berubah
menjadi tidak normal serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang
seharusnya membentuk limfosit berubah menjadi ganas. LLA merupakan kanker
yang paling banyak dijumpai pada anak, yaitu 25-30 % dari seluruh jenis kanker
pada anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan antara usia 3-6 tahun, dan anak
lelaki lebih banyak daripada anak perempuan. Gejala yang perlu diwaspadai
antara lain, tubuh lemah dan sesak nafas akibat anemia, infeksi dan demam
akibat kekurangan sel darah putih yang normal, serta pendarahan akibat
kurangnya trombosit. Pendarahan yang terjadi biasanya berupa pendarahan
hidung, pendarahan gusi, serta mudah memar dan bercak-bercak kebiruan di
kulit. Sel-sel leukemia dalam otak bisa menyebabkan sakit kepala, muntah dan
gelisah, sedangkan sel-sel kanker dalam sumsum tulang menyebabkan nyeri
tulang dan sendi (Rulina, 2003).
ALL merupakan penyakit yang paling umum pada anak (25 % dari
seluruh kanker yang terjadi). Di Amerika Serikat, kira-kira 2400 anak dan remaja
menderita ALL setiap tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada anak-
anak kulit putih daripada kulit hitam. Perbedaan juga tampak pada jenis kelamin,
dimana kejadian ALL lebih tinggi pada anak laki-laki kurang dari 15 tahun.
Insiden kejadian 3,5 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun. Puncak
insiden pada umur 2-5 tahun dan menurun pada dewasa (Moh. Supriatna, 2002).
Peran perawat dalam menangani kasus Leukemia Limfositik Akut
sangatlah penting. Hal ini berkaitan dengan penyakit Leukemia Limfositik Akut
yang masih asing bagi masyarakat awam. Sehingga peran perawat dapat menjadi
pendidik yang memberikan informasi tentang pengertian, tujuan, efek samping,
dan perawatan pada anak yang menjalani kemoterapi. Di samping itu Leukemia
Limfositik Akut termasuk dalam penyakit terminal yang membutuhkan prinsip
perawatan paliatif dalam mengelola anak. Banyaknya insiden Leukemia
Limfositik Akut diperlukan pengetahuan dan penguasaan materi untuk
melakukan asuhan keperawatan yang adekuat pada pasien anak Leukemia
Limfositik Akut.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Tujuan Umum
Penulis mampu memahami asuhan keperawatan pada anak dengan
Leukemia Limfositik Akut di Ruang Anak A1 RSUP Hasan Sadikin Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Membahas konsep dasar dari penyakit Leukemia Limfositik Akut
meliputi :definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan
penunjang, dan penatalaksanaan.
Menggambarkan hasil asuhan keperawatan dari pengkajian, tujuan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi pada anak dengan Leukemia
Limfositik Akut di Ruang Anak A1 RSUP Hasan Sadikin Bandung.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul pada Leukemia
Limfositik Akut serta menggambarkan faktor pendukung dan penghambat
dalam pengelolaan kasus tersebut.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Leukemia adalah suatu penyakit proliferasi neoplastik yang sangat
cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel
hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum
tulang (Mediarty, 2003). Leukemia Limfositik Akut adalah penyakit yang
berkaitan dengan sel jaringan tubuh yang tumbuhnya berlebihan dan berubah
menjadi tidak normal serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang
seharusnya membentuk limfosit berubah menjadi ganas (Rulina, 2003).
Leukemia Limfositik Akut (ALL) dianggap sebagai suatu proliferasi ganas
limfoblas. Paling sering terjadi pada anak-anak dengan laki-laki lebih banyak
dibanding perempuan, dengan puncak insidensi pada usia 4 tahun, setelah
usia 15 tahun Leukemia Limfositik Akut jarang terjadi (Smeltzer, 2001 :
955). Leukemia Limfositik Akut adalah leukemia yang berkembang cepat dan
progresif ditandai dengan penggantian sumsum tulang normal oleh sel-sel
blas yang dihasilkan dari pembelahan sel-sel induk (stem sel) yang
bertransformasi maligna. Leukemia pada anak sebagian besar (95 %)
merupakan bentuk akut dan 5 % bentuk kronik (Moh. Supriatna, 2002).

B. Proses Patofisiologi
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur / abnormal dalam
jumlah yang berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ,
termasuk sumsum tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal.
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer
sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan
haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leucosit,
sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ
menyebabkan pembersaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala, muntah,
dan nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan
anemia, penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya perdarahan
(echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll.). Adanya sel kanker juga
mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan
sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel
kaker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan.
(Ngastiyah, 1997; Smeltzer & Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001,
Betz & Sowden, 2002).

C. PATHWAY
Proliferasi sel kanker
Sel kanker bersaing dengan sel normal
Untuk mendapatkan nutrisi

Infiltrasi

Sel normal digantikan dengan


Sel kanker

Depresi sumsum metabolisme infiltrasi infiltrasi


Tulang SSP ekstra medular

Sel kekurangan meningitis pembesaran limpa,


makanan leukemia liver,nodus limfe,
tulang
Eritrosit leukosit faktor tekanan
Pembekuan jaringan nyeri tulang tulang
& persendian mengecil&
Anemia infeksi perdarahan lemah

Demam trombositopeni fraktur


fisiologis

D. Manifestasi Klinis
Pucat (mendadak), panas, perdarahan (ekimosis, petekie, epistaksis,
perdarahan gusi), hepatomegali, limfadenopati, sakit sendi, sakit tulang,
splenomegali, lesi purpura, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral
(Mansjoer, 2000 : 495).
Tanda dan gejala inisial, dalam urutan frekuensi yang semakin
berkurang, meliputi demam, pucat, petekie, dan purpura, limfadenopati,
hepatospleno megali, anoreksia, kelelahan, nyeri tulang dan sendi, nyeri
abdomen, dan penurunan berat badan (Merenstein, 2002 : 804). Pada
leukemia akut didapatkan gejala klinis yang disebabkan kegagalan sumsum
tulang antara lain : pucat, letargi, demam, gambaran infeksi mulut,
tenggorokan, kulit pernafasan, memar, pendarahan gusi spontan dan
pendarahan dari tempat fungsi vena yang disebabkan oleh trombositopenia.
Infiltrasi organ lain yaitu nyeri tulang, hipertrofi dan infiltrasi gusi, sakit
kepala, muntah-muntah, penglihatan kabur dan terkadang terjadi
pembengkakan testis pada Leukemia Limfositik Akut (Mediarty, 2003).
Kira-kira 60 % anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut mempunyai
gajala dan tanda penyakitnya kurang dari 4 minggu pada waktu diagnosis.
Gejala pertama biasanya non spesifik dan meliputi anoreksia, iritabel, dan
letargi. Mungkin ada riwayat infeksi virus atau eksantem dan penderita
seperti tidak mengalami kesembuhan sempurna. Kegagalan sumsum tulang
yang progresif sehingga timbul anemia, perdarahan (trombositopenia), dan
demam (neutropenia, keganasan). Pada pemeriksaan inisial, umumnya
penderita dan lebih kurang 50 % menunjukkan petekie atau perdarahan
mukosa. Sekitar 25 % demam, yang mungkin disebabkan oleh suatu sebab
spesifik seperti infeksi saluran nafas atau otitis media. Limfaderopati
biasanya nyata dan splenomegali (biasanya kurang dari 6 cm di bawah arkus
kosta) dijumpai pada lebih kurang 66 %. Kira-kira 25 % ada nyeri tulang
yang nyata dan artralgia yang disebabkan oleh infiltrasi leukemia pada tulang
perikondrial atau sendi atau oleh ekspansi rongga sumsum tulang akibat sel
leukemia (Nelson, 2000 : 1773).
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan pada
kelainan sumsum tulang yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang kadang-
kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapatnya sel blas.
Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patognomonik untuk
leukemia (FKUI, 2002 :472). Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
biasanya rendah. Jumlah sel-sel darah putih mungkin meningkat, normal atau
berkurang, tetapi neutropenia sering didapatkan. Trombositopenia sangat
sering dijumpai (Merenstein, 2002 : 804).
b. Sumsum tulang
Akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel
limfopoetik patologis. Sedangkan sistem lain terdesak (FKUI, 2002 : 472).
Leukemia terjadi bila lebih dari 25 % sel-sel di dalam suatu aspiral sumsum
tulang merupakan sel blast ganas (Merenstein, 2002 : 804).
c. Biopsi limpa
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel
yang berasal dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal,
granulosit. (FKUI, 2002 : 472).
d. Cairan serebrospirial
Pleositosis (terdiri dari bentuk-bentuk sel blast), peninggian kadar
protein, dan penurunan kadar glukosa mungkin dapat dijumpai (Merenstein,
2002 : 804).
Bila terjadi peninggian jumlah sel patologis dan protein, atau anak
menunjukkan gejala tekanan intracranial yang meninggi, berarti leukemia
mengenai meningen. (FKUI, 2002 : 472).

F. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
b) Keluhan penyakit sekarang
Pada anak usia prasekolah keluhan yang sering muncul tiba-
tiba adalah demam, lesu dan malas makan Atau nafsu makan
berkurang, pucat (anemia) dan kecenderungan mengalami perdarahan.
c) Riwayat kesehatan masa lalu
Pada penderita ALL sering ditemukan riwayat keluarga yang
dapat terpapar oleh chemical toksin (benzine dan arsen), infeksi virus
(Epstein barr HTLV-1), kelainan kromosom dan penggunaan obat-
obatan seperti phenylbbutazone dan khlorampenikol, terapi radiasi
maupun kemoterapi.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran :
Tanda-tanda vital : TD :
N :
R : dispneu
S : peningkatan suhu
Pengkajian fokus :
a) Kepala dan leher
b) Rongga mulut
Perdarahan gusi, peradangan (infeksi oleh jamur/bakteri)
c) Mata
Konjungtiva anemis atau tidak terjadi gangguan penglihatan
d) Integumen
Apakah ulserasi, ptechie, ekimosis, turgor lambat jika terjadi dehidrasi
e) Dada dan thorax
Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercosta, auskultasi suara
nafas apakah ronchi, bunyi jantung S1,S2,S3 murni regular atau tidak,
palpasi denyut ichtuscardis, perkusi untuk menentukan batas jantung
dan paru
f) Ekstremitas
Apakah sianosis atau edema
G. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari sel : depresi sumsum
tulang, hepar, limpha, pembesaran organ/nodus limfe.
2) Resiko terjadi perdarahan ulang b.d trombositopenia.
3) Resti infeksi b.d menurunnya pertahanan tubuh
4) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang kurang

H. Rencana Keperawatan
NO DX. INTERVENSI
TUJUAN TINDAKAN TTD
KEPERAWATAN
1. 1. Nyeri Setelah a. Monitor
berhubungan dilakukan skala nyeri.
dengan efek tindakan b. Ajarkan pasien
fisiologis dari keperawatan teknik relaksasi dan
sel : depresi selama 3x24 jam distraksi dengan
sumsum infeksi tidak nafas dalam.
tulang, hepar, terjadi, dengan c. Berikan posisi yang
limpha, kriteria: nyaman, sokong
pembesaran - Skala nyeri sendi dan
organ/nodus turun. ekstremitas dengan
- wajah rileks,
limfe. bantal.
mampu
d. Ubah posisi secara
istirahat
periodik dan
tenang,
berikan atau bantu
melaporkan
latihan rentang
nyeri
gerak lembut.
terkontrol.
e. Berikan obat
analgesik sesuai
indikasi.
2. Resiko terjadi Setelah Berikan pendidikan
kesehatan pada ortu
perdarahan ulang dilakukan
tentang kemungkinan
b.d trombositopenia tindakan timbulnya perdarahan
akibat sel pembekuan
keperawatan
darah menurun dan cara
selama 3x24 jam untuk mencegah
tidak terjadi perdarahan.
 monitor
perdarahan ulang
adanya memar,
:
petekia, epistaksis
Kriteria hasil :
dan keadaan mukosa
- tidak ada
 monitor
memar,
adanya tanda-tanda
petekia,
terjadinya
epistaksis,
perdarahan (TD
tidak
menurun, denyut
ditemukan
nadi kecil dan cepat,
perdarahan di
diaforesis)
traktus
 periksa urin
urinari dan
dan tinja terhada
gastrointestin
adanya tanda
al
perdarahan
- nilai
 gunakan
trombosit
jarum kecil saat
mencapai
melakukan tindakan
nilai normal
invasif
150 – 350
 gunakan
rb/mm3
sikat gigi yang halus
unutk mencegah
perdarahan gusi
 hindari
pemberian aspirin
 kolaborasi
monitor nilai
trombosit
3. Resti infeksi b.d Setelah  jelaskan
menurunnya dilakukan kembali pentingnya
pertahanan tubuh tindakan anak ditempatkan
keperwatan 3x24 pada ruangan khusus
jam tidak terjadi untuk
infeksi meminimalkan
Kriteria hasil : terpaparnya anak
- tidak ada dari sumber infeksi
tanda – tanda  berikan
infeksi pendidikan
- suhu tubuh kesehatan pada ortu
turun menjadi tentang hubungan
37 C antara penyakit
nilai lekosit anaknya dengan
meningkat 4000- munculnya infeksi
10000/mm3.  berikan
penkes tentang cara
meminimalkan
infeksi : pembatasan
pengunjung,
larangan bagi
pengunjung yang
sakit menular,
anjurkan menyuapi
makan anaknya
sampai habis sesuai
porsi, biasakan
pengunjung/keluarg
a untuk cuci tangan
sebelum mendekat
klien
 gunakan
teknik aseptik untuk
seluruh prosedur
invasif dan cuci
tangan
 monitor
tanda-tanda vital
 berikan
terapi : injeksi
meronem 3x130 gr,
metronidazole
2x200mg

4. Resiko perubahan Setelah Monitor
nutrisi kurang dari dilakukan status nutrisi klien

kebutuhan b.d tindakan Timbang BB
intake yang kurang keperawatan tiap hari

selama 3x24 jam Anjurkan
kebutuhan nutrisi keluarga untuk
menjadi memberikan makan
terpenuhi yang sudah
Kriteria hasil : diprogramkan

- porsi makan Anjurkan
habis separuh untuk memberikan
- BB stabil makan sedikit-
sedikit saja tapi
sering

Anjurkan
keluarga untuk
menyajikan
makanan tambahan
sesuai selera anak0

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.
2. Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Cetakan I. Jakarta, EGC.
3. Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi I. Jakarta, CV
Sagung Seto.
4. Reeeves, Lockart. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan I. Jakarta,
Salemba Raya.
5. FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI.
6. Sacharin Rosa M. (1993). Prinsip Perawatan Pediatri. Edisi 2. Jakarta : EGC.
7. Gale Danielle, Charette Jane. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi,
Jakarta : EGC.
8. Price Sylvia A, Wilson Lorraine Mc Cart .(1995). Patofisiologi. Jakarta : EGC
9. Sutarni Nani.(2003). Prosedur Dan Cara Pemberian Obat Kemoterapi.
Disampaikan Pada Pelatihan Kemoterapi Di RS Kariadi Semarang, Tanggal 13-
15 November 2003.

BAB III
KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R USIA 3 TAHUN (TODDLER)


DENGAN DIAGNOSA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT (ALL)
DI RUANG A1 (KENANGA 1) RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG

1. PENGKAJIAN
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas
a. Anak
Nama Lengkap Anak : An. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 3 Tahun
Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 15 Agustus 2008
Pendidikan : TK
Agama : Islam
Anak ke :2
Tanggal Masuk RS : 28 September 2011
Tanggal Pengkajian : 05 Oktober 2011
NO RM : 11035009
Diagnosa Medis : ALL (Acut Limphosityc Leucemia)
b. Orang Tua
Nama Ayah : Ny. E
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda / Indonesia
Alamat Rumah : Jl.Dusun Sukasari RT 03 RW IV Sumedang
Hub. Dengan Anak : Ibu Kandung
2. Identitas Saudara Kandung
NO NAMA USIA ANAK KE STATUS KESEHATAN
1. An. Dika (Alm) 5 Tahun 1 Meninggal
2. An. Raka 3 Tahun 2 Sakit

3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh panas badan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
Pada saat pengkajian jam 10.00 Wib tanggal 05/10/2011, ibu klien
mengatakan bahwa anaknya panas badan yang mendadak tinggi
dengan suhu 38,5 C. Panas badan berkurang apabila keluarga klien
memberikan kompres air hangat dan bertambah apabila klien dibiarkan
oleh keluarganya, panas badan diseluruh tubuh selama 2-3 hari. Panas
disertai nyeri kepala, nyeri ulu hati serta mual tetapi tidak disertai
dengan muntah,
4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Ibu klien mengatakan bahwa pada pertengahan tahun 2008 klien pernah
mengalami penyakit yang serupa yaitu ALL, bahkan klien pernah dirawat di
RS Sumedang. Namun klien tidak kunjung control dan akhirnya penyakit
klien kambuh lagi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa didalam keluarga tidak ada yang mengalami
penyakit yang serupa seperti An.R yaitu ALL, tetapi mempunyai penyakit
seperti demam, dan sakit kepala biasa.
iii
iii
Ket:
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

6. Riwayat Kehamilan
a. Prenatal:
1) Prenatal : Ibu sudah tidak ingat lagi
2) Kehamilan diharapkan
3) Penerimaan kehamilan : ibu merasa senang dengan kehamilan
keduanya
4) Kesehatan ibu selama mengandung : ibu pernah mengalami penyakit
seperti demam, flu biasa
5) Gizi ibu selama mengandung baik
6) Makanan yang dipantang adalah es, pedas
7) Penambahan BB selama hamil 10 kg
8) Masalah selama kehamilan mual tidak ada, muntah tidak ada, sedikt
pusing
9) Penyakit kehamilan tidak ada
10) Pemeriksaan kehamilan di bidan dengan frekuensi 1x/bulan
11) Tidak mengkonsumsi obat-obatan seperti alcohol, rokok, dan
terpapar radiasi.
b. Natal
1) Tempat melahirkan di RS
2) Jenis perslainan normal
3) Lama persalinan 7 jam
4) Penolong persalinan bidan
5) BB waktu lahir 4000 gr
6) TB waktu lahir 47 cm
7) Posisi janin waktu lahir normal
8) Cara untuk memudahkan persalinan tidak ada
9) Komplikasi waktu lahir tidak ada
c. Post Natal
1) Kondisi bayi : menangis kuat
2) APGAR score : ibu sudah tidak ingat lagi
3) Pengeluaran mekonium ada
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Po Kehidupan Sehari hari Sebelum Sakit Saat di RS

Nutrisi
1. Jenis jajanan snack snack
2. Jenis makanan
3. Frekuensi Nasi, sayur Bubur, sayur
4. Pantangan
5. Porsi 2 x/hari 2 x/hari
6. Keluhan Tidak ada Tidak ada
½ piring ½ piring
Mual
Tidak ada
Cairan
1. Frekuensi 400 cc 400 cc
2. Jenis Air putih Air putih
3. Keluhan Tidak ada Tidak ada
Eliminasi Fecal
1. Frekuensi 1-2 x/hari 1-2 x/hari
2. Konsistensi Kuning lembek Kuning lembek
3. Bau feses Khas Khas
4. Warna feses Kuning Kuning
5. Keluhan Tidak ada Tidak ada
Eliminasi Urine
2x/ hari 2x/ hari
1. Frekuensi
Kuning jernih Kuning jernih
2. Warna
Tidak ada Tidak ada
3. Keluhan
Istirahat dan Tidur
1. Tidur malam 7-8 jam 6-7 jam
2. Tidur siang 2-3 jam 3-4 jam
3. Teman tidur Ibu Ibu
4. Keluhan Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
1. Mandi/seka 2x/ hari 2x/ hari
2. Gunting kuku 1x/ minggu 1x/ minggu
3. Keluhan Tidak ada Tidak ada

8. Data Pertumbuhan Perkembangan


a. BB :15 Kg
b. TB : 9,5 cm
c. Motorik kasar : klien dapat bermain dan berjalan sesuai dengan
usianya
d. Motorik halus : ibu mengatakan klien dapat mewarnai dan mengikuti
tulisan
e. Bicara dan bahasa : Klein dapat menjawab pertanyaan, tapi pelan
suaranya
f. Emosi dan hubungan sosial : klien terlihat murung dan takut ketika
perawat dan dokter menghampiri
9. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan bhawa klien melakukan imunisasi lengkap seperti
10. Data Psikosial
Yang mengasuh An.R adalah orang tua, kebisaan anak adalah bermain
mobil-mobilan, pola interaksi keluarga baik sesama anggota keluarga
dan lingkungan sekitarnya, pola pertahanan keluarga dalam menghadapi
stress yaitu selalu berdoa dan beribadah kepada Allah yang maha esa.
11. Pemeriksaan
a. Pengukuran Antropometri
PB : 95 cm
BB : 15 kg

b. Pengukuran Fisiologis
TD : 100/70 Mmhg
N : 100x/Menit
R : 22x/Menit
S: 37C

c. Penampilan Umum : Klien terlihat Lemas


d. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
e. Head to Toe :
1) Kepala : Simetris, bulat, bersih, distribusi penyebaran
merata, lesi tidak ada, benjolan tidak ada.
2) Wajah : Simetris, tidak ada pembengkakan didaerah
wajah
3) Mata : Simetris, penglihatan jelas, konjungtiva pucat,
refleks pupil baik, lapang pandang baik, fungsi
penglihatan baik, bola mata baik, bersih, tidak
menggunakan alat bantu, kelopak mata pucat.
4) Hidung : Simetris, dapat membedakan bau, sekresi
tidak ada, lesi tidak ada, oedema tidak ada, bersih.
5) Telinga : Simetris, nyeri tidak ada, pendengaran jelas,
bersih, tidak ada kelainan, pinna sejajar, fungsi
pendengaran baik.
6) Mulut : Simetris, gusi merah muda, lidah berada
ditengah, refleks menelan baik, dapat membedakan
rasa, pergerakan bebas baik, tidak ada pembesaran
tonsil, bersih, tidak ada kelainan.
7) Leher : teraba KGB 0,5 – 1 cm, kenyal, refleks menelan
baik, pendek.
8) Dada : Simetris, bunyi jantung murni reguler, tidak ada
benjolan, bunyi paru-paru vesikuler.
9) Abdomen : datar, lembut, bersih, distensi abdomen,
tidak ada nyeri tekan, bising usus 8x/menit.
10) Ekstremitas :
 Atas : Simetris, turgor normal, ROM baik, CRT
kembali dalam 2 detik, refleks normal, tidak ada
benjolan, tidak ada oedema, kekuatan otot…..,
akral hangat.
 Bawah : Simetris, turgor normal, ROM baik, CRT
kembali dalam 2 detik, refleks normal, tidak ada
benjolan, tidak ada oedema, kekuatan otot…..,
akral hangat,
11) Kuku dan kulit : warna kuning kecoklatan, CRT kembali
dalam 2 detik, turgor kulit baik, kebersihan baik.
12) Genitalia: Tidak ada kelainan

12. Reaksi Hospitalisasi


Ibu klien mengatakan awal masuk RS pada tanggal 28 septemner 2011
klien tampak ceria tetapi setelah menjalani terapi klien menjadi agak
murung tapi jarang menangis dan setelah hari ke-3 klien tampak lebih
tenang.

13. Pemeriksaan Diagnostik


Rabu, 05 Oktober 2011

NO PEMERIKSAAN HASIL NORMAL INTERPRETASI

Hematologi

Haemoglobin 11,1 11,5 – 13,5 g/dl Turun

Hemotokrit 35 35 – 45 % N
Leukosit 4.100 4.500 13.500/ml Turun

Eritrosit 5,36 4,88 – 6,16 jt/ml N

Trombosit 109.000 150.000 – 450.000/mm Turun

Indek Eritrosit

MCV 65,3 77 – 95 FL Turun

MCH 20,7 25 – 33 Pg N

MCHC 31,7 31 – 37 % N

Therapi :

 Paracet 5 gr 3x4 cth


 Chlorampenicol 4x4
14. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Ds : Klien mengeluh demam Perangsangan leukosit terganggu


Do : Suhu 37,9 C, kebersihan
baik Leukosit Immatur

Resti infeksi

2. Ds : Klien mengeluh malas Hepatomegali dan Gangguan nutrisi


makan, mual Splenomegali
Do : BB menurun, klien
tampak lemas, porsi makan Penekanan di gastrointestinal
tidak habis
Kerja lambung menurun, lambat

Sebelah merasa kenyang

Anoreksia

Gangguan nutrisi
3. Ds : klien mengeluh mual dan Hepatomegali dan Splenomegali Resiko
muntah kekurangan
Do : Turgor menurun, lemah Penekanan digastrointestinal volume cairan
dan pucat
Mual, muntah

Resiko kekurangan volume cairan

4. Ds : klien mengeluh lemah Gangguan pembentukan eritrosit Intoleran


Do : konjungtiva pucat, aktivitas
tekanan darah menurun, Hemoglobin menurun
kekuatan otot
Anemia, aliran darah terhambat

Transfor 02 dan nutrisi tidak


adekuat

02 ke perfusi jaringan menurun

Kerja jantung meningkat

Cepat lelah

Intoleran aktivitas

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan jumlah sel limfosit
immatur ditandai dengan suhu tubuh meningkat.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan penekanan di gastro
intestinal.
3. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan transfor 02 karena berkurangnya
sel darah merah.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


N DX. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWAT
AN
1. Resti infeksi Dalam 3x24 1. Tempatkan 1. Melindungi
b/d jam setelah
pada ruang anak dari
peningkatan dilakukan khusus, batasi sumber
peningkatan tindakan
pengunjung infeksi.
jumlah sel keperawatan
2. Demam
limfosit infeksi tidak sesuai
immature terjadi terjadi pada
indikasi.
ditandai
2. Awasi suhu. kebanyakan
dengan:
3. Dorong sering
Ds: klien pasien
mengeluh mengubah
leukemia.
demam
posisi, nafas 3. Menurunkan
Do: Suhu
tubuh dalam batuk. resiko
meningkat 4. Berikan
pneumo,
antibiotik.
menvegah
secret
pernafasan.
4. Mengobati
infeksi secara
khusus.
2. Gangguan Dalam 2x24 1. Berikan 1. Makanan
nutrisi b/d jam setelah
makanan yang disukai
penekanan di dilakukan
gastrointestina tindakan yang anak akan
l ditandai keperawatan
sukai. merangsang
dengan: anak dapat
2. Berikan
Ds: anak meningkatka anak untuk
mengelauh n status makanan
makan.
malas makan, nutrisi dan
sedikit tapi 2. Meningkatkan
mual. mau makan.
Do: BB sering. pemasukan
menurun, porsi 3. Jelaskan
nutrisi.
makan tidak
pentingnya 3. Nutrisi yang
habis
nutrisi baik akan
kebutuhan. mempercepat
4. Berikan
penyembuhan
makanan
.
dalam bentuk 4. Merangsang
porsi hangat. nafsu makan.
4. Resiko Dalam 3x24 1. Awasi 1. Penumpukan
kekurangan jam setelah
masukan dan sirkulasi
volume cairan dilakukan pengeluaran. sekunder
tubuh b/d tindakan 2. Timbang BB
terhadap sel
anoreksia, keperawatan
setiap hari.
ditandai volume darah merah
3. Awasi TD
dengan: cairan tubuh
4. Berikan cairan dapat
Ds: klien adekuat
mengeluh ditandai IV sesuai menimbulkan
mual. dengan:
indikasi. retensi atau
Do: turgor  TTV
menurun, gagal ginjal.
stabil 2. Mengukur
lemah, pucat.
 BJ
keadekuatan,
dan
penggantian
PH
cairan sesuai
urine
fungsi ginjal.
stabil 3. Perubahan
akan
menunjukkan
efek
hipovolemik.
4. Intoleran Dalam 3x24 1. Monitor 1. Tekanan
aktivitas b/d jam setelah
tekanan darah
ransfor dilakukan
oksigen tindakan darah 4 menurun
karena keperawatn
jam bertambah
berkurangnya klien dapat
sel darah melakukan istirahat. lemah.
merah ditandai sedikit 2. Beri waktu 2. Istirahat
dengan: aktivitas
anak untuk akan
Ds: klien dengan TD
lemah meningkat. istirahat memulihk
Do: pucat, 3. Membantu
an
tekanan darah
klien pola
menurun, kekuatan.
anemia. aktivitas 3. Nutrisi
makan. akan
terpenuhi.

IV. Implementasi dan Evaluasi An.R Diagnosa Keperawatan: ALL


No. DX. Hari/tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Resiko tinggi Rabu 1. Membatasi pengunjung S: Klien
Infeksi 05-10-2011 mengeluh
sesuai indikasi
berhubungan Wkt : 10.00 demam
2. Memonitoring suhu
dengan wib O: 370C
3. Mengatur posisi
peningkatan A: Masalah
4. Memberikan injeksi
jumlah sel belum
limposit chlorampenicol teratasi
imatur 4x4 P:
Intervensi
dilanjutkan

2. Gangguan Rabu 1. Memberikan makanan S: Klien


nutrisi 05-10-2011 mengeluh
yang anak sukai
berhubungan Wkt: 10.00 malas
2. Menjelaskan pentingnya
dengan wib makan
penekanan nutrisi O: Berat
di gastro 3. Menyediakan makanan badaan
intestinal menurun
selagi hangat
A: Masalah
teratasi
sebagian
P:Intervensi
di lanjutkan
(1-4)

3. Resiko Rabu 1. Mengevaluasi intake S: Klien


Kekurangan 05-10-2011 Mengeluh
output cairan
volume Wkt : 10.00 mual
2. Menimbang BB/hari
cairan tubuh wib O:
3. Mengawasi TD dan
TD :100/70
observasi TD BB : 15 kg
4. Memberikan Cairan A : Masalah
Belum
IV sesuai indikasi
teratasi
P:
Intervensi
di lanjutkan
4. Intoleransi Rabu 1. Menganjurkan S : Klien
Aktivitas 05-10-11 mengeluh
Klien untuk
lemah
beristirahat O : Klien
2. Membantu klien dapat
duduk dan
melakukan
turun dari
aktivitas sesuai tempat tidur
A : Masalah
dengan
teratasi
kemampuanya sebagian
3. Membantu klien P:
intervensi
pola aktivitas
dilanjutkan
makan (1-3)

V. CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIER) An.R DX: ALL


Tanggal/Jam NO Catatan Perkembangan Paraf
Diagnosa
05-10-2011 DX 1 S : Klien mengeluh demam
Wkt : 09.00 O : Suhu tubuh klien 370C
A : Masalah Belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan (1-4)
I : Memonitoring suhu tubuh klien
memberikan obat paracetamol 5 gr 3x4
cth
E : Kebersihan Kurang , Suhu meningkat
R : Masalah belum teratasi
05-10-2011 DX 2 S : Klien mengeluh malas makan
O : BB 15 kg
BB menurun
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan (1-4)
I : Menjelaskan pentingnnya nutrisi
E : BB 15 kg, personal hygiene
R : Masalah teratasi sebagian
05-10-2011 DX 3 S : Klien mengeluh Mual
Wkt : 12.00 O : TD 100/70 mmhg
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan (1-4)
I : Menimbang BB/hari
Mengobservasi TD
E : Klien dan Keluarga selalu memantau
cairan
R : Masalah belum teratasi
05-10-2011 DX 4 S : Klien mengeluh lemah
Wkt : 13.00 O : Klien dapat duduk dan turun dari
tempat tidur
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan (1-3)
I : Menganjurkan klien untuk beristirahat
E : Klien menggerakan ekstremitas sedikit
demi sedikit
R : Masalah belum teratasi

BAB IV
PEMBAHASAN

Leukemia Limfositik/Limfoblastik Akut (LLA) adalah penyakit yang


berkaitan dengan sel jaringan tubuh yang tumbuhnya berlebihan dan berubah
menjadi tidak normal serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang
seharusnya membentuk limfosit berubah menjadi ganas. LLA merupakan kanker
yang paling banyak dijumpai pada anak, yaitu 25-30 % dari seluruh jenis kanker
pada anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan antara usia 3-6 tahun, dan anak
lelaki lebih banyak daripada anak perempuan. Gejala yang perlu diwaspadai
antara lain, tubuh lemah dan sesak nafas akibat anemia, infeksi dan demam
akibat kekurangan sel darah putih yang normal, serta pendarahan akibat
kurangnya trombosit. Pendarahan yang terjadi biasanya berupa pendarahan
hidung, pendarahan gusi, serta mudah memar dan bercak-bercak kebiruan di
kulit. Sel-sel leukemia dalam otak bisa menyebabkan sakit kepala, muntah dan
gelisah, sedangkan sel-sel kanker dalam sumsum tulang menyebabkan nyeri
tulang dan sendi (Rulina, 2003).
Pemeriksaan diagnostik menurut teori dari Merenstein (2002) terdiri dari:
1. Pemeriksaan darah tepi
2. Sumsum tulang
3. Biopsi limpa
4. Cairan serebrospirial
Dari pengkajian yang didapatkan klien An.R melakukan pemeriksaan
seperti Cek Laboratorium lengkap dengan hasil adanya penurunan hemoglobin
sebesar 11,1 g/dl, leukosit sebesar 4100 /ml, trombosit sebesar 109.000 /mm,
MCV sebesar 65,3 FL.
Pengobatan yang diberikan pada klien dengan

Anda mungkin juga menyukai